Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

FLIPPED CLASSROOM dan MINDFULNESS: SOLUSI MENGATASI LEARNING LOSS DALAM PEMBELAJARAN di MASA PANDEMI di SD GUGUS MUH SYAFEI Trimurtini Trimurtini; Farid Ahmadi; Petra Kristi Mulyani; Nursiwi Nugraheni; Elok Fariha Sari; Achmad Munib; Imam Shofwan
ABDIMAS UNWAHAS Vol 8, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/abd.v8i1.8586

Abstract

Permasalahan bidang pembelajaran yang terjadi pada sekolah dasar di Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang khususnya di Gugus Muh Syafei, cenderung sama yaitu keterbatasan pelaksanaan pembelajaran selama pandemi yang berubah-ubah. Pada saat pandemic covid-19 masih tinggi, seluruh pembelajaran menggunakan daring. Namun saat kondisi pandemic mulai menurun, pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas sudah mulai dilakukan. Saat ini tren kenaikan dan penurunan penyebaran covid-19 masih tidak menentu, sehingga pelaksanaan pembelajaran sering berubah mengikuti kondisi. Hal ini menyebabkan terjadi learning loss, sehingga guru perlu mencari solusi mengatasinya. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, tim pengabdian kepada masyarakat mengadakan program penguatan soft skills melalui mindfulness dan flipped classroom dalam pembelajaran blended learning bagi para–Guru SD di Gugus Muh Syafei. Kecamatan Pringapus. Harapannya, para guru dapat mengatasi learning loss yang terjadi pada siswanya dalam flipped classroom dan mindfulness agar softskill siswa meningkat dan pelaksanaan pembelajaran blended learning berjalan dengan lancar dan tujuan pembelajaran tercapai secara optimal. Tim pengabdian terdiri dari empat orang dosen dengan bidang keilmuan dan hasil penelitian yang mendukung kegiatan pengabdian, yaitu Pendidikan, Ilmu Komputer, Bahasa dan Matematika, serta dibantu oleh 3 orang mahasiswa PGSD semester 2, 4 dan 6. Metode pelaksanaan metode PALS (Parcipatory Action and Learning System) dengan mengintegrasikan 4P, yaitu penyadaran, pengkapasitasan, pendampingan dan pelembagaan. Dengan sasaran kegiatan pengabdian adalah guru SD Gugus Muh Syafei di Kecamatan Pringapus yang terdiri dari 6 sekolah. Tahap pengkapasitasan dilakukan dengan sosialisasi pelatihan softskill mindfulness dalam flipped classroom dalam pembelajaran blanded learning. Tahap pendampingan implementasi mindfulness dalam flipped classroom dalam pembelajaran blended learning bagi guru SD di Gugus Muh Sjafei dan evaluasi kegiatan. Tahap pelembagaan merupakan tahapan lanjutan dari hasil evaluasi dan kerjasama pihak sekolah dengan UNNES.Kata kunci: flipped classroom, mindfulness
Strategi Pembelajaran Kewirausahaan dalam Pemasaran Digital bagi UMKM melalui Platform TikTok dan Shopee: Pengabdian Imam Shofwan; Fakhruddin; Rendi Agung Febrianto; Achmad Munib
Jurnal Pengabdian Masyarakat dan Riset Pendidikan Vol. 4 No. 1 (2025): Jurnal Pengabdian Masyarakat dan Riset Pendidikan Volume 4 Nomor 1 (Juli 2025 -
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jerkin.v4i1.2859

Abstract

Pelaku UMKM di Kabupaten Semarang menghadapi tantangan signifikan dalam memanfaatkan platform digital untuk pemasaran, khususnya TikTok dan Shopee, yang berpotensi besar dalam meningkatkan jangkauan pasar dan penjualan. Program pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan pemasaran digital pelaku UMKM melalui pelatihan berbasis praktik, pendampingan intensif, dan optimalisasi penggunaan kedua platform tersebut. Metode pelaksanaan mencakup identifikasi kebutuhan, pelatihan dan workshop, pendampingan implementasi, serta monitoring dan evaluasi. Hasil menunjukkan adanya peningkatan signifikan pada indikator kinerja: jumlah pengikut TikTok meningkat rata-rata 50%, engagement rate naik 25%, kunjungan toko Shopee bertambah ±45%, dan penjualan meningkat rata-rata 18% dalam dua bulan pasca-program. Keberhasilan ini didukung oleh motivasi peserta, metode pelatihan aplikatif, pendampingan berkelanjutan, dan ketersediaan infrastruktur digital, meskipun dihadapkan pada kendala keterbatasan waktu produksi konten, variasi literasi digital, keterbatasan anggaran iklan, dan minimnya pemanfaatan analitik pemasaran. Program ini membuktikan bahwa pendekatan pelatihan dan pendampingan terintegrasi mampu meningkatkan kompetensi digital dan kinerja pemasaran UMKM, sehingga layak direplikasi di wilayah lain dengan kondisi serupa.