Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search
Journal : Jurnal Adat dan Budaya Indonesia

Pemaknaan Gempa Bumi bagi Masyarakat Kabupaten Bandung: Studi Kasus pada Naskah Paririmbon dari Cililin Fitri, Siti Hawa Intan Diani; Sopian, Rahmat; Ruhimat, Mamat
Jurnal Adat dan Budaya Indonesia Vol. 7 No. 2 (2025)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jabi.v7i2.87210

Abstract

Gempa bumi sebagai fenomena alam berbahaya telah menimbulkan dampak signifikan di Kabupaten Bandung, sebagaimana tercermin dalam peristiwa September 2024 yang mengakibatkan kerusakan infrastruktur luas dan korban jiwa. Fenomena ini bukan hal baru, masyarakat lokal memiliki persepsi historis yang tertuang dalam naskah kuno. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap pemaknaan gempa bumi bagi masyarakat Kabupaten Bandung berdasarkan analisis Naskah Paririmbon dari Cillin, sebuah manuskrip Sunda abad ke-20 yang ditemukan di Sindangsari, Kabupaten Bandung Barat. Naskah ini merupakan bagian dari tradisi primbon (catatan ramalan berbasis observasi leluhur) dan belum pernah dikaji sebelumnya. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisis filologis untuk menjaga keaslian teks. Data primer diperoleh melalui wawancara mendalam dengan pemilik naskah dan observasi fisik naskah, didukung data sekunder dari katalog manuskrip Sunda dan literatur terkait. Kerangka teori berpusat pada konsep naskah primbon sebagai sistem tanda yang memprediksi peristiwa sosial-alam, serta fungsi sedekah dan doa dalam mitigasi berbasis kepercayaan lokal. Hasil penelitian mengungkap bahwa masyarakat memaknai gempa melalui lensa waktu seperti siang atau malam dan bulan kalender Islam, menghubungkannya dengan peristiwa sosial-ekonomi seperti kelaparan, konflik, kemakmuran. Setiap gempa di bulan tertentu memiliki makna spesifik, diikuti ritual sedekah dan doa sebagai respons simbolis. Pemaknaan ini mencerminkan integrasi nilai religius, kemanusiaan, dan kearifan ekologis, sekaligus berfungsi sebagai mekanisme koping kultural terhadap ketidakpastian bencana. Temuan ini menegaskan peran naskah sebagai repositori pengetahuan lokal yang kompleks dan dinamis.