Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

UNEMPLOYMENT, POVERTY AND INDONESIAN OVERSEAS WORKERS Djafar, Fariastuti; Kurniasih, Erni Panca
ASIAN JOURNAL FOR POVERTY STUDIES (AJPS) Vol 1, No 1 (2015)
Publisher : Regional Network on Poverty Eradication

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia faces unemployment and poverty problems which may cause this country as one of the main countries in Asia to send international migrant workers. The main objective of this paper is to examine whether unemployment and poverty determine Indonesian Overseas Workers (IOWs). The study uses secondary data and the data are analysed by utilizing a Vector Autoregressive (VAR) framework. The findings show that unemployment has a significant negative effect on the IOWs while poverty has a significant positive effect. The unemployed youth in Indonesia mainly have higher education and are not poor which are least likely to migrate while poor people migrate for survival. Hence, freeze on sending the IOWs may not be effective since the poor people will keep working overseas by being illegalworkers.
Pasar Kerja dan Migran Kembali di Kabupaten Perbatasan Kalimantan Barat-Sarawak Djafar, Fariastuti
Majalah Geografi Indonesia Vol 38, No 2 (2024): Majalah Geografi Indonesia
Publisher : Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/mgi.94560

Abstract

Abstrak. Pengalaman sebagai migran seharusnya dapat membantu migran kembali untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik guna mengurangi tekanan ekonomi. Tekanan ekonomi cenderung mendorong warga untuk menjadi migran berulang yang sebagian berstatus ilegal. Sementara itu, Kabupaten Sambas berbatasan darat dengan Sarawak, Malaysia, yang banyak menawarkan pekerjaan berketerampilan rendah dengan upah yang relatif tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengelaborasi pasar kerja lokal dan menginvestigasi jenis pekerjaan migran kembali. Penelitian ini menggunakan data sekunder terutama yang bersumber dari BPS dan data primer yang dikumpulkan dengan melakukan wawancara terstruktur dan mendalam serta observasi nonpartisipasi. Hasil penelitian memberikan konfirmasi bahwa Sambas adalah sumber pekerja migran, di mana penawaran tenaga kerja perempuan usia muda lebih tinggi dari laki-laki. Penawaran tenaga kerja didominasi oleh tamatan sekolah menengah, sementara sebagian besar permintaan tenaga kerja adalah untuk tamatan SD atau lebih rendah. Permintaan tenaga kerja juga didominasi oleh sektor primer, buruh/karyawan bagi laki-laki serta pekerja tak dibayar bagi perempuan. Pasar kerja di Sambas telah menyebabkan pengalaman sebagai migran kurang berdampak terhadap jenis pekerjaan migran kembali. Sebagian besar pekerjaan responden saat kembali tidak jauh berbeda dengan pekerjaan saat migrasi. Tingkat upah yang lebih rendah di tempat asal pada akhirnya mendorong sebagian mantan migran kembali menjadi pekerja migran. Abstract. The migration experience should help returning migrants find better jobs in their place of origin, reducing their economic pressures and the likelihood of re-migrating to Malaysia and working illegally. Meanwhile, Sambas district shares a land border with Sarawak which offers many low-skilled jobs with relatively high wages. This research used secondary data mainly published by Statistics Indonesia and primary data collected by conducting structured and in-depth interviews and non-participatory observation. Findings in this research confirm that Sambas as a source of labour migrants. That is indicated by the higher female than male labour supply in the 15-19 age group. The labour supply is dominated by high school graduates, while labour demand is mostly for completed primary education or less. Labour demand is also dominated by the primary sector, male labourers/employees and unpaid female workers. The job market in Sambas has made migration experience have less impact on the employment of returning migrants, as they mostly work in occupations similar to or worse than those during their migration. The low wage level in their place of origin ultimately encourages some former migrants to re-migrate for work. Submitted: 2024-03-03 Revisions:  2024-04-26 Accepted: 2024-09-11 Published: 2024-09-25
Pengembangan Ekonomi Kreatif di Entikong: Desa di Perbatasan Indonesia-Malaysia Djafar, Fariastuti; Bariyah, Nurul; Wahyudi, Wahyudi; Sulistiawati, Rini
Abdimas Galuh Vol 6, No 2 (2024): September 2024
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/ag.v6i2.14191

Abstract

Desa Entikong adalah salah satu dari tiga lokasi tempat Pos Lintas Batas Negara (PLBN) di perbatasan Kalimantan Barat, Indonesia dan Sarawak, Malaysia.  Lokasi yang dekat dengan ibukota Provinsi Kalimantan Barat (Pontianak) menyebabkan PLBN Entikong sebagai pos yang paling ramai dilalui oleh pelintas batas. Sebagai desa terdepan yang berhadapan dengan Malaysia, warga Entikong merasakan dampak yang besar dari penutupan perbatasan, terutama dalam hal hilangnya pekerjaan. Sebelumnya, warga desa ini juga telah kehilangan pekerjaan akibat dari renovasi area PLBN yang diresmikan pada 2016. Kegiatan PKM dilaksanakan pada 24 Juli 2023 di area PLBN Entikong dan dihadiri oleh 30 warga desa. Materi PKM mencakup: 1) potensi Desa Entikong; 2) kegiatan ekonomi kreatif; dan 3) pemanfaatan media sosial untuk promosi. Materi PKM disampaikan dengan metode bercerita yang diselingi dengan tanya jawab. Materi PKM semakin memperluas wawasan peserta tentang perlunya ekonomi kreatif. Dalam pertemuan tersebut disarankan kepada peserta untuk lebih sering bertemu sebagai sarana berbagi ilmu dan pengalaman sehingga dapat memperkuat ekonomi lokal sekaligus mengurangi ketergantungan terhadap Malaysia.
The Role of Public Expenditures on Community Welfare Dosinta, Nina Febriana; Djafar, Fariastuti; Yantiana, Nella
Jurnal Economia Vol. 20 No. 2 (2024): June 2024
Publisher : Faculty of Economics and Business, Universitas Negeri Yogyakarta in collaboration with the Institute for

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/economia.v20i2.47545

Abstract

AbstractThis study aims to determine whether public expenditures in meeting basic human needs affect community welfare. This study uses data on realizing the spending on education, health, and social protection as a proxy for public expenditures and the human development index for community welfare. This study indicates that education and health expenditures have a significant positive effect, while social protection expenditures have a significant negative effect. This study confirms disclosures in the Audit Report of the Audit Board of the Republic of Indonesia. The disclosures in Provincial Government Financial Statements in Indonesia state that the regional government prioritized meeting basic needs, education, health, and social on mandatory spending to improve the quality of community life. This research implies that social protection expenditure is not optimal for developing human capabilities. Keywords:Education Expenditure, Health Expenditure, Social Protection Expenditure, Human   Capability, Community Welfare
The Role of Corporate Governance in Corporate Human Development Disclosures Dosinta, Nina Febriana; Djafar, Fariastuti; Yantiana, Nella
Journal of Accounting Research, Organization and Economics Vol 5, No 3 (2022): JAROE Vol. 5 No. 3 December 2022
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/jaroe.v5i3.30933

Abstract

Objective The urgency of this research is to examine the effect of corporate governance on corporate human development disclosures.Methodology This study focuses on corporate reporting by twenty-six Regional Development Banks in Indonesia. It encompasses the examination of annual and stand-alone sustainability reports spanning from 2014 to 2021. Additionally, panel data analysis is employed in this research, specifically utilizing the Fixed Effect Model as the chosen analytical approach.Results This research result shows that independent commissioners and female directors, as part of corporate governance, have a significant and positive effect on corporate human development disclosures.Research Implications The implication of this research argues that independent commissioners and female directors, as part of corporate governance, have capabilities that can optimize corporate human development disclosures. By optimizing corporate human development through effective reporting practices, Regional Development Banks can better fulfill their role as agents of development. Principals and agencies must support each other in optimizing corporate human development.Novelty/Originality - The level of disclosure is measured based on the corporate human development index with an agency and human capability theory approach. Disclosure of the corporate human development index is voluntary and reflects corporate welfare through items from the human development index.
Sistem Pendukung Bisnis Wisata di Temajuk, Desa di Perbatasan Indonesia-Malaysia Djafar, Fariastuti; Kurnianto, Rudi; Alimuddin, Andi Hairil
Abdimas Galuh Vol 6, No 1 (2024): Maret 2024
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/ag.v6i1.13255

Abstract

Temajuk merupakan desa wisata pertama di Kabupaten Sambas namun hal tersebut tidak serta merta membuat bisnis wisata di desa ini lebih berkembang. Jumlah wisatawan di Temajuk cukup banyak jauh sebelum resmi menyandang sebutan “desa wisata”. Perkembangan bisnis wisata yang mengandalkan pantai terlihat parsial dan kurang berdampak terhadap warga yang tidak terlibat langsung dalam bisnis tersebut dan desa itu sendiri. PKM ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, wawasan dan pemahaman tentang sistem pendukung bisnis wisata.  Kegiatan PKM dimulai dengan melakukan observasi dan wawancara mendalam dengan Kepala Desa dan beberapa warga Temajuk. Pertemuan dengan peserta PKM dilaksanakan pada 4 Desember 2023 di balai pertemuan desa. Kegiatan dihadiri oleh 25 peserta yang seluruhnya adalah wanita. Materi PKM disampaikan dengan metode bercerita yang diselingi dengan tanya jawab. Materi PKM mencakup 1) keindahan desa sebagai pendukung bisnis wisata; 2) kegiatan ekonomi kreatif berbasis komunitas; 3) pemanfaatan internet sebagai media untuk promosi bisnis wisata. PKM di Temajuk telah membuka wawasan peserta tentang perlunya sistem pendukung bisnis wisata. Dalam pertemuan tersebut disarankan kepada peserta untuk meningkatkan pembenahan desa wisata dimulai dari keluarga dan bisnis atau pekerjaan masing-masing. Rembug desa perlu dilakukan untuk membahas tentang pembenahan desa dan tindak lanjut yang diperlukan.