Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

HYDROGEOLOGICAL STUDY TO SUPPORT SIGANDUL BRIDGE CONSTRUCTION AT PARAKAN, TEMANGGUNG, CENTRAL JAVA Utomo, Edi prasetyo; Purwoarminta, Ananta
Teknologi Indonesia Vol 38, No 2 (2015)
Publisher : LIPI Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (16.054 KB) | DOI: 10.14203/jti.v38i2.167

Abstract

The plan of making bridge on the Sigandul river in Parakan, Temanggung regency is to improve the quality access roads in the Province of Central Java. The first step was to make the construction of the bridge pillars as the foundation of the bridge. For that purpose it was done drilling with planning a depth of 18 m, but at a depth of 12 m there was out of groundwater in a large discharge. This large groundwater discharge has disturbed the bridge construction process. The aim of this research is to analyze the causes of groundwater discharge and to provide a recommendation on counter measure of disturbance in the process of bridges construction based upon the hydrogeological condition. The methods used in this research were conducting a geological observation on ground surface and geoelectrical measurement with a dipole-dipole electrode arrangement. The results showed that the subsurface of research area is the site of groundwater accumulation and steep slope of its surrounding makes the groundwater came out with high pressure. Discharge rate of groundwater outflow in the area was 91.42 liters per second. Based on these conditions, it is recommended that the process of making a bridge construction should be done by first reducing the groundwater pressure or otherwise moving the foot of bridge the east side.
HUBUNGAN ANTARA AIR TANAH DAN AIR SUNGAI BERDASARKAN 222RADON DAN KANDUNGAN NUTRIEN DI SUNGAI CIMANUK, INDRAMAYU Purwoarminta, Ananta; Bakti, Hendra
LIMNOTEK - Perairan Darat Tropis di Indonesia Vol 26, No 1 (2019)
Publisher : Research Center for Limnology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hubungan air tanah dengan air sungai mempunyai peran terhadap ekosistem dan lingkungan. Sekitar Sungai Cimanuk telah berkembang menjadi perkotaan dan sebagian besar masyarakatnya menggunakan airtanah untuk kebutuhan sehari-hari. Selain itu air sungai mempunyai peran penting terhadap pertanian, pangan, dan perikanan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara airtanah dengan air sungai Cimanuk dimana keduanya mempunyai peran penting. Analisis kandungan nutrient juga dilakukan untuk mengetahui sebarapa besar nutrient yang ada baik pada airtanah maupun air sungai. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan pengukuran 222radon, analisis kondisi fisik air, dan analisa nutrien. Pengukuran radon bertujuan untuk mengetahui apakah air sungai dipengaruhi oleh aliran airtanah. Pengukuran ini dilakukan di sungai dengan membagi alur sungai cimanuk menjadi 4 segmen. Pembagian tersebut didasarkan pada keberadaan bendung karena dengan adanya bendung tersebut berpengaruh terhadap aliran sungai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada segmen 1 (Jatibarang-Bendung Bangkir) terdapat aliran airtanah mengisi sungai yang diindikasikan berdasarkan nilai radon. Sedangkan pada segmen lain cenderung air sungai mengisi airtanah. Kandungan nutrient pada 12 sampel air sungai dan 1 sampel air hujan cukup rendah.
The Ancient Borobudur Lake, History, and Its Evidences to Develop Geo-archeotourism in Indonesia Murwanto, Helmy; Purwoarminta, Ananta
Indonesian Journal on Geoscience Vol 6, No 1 (2019)
Publisher : Geological Agency

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8045.404 KB) | DOI: 10.17014/ijog.6.1.103-113

Abstract

DOI: 10.17014/ijog.6.1.103-113In 2015, the number of international tourists who visited Borobudur temple declined and did not reach the government target. It was because there was only one attraction in the temple. After visiting Borobudur, most of tourists move to another place such as Yogyakarta. They know about the temple, but not its past environment when the temple was built. The history and past environment of Borobudur temple could be developed as additional tourist attractions to make them stay longer in that area. Geological condition and the evidences of an ancient lake could be developed as tourist objects. It is very interesting and could be developed to educate visitors in geo-archeology. The aim of this research is to develop archeological (temple) tourism based on geology and past environment. Although many researches on geo-archeology have been done, the results which relate to tourism are still not widely applied yet. The methods used are secondary data analysis and a field survey to investigate the potential of tourist stop sites. The potential tourist attractions were determined by geomorphology, lithology outcrops, stratigraphy, environment, and accessibility. The result is ten stop sites which could be used to describe the paleoenvironment in Borobudur based on geosciences. These tourist objects could explain the environment in the past related to the temple reliefs and ancient human activities.
Identifikasi Kondisi Geologi dan Kualitas Airtanah di Desa Pelauw, Kecamatan Pulau Haruku, Kabupaten Maluku Tengah Kololu, Micky; Tuasikal, Hawa; Jati, Stevanus Nalendra; Puradimaja, Deny Juanda; Limehuwey, Resti; Ulfa, Yuniarti; Purwoarminta, Ananta
Journal of Science, Technology, and Visual Culture Vol 4 No 1 (2024): Juli 2024
Publisher : Jurusan Teknologi Produksi dan Industri, Institut Teknologi Sumatera

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pemenuhan kebutuhan air di Desa Pelauw sebagian besar bergantung pada air sungai dan airtanah. Namun ada sebagian masyarakat di Desa Pelauw kesulitan mendapatkan sumber air, sebab beberapa sumur gali memiliki sifat fisik payau. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kondisi geologi dan kualitas airtanah di Desa Pelauw, Kecamatan Pulau Haruku. Metode yang digunakan adalah interpretasi kondisi geologi, dan parameter fisik-kimia airtanah. Selanjutnya dilakukan klasifikasi nilai tiap parameter. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Daerah penelitian di Desa Pelauw berada pada Satuan Endapan Aluvium (Qa), Batugamping Koral (Ql), dan Batuan Gunungapi Ambon (Tpav). Sistem hidrogeologi Desa Pelauw memiliki akuifer produktivitas sedang, akuifer produktivitas tinggi-sedang, dan akuifer produktif dengan pola aliran airtanah mengalir dari arah selatan ke utara dan intensitas curah hujan menengah. Kualitas air berdasarkan Permenkes No. 492 Tahun 2010 memiliki kondisi air tawar dengan nilai EC (138-1953 µs/cm), TDS (64-872 ppm), dan salinitas (0-2,84%), kondisi air payau dengan nilai EC (2072-2712 µs/cm), TDS (1.342-2.474 ppm), dan salinitas (4,04-5,42%), pH air layak minum dengan nilai 7,30-8,42 dan pH basa pada 8,63-8,56. Sampel airtanah pada pada daerah penelitian berasal dari adanya interaksi antara air dengan material penyusun akuifer.
Analisis Kesesuaian Lahan Kawasan Permukiman dan Pertanian Ubi Kayu Berdasarkan Aspek Geologi Lingkungan di Kecamatan Teluk Ambon Baguala Kololu, Micky; Jacob, Grace Christien Julian; Puradimaja, Deny Juanda; Limehuwey, Resti; Ulfa, Yuniarti; Jati, Stevanus Nalendra; Purwoarminta, Ananta
Journal of Science, Technology, and Visual Culture Vol 4 No 1 (2024): Juli 2024
Publisher : Jurusan Teknologi Produksi dan Industri, Institut Teknologi Sumatera

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Luas lahan permukiman dan pertanian semakin mengecil seiring dengan laju pertumbuhan penduduk, namun ketersediaan lahan terbatas. Perencanaan yang baik diperlukan untuk menghindari alih fungsi lahan dan memaksimalkan potensi lahan. Kecamatan Teluk Ambon Baguala mengalami laju pertumbuhan penduduk sebesar 0,72% per tahun 2010 – 2020, memiliki perencanaan pengembangan kawasan permukiman dan pertanian ubi kayu, serta potensi sumber daya dan bencana geologi. Oleh karena itu, diperlukan analisis kesesuaian lahan untuk kawasan permukiman dan pertanian ubi kayu berdasarkan aspek geologi lingkungan pada daerah tersebut. Metode SMCE (Spatial Multi-Criteria Evaluation) digunakan untuk menganalisis kesesuaian lahan. Berdasarkan analisis SMCE, kawasan permukiman terdiri dari empat kelas kesesuaian lahan, yaitu sangat sesuai (8,6%), cukup sesuai (23,5%), sesuai marginal (23,9%), dan tidak sesuai (41,6%) dengan luas kelas lahan sesuai 1977,15 ha dan lahan tidak sesuai 1625,15 ha. Kawasan pertanian ubi kayu terdiri dari empat kelas kesesuaian lahan, yaitu sangat sesuai (7,3%), cukup sesuai (6,1%), sesuai marginal (25,3%), dan tidak sesuai (19,7%) dengan luas kelas lahan sesuai 827,51 ha dan lahan tidak sesuai 2774,79 ha. Berdasarkan analisis prioritas kawasan, maka luas kawasan permukiman 1894,53 ha dan kawasan pertanian ubi kayu 221,98 ha.