Luh Suwita Utami, Luh Suwita
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

AKTIVITAS MASA LALU MASYARAKAT PENDUKUNG SITUS DORO MPANA, DOMPU Juliawati, Ni Putu Eka; Wibisono, Sonny Chr.; Utami, Luh Suwita; Hidayah, Ati Rati; Rema, Nyoman
AMERTA Vol. 37 No. 2 (2019)
Publisher : Penerbit BRIN (BRIN Publishing)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract, Past Community Activities in Doro Mpana Site, Dompu. Research at Doro Mpana Site started with a report from the Head of Kandai Satu Village about the findings of a number of objects which are suspected of being archaeological remains in the form of earthenware fragments, ceramics, metal objects, human bone fragments, and Batu Dimpa. Batu Dimpa is a term given by the community for flat stones which are believed to be ancient grave markers. The purpose of this study was to determine the activities carried out by the community of Doro Mpana Site in the past. Data was collected through excavation, survey, and interview methods. Data were analyzed using specific analysis that focused on the physical characteristics of artifacts and contextual analysis related to the connection between archeological data. Three excavation squares were opened in this first phase of research. The results of excavation are earthenware fragments, foreign ceramic fragments, andesite stones, Batu Dimpa, brick structures, and human bone fragments. In the past, Doro Mpana site was once used for burial. Foreign ceramics findings show that the community in the past had been in contact with the outside world in trade relations. Utilization of Doro Mpana as a settlement in more recent time is supported by brick findings and some historical records. Keywords: Doro Mpana, Dompu, Batu Dimpa   Abstrak, Penelitian di Situs Doro Mpana diawali dengan laporan Lurah Kandai Satu tentang temuan sejumlah benda yang diduga merupakan tinggalan arkeologi berupa fragmen gerabah, keramik, benda logam, fragmen rangka individu manusia, dan Batu Dimpa. Batu Dimpa adalah sebutan masyarakat untuk batu pipih yang dipercaya merupakan penanda kubur kuno. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas masyarakat pendukung Situs Doro Mpana pada masa lalu. Pengumpulan data dilakukan dengan metode ekskavasi, survei, dan wawancara. Data dianalisis dengan menggunakan analisis khusus yang menitikberatkan ciri fisik artefak dan analisis kontekstual yang berkaitan dengan hubungan antardata arkeologi. Tiga buah kotak ekskavasi dibuka dalam penelitian tahap pertama ini. Adapun hasil ekskavasi adalah berupa fragmen gerabah, fragmen keramik asing, batu andesit, Batu Dimpa, struktur bata, dan fragmen tulang individu manusia. Pada masa lalu Situs Doro Mpana pernah dimanfaatkan untuk penguburan. Temuan keramik asing menunjukkan bahwa masyarakat pada masa lalu telah mengadakan kontak dengan dunia luar dalam hubungan perdagangan. Pemanfaatan Doro Mpana sebagai permukiman pada masa yang lebih muda didukung temuan bata dan catatan sejarah. Kata Kunci: Doro Mpana, Dompu, Batu Dimpa
PEMANFAATAN MUSEUM BALAPUTRA DEWA SEBAGAI IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA PADA PEMBELAJARAN SEJARAH DI SMAN 18 PALEMBANG Fakhruddin, M.; Darme, Made; Andhifani, Wahyu Rizky; Utami, Luh Suwita
Naditira Widya Vol. 18 No. 1 (2024): Naditira Widya Volume 18 Nomor 1 April Tahun 2024
Publisher : National Research and Innovation Agency (BRIN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penerapan “Kurikulum Merdeka” di sekolah menekankan bahwa pembelajaran sejarah memegang peranan penting dalam menumbuhkembangkan, menilai, dan melatih keterampilan peserta didik. Akan tetapi, pembelajaran sejarah hanya dengan menggunakan buku paket sekolah yang hanya menyajikan narasi dan gambar, sedangkan pemanfaatan seperti koleksi-koleksi di museum kurang begitu maksimal digunakan oleh guru sejarah. Tujuan penelitian ini untuk memahami pemanfaatan Museum Balaputra Dewa oleh guru sejarah sebagai implementasi “Kurikulum Merdeka” pada pembelajaran sejarah di sekolah. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif analisis dengan pendekatan studi kasus. Pengumpulan data diperoleh melalui observasi, wawancara, dan studi pustaka melalui jurnal, dan dokumen-dokumen. Analisis menggunakan tiga komponen, yang meliputi kondensasi data, penyajian data, dan kesimpulan atau verifikasi lebih lanjut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa “Kurikulum Merdeka” telah memberikan ruang yang luas bagi guru sejarah untuk menggunakan berbagai sumber belajar sejarah termasuk pemanfaatan museum sebagai media pembelajaran sejarah. Upaya guru memanfaatkan Museum Balaputra Dewa sebagai sumber belajar dilakukan melalui koleksi-koleksi peninggalan sejarah masa lampau di Sumatra Selatan, yakni zaman prasejarah dan pra-Sriwijaya. Hal ini disesuaikan dengan materi sejarah kelas X Ilmu Pengetahuan Sosial di semester ganjil. Peserta didik diajak berkunjung ke museum sebagai upaya untuk mendalami pemahaman belajar sejarah. Setelah kunjungan ke museum, peserta didik lebih antusias belajar Sejarah, karena mereka mendapatkan berbagai informasi sejarah yang tidak ada dalam buku paket sekolah.The “Merdeka Curriculum” implementation in schools emphasizes that history learning plays an important role in developing, assessing, and training students' skills; however, history education only uses textbooks that present narratives and pictures. This research aims to understand history teachers' use of the Balaputra Dewa Museum to implement the "Merdeka Curriculum" in history learning at school. This research uses a qualitative descriptive analysis method with a case study approach. Data was collected through observation, interviews, and literature studies through journals and documents. The analysis uses three components, i.e. data condensation, data presentation, and conclusions or further verification. Research results indicate that the "Merdeka Curriculum" has provided ample space for history teachers to use various history education resources including using museums as a medium for history learning. The history teachers use the Balaputra Dewa Museum as a learning resource and adapt to the history material for class X Social Sciences during the odd semester. After visiting the museum, students became more enthusiastic about learning history, because they received various historical information not provided in school textbooks.