Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Ewing Sarkoma: Ulasan Singkat Keganasan: Indonesia Rafi Gutra Aslam; Helmi Ismunandar; Risal Wintoko; Exsa Hadibrata; Anisa Nuraisa Jausal
Medula Vol 13 No 5 (2023): Medula
Publisher : CV. Jasa Sukses Abadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53089/medula.v13i5.336

Abstract

A malignancy that identified first by James Ewing in 1921. Ewing sarcoma is a malignancy of the bones caused by abnormal activity of progenitor cell mesenchymal occurs by a genetic factor where the patient had a combination of translocation chromosome non-random in t(11; 22) (q24;q12) or t(21; 22) (q22; q12). The patient will have pathognomonic findings of periosteal reaction similar to "Onion skin", lesions like “Moth-eaten”, and “Codman’s Triangle” in radiology findings. Second highest malignancy bone prevalent worldwide after osteosarcoma. This malignancy occurs commonly in the male gender, incidence peaked in the approximately first decade in life with a prognosis range of about 5 years more or less. The malignancy occurs in the metaphysis-diaphysis part of the bone that has a variety of prognoses based on stage, metastasis, and therapy. Literature Review method is used in this article writing by article, journal, and book that review shortly about Ewing sarcoma from multi-aspect of etiology, epidemiology, pathogenesis and pathophysiology, clinical manifestations, treatment, staging, prognosis, complication, and education as the last topic. Prognosis of Ewing Sarcoma patient will be better if given multimodal therapy including chemotherapy, radiotherapy, and operation that adjusted with the condition in every patient. Nevertheless, further research is needed about best treatment in goals to extend patient survivability and enhance prognoses approximately in 3 years.
Hubungan antara kebiasaan membersihkan telinga dengan timbulnya otitis eksterna pada pasien RSUD dr. A. Dadi Tjokrodipo Muhammad Iqbal Ramadhan; Mukhlis Imanto; Anisa Nuraisa Jausal; Asep Sukohar
Jurnal Agromedicine Unila: Jurnal Kesehatan dan Agromedicine Vol. 11 No. 2 (2024): Jurnal Kesehatan dan Agromedicine
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jka.v11i2.pp114-120

Abstract

Otitis eksterna merupakan inflamasi pada telinga bagian luar yang disertai infeksi atautanpa infeksi. penyebab yang paling umum adalah bakteri. Otitis eksterna sering kali terjadi saatmusim panas dan iklim yang hangat serta lembab. Indonesia menempati posisi keempatprevalensi tertinggi gangguan pendengaran di Asia Tenggara yaitu sebesar 4,6%, denganprevalensi tertinggi yaitu negara Sri Langka (8,8%), Myanmar (8,4%), dan India (6,3%). Tujuanpenelitian ini untuk mengetahui hubungan pengetahuan kebiasaan membersihkan telingadengan otitis eksterna dan juga hubungan antara pengetahuan benda pembersih telinga denganotitis eksterna menggunakan metode kuesioner tertutup. Metode desain penelitian analisisobservasional dengan pendekatan cross-sectional jumlah sampel dalam penelitian ini adalah106 sampel. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan data primer. Data diperolehdari kuesioner. Berdasarkan analisis bivariat, ditemukan hubungan antara pengetahuankebiasaan membersihkan telinga dengan otitis eksterna di dapatkan hasil 0,003. Ada hubunganantara kebiasaan membersihkan telinga dengan timbulnya otitis eksternaKata kunci: Faktor Timbulnya Otitis Eksterna, Kebersihan Telinga