Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PEMANFAATAN AGREGAT ALAMI DAN AGREGAT BATU PECAH SEBAGAI MATERIAL PERKERASAN PADA CAMPURAN ASPAL BETON Bulgis, Bulgis; Alkam, Rani Bastari
Potensi : Jurnal Sipil Politeknik Vol 19, No 1 (2017): Potensi: Jurnal Sipil Politeknik
Publisher : Potensi : Jurnal Sipil Politeknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada umumnya, konstruksi perkerasan lentur di Indonesia menggunakan agregat batu pecah yang dihasilkan melalui industri pemecah batu karena memiliki permukaan kasar dan bersudut sehingga memiiki daya lekat yang sangat baik terhadap aspal. Namun karena biaya yang besar dalam proses pengolahan dan pengangkutannya ke lokasi proyek, terkadang ditemukan pemanfaatan agregat alami yang memenuhi persyaratan untuk digunakan sebagai material agregat pada perkerasan. Dengan pertimbangan ini, penulis merasa perlu menguji dan menganalisis pengaruh keberadaan agregat alami dalam campuran aspal beton. Penelitian ini mengkaji pengaruh variasi kadar agregat alami terhadap kinerja campuran aspal beton dan menentukan kadar agregat alami yang dapat menghasilkan kinerja campuran aspal beton yang optimum. Metode penelitian ini berbasis eksperimen di Laboratorium Rekayasa Jalan Jurusan Sipil FT- UMI. Komponen pengujian utama adalah pengujian karakteristik campuran aspal beton dengan menggunakan material perkerasan berupa agregat alami, agregat batu pecah, dan atau kombinasi keduanya. Jenis pengujian laboratorium yang dilakukan adalah pemeriksaan properti material yang dilanjutkan dengan pengujian Marshall untuk memperoleh nilai kadar aspal optimum yang akan digunakan sebagai kadar aspal tetap pada pengujian inti yaitu pengujian Marshall pada komposisi campuran dengan variasi penambahan agregat alami. Berdasarkan hasil pengujian diketahui bahwa keberadaan agregat alami dalam campuran aspal beton mempengaruhi kinerja campuran dimana diperoleh kadar agregat alami yang mampu menghasilkan kinerja campuran yang optimum sebesar 10%-50% terhadap total berat agregat kasar.
Kajian tingkat efektivitas pembangunan Jalan Lingkar Sorong-Pelabuhan Arar Mayaut, Yakobus; Massara, Asma; Bulgis, Bulgis
Jurnal Teknik Industri Terintegrasi (JUTIN) Vol. 8 No. 1 (2025): January
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jutin.v8i1.41730

Abstract

The enhancement of physical facilities and infrastructure is a governmental strategy aimed at improving public welfare, exemplified by the construction of ring highways in several Indonesian towns. The primary objective of constructing the ring road is to alleviate urban traffic congestion and enhance the movement of regional, inter-city, and local traffic, hence facilitating the efficient distribution of commodities at both regional and local levels. The Sorong Ring Road leads to Arar Port in Sorong Regency, situated on the westernmost edge of Papua Island, serving as the entry point to Papua. The terrain of Sorong Regency comprises mountains, slopes, hills, and lowland areas. To promote economic equality, the government plans to construct several large ports, with Sorong Regency designated as one of the sites for a larger port. This development will enhance the volume of maritime traffic in and out of the port. The research employs quantitative methodologies utilizing primary and sequential data collection procedures, alongside multiple linear regression analysis. The study's results suggest that road network growth is a significant factor influencing congestion, accounting for 39.4% or a coefficient of 0.394, with a significance level of 0.000. This indicates that it is below 0.05, and it is asserted that the advantages of constructing the ring road network significantly impact the congestion issue in Sorong City. The determination coefficient is 0.672, indicating that 67.2% of the variables contributing to the congestion issue can be elucidated by the variable pertaining to Ring Road Network Development. The remaining 33% of variables were accounted for by unobserved factors in this study. The R value is 0.820, indicating a correlation of 0.820 between congestion (x1), side obstructions (x4), pollution (x5), and the ring road network concerning the congestion issue. This indicates a robust and favorable correlation in alleviating congestion, lateral obstructions, and air pollution.
ANALISIS PERFORMANSI ANTENA YAGI-UDA 11 ELEMEN SEBAGAI PENGUAT SINYAL GLOBAL SYSTEM FOR MOBILE COMMUNICATION (GSM) Abdurrahman, Tanridio Silviati Delfina; Saad, Andi Muhammad; Bulgis, Bulgis
PROtek : Jurnal Ilmiah Teknik Elektro Vol 5, No 2 (2018): PRotek : Jurnal Ilmiah Teknik Elektro
Publisher : Program Studi Teknik Elektro Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33387/protk.v5i2.726

Abstract

Limited telecommunication network services, even for 2G technology, in some regions due to living in small islands, range of hills and blank spot areas are experienced in Indonesian Republic. One of solutions is proposed by using 11-element Yagi-Uda antenna operated in GSM band of frequencies. Mmanagal software is run to simulate this proposed model in order to analyze antenna performance parameters namely field pattern, F/B ratio, gain antenna, input impedance and SWR. First of all, the antenna performance, operated at frequency of 925 MHz, is the best because of the ideal SWR. Furthermore, the performance parameters of the antenna at GSM’s uplink frequency, 902.5 MHz, are good because the SWR value is less than 2 dB. However, drawback of the antenna performance is occurred in which the model antenna is operated at central frequency of GSM downlink, 947.5 MHz. It is stated that radiated pattern, back lobe is more dominant than main lobe, is vice versa with two other operated frequencies. Moreover, the value of SWR, slightly above 4.6 dB, is more than 2 dB.
KARAKTERISTIK MARSHALL CAMPURAN STONE MASTIC ASPHALT DENGAN PENGGUNAAN FIBER MESH SEBAGAI BAHAN TAMBAH Alkam, Rani Bastari; Bulgis, Bulgis
JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil Volume 6, Nomor 4, November 2023
Publisher : Prodi Sarjana Teknik Sipil, FT, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmts.v6i4.21601

Abstract

Bahan tambah penstabil merupakan material yang dibutuhkan dalam komposisi campuran stone mastic asphalt yang berperan meningkatkan sifat kohesi antar material dalam campuran. Bahan tambah fiber mesh telah diuji pada campuran beton yang terbukti dapat meningkatkan kinerja mekanis beton namun belum dicobakan pada campuran beraspal khususnya SMA. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik Marshall campuran SMA dengan fiber mesh sebagai bahan tambah. Pengujian eksperimental di laboratorium dilakukan untuk mengetahui parameter Marshall campuran yang ditambahkan fiber mesh dengan variasi kadar berat dan panjang. Hasil pengujian menunjukkan bahwa penambahan fiber mesh berpengaruh secara tidak signifikan terhadap karakteristik Marshall campuran yaitu meningkatkan density, menurunkan VIM dan VMA, dan meningkatkan nilai VFA. Dengan penambahan fiber mesh, nilai stabilitas dan MQ meningkat sampai pada batas optimum lalu kembali menurun hingga nilai yang lebih kecil dari nilai stabilitas dan MQ sampel tanpa fiber mesh. Kadar fiber mesh terbaik yaitu variasi panjang 0,36 cm sebanyak 0,3% dari total berat campuran yang mampu meningkatkan 6% nilai stabilitas dan koefisien Marshall sampel tanpa fiber mesh. Namun, tidak ada satupun variasi yang menghasilkan campuran yang memenuhi spesifikasi stabilitas SMA modifikasi yaitu minimum 750 kg. Nilai stabilitas tertinggi yang diperoleh yaitu 737,916 kg pada kadar fiber mesh optimum.