Claim Missing Document
Check
Articles

Found 28 Documents
Search

Pemanfaatan Minyak Daun Cengkeh untuk Sintesis 3,4-dimetoksibenzil Sianida sebagai Bahan Dasar Sintesis Isoflavon Alimuddin, Andi Hairil; Matsjeh, Sabirin; Anwar, Chairil; Mustofa, Mustofa
Jurnal Natur Indonesia Vol 15, No 1 (2013)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (144.173 KB) | DOI: 10.31258/jnat.15.1.68-74

Abstract

This research was aimed to utilize eugenol isolated from clove leave oil in the synthesis of isoflavones. Eugenol was usedas a raw material by converting into 3,4-dimethoxybenzyl cyanide through several stages of reactions. These stages weremethylation of eugenol, isomerization of methyleugenol, oxydation of methylisoeugenol, reduction of 3,4-dimethoxybenzaldehyde, halogenation of 3,4-imethoxybenzyl alcohol and nitrilization of 3,4-dimethoxybenzyl chloride to3.4-dimethoxybenzyl cyanide. Methylation of eugenol using dimethylsulfate and NaOH catalyst produced methyleugenolin 93.60% purity. Isomerization of methyleugenol employing base of potassium tertiary butoxide (t-BuOK) in dimethylsulfoxide (DMSO) gave methylisoeugenol with 87.15% yield and 98.10% purity. Oxidation of methylisoeugenol usingpotassium dichromate (K 2 Cr 2 O 7 ) was performed catalyst transfer phase (CTP) system of polysorbate 80 to 83.40% 3.4-dimethoxybenzaldehyde yield and 90.20% purity. Reduction of 3.4-dimethoxybenzaldehyde with sodium borohidrat (NaBH 4 )produced 98% yield. Halogenation of 3,4-dimethoxybenzyl alcohol by SOCl 2 to 3,4-dimethoxybenzyl chloride followed bynitrilisation using sodium cyanide produced 3.4-dimethoxybenzyl cyanide with 83.90% purity after reflux for 20 hours.
KARAKTERISASI ADSORBEN KOMPOSIT SELULOSA - LIMBAH KARET ALAM UNTUK PENURUNAN KADAR COD DAN MINYAK LEMAK LCPKS Rahmayani, Ika; Zaharah, Titin Anita; Alimuddin, Andi Hairil
Jurnal Kimia Khatulistiwa Vol 8, No 3 (2020): Jurnal Kimia Khatulistiwa
Publisher : Jurnal Kimia Khatulistiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (697.253 KB)

Abstract

Karakterisasi adsorben dilakukan terhadap produk sintesis komposit selulosa eceng gondok (Eicchornia crassipes)-limbah karet alam. Adsorben dikompositkan dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja dari selulosa eceng gondok dan limbah karet alam sebagai adsorben untuk menurunkan kadar Chemical Oxygen Demand (COD) dan minyak lemak pada limbah cair kelapa sawit. Kondisi optimum dari adsorben dalam penurunan kadar COD dan minyak lemak dilakukan dengan variasi massa (selulosa : karet) 1:1, 1:2 dan 2:1 dan variasi waktu kontak selama 15, 30, 45, 60 dan 75 menit. Hasil karakteristisasi menggunakan spektroskopi inframerah menunjukan adanya gugus fungsi O-H dari selulosa pada bilangan gelombang 3425,58 cm-1, dan gugus C=C dari karet alam pada bilangan gelombang 1635,64 cm-1. Data ini menunjukan bahwa hasil sintesis tersebut adalah komposit selulosa-karet alam. Kondisi optimum dari adsorben untuk mengikat zat organik terjadi pada variasi massa (selulosa : karet) 1:1 dan waktu kontak selama 30 menit dengan % efisiensi adsorbsi sebesar 83%. Kondisi optimum adsorben untuk mengikat minyak lemak terjadi pada variasi massa (selulosa : karet) 1:2 dan waktu kontak selama 30 menit dengan %efisiensi adsorbsi sebesar 84%. Hasil ini menunjukan bahwa komposit selulosa – limbah karet alam dapat dijadikan adsorben untuk penurunan kadar COD dan minyak lemak pada limbah cair pabrik kelapa sawit.Kata Kunci : selulosa, eceng gondok, karet alam, komposit
OPTIMASI KATALIS ASAM SULFAT DAN ASAM MALEAT PADA PRODUKSI GULA PEREDUKSI DARI HIDROLISIS KULIT BUAH DURIAN Andi Hairil Alimuddin, Harlia, Obed,
Jurnal Kimia Khatulistiwa Vol 4, No 1 (2015): Jurnal Kimia Khatulistiwa
Publisher : Jurnal Kimia Khatulistiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (398.027 KB)

Abstract

Kulit buah durian secara proporsional mengandung unsur selulosa sekitar 50-60 % sehingga memiliki potensi sebagai sumber penghasil gula pereduksi jika dihidrolisis. Penelitian ini dilakukan sebagai upaya untuk optimalisasi produksi gula pereduksi pada hidrolisis kulit buah durian dengan menggunakan katalis asam sulfat dan asam maleat. Hidrolisis kulit buah durian dengan asam sulfat konsentrasi 0,5-2,5 N dengan suhu divariasikan 75-95 oC sedangkan hidrolisis kulit buah durian dengan asam maleat konsentrasi 0,17-0,85 N dengan variasi suhu yang sama. Hasil analisis gula pereduksi secara kuantitatif menunjukkan kadar optimum gula pereduksi hasil hidrolisis dengan menggunakan katalis asam sulfat diperoleh pada konsentrasi 1,5 N pada suhu 900C yaitu 317,68 mg/ml. Sedangkan kadar optimum gula pereduksi hasil hidrolisis menggunakan katalis asam maleat diperoleh pada konsentrasi 0,68 N pada suhu 95 0C yaitu 0,119 mg/ml. Data ini mengindikasikan bahwa gula pereduksi yang dihasilkan dari hidrolisis kulit buah durian dengan menggunakan katalis asam sulfat jauh lebih banyak daripada menggunakan katalis asam maleat. Kata kunci : Kulit buah durian, hidrolisis, gula pereduksi, asam sulfat, asam maleat
IDENTIFIKASI METABOLIT SEKUNDER EKSTRAK LANDAK LAUT (Diadema setosum) DAN UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI Escherichia coli dan Staphylococcus aureus Andi Hairil Alimuddin, Harlia, Mentari Risnauli Siahaan,
Jurnal Kimia Khatulistiwa Vol 4, No 4 (2015): Jurnal Kimia Khatulistiwa
Publisher : Jurnal Kimia Khatulistiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (369.85 KB)

Abstract

Landak laut adalah  kelompok hewan Echinodermata yang sering dijumpai di daerah perairan  laut Kalimantan Barat terutama di Pulau Lemukutan. Informasi tentang hasil penelitian landak laut masih sangat sedikit. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk menentukan golongan senyawa,aktivitas antibakteri ekstrak etanol serta hasil partisi dari landak laut (Diadema setosum) terhadap bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Pengujian sampel terdiri dari beberapa tahapan yaitu ekstraksi dilakukan dengan cara maserasi menggunakan pelarut 96%, partisi, uji fitokimia dan diteruskan dengan pengujian aktivitas antibakteri menggunakan metode difusi agar dengan cara sumuran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam ekstrak etanoldari sampel uji terdapat  senyawa triterpenoid, alkaloid, fenol dan saponin. Hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol, fraksi kloroform, fraksi etil asetat dan fraksi etanol memiliki kemampuan aktivitas antibakteri dengan hasil uji berupa fraksi etil asetat memiliki aktivitas antibakteri yang terbaik dengan diameter zona bening sebesar 12,02 mg/ml pada konsentrasi 100 mg/ml terhadap bakteri S.aureus. Hasil uji aktivitas antibakteri fraksi etil asetat dan ekstrak etanol memiliki kemampuan aktivitas antibakteri terhadap E. coli. fraksi etil asetat merupakan fraksi yang memiliki aktivitas antibakteri yang terbaik dengan diameter zona bening sebesar 11,02 mg/ml pada konsentrasi 100 mg/ml. Kata kunci : antibakteri, Diadema setosum, Escherichia coli  dan Staphylococcus aureus
UJI FOTOSTABILITAS TiO2-KLOROFIL DARI MIRKOALGA (Chlorella sp.) Nelly Wahyuni, Andi Hairil Alimuddin, Rahmi Pratiwi,
Jurnal Kimia Khatulistiwa Vol 4, No 3 (2015): Jurnal Kimia Khatulistiwa
Publisher : Jurnal Kimia Khatulistiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (285.161 KB)

Abstract

Klorofil merupakan pigmen utama yang terdapat pada mikroalga (Chlorella sp). Pigmen klorofil mudah terdegradasi akibat suhu, oksigen dan cahaya. Penambahan TiO2 diketahui dapat meningkatkan fotostabilitas klorofil karena selain sebagai fotoprotektor, TiO2­­ merupakan bahan semikonduktor yang umum digunakan dalam sel surya tersensitasi pewarna. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan fotostabilitas pigmen klorofil dari mikroalga (Chlorella sp.) dengan cara mengembankannya pada titanium dioksida (TiO2) melalui proses imobilisasi. Interaksi antara klorofil dan TiO2 sebelum dan setelah imobilisasi, dikarakterisasi menggunakan spektrofotometer inframerah (IR). Uji fotostabilitas TiO2-klorofil dilakukan menggunakan sinar UV selama 12 jam secara kontinu dan penurunan konsentrasi klorofil akibat fotodegradasi dianalisis menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Spektra IR menunjukkan bahwa imobilisasi TiO2-klorofil ditandai dengan terjadinya penurunan signifikan puncak 3417,86 cm-1 akibat ikatan hidrogen antara gugus amina (-NH) dengan gugus (TiO), penurunan pada puncak 1712,79 cm-1 karena interaksi antara gugus karbonil (C=O) dengan gugus (TiO), dan adanya serapan pita Ti-O-O pada pucak 678,94 cm-1. Uji fotostabilitas menunjukkan bahwa TiO2-klorofil memiliki stabilitas yang lebih tinggi dibandingkan klorofil murni. Hal ini ditandai dengan nilai konstanta degradasi TiO2-klorofil lebih kecil dibandingkan dengan absorbansi klorofil murni setelah iradiasi kontinu selama 12 jam. Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa imobilisasi pigmen klorofil pada TiO2 mampu meningkatkan fotostabilitas pigmen klorofil. Kata kunci: fotostabilitas, imobilisasi, klorofil, titanium dioksida (TiO2)
TRANSESTERIFIKASI LANGSUNG MIKROALGA (Chlorella, Sp.) DENGAN RADIASI GELOMBANG MIKRO Thamrin Usman, Andi Hairil Alimuddin, Ade Faisal,
Jurnal Kimia Khatulistiwa Vol 4, No 2 (2015): Jurnal Kimia Khatulistiwa
Publisher : Jurnal Kimia Khatulistiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (298.064 KB)

Abstract

Transesterifikasi langsung terhadap mikroalga (Chlorella, Sp.) telah dilakukan tanpa melakukan proses ekstraksi asam lemak dan menggunakan abu tandan kosong kelapa sawit (TKS) sebagai katalis yang direaksikan dalam microwave rumah tangga 400 watt. Penggunaan microwave berpengaruh terhadap laju reaksi transesterifikasi dan waktu reaksi yang lebih singkat. Pada penelitian ini telah dipelajari pengaruh besarnya ratio konsentrasi antara minyak mikroalga dan alkohol serta pengaruh waktu reaksi terhadap produk metil ester yang dihasilkan. Randemen hasil terbaik 95,03 % pada perbandingan minyak mikroalga : metanol 1 : 12 selama 10 menit. Karakteristik produk meliputi viskositas 10,281 cSt, dengan kerapatan 0,9077 g ml-1, serta indek bias 1,46. Hasil GC-MS menunjukan komposisi metil ester terdiri dari metil oleat (64,68%), metil palmitat (19,63%), dan metil linoleat (7,81%). Kata Kunci: transesterifikasi, metil ester, mikroalga, katalis
UJI FOTOSTABILITAS PIGMEN BIXIN TERIMOBILISASI BENTONIT TERAKTIVASI HCl Andi Hairil Alimuddin, Titin Anita Zaharah, Reza Febrianto,
Jurnal Kimia Khatulistiwa Vol 4, No 4 (2015): Jurnal Kimia Khatulistiwa
Publisher : Jurnal Kimia Khatulistiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (500.671 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji peranan bentonit teraktivasi sebagai material pengemban untuk meningkatkan fotostabilitas pigmen bixin melalui proses imobilisasi. Aktivasi bentonit yang dilakukan dengan metode refluks menggunakan asam klorida mampu meningkatkan rasio Si/Al mencapai 8,691 dibandingkan dengan bentonit yang belum diaktivasi yaitu 4,081 yang dianalisis dengan fluoresensi sinar-X (XRF). Proses imobilisasi pigmen bixin pada bentonit teraktivasi dilakukan dengan variasi penambahan massa bentonit dan dianalisis menggunakan spektrum inframerah (IR). Interaksi bixin dan bentonit ditunjukan dengan adanya serapan gugus karbonil (C=O) dan hidroksil (OH) karboksilat dengan bilangan gelombang secara berturut-turut 1700 dan 3400-3600 cm-1pada spektrum inframerah (IR produk imobilisasi. Uji fotostabilitas dilakukan dengan penyinaran produk imobilisasi dengan sinar UV selama 10 jam secara kontinu. Hasil memperlihatkan bahwa bentonit-bixin memiliki stabilitas lebih baik dibandingkan bixin yang ditunjukan melalui nilai konstanta laju penurunan konsentrasi. Konstanta degradasi bentonit-bixin lebih kecil yaitu 0,026 jam-1 dibandingkan dengan bixin yaitu sebesar 0,040 jam-1. Dari penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa imobilisasi pigmen bixin pada bentonit teraktivasi asam klorida mampu meningkatkan fotostabilitas pigmen bixin. Kata kunci : bentonit teraktivasi, bixin, fotostabilitas, imobilisasi
Aktivitas Antirayap Daun Gaharu (Aquilaria malaccensis Lam.) Terhadap Rayap Tanah Coptotermes sp. Afghani Jayuska, Andi Hairil Alimuddin, Irma Tiara Puteri,
Jurnal Kimia Khatulistiwa Vol 5, No 2 (2016): Jurnal Kimia Khatulistiwa
Publisher : Jurnal Kimia Khatulistiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (572.81 KB)

Abstract

Tanaman gaharu (Aquilaria malaccensis Lam./ Thymelaeaceae) umumnya digunakan dalam bidang pengobatan dan kosmetik. Namun belum diketahui bioaktivitas gaharu sebagai antirayap, terutama bagian daun yang tidak banyak dimanfaatkan. Pada penelitian ini, ekstrak daun gaharu digunakan sebagai antirayap terhadap rayap tanah Coptotermes sp.. Penelitian ini dibagi atas tiga tahapan, yaitu ekstraksi dan fraksinasi, skrining fitokimia, serta uji aktivitas antirayap dengan ‘metode umpan paksa’. Uji dilakukan selama 7 hari dengan variasi konsentrasi 0% (kontrol negatif), 2%, 4%, 6%, 8%, 10% (b/v), serta fipronil 0,25% (v/v) (kontrol positif). Ekstrak kasar metanol yang diperoleh dari 730 g daun gaharu kering sebesar 136,8 g (18,74%), terdiri dari 7,23% fraksi n-heksana, 11,10% fraksi etil asetat, dan 81,67% fraksi metanol. Skrining fitokimia yang dilakukan pada ekstrak daun gaharu menggunakan tabung reaksi dan plat kromatografi lapis tipis (KLT) menunjukkan ekstrak daun gaharu mengandung senyawa golongan flavonoid, polifenol/tanin, steroid, triterpenoid, dan saponin. Analisis GC-MS fraksi n-heksana menunjukkan adanya senyawa skualen yang tergolong ke dalam triterpenoid serta beberapa senyawa steroid. Uji aktivitas antirayap dengan ‘metode umpan paksa’ dilakukan selama 7 hari dengan variasi konsentrasi 0% (kontrol negatif), 2%, 4%, 6%, 8%, 10% (b/v), serta fipronil 0,25% (v/v) (kontrol positif). Hasil penelitian menunjukkan fraksi yang paling aktif terhadap uji antirayap adalah fraksi etil asetat (LC50 1,192%) dan fraksi n-heksana (LC50 1,414%). Senyawa golongan steroid yang terdapat dalam kedua fraksi tersebut diduga berperan aktif sebagai antirayap. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa ekstrak daun gaharu memiliki potensi sebagai antirayap terhadap rayap tanah Coptotermes sp.. Kata kunci: Coptotermes sp., Aquilaria malaccensis Lam., antirayap, skrining fitokimia, steroid
PENINGKATAN RENDEMEN MINYAK ATSIRI DAUN CENGKEH (Syzygium aromaticum) DENGAN METODE DELIGNIFIKASI DAN FERMENTASI Afghani Jayuska, Andi Hairil Alimuddin, Chandra Wijaya,
Jurnal Kimia Khatulistiwa Vol 4, No 4 (2015): Jurnal Kimia Khatulistiwa
Publisher : Jurnal Kimia Khatulistiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (413.242 KB)

Abstract

Minyak atsiri daun cengkeh (S. aromaticum) dari suku Myrtaceae telah diekstrak dengan metode destilasi uap dengan perlakuan awal delignifikasi, fermentasi, dan gabungan delignifikasi dan fermentasi. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan rendemen minyak atsiri daun cengkeh dengan perlakuan awal delignifikasi, fermentasi, dan gabungan delignifikasi dan fermentasi. Delignifikasi daun cengkeh menggunakan larutan NaOH 0,25% pada temperatur 55 – 60 oC, fermentasi daun cengkeh menggunakan kapang Trichoderma harzianum yang dilakukan selama 8 hari (5 hari secara aerobik dan 3 hari secara anaerobik). Gabungan proses delignifikasi dan fermentasi diawali dengan proses delignifikasi menggunakan larutan NaOH 0,25% pada temperatur 55 – 60 oC dan dilanjutkan dengan proses fermentasi menggunakan kapang T. harzianum selama 8 hari (5 hari secara aerobik dan 3 hari secara anaerobik). Rendemen minyak atsiri hasil destilasi daun cengkeh dari proses delignifikasi, fermentasi, dan gabungan delignifikasi dan fermentasi berturut-turut sebesar 2,3566%; 2,6567%; dan 1,3581%. Berdasarkan hasil tersebut proses fermentasi memberikan hasil terbaik dengan kenaikan rendemen sebesar 57,7%; delignifikasi 39,9%, dan penurunan rendemen dari gabungan delignifikasi dan fermentasi sebesar 19,4%. Identifikasi menggunakan GC-MS menunjukkan kadar eugenol dan (trans)-β-karyofilen minyak atsiri daun cengkeh juga sudah memenuhi standar yang ditetapkan.   Kata Kunci: Cengkeh (Syzygium aromaticum), Delignifikasi, Fermentasi, GC-MS, Myrtaceae, Trichoderma, Rendemen
Transepidermal Water Loss Value Comparison Between Tengkawang and Durian Seed Oil Lotion Febriaty, Irma Ramadhani; Usman, Thamrin; Alimuddin, Andi Hairil
Jurnal Natur Indonesia Vol 18, No 1 (2020)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (860.444 KB) | DOI: 10.31258/jnat.18.1.20-30

Abstract

Body epidermis has an important health function to prevent body dehydration. This research aims to compare Transepidermal Water Loss (TEWL) values between durian seed oil and tengkawang oil. Skin that had been applied with tengkawang oil and durian seed oil lotion were tested for irritation and TEWL values. The tengkawang oil had an acid number of 17 g/mol and contained  8.54 % free fatty acid, while the durian seed oil had an acid number of 6.34 g/mol and contained 2.89 % free fatty acid.  Irritation testing was done using lotion containing 100 % of each oil. TEWL analysis on skin applied with the tengkawang oil lotion after 1 hour showed that the lotion could reduce epidermal water evaporation by 35.23 % compared to the skin condition before treatment.  Epidermal water evaporation reduction at the second, third and fourth hours after the tengkawang oil lotion application was 31.33 %, 33.93 % and 27.9 %, respectively. TEWL analysis on skin applied with the durian seed oil lotion after 1 hour showed that the lotion could reduce epidermal water evaporation by 11.34 % compared to the skin condition before treatment.  Epidermal water evaporation was reduced 14.64 %, 10.53 % and 2.99 % at the second, third and fourth hours after application of the durian seed oil. Based on these results, it can be concluded that tengkawang oil gives better TEWL values compared to durian seed oil.