Ida Rosita
Department Of Forestry, Faculty Of Agriculture, Syiah Kuala University

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PRAKTIK AGROFORESTRI TRADISIONAL (LAMPOH) DI ACEH BESAR: MENILAI POTENSI DAN PEMANFAATAN OLEH MASYARAKAT DI KECAMATAN SIMPANG TIGA Durrah Hayati; Fahmy Armanda; Maryam Jamilah; Ida Rosita; Ali Muhammad Muslih
JURNAL AGRIMENT Vol 8 No 1 (2023): Juni 2023
Publisher : Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51967/jurnalagriment.v8i1.2486

Abstract

Traditional agroforestry systems (TAFS) are longstanding practices characterized by the absence of intentional agricultural intensification. In Aceh, Indonesia, a specific type of TAFS known as "lampoh" is practiced, representing a multispecies agroforestry system deeply rooted in Acehnese culture. This study aimed to identify the plant species found in traditional agroforestry gardens in Aceh Besar and explore their utilization by the local community. The study was conducted in three villages within the Simpang Tiga District of Aceh Besar, utilizing primary and secondary data collection methods. Direct observations and interviews with community members were employed to identify plant species and gather insights into Historis and present practices. The study revealed a traditional multistory agroforestry system, Lampoh, consisting of diverse tree species and perennial plants. Interviews identified 24 Historisly and currently cultivated and utilized plant species, with some species no longer present in the agroforestry gardens of the studied villages. The decrease in agroforestry garden utilization was attributed to shifts in primary income sources, modernization, and urbanization, which provided alternative livelihoods and preferences. To ensure the sustainability of agroforestry practices, efforts should integrate agroforestry into evolving livelihood systems, raise awareness about its importance, and improve market access, taking into account the changing economic landscape and community preferences. This will help preserve the contributions of agroforestry to food security, ecological diversity, and economic well-being.
KEANEKARAGAMAN FLORA DI AREA PASCA TAMBANG BERAU, KALIMANTAN TIMUR, INDONESIA Ida Rosita; Sri Wilarso Budi; Imam Gozali; Jenny Rumondang; Saridi
JURNAL AGRIMENT Vol. 8 No. 1 (2023): Juni 2023
Publisher : Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51967/jurnalagriment.v8i1.2480

Abstract

Coal mining activities in Indonesia have a negative impact on the environment. Some vegetations are disturbed even be lost especially in mining with open mine operation. Revegetation is one of activities that can improve the quality of post mining land, which are also included in post mining land reclamation activities. The purpose of this study is to analyze the biodiversity of flora in post-coal mining revegetation area and to compare the condition of vegetation in various revegetation age classes with the condition of vegetation in natural forest. Vegetation data were collected using the plotted line method in natural forest and plot method with the systematic sampling method with random start (revegetation area). The analysis found that overall conditions of revegetation area have more diverse number of species, namely 52 species woody plant species, and 23 herbaceous plant species, compared to the natural forest, which only has 46 woody plant species and 2 herbaceous plant species. Generally, diversity index and species increment in vegetation area at age more than 4 years is higher and approaching the state of natural forest than revegetation area age 0 - 2 years.
PRAKTIK AGROFORESTRI TRADISIONAL (LAMPOH) DI ACEH BESAR: MENILAI POTENSI DAN PEMANFAATAN OLEH MASYARAKAT DI KECAMATAN SIMPANG TIGA Durrah Hayati; Fahmy Armanda; Maryam Jamilah; Ida Rosita; Ali Muhammad Muslih
JURNAL AGRIMENT Vol. 8 No. 1 (2023): Juni 2023
Publisher : Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51967/jurnalagriment.v8i1.2486

Abstract

Traditional agroforestry systems (TAFS) are longstanding practices characterized by the absence of intentional agricultural intensification. In Aceh, Indonesia, a specific type of TAFS known as "lampoh" is practiced, representing a multispecies agroforestry system deeply rooted in Acehnese culture. This study aimed to identify the plant species found in traditional agroforestry gardens in Aceh Besar and explore their utilization by the local community. The study was conducted in three villages within the Simpang Tiga District of Aceh Besar, utilizing primary and secondary data collection methods. Direct observations and interviews with community members were employed to identify plant species and gather insights into Historis and present practices. The study revealed a traditional multistory agroforestry system, Lampoh, consisting of diverse tree species and perennial plants. Interviews identified 24 Historisly and currently cultivated and utilized plant species, with some species no longer present in the agroforestry gardens of the studied villages. The decrease in agroforestry garden utilization was attributed to shifts in primary income sources, modernization, and urbanization, which provided alternative livelihoods and preferences. To ensure the sustainability of agroforestry practices, efforts should integrate agroforestry into evolving livelihood systems, raise awareness about its importance, and improve market access, taking into account the changing economic landscape and community preferences. This will help preserve the contributions of agroforestry to food security, ecological diversity, and economic well-being.
Pemetaan Profil Desa Dengan Pendekatan Partisipatif Masyarakat di Kabupaten Aceh Barat Ali Muhammad Muslih; Ashabul Anhar; Akhmad Baihaqi; Anna Farida; Ulfa Hansri Ar Rasyid; lola adres yanti; Astri Winda Siregar; Maryam Jamilah; Durrah Hayati; Ida Rosita
Repong Damar: Jurnal Pengabdian Kehutanan dan Lingkungan Vol 3, No 1 (2024): June
Publisher : Magister of Forestry,Department of Forestry, Faculty of Agriculture, University of Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/rdj.v3i1.9040

Abstract

Pemetaan desa merupakan langkah sistematis dan terstruktur dalam mengumpulkan, mengolah, dan menyajikan informasi suatu wilayah desa. Pendekatan pemetaan desa yang melibatkan partisipasi masyarakat setempat merupakan sebuah metode pengumpulan data dan informasi. Keterlibatan aktif dari warga desa dalam proses pemetaan maka data dan informasi yang diperoleh menjadi lebih akurat dan sesuai dengan kondisi sebenarnya di lapangan. Pelaksanaan kegiatan pemetaan desa dilakukan di Desa Keub, Kecamatan Arongan Lambalek, Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh dengan melibatkan aparat dan perwakilan masyarakat desa. Peta yang dihasilkan berupa peta desa yang memiliki batas acuan yang valid bersumber dari Lembaga Badan Informasi Geospasial (BIG). Status Desa Keub dikategorikan menjadi desa definitif dengan luas area desa adalah 654,11 Ha. Adapun sarana prasarana yang digambarkan antara lain adalah gapura desa, kantor balai desa, koperasi, lapangan bola, masjid, musholla, pasar, pemakaman, puskesmas, sekolah dasar, sekolah menengah pertama, taman kanak-kanak dan tower signal. Peta profil desa diserahkan kepada pihak desa untuk diletakkan di kantor balai desa sebagai salah satu unsur pendukung desa dalam perencanaan pembangunan desa.
Upaya Konservasi Gajah Bersama Masyarakat Sekitar Kawasan Hutan di Kabupaten Bener Meriah Ali Muhammad Muslih; Muhammad Alsy Perdana; Ulfa Hansri Ar Rasydi; Ashabul Anhar; Anna Farida; Ida Rosita; Maryam Jamilah; Durrah Hayati; Tuti Arlita; Lola Adres Yanti; Ayub Sugara
Repong Damar: Jurnal Pengabdian Kehutanan dan Lingkungan Vol 2, No 2 (2023): November
Publisher : Magister of Forestry,Department of Forestry, Faculty of Agriculture, University of Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/rdj.v2i2.8297

Abstract

Hutan memiliki peran yang sangat penting bagi kehidupan flora fauna endemik, hutan dapat menjadi habitat bagi banyak kehidupan liar. Salah satunya ialah Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus) yang merupakan salah satu spesies dari ordo proboscidea yang masih ditemukan. Gajah Sumatera tergolong satwa dalam status kritis (critically endangered) dalam daftar Red List yang dikeluarkan oleh IUCN (International Union for Conservation of Nature and Natural Resources). Kegitan upaya konservasi gajah Bersama masyarakat dilakukan di Kabupaten Bener Meriah mulai bulan Februari 2023, dengan tujuan dapat dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan dan solusi terkait penanganan terhadap gajah dan mengurangi terjadinya konflik antara masyarakat dengan gajah. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara danĀ  diperkuat dengan studi pustaka. Hasil dari kegiatan menunjukkan bahwa ada beberapa upaya yang dapat dilakukan seperti mengetahui ancaman bagi spesies gajah, melakukan upaya konservasi gajah, upaya pelestarian gajah (membangun kawasan lindung, sosialisasi kepada masyarkat, melakukan penangkaran gajah) dan upaya perlindungan gajah (Penggiringan gajah, pembuatan parit dan kawat kejut, pemasangan GPS Collar).
Pengembangan Wisata Alam Berbasis Konservasi di Hutan Kemasyarakatan Alue Simantok, Kabupaten Bireuen, Provinsi Aceh Ali Muhammad Muslih; Ammar Habibi; Ashabul Anhar; Ayub Sugara; Tuti Arlita; Anna Farida; Ulfa Hansri Ar Rasyid; Durrah Hayati; Maryam Jamilah; Ida Rosita; Lola Adres Yanti
Repong Damar: Jurnal Pengabdian Kehutanan dan Lingkungan Vol 2, No 1 (2023): June
Publisher : Magister of Forestry,Department of Forestry, Faculty of Agriculture, University of Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/rdj.v2i1.7429

Abstract

Wisata alam berbasis masyarakat menyuguhkan segala sumber daya wilayah berbasis konservasi dan juga memberikan keuntungan bagi masyarakat sekitar. Dilema antara kesejahteraan masyarakat dengan kerusakan hutan membuahkan sebuah solusi yaitu program pembangunan hutan kemasyarakatan berbasis wisata. Pendekatan pengelolaan Hutan Kemasyarakatan adalah menggali, mengembangkan, membangun, dan memperkuat kemampuan individu maupun kelompok masyarakat dalam menganalisis keadaannya sendiri, serta memikirkan dan merencanakan apa yang dapat dilakukan untuk memperbaiki kualitas hidupnya. Kelompok Tani Hutan Alue Simantok memperoleh izin Hutan Kemasyarakatan (HKm) berdasarkan Keputusan Menteri LHK No. SK. 4241/MENLHK-PSKL/PKPS/PSL.0/7/2020, dengan luas 766 hektar pada Kawasan Hutan dengan fungsi sebagai Hutan Produksi (HP) sejak Tahun 2015. Metode yang digunakan dalam pengambilan data adalah observasi langsung dan metode wawancara terhadap anggota HKm. Berdasarkan hasil kegiatan pendampingan masyarakat terkait pengembangan wisata alam pada HKm Alue Simantok bahwa program pengembangan sedang dalam proses penyusunan Rencana Kerja secara paralel aktifitas pengelolaan kawasan dan pemetaan potensi wisata dan potensi hasil hutan bukan kayu. HKm Alue Simantok memiiki 3 destinasi wisata yaitu air terjun putro dusun, air terjun kulam putro, dan agrowisata serta memiliki rencana akan dibangun taman burung. Program perencanaan pengembangan wisata alam berbasis konservasi sebaiknya melibatkan bantuan dari program pemerintah.