Susiana
Department Of Aquatic Resources Management, Faculty Of Fisheries And Marine Sciences, Raja Ali Haji Maritime University. Jl. Politeknik Senggarang, Tanjung Pinang, Kepulauan Riau 2911

Published : 39 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 39 Documents
Search

Tingkat pemanfaatan ikan kaci-kaci (Diagramma pictum) pada perairan Mapur yang didaratkan di Desa Kelong, Kabupaten Bintan, Indonesia Jupitar, Jupitar; Susiana, Susiana; Lestari, Febrianti
Akuatikisle: Jurnal Akuakultur, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Vol 4, No 1 (2020)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Wuna

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29239/j.akuatikisle.4.1.1-6

Abstract

Mapur waters is one of the potential areas for demersal fish distribution in Bintan waters. The purpose of this study was to investigate the effort of catching painted sweetlips fish (Diagramma pictum), Maximum Sustainable Yield of Painted Sweetlips Fish and investigated the amount of Painted Sweetlips Fish catches allowed (JTB). The research method used is the survey method, which is direct observation at the research location by recording fishing operations such as fishing gear and catches through direct interviews with fishermen working in fish storage warehouses. Data taken in the form of primary data and secondary data. The results showed that the effort of catching Painted Sweetlips Fish on Mapur waters was 314.00 units, with the MSY value was 713,016 kg/unit. So that the amount of catch allowed (JTB) is 80% from MSY which is equal to 570.41 kg/unit, with the utilization rate of Painted Sweetlips Fish on which is equal to 89%.
Potensi ekologis dan pola sebaran teripang Holothuria scabra dan Holothuria vagabunda di Perairan Tanjungkeramat Desa Pangkil, Kabupaten Bintan, Indonesia Marni, Rani; Lestari, Febrianti; Susiana, Susiana
Akuatikisle: Jurnal Akuakultur, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Vol 4, No 1 (2020)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Wuna

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29239/j.akuatikisle.4.1.7-11

Abstract

The aim of the study was to determine the ecological potential and pattern of the distribution of sea cucumbers in the waters of Tanjungkeramat, Pangkil Village, Teluk Bintan District, Bintan regency. This study uses a survey method, determining the area with a swap area method of 4 areas, measuring the area using a meter with a length and width of 100 x 50 m. The results of the study found 2 types. Sea cucumber from the subfamily namely Holothuriidae and Stichopodidae. The highest density of Holothuroidea species in area I is 46 individual/ha. The lowest density is in area IV which is 12 individual/ha. Sea cucumber density in Tanjungkeramat is still relatively good. The water conditions in Tanjungkeramat still meet the quality standards that support the life of sea cucumber. Distribution pattern in area I with Id value 0.69, area II with Id value 0.68, and area III with a value of 0.42 has an even distribution pattern, while the distribution pattern in area IV Id 1.00 has a random distribution pattern.
Kebiasaan makan teripang pasir (Holothuria scabra) dan teripang getah (Holothuria vagabunda) di Perairan Karas, Kota Batam, Indonesia Dini, Deskarosa Rahma; Susiana, Susiana; Suryanti, Ani
Akuatikisle: Jurnal Akuakultur, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Vol 4, No 1 (2020)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Wuna

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29239/j.akuatikisle.4.1.13-19

Abstract

The aim of this study was to find out the types of food eaten by sea cucumber sand (H. scabra) and sea cucumber (H. vagabunda), to know the habits of eating sea cucumber (H. scabra) and sea cucumber (H. vagabunda) in Karas waters, Galang District, Batam City. Determination of sampling points using results of the study found 3 types of sea cucumber food namely percentage, Bacillariophyceae 49,82%, Sarcodina 2,23%, Crustacea 24,33%, and 5 types of food Sea Cucumber Seafish with percentage, Bacillariophyceae 50,75%, Sarcodina 3,91%, Crustacea 4,83%, Copepoda 0,52%, and Seagrass Fiber 0,30%.
Analisis Kesesuaian Kawasan Wisata Pantai di Pulau Bungin Kecamatan Tambelan Kabupaten Bintan Raplianto, Raplianto; Lestari, Febrianti; Susiana, Susiana
Akuatiklestari Vol 3 No 1 (2019): Jurnal Akuatiklestari
Publisher : Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Maritim Raja Ali Haji

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31629/akuatiklestari.v3i1.921

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi ekologis, tingkat kesesuaian kawasan wisata pantai dan daya dukung kawasan. Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan potensi ekologis kawasan pantai Pulau Bungin sesuai untuk dijadikan sebagai kawasan wisata pantai. Namun, sarana dan prasarana dan ketersediaan air tawar di Pulau Bungin tidak memadai. Tingkat kesesuaian kawasan wisata pantai di Pulau Bungin berdasarkan potensi ekologis memiliki nilai indeks kesesuaian wisata pada stasiun I dan II yaitu 81,58% dan 81,58 terkategori sangat sesuai (S1). Daya dukung kawasan pantai Pulau Bungin untuk aktivitas wisata pantai pada stasiun I dan II adalah 112 dan 138 jiwa dengan pemanfaatan luas area 50 m2/orang untuk waktu kunjungan selama 3 jam/orang/hari. Berdasarkan kajian potensi ekologis, Pulau Bungin berpotensi untuk dijadikan kawasan wisata pantai.
Struktur Komunitas dan Sebaran Bintang Laut di Perairan Desa Pengudang Kabupaten Bintan Dharma, Atria; Lestari, Febrianti; Susiana, Susiana
Akuatiklestari Vol 3 No 1 (2019): Jurnal Akuatiklestari
Publisher : Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Maritim Raja Ali Haji

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31629/akuatiklestari.v3i1.973

Abstract

Penelitian mengenai, Struktur Komunitas dan Sebaran Bintang Laut telah dilakukan di perairan Desa Pengudang Kabupaten Bintan. Tujuan penelitian ini adalah untuk megetahui jenis-jenis kepadatan dan struktur komunitas serta pola sebaran bintang laut di perairan Desa Pengudang. Penelitian ini dilakukan dengan metode random sampling sebanyak 30 titik menggunakan transek 1 x 1 m untuk kepadatan bintang laut. Hasil penelitian ditemukan dua spesies bintang laut yaitu dengan nilai kepadatan Archaster typicus 1,53 ind/m2, Protoreaster nodosus 0,16 ind/m2. Nilai keanekaragaman didapat dengan nilai 0,321, dan keseragaman didapat dengan nilai 0,463 serta dominansi dengan nilai 0,823. Bentuk pola sebaran di perairan Desa Pengudang memiliki bentuk mengelompok. Kondisi perairan di Desa Pengudang tergolong baik sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Baku Mutu Air Laut untuk Biota Laut(KepMen LH No.200 Tahun 2004). Analisis substrat diperairan Desa Pengudang terdiri dari pasir kerikil. Komposisi pasir lebih besar yaitu 97,3% merupakan tempat habitatnya jenis bintang laut Archaster typius yang lebih sering di jumpai pada tipe substrat pasir halus yang lebih dominan di sekitaran padang lamun Desa Pengudang
Kajian Stok Udang Putih (Penaeus merguiensis) di Perairan Senggarang Kota Tanjungpinang Selvia, Irma Devi; Lestari, Febrianti; Susiana, Susiana
Akuatiklestari Vol 2 No 2 (2019): Jurnal Akuatiklestari
Publisher : Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Maritim Raja Ali Haji

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1797.483 KB) | DOI: 10.31629/akuatiklestari.v2i2.989

Abstract

Penelitian ini mengenai analisis stok udang putih (Penaeus merguiensis) di Perairan Senggarang Kota Tanjungpinang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui stok udang putih (Penaeus merguiensis) berdasarkan frekuensi panjang, identifikasi kelompok ukuran, parameter pertumbuhan, hubungan panjang bobot serta faktor kondisi, dan juga tingkat mortalitas serta laju eksploitasi pada udang di Perairan Senggarang Kecamatan Tanjungpinang Kota, Kota Tanjungpinang. Penelitian ini dilakukan dengan metode random sampling sebanyak 600 ekor dengan kisaran panjang 45-178 mm yang dianalisis mengguanakan data sofware dengan aplikasi FISAT II dan regresi dari microsoft excel. Penelitian ini menghasilkan koefisien pertumbuhan (K) yang paling tinggi didapatkan dari data udang putih betina yaitu sebesar 0,88 per tahun, sedangkan untuk panjang berat udang putih jantan dan betina keduanya adalah allometrik negatif (pertambahan panjang lebih cepat daripada pertambahan bobot). Laju eksploitasi udang putih paling tiggi didapat dari data udang putih betina sebesar 0,76 per tahun. Nilai eksploitasi ini melebihi nilai eksploitasi optimum 0,5.
Potensi Sumberdaya Lamun sebagai Pencadangan Kawasan Konservasi di Perairan Beloreng, Tembeling, Kabupaten Bintan Putri, Puput Ika; Lestari, Febrianti; Susiana, Susiana
Akuatiklestari Vol 2 No 1 (2018): Jurnal Akuatiklestari
Publisher : Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Maritim Raja Ali Haji

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1591.047 KB) | DOI: 10.31629/akuatiklestari.v2i1.2348

Abstract

Penelitian mengenai potensi sumberdaya lamun sebagai pencadangan kawasan konservasi telah dilakukan di Perairan Beloreng, Tembeling, Kabupaten Bintan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui potensi ekologi sumberdaya lamun, mengetahui jenis biota yang berasosiasi di padang lamun, dan mengetahui tingkat kesesuaian sumberdaya lamun sebagai pencadangan kawasan konservasi di Perairan Beloreng, Tembeling, Kabupaten Bintan. Penelitian ini dilakukan dengan metode acak sebanyak 31 titik menggunakan plot berukuran 0,5 x 0,5 meter. Hasil penelitian ditemukan 5 jenis lamun yaitu, Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii, Cymodocea serrulata, Halodule uninervis, dan Halophila decipiens. Jenis biota yang dijumpai diantaranya kepiting rajungan (Portunus pelagicus), kerang kampak (Atrina pectinata), siput gonggong (Strombus turturella), ikan baronang (Siganus sp.), teripang jepun (Stichopus chloramatus), dugong (Dugong dugon) dan ular (Bungarus fasciatus). Tingkat kesesuaian sumberdaya lamun dilihat dari aspek ekologi, sosial dan budaya tergolong dalam kategori S2 (sesuai bersyarat) untuk dijadikan pencadangan kawasan konservasi lamun.
Inventarisasi Jenis Gastropoda pada Ekosistem Mangrove di Perairan Pulau Abang, Batam Susiana, Susiana
Akuatiklestari Vol 1 No 1 (2017): Jurnal Akuatiklestari
Publisher : Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Maritim Raja Ali Haji

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31629/akuatiklestari.v1i1.2354

Abstract

Mangrove adalah tumbuhan pasang surut yang dapat ditemukan di sepanjang pesisir laut. Ekosistem mangrove adalah salah satu ekosistem yang produktifitasnya tinggi, karena adanya dekomposisi serasah. Salah satu biota yang berasosiasi dengan ekosistem mangrove adalah gastropoda. Gastropoda merupakan salah satu bagian dari filum Moluska. Gastropoda yang hidup di daerah mangrove, memiliki adaptasi spasial yakni dengan cara hidup di atas permukaan substrat yang berlumpur atau tergenang air (epifauna), hidup menempel pada akar, batang dan daun mangrove (tree fauna) dan hidup membenamkan diri di dalam lumpur atau substrat (infauna). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis gastropoda pada ekosistem mangrove di perairan Pulau Abang, Batam. Penelitian ini dilakukan pada bulan September tahun 2016 di salah satu titik stasiun monitoring mangrove LIPI (BTMMG1) perairan Pulau Abang, Batam. Gastropoda yang diambil di stasiun monitoring mangrove yaitu gastropoda yang berada di atas permukaaan substrat (epifauna). Sampel gastropoda diambil dengan cara mengutip dengan menggunakan tangan. Pengambilan sampel dilakukan pada saat surut kering. Masing-masing plot berukuran satu kali satu meter untuk pengambilan sampel gastropoda di dalam plot mangrove 10m x 10m. Jenis gastropoda yang ditemukan berasosiasi dengan ekosistem mangrove sebanyak sepuluh jenis dari enam family yaitu Terebralia sulcata, Terebralia semistriata, Cerithidea quadrata, Cerithidea cingulate, Nerita planospira, Nerita picea, Chicoreus capucinus, Littoraria scabra, Natica sp. dan Ellobium aurismidae. Jenis yang paling mendominasi adalah jenis Ellobium aurismidae.
Pola Sebaran dan Kepadatan Cerithiidae di Ekosistem Mangrove dan Padang Lamun di Perairan Pulau Penyengat Kecamatan Tanjungpinang Kota Sanjaya, Putra; Lestari, Febrianti; Susiana, Susiana
Akuatiklestari Vol 4 No 1 (2020): Jurnal Akuatiklestari
Publisher : Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Maritim Raja Ali Haji

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31629/akuatiklestari.v4i1.2458

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pola sebaran dan kepadatan Cerithiidae pada ekosistem Mangrove dan padang lamun di perairan Pulau Penyengat. Penentuan stasiun penelitian menggunakan metode purposive sampling sebanyak 2 stasiun yaitu stasiun I kawasan ekosistem mangrove dan padang lamun, yang ada aktivitas masyarakat dan stasiun II kawasan ekosistem mangrove dan padang lamun tidak ada aktivitas masyarakat. Pengambilan sampel Cerithiidae dilakukan sebanyak 12 kali ulangan pada setiap stasiun, menggunakan transek 1x1 meter. Pola sebaran stasiun I dan II kawasan ekosistem padang lamun memiliki nilai yang cenderung sama dengan nilai Id (indek morisita) 8,19 dan Id 9,78 dikategorikan mengelompok. Sama halnya stasiun I dan II kawasan mangrove dengan nilai Id 2,29 dan Id 2,42 juga dikategorikan mengelompok. Sedangkan tingkat kepadatan stasiun I dan II ekosistem padang lamun memiliki kepadatan yang cendrung sama dengan nilai yaitu stasiun I, 25.555 ind/Ha dan stasiun II, 24.722 ind/Ha, sama halnya tingkat kepadatan stasiun I dan II kawasan mangrove tidak berbeda dengan nilai rata-rata tingkat kepadatan stasiun I yaitu 20.873 ind/Ha dan stasiun II 17.963 ind/Ha. Selanjutnya hasil analysis principal component analysis (PCA) dengan karakteristik penciri lingkungan pada stasiun I ekosistem mangrove yaitu pH tidak memiliki keterkaitan dengan tingkat kepadatan Cerithiidae. Selanjutnya Pada stasiun I ekosistem padang lamun terdiri dari Salanitas, suhu, dan DO memiliki keterkaitan terhadap tingkat kepadatan. Pada stasiun II ekosistem mangrove dengan karakteristik penciri lingkungan yaitu TOM tidak memiliki keterkaitan terhadap tingkat kepadatan. Selanjutnya pada stasiun II ekosistem padang lamun dengan karakteristik penciri lingkungan yaitu Kecepatan arus dan Substrat juga tidak memiliki keterkaitan dengan tingkat kepadatan Cerithiidae.
Kelimpahan dan Karakteristik Kepiting Bakau pada Ekosistem Mangrove di Desa Busung Kabupaten Bintan Provinsi Kepulauan Riau Saputra, Ruli; Nugraha, Aditya Hikmat; Susiana, Susiana
Akuatiklestari Vol 4 No 1 (2020): Jurnal Akuatiklestari
Publisher : Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Maritim Raja Ali Haji

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31629/akuatiklestari.v4i1.2467

Abstract

Penelitian ini mengenai kelimpahan dan karakteristik kepiting bakau pada ekosistem mangrove di Desa Busung Kabupaten Bintan Provinsi Kepulauan Riau. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat keterkaitan ekosistem mangrove terhadap kelimpahan dan karakteristik kepiting bakau di Desa Busung Kecamatan Sri Kuala Lobam Kabupaten Bintan. Penelitian ini dilakukan dengan metode purposive sampling sebanyak 9 titik menggunakan transek garis berukuran 10x10 meter. Hasil yang diperoleh yaitu 2 jenis vegetasi mangrove Rhizopora apiculata dan Xylocarpus granatum. Nilai kerapatan pohon vegetasi mangrove jenis Rhizopora apiculata pada stasiun satu berjumlah 700 pohon/ha dan jenis Xylocarpus granatum berjumlah 1100 pohon/ha, pada lokasi penelitian stasiun dua vegetasi pohon mangrove jenis Rhizopora apiculata berjumlah 700 pohon/ha dan jenis Xylocarpus granatum berjumlah 900 pohon/ha, sedangkan pada lokasi penelitian stasiun tiga vegetasi pohon mangrove jenis Rhizopora apiculata berjumlah 1233 pohon/ha dan jenis Xylocarpus granatum berjumlah 300 pohon/ha. Kepiting bakau yang dijumpai pada lokasi penelitian yaitu jenis Scylla serrata dan Scylla paramamosain, jenis Scylla serrata ditemukan berjumlah 5 ekor sedangkan Scylla paramamosaian 18 ekor dengan jenis kelamin yang paling dominan jantan.