Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Albendazole therapy reduces serum zinc in elementary school children with Ascaris lumbricoides infections Buana, Ria; Kalumpiu, Jane Florida; Djuardi, Yenny; Supali, Taniawati
Universa Medicina Vol 35, No 3 (2016)
Publisher : Faculty of Medicine, Trisakti University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18051/UnivMed.2016.v35.206-212

Abstract

BackgroundSoil-transmitted helminth (STH) infection can cause malnutrition and vice versa, and decrease serum zinc concentrations. No previous studies were found on the effect of STH treatment on serum zinc concentrations in elementary school children. The objective of this study was to evalaute the effect of STH treatment on serum zinc concentration in elementary school children in Jakarta. MethodsA pre-experimental study (one group pre and post) was conducted on 3rd - 5th grade students in one elementary school in North Jakarta. FLOTAC examination was used to determine infection status and STH intensity, while serum zinc concentrations were measured by atomic absorption spectrometry. All children were given albendazole 400 mg for three consecutive days. Stool and blood samples were collected before and three weeks after treatment with albendazole. A paired t test was used to analyze the data. ResultsThe STH prevalence was 63.4%; these were mainly Ascaris lumbricoides and Trichuris trichiura infections. Before treatment, children infected with A.lumbricoides and T.trichiura had significantly higher serum zinc concentrations (p=0.028; p=0.014). After treatment, children with A.lumbricoides had significantly lower serum zinc concentrations (p=0.039), while children with T.trichiura had slightly lower serum zinc concentrations (p=0.659) than before treatment. ConclusionsAlbendazole treatment produces lower serum zinc concentration in elementary school children with A.lumbricoides infections. A profound understanding of the interaction between helminth infections and zinc may assist in guiding integrated and sustainable intervention strategies among affected children throughout the world.
Gambaran faktor kebersihan diri penderita pedikulosis santriwati Pondok Pesantren PPTQ Al-Munawaroh Cikarang Barat Yusrina, Sri Devi; Buana, Ria
Tarumanagara Medical Journal Vol. 6 No. 1 (2024): TARUMANAGARA MEDICAL JOURNAL
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/tmj.v6i1.27722

Abstract

Pedikulosis adalah infeksi pada rambut dan kulit kepala yang disebabkan oleh kutu kepala (Pediculus humanus var. capitis.). Penyakit ini memiliki prevalensi yang tinggi di lingkungan padat huni, contoh pondok pesantren, asrama, atau panti. Kebersihan diri dan lingkungan menjadi salah satu faktor pencegahan penularan penyakit ini. Studi ini bertujuan untuk mengetahui gambaran faktor-faktor yang berhubungan dengan kebersihan diri dengan kejadian pedikulosis humanus kapitis di pondok pesantren PPTQ Al-Munawaroh, Cikarang Barat. Metode yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan cross sectional pada penderita kutu kepala. Hasil studi menunjukkan bahwa meskipun mayoritas responden memiliki kebiasaan kebersihan diri yang baik, seperti mandi dua kali sehari dan menggunakan sampo, namun angka kejadian pedikulosis masih tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa faktor lain seperti kepadatan penduduk dan penggunaan peralatan mandi bersama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap prevalensi pedikulosis. Studi ini juga menyoroti perlunya edukasi yang lebih intensif mengenai kebersihan diri sebagai strategi pencegahan, terutama di lingkungan yang padat seperti pesantren. Temuan ini penting untuk menginformasikan kebijakan dan program intervensi di pesantren, yang tidak hanya berfokus pada peningkatan kebersihan diri, tetapi juga pada pengelolaan kebersihan lingkungan agar efektif dalam mengurangi risiko infeksi kutu rambut.
Gambaran pasien skabies di Puskesmas Cipatujah Salsabila, Khalda; Buana, Ria
Tarumanagara Medical Journal Vol. 6 No. 2 (2024): TARUMANAGARA MEDICAL JOURNAL
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/tmj.v6i2.31079

Abstract

Skabies ialah infeksi kulit yang disebabkan oleh tungau Sarcoptes scabiei. Penyakit ini menimbulkan rasa gatal yang hebat, terutama pada malam hari. Penularan biasanya terjadi melalui kontak langsung antar kulit, khususnya dalam lingkungan keluarga atau orang-orang yang sering berkontak fisik. Studi ini bertujuan untuk menggambarkan karakteristik usia, jenis kelamin dan faktor lingkungan (bulan transmisi) yang berkaitan dengan skabies. Studi ini dilakukan secara deskriptif observasional (non-eksperimental) dengan desain potong lintang. Pengambilan sampel dilakukan menggunakan data sekunder dari rekam medis pasien yang terinfeksi skabies di Puskesmas Cipatujah selama tahun 2023 dengan jumlah 479 sampel. Hasil studi didapatkan mayoritas kasus terjadi pada usia dewasa, yaitu kelompok usia 30-59 tahun, sebanyak 176 (36,7%) sampel. Tingkat infeksi skabies cenderung lebih tinggi pada perempuan dengan jumlah 277 (57,8%) sampel. Rasio infeksi skabies antara perempuan dan laki-laki sekitar 1.37:1. Bulan September merupakan bulan dengan jumlah kasus tertinggi, di mana tercatat 79 (16,5%) kasus.