Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Students' Mathematical Understanding in Solving Mathematics Problems from Theory Perspective of Schemp's Understanding Rianti Hidaiyah; Sukoriyanto Sukoriyanto; Slamet Slamet
AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika Vol 12, No 2 (2023)
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24127/ajpm.v12i2.6510

Abstract

This study aims to describe students' mathematical understanding in solving mathematical problems from the perspective of Skemp's theory of understanding which consists of instrumental understanding and relational understanding. This type of research is descriptive qualitative in which students' mathematical understanding in solving exponential problems is described based on the results of mathematical understanding tests and interviews. This research was conducted in class X SMA Darul Faqih Indonesia and the research subjects were taken from students with high, medium, and low mathematical abilities, each of which was represented by two subjects from each category.The results of this study indicate that students with high mathematical abilities are able to find mathematical relationships, apply them, and explain the reasons, which include relational understanding. Students with moderate mathematical ability are able to apply memorized procedures in finding solutions to problems but are unable to explain the reasons, which include instrumental understanding. Meanwhile, students with low mathematical ability have low mathematical understanding because they are unable to meet the indicators of relational understanding and instrumental understanding. This study recommends that students with low mathematics abilities are trained to apply mathematical theory to increase their understanding into instrumental understanding while students with moderate mathematical abilities are trained to find mathematical theory to increase their understanding into relational understanding.
Analisis Kesalahan Siswa Tipe Kepribadian Idealist dalam Menyelesaikan Masalah Statistika Berdasarkan Kriteria Watson Nibrisatul Hana; Makbul Muksar; Slamet Slamet
Jurnal Cendekia : Jurnal Pendidikan Matematika Vol 7 No 3 (2023): Jurnal Cendekia: Jurnal Pendidikan Matematika Volume 7 Nomor 3 Tahun 2023
Publisher : Mathematics Education Study Program

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cendekia.v7i3.2668

Abstract

Guru sering menemukan kesalahan siswa dalam proses pembelajaran, seperti kesalahan dalam memahami soal, perhitungan, dan menuliskan kesimpulan. Dengan mengetahui kesalahan setiap siswa, guru akan lebih mudah memperbaiki kesalahan siswa. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar guru dapat membuat rencana untuk menindaklanjuti kesalahan siswa sehingga hasil pembelajaran dapat dicapai semaksimal mungkin. Memahami karakteristik siswa adalah salah satu komponen penting untuk meningkatkan hasil pembelajaran dalam mengembangkan potensi siswa secara optimal. Tipe kepribadian siswa adalah faktor yang dapat memengaruhi kegiatan belajar mereka. Karena tipe kepribadian siswa bervariasi dari satu siswa ke siswa lainnya, kemungkinan kesalahan yang dilakukan oleh siswa juga berbeda. Statistik adalah salah satu mata pelajaran sekolah menengah pertama di mana siswa sering melakukan kesalahan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kesalahan yang dilakukan siswa tipe kepribadian idealist serta penyebab siswa melakukan kesalahan tersebut dalam menyelesaikan masalah statistika berdasarkan kriteria Watson. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang dilakukan di SMP Ar Rohmah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini meliputi angket, tes, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan siswa tipe kepribadian idealist melakukan beberapa kesalahan seperti tidak menuliskan prosedur penyelesaian (ip), tidak menggunakan data yang tersedia untuk menyelesaikan masalah (od), langsung menuliskan kesimpulan tanpa disertai prosedur penyelesaian (rlc), kesalahan dalam perhitungan (shp) serta menuliskan kesimpulan namun tidak tepat (oc). Beberapa faktor yang menyebabkan kesalahan tersebut adalah siswa tidak paham dengan prosedur penyelesaian yang telah dilakukannya, tidak mengetahui prosedur penyelesaian masalah yang diberikan, dan kehabisan waktu dalam mengerjakan soal.
Penalaran Imitatif Siswa Berkemampuan Matematika Tinggi dalam Memahami Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Zakiyah Bahanan; I Nengah Parta; Slamet Slamet
Jurnal Cendekia : Jurnal Pendidikan Matematika Vol 7 No 2 (2023): Jurnal Cendekia: Jurnal Pendidikan Matematika Volume 7 Nomor 2 Tahun 2023
Publisher : Mathematics Education Study Program

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cendekia.v7i2.2283

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penalaran imitatif siswa SMP dalam memahami sistem persamaan linear dua variabel. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas VIII E SMPN 7 Pasuruan tahun ajaran 2022/2023. Dua subjek dalam penelitian ini dipilih dengan kriteria jawaban tes tuntas dan benar dengan menunjukkan adanya tiruan prosedur, menggunakan metode SPLDV yang sama, serta mempertimbangkan kemampuan siswa mengomunikasikan pemikirannya saat proses wawancara dan keteraturan penyusunan jawaban pada lembar pekerjaan tes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada unsur berlandasan matematika, subjek mengerti susunan langkah-langkah dalam menyelesaikan soal, tetapi dalam menerapkannya subjek hanya fokus untuk mengecek proses perhitungannya saja tanpa memperhatikan kelogisan dari langkah pemisalan variabel dan kesimpulan yang dibuat. Pada unsur peniruan prosedur, subjek menyelesaikan soal dengan mencontoh prosedur penyelesaian soal rutin SPLDV dan berkeyakinan bahwa prosedur tersebut hanya dapat diterapkan dengan mengikuti aturan pengerjaan yang telah dijelaskan oleh guru. Sedangkan pada unsur argumentasi logis, kedua subjek memiliki kemampuan yang berbeda dalam memberikan alasan logis dari prosedur penyelesaian yang telah dilakukan. Namun dalam hal membuktikan kebenaran kesimpulan, kedua subjek sama-sama tidak dapat menghubungkan jawaban pada pertanyaan sebelumnya untuk menjelaskan bukti terkait rincian uang untuk membeli bahan kue bipang yang dibutuhkan jika diketahui jumlah uang yang dikeluarkan.
PELATIHAN PENYUSUNAN MODUL AJAR DAN ASESMEN BERBASIS NUMERASI SMKN 2 TUREN KABUPATEN MALANG Trianingsih Eni Lestari; Anita Dewi U; Slamet; Ety TDC; Jamaliatul B; Rustanto R
Jurnal Gembira: Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 2 No 03 (2024): JUNI 2024
Publisher : Media Inovasi Pendidikan dan Publikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kurikulum yang diterapkan di Indonesia saat ini adalah Kurikulum Merdeka. Kurikulum Merdeka memberikan keleluasaan bagi guru untuk menggunakan berbagai perangkat ajar sesuai kebutuhan dan karakteristik peserta didikBegitu juga di SMKN 2 Turen Malang. Di SMK ini masih peralihan kurikulum dari kurikulum belajar SMK 2013 REV  menjadi Kurikulum Merdeka. Tujuan dari kegiatan pengabdian ini adalah melakukan pelatihan penyusunan modul ajar dan assesmen yang berbasis numerasi bagi guru – guru SMKN 2 Turen Kabupaten Malang. Metode yang diterapkan adalah perencanaan, tindakan, observasi dan evaluasi, serta refleksi. Pada tahapan pelaksanaan meliputi pemahaman, eksplorasi, diskusi, peer teaching dan refleksi kegiatan pelatihan. Hasil yang diperoleh dari pelaksanaan pelatihan ini adalah meningkatnya kemampuan guru-guru SMKN 2 Turen dalam penyusunan perangkat pembelajaran dan asesmen berbasis numerasi terkait sistem kurikulum merdeka.
EKSPLORASI EPISTEMIC COGNITION SISWA KELAS 8 DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA Imam Rofiki; Puguh Darmawan; Slamet Slamet; Sri Wahyuni; Syekha Vivi Alaiya; Mutiara Sani
JURNAL EDUCATION AND DEVELOPMENT Vol 12 No 3 (2024): Vol 12 No 3 September 2024
Publisher : Institut Pendidikan Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37081/ed.v12i3.6316

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi epistemic cognition siswa dalam memecahkan masalah matematika. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan desain studi kasus jamak. Penelitian ini melibatkan 52 siswa kelas 8 Sekolah Menengah Pertama. Siswa diberikan lembar tugas pemecahan masalah matematika dan diminta untuk menyelesaikannya. Kemudian, peneliti mewawancarai siswa. Data yang diperoleh dianalisis untuk memperoleh karakterisasi epistemic cognition siswa. Penelitian ini menemukan bahwa epistemic cognition dikategorikan menjadi dua jenis/kategori, yaitu epistemic cognition global dan epistemic cognition lokal. Epistemic cognition global terjadi ketika siswa menggunakan strategi metakognisi global, strategi pemecahan masalah, dan tipe justifikasi own explanation (atau rule). Sementara, epistemic cognition lokal terjadi ketika siswa menggunakan strategi metakognisi lokal, strategi pemecahan masalah, dan tipe justifikasi procedural description (atau assumption, vague/ broad statement). Temuan penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi guru dalam merancang strategi pembelajaran yang dapat mengembangkan epistemic cognition siswa.
REPRESENTASI MATEMATIS SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH NUMERASI KONTEN ALJABAR BERDASARKAN GENDER Dimas Galih Dwi Pangasta; Toto Nusantara; Slamet Slamet
AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika Vol 13, No 2 (2024)
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24127/ajpm.v13i2.8806

Abstract

Numerasi merupakan kemampuan yang diperlukan dalam dunia pendidikan saat ini. Salah satu kemampuan yang mendukung numerasi adalah representasi matematis. Namun dalam hal ini masih ditemukan masalah terkait representasi matematis. Penelitian deskriptif kualitatif ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan representasi matematis siswa dalam memecahkan masalah numerasi konten aljabar berdasarkan gender. Subjek penelitian terdiri dari empat siswa SMA Negeri 1 Mojosari, yaitu 2 siswa laki-laki dan 2 siswa perempuan. Tahapan penelitian ini yaitu pemberian masalah numerasi aljabar pada siswa dan penentuan subjek penelitian berdasarkan gender serta hasil tes masalah numerasi aljabar. Kemudian dilakukan wawancara dengan subjek terpilih. Triangulasi data yang dilakukan untuk uji keabsaan data ialah pemberian tes masalah numerasi aljabar dan wawancara pada waktu yang berbeda. Hasil penelitian ini merupakan deskripsi tahapan pemecahan masalah dari siswa laki-laki dan perempuan. Diperoleh hasil siswa laki-laki dan siswa perempuan menggunakan representasi verbal pada tahap memahami masalah dan tahap merencanakan strategi. Terdapat perbedaan siswa laki-laki menggunakan representasi simbolik, visual, dan verbal pada tahap melaksanakan strategi, sedangkan siswa perempuan hanya menggunakan representasi simbolik dan verbal. Pada tahap memeriksa kembali siswa laki-laki dan siswa perempuan menggunakan representasi verbal.Numeracy is a necessary skill in today's education. One of the skills that support numeracy is mathematical representation. However, in this case there are still problems related to mathematical representation. This descriptive qualitative research aims to describe students' mathematical representation ability in solving numeracy problems based on gender. The research subjects consisted of four students of SMA Negeri 1 Mojosari, namely 2 male students and 2 female students. The stages of this research are giving algebraic numeracy problems to students and determining research subjects based on gender and algebraic numeracy problem test results. Then an interview was conducted with the selected subject. Data triangulation carried out to test the validity of the data is the administration of algebraic numeracy problem tests and interviews at different times. The results of this study are a description of the problem solving stages of male and female students. The results obtained from male students and female students using verbal representations at the stage of understanding the problem and the stage of planning the strategy. There are differences in male students using symbolic, visual, and verbal representations at the strategy implementation stage, while female students only use symbolic and verbal representations. At the stage of checking back male students and female students use verbal representations.