Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Increasing Care for Patients with Mental Disorders Thought Community Empowerment: A Literature Review Yosua Aldrin Kaligis; Shanti Wardaningsih
Jurnal Aisyah : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol 8, No 2: June 2023
Publisher : Universitas Aisyah Pringsewu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (717.754 KB) | DOI: 10.30604/jika.v8i2.1831

Abstract

Families and people with mental illnesses require community empowerment. When the environment is not empowered, it will have the impact of decreasing productivity levels. To realize mental health and public concern for people with mental disorders, it is necessary to make strategic efforts by developing mental health promotion programs as a preventive effort and increasing community empowerment to support mental health. aims to determine community empowerment in increasing care for patients with mental disorders. The following bibliographical databases were searched to identify potentially relevant documents: Google Scholar, Pubmed, and Proquest publications, 2017–2022. Findings from studies were extracted and aggregated, guided by the Joanna Briggs Institute (JBI). Literature review uses the PubMed, ProQuest, and Google Scholar databases. Keywords: "community empowerment"; "community concern"; "community involvement"; "mental disorder." A total of 43,253 articles were obtained. The final results obtained were 12 articles that met the review requirements. The result is that community empowerment in the form of programs or services regarding health in the neighborhood increases public awareness of people with mental disorders. empowerment carried out by the community directly, such as mental health campaigns, discussions, training, and providing facilities and means to support people with mental disorders. Abstrak: Peran pemberdayaan masyarakat sangat dibutuhkan oleh keluarga atau orang dengan gangguan jiwa. Ketika tidak di berdayakan oleh lingkungan, akan memberikan dampak penurunan tingkat produktifitas. Untuk mewujudkan kesehatan mental dan kepedulian masyarakat terhadap orang dengan gangguan jiwa perlu melakukan upaya strategis dengan menyusun program promosi kesehatan mental sebagai usaha preventif dan meningkatkan pemberdayaan masyarakat untuk menunjang kesehatan mental. Bertujuan untuk mengetahui pemberdayaan masyarakat dalam meningkatkan kepedulian pada pasien dengan gangguan jiwa. Basis data bibliografi berikut dicari untuk mengidentifikasi dokumen relevan yang potensial:  Google Scholar, Pubmed, dan Proquest publikasi tahun 2017-2022. Temuan dari studi diekstraksi dan dikumpulkan, dipandu oleh Joanna Briggs Institute (JBI). Literature review menggunakan database PubMed, ProQuest dan Google Scholar. Keywords: "pemberdayaan masyarakat" "kepedulian masyarakat" "perlibatan masyarakat" "gangguan jiwa". Didapatkan total 43,253 Artikel. Hasil akhir diperoleh 12 artikel yang memenuhi syarat review. Hasill dimana pemberdayaan masyarakat berupa program atau layanan tentang kesehatan di lingkungan tempat tinggal, meningkatkan kepedulian masyarakat kepada orang dengan gangguan jiwa. Pemberdayaan yang dilakukan oleh masyarakat secara langsung seperti kampanye kesehatan mental, diskusi, pelatihan serta memberikan fasilitas serta sarana untuk menunjang  kesehatan orang dengan gangguan jiwa.
Peningkatan Kesehatan Mental Anak melalui Terapi Kelompok Terapeutik di SDN 2 Tegalsari, Kabupaten Pringsewu Ardinata, Ardinata; Mesya, Mesya; Muhka, Reni; Nur, Sulistia; Al Farisi, Muhammad Farhan; Indarto, Agus; Fiana, Marista; Priyana Putra, Rausan Fikri; Kaligis, Yosua Aldrin; Rezeki, Muhamad Alif
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara Vol. 6 No. 2 (2025): Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara Edisi April - Juni
Publisher : Lembaga Dongan Dosen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55338/jpkmn.v6i2.5880

Abstract

Gangguan mental emosional pada anak usia sekolah menjadi perhatian utama karena dapat memengaruhi perkembangan mereka secara menyeluruh, termasuk dalam aspek pendidikan, interaksi sosial, dan kemampuan menghadapi berbagai tantangan hidup. Terapi Kelompok Terapeutik (TKT) merupakan salah satu metode intervensi yang dapat secara optimal menstimulasi perkembangan mental anak. Kegiatan Pengabdian Masyarakat ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas TKT dalam meningkatkan perkembangan mental anak usia sekolah di SDN 2 Tegalsari, Kabupaten Pringsewu, Provinsi Lampung. Program ini dilaksanakan melalui pendekatan intervensi berbasis TKT yang melibatkan 30 siswa kelas 6. Pelaksanaannya terdiri dari tiga tahap utama, yaitu persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi. Intervensi diberikan dalam enam sesi, yang mencakup stimulasi pada aspek perkembangan industri, motorik, kognitif dan bahasa, emosi dan kepribadian, moral dan spiritual, serta psikososial. Evaluasi dilakukan dengan membandingkan kondisi perkembangan anak sebelum dan sesudah intervensi. Hasil sebelum intervensi, persentase anak dalam kategori perkembangan "baik" berkisar antara 60% hingga 73,3%, dengan perkembangan psikososial sebagai aspek tertinggi (73,3%) dan perkembangan emosi serta kepribadian sebagai aspek terendah (60%). Setelah intervensi, terjadi peningkatan signifikan di semua aspek, dengan mayoritas anak mencapai kategori "baik" (90%-96,7%). Peningkatan tertinggi terjadi pada aspek moral dan spiritual (96,7%), sementara perkembangan psikososial menunjukkan peningkatan terendah namun tetap signifikan (90%). Terapi Kelompok Terapeutik terbukti efektif dalam meningkatkan perkembangan mental anak usia sekolah. Implementasi program serupa di masa mendatang dapat mendukung peningkatan keterampilan sosial, pengelolaan emosi, serta penguatan karakter anak secara lebih optimal.
BRONCOPNEUMONIA DENGAN BERSIHAN JALAN NAFAS TIDAK EFEKTIF DI RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO Lamansiang, Deibi; Manorek, Drova G; Kaligis, Yosua Aldrin
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 6 No. 3 (2025): SEPTEMBER 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v6i3.48632

Abstract

Bronkopneumonia merupakan suatu kondisi peradangan pada sistem pernapasan yang melibatkan saluran bronkus hingga ke alveoli paru-paru. Penyakit ini termasuk dalam kelompok infeksi saluran pernapasan dan ditandai dengan gejala seperti batuk, pilek, demam, dan sesak napas. Gejala-gejala ini dapat menyebabkan gangguan dalam efektivitas bersihan jalan napas, khususnya pada anak-anak. Tujuan dari studi kasus ini adalah untuk memberikan asuhan keperawatan kepada anak yang mengalami bronkopneumonia, dalam hal ini pada pasien An. K.L yang dirawat di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Studi ini menggunakan pendekatan studi kasus, dengan data diperoleh melalui metode observasi, wawancara, dan dokumentasi terhadap pasien yang menerima perawatan akibat bronkopneumonia, termasuk intervensi berupa pemberian nebulizer sebagai bagian dari tindakan keperawatan. Hasil dari pelaksanaan intervensi menunjukkan bahwa pemberian terapi nebulizer pada An. K.L memberikan dampak positif terhadap kondisi pernapasan pasien. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan pentingnya pengkajian terhadap efektivitas terapi nebulizer dalam penanganan bronkopneumonia pada anak, di mana terapi tersebut terbukti membantu memperbaiki pola pernapasan hingga mendekati kondisi normal.
Evidance Based Practice Penerapan Expressive Writing Therapy dalam Mengontrol Halusinasi pada Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi Pendengaran Kaligis, Yosua Aldrin; Keles, Firginia F. F.
JURNAL ILMIAH KESEHATAN MANADO Vol. 4 No. 2 (2025): JURNAL ILMIAH KESEHATAN MANADO (JIKMA)
Publisher : Yayasan Syalom Cipta Sumikolah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hallucinations are sensory perception disorders in which the patient expresses or feels something that is not real. The most common hallucination experienced by patients is auditory hallucinations. This case study aims to carry out comprehensive nursing care with the application of expressive writing therapy at Dr. V. L Ratumbuysang Mental Hospital. As a result of the study with the application of expressive writing therapy carried out for 3 days, the results of the evaluation found that expressive writing therapy was effective in controlling hallucinations in Mr. J from the beginning of often hearing whispering sounds until they became rarely heard and the client felt more relieved. Conclusion: this scientific paper is effective in controlling hallucinations in Mr. J with sensory perception disorders: auditory hallucinations. Advice: to all health workers to be able to provide expressive writing therapy actions and education to clients who have sensory perception disorders: auditory hallucinations.