Suparmi Suparmi
Jurusan Kebidanan, Poltekkes Kemenkes Semarang

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Pengaruh pijat kaki dalam menurunkan tekanan darah pada kasus hipertensi dalam kehamilan Novi Andansari; Suparmi Suparmi; Ida Ariyanti
Holistik Jurnal Kesehatan Vol 16, No 2 (2022)
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawata Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/hjk.v16i2.6522

Abstract

Background: Pregnant women who experience insurmountable anxiety can result in ongoing hypertension. Hypertension in pregnancy can be prevented by changing towards a healthy lifestyle, pharmacological and non-pharmacological therapy. Non-pharmacological therapy is in the form of combination therapy of foot massage and soaking warm water mixed with lemon.Purpose: To determine the effect of foot massage in decreasing blood pressure in cases of hypertension in pregnancy.Method: A quasi-experiment design with group pretest-posttest design with a control group. The sample was taken with a non-probability sampling technique with 30 participants and using technical analysis of the paired t-test.Results: Based on bivariate analysis on different tests, using the Mann-Whitney Test correlation test for anxiety variables, blood pressure variables using the Paired Samples Test, and pulse using the Independent Samples Test test, then obtained a p-value of 0.00 < 0.05.Conclusion: Finding that the effectiveness of the application of complementary therapy with a combination of foot massage and soaking in warm water mixed with lemon on anxiety, blood pressure, and pulse rate of pregnant women with hypertension.Keywords: Hypertension; Pregnancy; Complementary therapyPendahuluan: Ibu hamil yang mengalami kecemasan dan tidak teratasi dengan baik di kemudian hari dapat mengakibatkan hipertensi berkelanjutan. Hipertensi dalam kehamilan dapat dicegah dengan menerapkan gaya hidup sehat, terapi farmakologi dan non farmakologi. Terapi non farmakologis yang dapat dilakukan berupa terapi kombinasi pijat kaki dan rendam air hangat dicampur lemon (Citrus Limon).Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh pijat kaki dalam menurunkan tekanan darah pada kasus hipertensi dalam kehamilanMetode: Penelitian Quasy eksperiment design dengan rancangan group pretest-posttest with control group design. Sampel diambil dengan teknik sampling non probability sampling, dengan total partisipan 30 orang dan menggunakan teknis analisis uji paired t-test.Hasil: Berdasarkan analisa bivariate pada uji beda, menggunakan uji korelasi Mann-Whitney Test untuk variabel kecemasan, variabel tekanan darah menggunakan uji Paired Samples Test dan nadi menggunakan uji Independent Samples Test, maka didapatkan p-value sebesar 0,00 < 0,05.Simpulan: Didapatkan bahwa efektivitas penerapan terapi komplementer dengan kombinasi pijat kaki dan perendaman dalam air hangat dicampur lemon terhadap kecemasan, tekanan darah, dan denyut nadi ibu hamil dengan hipertensi.
Optimizing Community Empowerment In Early Detection Of Infant Health, Toddlers And Preschools Through Posyandu And Paud During Pandemic In Gedawang Kelurahan: Optimalisasi Pemberdayaan Masyarakat Dalam Deteksi Dini Kesehatan Bayi, Balita Dan Prasekolah Melalui Posyandu Dan Paud Pada Masa Pandemi Di Kelurahan Gedawang Hanifa Putri; Rahayu Sri; Suparmi
Jurnal Pengabdian Masyarakat Kesehatan Vol. 8 No. 3 (2022): JPM | September 2022
Publisher : LPPM - STIKES Pemkab Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33023/jpm.v8i3.1213

Abstract

Kesehatan bayi, balita dan anak prasekolah dalam tatanan keluarga menentukan kesejahteraan, dan keberlanjutan, dan berlangsungnya fungsi keluarga. Indikator keluarga sehat terkait kesehatan anak adalah setiap bayi mendapatkan imunisasi dasar lengkap, mendapatkan ASI eksklusif, dan tumbuh kembang anak dimonitor setiap bulannya. Pandemi saat ini, bayi, balita, dan anak prasekolah termasuk salah satu kelompok rentan terpapar Covid 19, upaya dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak perlu mendapatkan perhatian khusus oleh semua unsur yang terkait. Tujuan pengabdian masyarakat ini adalah meningkatkan pengetahuan kader, guru PAUD untuk deteksi dini kesehatan bayi, balita prasekolah pada di wilayah Kelurahan Gedawang, serta meningkatkan status kesehatan bayi balita dan anak pra sekolah di wilayah Gedawang dengan optimalisasi pangan lokal. Hasil pengabdian ini melalui skrining deteksi tumbuh kembang dengan KPSP menunjukkan rata-rata skor KPSP adalah lebih dari 8 yang artinya perkembangan anak normal, namun masih terdapat hasil yang meragukan pada umur 30-48 bulan sebesar 10% dan penyimpangan sebesar 5%. Pengetahuan kader dan ibu balita mengalami peningkatan skor deteksi tumbuh kembang, baby massase, dan skrining KPSP. Hasil FGD tentang optimalisasi pemanfaatan bahan pangan lokal yaitu pengolahan pisang dan singkong dimodifikasi menjadi brownies pisang, schotel singkong, dan kroket singkong, sehingga perlu adanya kegiatan yang berkelanjutan dalam pengelolaan bahan pangan local
Hubungan Antara Status Gizi, Pola Makan, Aktivitas Fisik dan Stres dengan Gangguan Siklus Menstruasi Desta Marsahusna Wanggy; Elisa Ulfiana; Suparmi Suparmi
Indonesian Journal of Midwifery (IJM) Vol. 5 No. 2 (2022): September 2022
Publisher : Universitas Ngudi waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (259.267 KB) | DOI: 10.35473/ijm.v5i2.1866

Abstract

Teenagers experience menstruation at the age of 12-13 years old. This is a physiological process experienced because this age the reproductive organs mature which have an important role for physical and psychological well. Things that affect menstrual disorders are stress levels, hormonal, high and low BMI, diet, nervous system, changes in vascularization, psychology, chronic disease, physical activity and drug consumption. The purpose of this study was to determine the Relationship between Nutritional Value, Diet, Physical Activities, and Stress with Menstrual Cycle Disorders toward Teenagers at SMA N 1 Parakan. This research was conducted in the Parakan. This type of research is an analytic study using a cross-sectional. The research population is young women in SMA N 1 Parakan. The sampling technique is by using random sampling technique. The research sample was 67 respondents using the formula for sampling size. The results showed that most of the respondents had normal Nutritional Value as many 21 respondents (31.3%), moderate eating patterns as many 29 (43.3%), light physical activity levels as many 29 (43.3%), moderate stress levels as many 22 respondents (32.8%) and regular menstrual cycles as many 47 (70.1%). The results of the chi-square test showed a relationship between nutritional value and the menstrual cycle with a p-value of 0.036<0.05, there was a relationship between diet and the menstrual cycle with a p-value of 0.047<0.05, there was a relationship between the level of physical activity and menstrual cycle with a p-value of 0.044<0.05, and the relationship between stress levels and the menstrual cycle with a p-value of 0.035<0.05. The results of this study are expected that young women pay more attention to the menstrual cycle and pay attention to things that can affect the menstrual cycle. Abstrak Remaja mengalami menstruasi pada usia 12-13 tahun. Hal ini adalah proses fisiologis yang dialami karena pada usia ini terjadi kematangan organ reproduksi yang memiliki sebuah peranan penting untuk kesejahteraan fisik maupun psikologis. Hal yang mempengaruhi gangguan menstruasi yaitu tingkat stres, kadar hormonal, tinggi rendahnya IMT, pola makan, sistem syaraf, perubahan vaskularisasi, psikologi, penyakit kronis, aktivitas fisik dan konsumsi obat. Tujuan dalam penelitian ini yaitu mengetahu hubungan antara status gizi, pola makan, aktivitas fisik dan stress dengan gangguang siklus menstruasi pada remaja putri di SMA N 1 Parakan.Penelitian ini dilakukan di wilayah Parakan. Jenis penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan menggunakan desain cross-sectional. Populasi penelitian adalah remaja putri di SMA N 1 Parakan. Teknik pengambilan sampel yaitu dengan menggunakan tehnik random sampling. Sampel penelitian 67 responden dengan menggunakan rumus besaran sampling. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden memiliki status gizi normal sebanyak 21 responden (31,3%), pola makan cukup sebanyak 29 (43,3%), tingkat aktivitas fisik ringan sebanyak 29 (43,3%), tingkat stres sedang sebanyak 22 responden (32,8%) dan siklus menstruasi teratur sebanyak 47 (70,1%). Hasil uji chi-square didapatkan hubungan antara status gizi dengan siklus menstruasi dengan p-value sebesar 0,036<0,05, ada hubungan antara pola makan dengan siklus menstruasi dengan p-value sebesar 0,047<0,05, ada hubungan antara tingkat aktivitas fisik dengan siklus menstruasi dengan p-value sebesar 0,044<0,05, dan hubungan antara tingkat stres dengan siklus menstruasi dengan p-value sebesar 0,035<0,05. Hasil penelitian ini diharapakan agar remaja putri lebih memperhatikan siklus menstruasi dan memperhatikan hal yang dapat mempengaruhi siklus menstruasi.
INISIASI POS PEMBINAAN TERPADU DALAM PENCEGAHAN PENYAKIT TIDAK MENULAR Suparmi Suparmi; Ulfah Musdalifah; Titik Sapartinah; Hesti Kurniasih
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 7, No 5 (2023): Oktober
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v7i5.16548

Abstract

Abstrak: Posbindu PTM merupakan salah satu upaya kesehatan berbasis masyarakat yang bersifat promotif dan preventif dalam rangka deteksi dini dan pemantauan faktor risiko PTM Utama yang dilaksanakan secara terpadu, rutin, dan periodik. Masyarakat diberi fasilitas dan bimbingan dalam mengembangkan wadah untuk berperan, dibekali pengetahuan . Bentuk pengabdian berupa pelatihan pada kader baru posbindu yang ditargetkan 15 orang di Kelurahan Gedawang. Kemudian dilakukan pemeriksaan faktor risiko PTM. Pelaksanaan pengabdian masyarakat mengacu pada pedoman penyelenggaraan posbindu PTM. Tahap pelaksanaan kegiatan meliputi perencanaan kegiatan, pelaksanaan kegiatan dan evaluasi kegiatan. Telah terbentuk Posbindu di Kelurahan Gedawang. Kegiatan pelatihan hanya diikuti oleh 10 orang kader. Hasil pre dan posttest menunjukan peningkatan nilai rata-rata dari 34 menjadi 81 dan proporsi nilai 8 keatas meningkat. Kegiatan pelatihan pada kader diharapkan dapat dilakukan secara berkala oleh Dinkes dan pihak Puskesmas dapat memberikan tindak lanjut pada masyarakat yang terjaring memiliki faktor risiko PTM. Untuk posbindu PTM, jumlah partisipan yang dating berjumlah 20 orang. Didapatkan berdasarkan ahsil pemerikasaan IMT melebihi nilai normal, 67% tekanan darah tinggi, 87% kolesterol tinggi. Kurang dari 50% partisipan punya kebiasaan olahraga, konsumsi makanan asin, berlemak dan manis. Kegiatan pelatihan pada akder diharapkan dapat dilakukan secara berkala oleh Dinkes dan pihak Puskesmas dapat memberikan tindak lanjut pada masyarakat yang terjaring memiliki faktor risiko PTM.Abstract: Posbindu NCD is one of the community-based health efforts that are promotive and preventive in the context of early detection and monitoring of the main NCD risk factors which are carried out in an integrated, routine and periodic manner. Communities are given facilities and guidance in developing platforms to play a role, equipped with knowledge. The form of service is in the form of training for new posbindu cadres targeted at 15 people in the Gedawang Village. Then an examination of NCD risk factors is carried out. The implementation of community service refers to the guidelines for the implementation of Posbindu NCD. The activity implementation phase includes activity planning, activity implementation and activity evaluation. Posbindu has been formed in Gedawang Village. Only 10 cadres participated in the training activities. The results of the pre and posttest showed an increase in the average score from 34 to 81 and the proportion of scores above 8 increased. Training activities for cadres are expected to be carried out periodically by the Health Office and the Puskesmas to provide follow-up to people who are caught having NCD risk factors. For Posbindu NCD, the number of participants who came was 20 people. Obtained based on BMI examination results exceeding normal values, 67% high blood pressure, 87% high cholesterol. Less than 50% of participants have a habit of exercising, consuming salty, fatty and sweet foods. It is hoped that the training activities for akder can be carried out periodically by the Health Office and the Puskesmas to provide follow-up to people who are caught having NCD risk factors.
POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA Suparmi suparmi; Sri Rahayu; Rafika Fajrin; Hesti Kurniasih
Jurnal Sains Kebidanan Vol 5, No 2 (2023): NOVEMBER 2023
Publisher : POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31983/jsk.v5i2.10569

Abstract

Faktor pola asuh yang tidak baik dalam keluarga merupakan salah satu penyebab timbulnya permasalahan gizi. Pola asuh meliputi kemampuan kelaurga untuk menyediakan waktu, perhatian dan dukungan dalam memenuhi kebutuhan fisik, mental dan social dari anak yang sedang tumbuh dalam keluarga. Pola asuh terhadap anak dimanifestasikan dalam beberapa hal berupa pemberian ASI dan makanan pendamping, rangsangan psikososial, praktek kebersihan / hygiene dan sanitasi lingkungan, perawatan anak dalam keadaan sakit berupa praktek kesehatan dirumah dan pola pencarian pelayanan kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kejadian stunting serta adakah hubungan pola asuh orang tua dengan kejadian stunting. Jenis penelitian yang digunakan adalah analitik dengan pendekatan cross sectional. Variable penelitian ini adalah pola asuh orang tua dan kejadian stunting. Populasi penelitian ini adalah balita di wilayah PKM, didapatkan sampel 70 balita. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola asuh yang diterapkan pada subjek penelitian mayoritas pola asuh demokratis dimana pada kondisi tertentu diterapkan pula pola asuh otoriter dan permisif. Status gizi balita ditemukan 48.6% mengalami gizi stunting. Berdasarkana analisis tidak ada hubungan pola asuh orang tua dengan kejadian stunting pada balita dengan nilai p-value 0,345 0, 05. Diharapkan pada penelitian selanjutnya agar dapat melakukan penelitian dengan faktor lain untuk mengetahui lebih jelas faktor penyebab stunting.
Innovation of the health monitoring system for pregnant and breastfeeding mothers through independent health applications as an effort to reduce stunting Ngadiyono Ngadiyono; Suparmi Suparmi; Ulfah Musdalifah; Izzatul Arifah
Malahayati International Journal of Nursing and Health Science Vol 6, No 5 (2023)
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawata Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati Bandar Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/minh.v6i5.12561

Abstract

Background: Failure to grow in children or what is often called stunting is one of the focuses of global problems, including Indonesia. Globally, stunting is one of the goals Sustainable Development Goals (SDGs). Stunting is a problem of chronic malnutrition caused by inadequate nutritional intake over a long period of time due to providing food that does not meet nutritional needs. Stunting can occur when the fetus is still in the womb and only appears when the child is two years old. Based on the results of the Indonesian Nutrition Status Survey (SSGI), the stunting prevalence rate in Indonesia fell from 24.4% in 2021 to 21.6% in 2022. This figure is still above the threshold set by the World Health Organization (WHO), namely 20%. The stunting prevalence rate in Demak Regency was ranked seventh highest in Central Java in 2019 at 50.23% and is one of 60 stunting districts. In 2019 in Demak Regency there were 4.25% or 6,129 toddlers out of a total of 97,212 toddlers who had the potential to experience stunting. This situation is a priority for the Demak Regency government to handle by determining 10 locations that will be prioritized in 2020 and 2021Purpose: To produce monitoring and promotion system application for pregnant and postpartum mothers as well as breastfeeding mothers including toddlers can detect early health problems for mothers and toddlers and is named the child stunting preventive application (ASTA).Method: This research uses research and development methods orResearch and Development (R&D). This research method is used to produce certain products and test the effectiveness of a product. This research was conducted in December 2022. The population of this study was pregnant women in Demak Regency with a sample of 24 people who were divided into two, namely 12 people as the intervention group and 12 people as the control group. The influencing variable in this study is ASTA and the influenced variable is health maintenance behavior during pregnancy, postpartum and toddlers. This research is divided into four stages, namely design, analysis, engineering and evaluation.Results: Based on the statistical test output, it is known that Asymp. Sig. (2-tailed) is worth 0.025. From this value it can be concluded that H0 rejected. This means that there are differences in the level of potential stunting in the control group respondents in terms of the pre-post treatment results. Meanwhile, it is known that in the intervention group the value of Asymp. Sig. (2-tailed) namely 0.157. This value is >0.05, so it can be concluded that H0 accepted. This means that there is no difference in the level of potential stunting between pre-post treatments in the intervention group given the ASTA application.Conclusion: There is no significant effect of using the ASTA application on the criteria for potential stunting and there is no significant difference in potential stunting data between the control and intervention groups, either before or after treatment. However, the stunting prevalence ratio is 0.7 (<1) indicating that the ASTA application is a factor that can reduce the potential for stunting.