p-Index From 2020 - 2025
0.444
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Amerta
Ni Putu Eka Juliawati, Ni Putu Eka
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR BERKELANJUTAN DI BALI BAGIAN SELATAN Nastiti, Titi Surti; Geria, I Made; Winaya, Atina; Juliawati, Ni Putu Eka; Sofian, Harry Octavianus; Handini, Retno; Suarbhawa, I Gusti Made; Wibowo, Unggul; Windia, I Wayan; Suyarto
AMERTA Vol. 40 No. 1 (2022)
Publisher : Penerbit BRIN (BRIN Publishing)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55981/amt.2022.18

Abstract

Abstrak. Berdasarkan sumber prasasti, diketahui bahwa kearifan lokal masyarakat Bali dalam mengelola sumber daya air setidaknya telah ada sejak abad ke-11. Adapun pertanian dengan sistem subak muncul sejak abad ke-8. Pengelolaan sumber daya air dalam masyarakat Bali berpijak pada pemuliaan air dan alam sekitarnya yang berpedoman pada konsep Tri Hita Karana yang terdiri atas Parhyangan, Pawongan, dan Palemahan. Parhyangan berkenaan dengan kepercayaan pemuliaan air melalui upacara ritual. Pawongan berkenaan dengan warga desa adat yang mengelola sumber daya air sesuai aturan yang disepakati (awig-awig). Kemudian palemahan berkenaan dengan pengelolaan tata ruang yang mempertimbangkan resapan air, pemuliaan vegetasi, pengaturan pola hunian, dan keselarasannya dengan sumber air. Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi nilai-nilai kearifan di dalam pengelolaan sumber daya air di Bali beserta status keberlanjutannya. Adapun metode yang digunakan adalah studi kepustakaan, survei, analisis deskriptif, serta analisis keberlanjutan dengan metode Multi-Dimensional Scalling (MDS). Hasil analisis menunjukkan bahwa status keberlanjutan pengelolaan air mempunyai nilai relatif tinggi pada dimensi sosial-budaya dan nilai relatif rendah pada dimensi ekonomi-ekologi. Oleh karena itu, perlu dilakukan perbaikan melalui strategi kebijakan guna menyelaraskan setiap dimensi pembangunan berkelanjutan agar peradaban pengelolaan air di Bali, khususnya di Bali Selatan, dapat berlangsung optimal. Kata kunci: pengelolaan air, budaya berkelanjutan, Bali Abstract. Sustainable Water Resources Management in South Bali. The ancient Bali inscriptions inform that the Balinese people had developed water management based on their local wisdom since at least the 11th century. The agricultural irrigation system called Subak has existed even further since the 8th century. The water management system in Balinese society accentuates revering and honoring the water and its natural surroundings by applying the Tri Hita Karana concept in everyday life, which consists of Parhyangan, Pawongan, and Palemahan. Parhyangan is related to the belief in revering the water through ritual ceremonies. Pawongan is associated with the traditional village residents who managed water resources following agreed rules (awig-awig). Finally, Palemahan is related to spatial management by considering water conservation areas, vegetation areas, and occupancy areas with its water source’s sustainability. The study aims to identify the local knowledge in water management practices and determine the continuity status of its constancy. The data collection uses literature study, survey, descriptive analysis, and Multi-Dimensional Scaling analysis. The results represent that the sustainability status of water management has a relatively high score in the social-culture dimension. In contrast, it has a relatively low score in the economy and ecology dimensions. Therefore, it needs policy strategies to balance every extent of Bali’s water management so it can be optimized, especially in the South Bali area. Keywords: water management, cultural sustainability, Bali
Tumbuhan dalam Konteks Permukiman dan Penguburan: Studi Fitolit dari Situs Doro Mpana, Dompu, Nusa Tenggara Barat Wahyu Pratama, Aldhi; Anggraeni; Juliawati, Ni Putu Eka
AMERTA Vol. 41 No. 2 (2023)
Publisher : Penerbit BRIN (BRIN Publishing)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55981/amt.2023.712

Abstract

Abstract. Plants in the Settlement and Burial Context: Phytolith Study from Doro Mpana Site, Dompu, West Nusa Tenggara. The Doro Mpana site in Dompu, West Nusa Tenggara is one of the sites with traces of human interaction with the surrounding vegetation. Excavations have revealed human activities in the past, specifically settlement and burial activities. Archaeobotanical research conducted at the Doro Mpana site aims to determine the use of plants by its inhabitants. The research took an archaeobotanical approach, using phytolith data from pottery residues. Eighteen fragments of pottery edges and 3 fragments of pottery bodies were taken from box S20B1, and 10 fragments of pottery edges and 4 fragments of pottery bodies were taken from box T1S20, which had a settlement context. Meanwhile, samples with burial context were taken from concentrated pottery in spit 7 of box S20B1 and spit 4 of box T1S20. Phytolith extraction was carried out using a heavy-liquid floatation method with SPt (Sodium Polytungstate) solution, and identification was done using ICPN 2.0 (International Code for Phytolith Nomenclature). The results showed the presence of various plants such as palm tree (Arecaceae), bamboo (Poaceae) and ginger plants (Zingeberaceae) that were likely utilised in the past by the inhibitants of the Doro Mpana Site in the XIII-XV centuries AD. Keywords: sediments, residue, phytolith, earthenware, Doro Mpana Site   Abstrak. Situs Doro Mpana di Dompu, Nusa Tenggara Barat merupakan salah satu situs dengan indikasi adanya interaksi manusia dengan tumbuhan di sekitarnya. Ekskavasi yang telah dilakukan menemukan adanya aktivitas manusia di masa lalu, yakni aktivitas permukiman dan penguburan. Penelitian arkeobotani yang dilakukan pada Situs Doro Mpana, bertujuan untuk mengetahui bentuk pemanfaatan tumbuhan oleh manusia pendukungnya. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan pendekatan arkeobotani menggunakan data fitolit yang diambil dari residu gerabah. Sampel yang diambil adalah 18 fragmen tepian gerabah dan 3 fragmen badan gerabah dari kotak S20B1, serta 10 fragmen tepian gerabah dan 4 fragmen badan gerabah dari kotak T1S20 yang memiliki konteks permukiman. Sementara, sampel dengan konteks penguburan diambil dari gerabah terkonsentrasi pada spit 7 kotak S20B1 dan spit 4 kotak T1S20. Ekstraksi fitolit dengan metode heavy-liquid floatation dengan larutan SPt (Sodium Polytungstate) dan identifikasi menggunakan nomenklatur ICPN 2.0 (International Code for Phytolith Nomenclature). Hasil penelitian menunjukkan adanya beberapa tumbuhan seperti palem-paleman (Arecaceae), bambu (Poaceae) dan tumbuhan temu-temuan (Zingeberaceae) yang kemungkinan dimanfaatkan di masa lalu oleh manusia pendukung Situs Doro Mpana pada abad XIII–XV M. Kata kunci: sedimen, residu, fitolit, gerabah, Situs Doro Mpana
AKTIVITAS MASA LALU MASYARAKAT PENDUKUNG SITUS DORO MPANA, DOMPU Juliawati, Ni Putu Eka; Wibisono, Sonny Chr.; Utami, Luh Suwita; Hidayah, Ati Rati; Rema, Nyoman
AMERTA Vol. 37 No. 2 (2019)
Publisher : Penerbit BRIN (BRIN Publishing)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract, Past Community Activities in Doro Mpana Site, Dompu. Research at Doro Mpana Site started with a report from the Head of Kandai Satu Village about the findings of a number of objects which are suspected of being archaeological remains in the form of earthenware fragments, ceramics, metal objects, human bone fragments, and Batu Dimpa. Batu Dimpa is a term given by the community for flat stones which are believed to be ancient grave markers. The purpose of this study was to determine the activities carried out by the community of Doro Mpana Site in the past. Data was collected through excavation, survey, and interview methods. Data were analyzed using specific analysis that focused on the physical characteristics of artifacts and contextual analysis related to the connection between archeological data. Three excavation squares were opened in this first phase of research. The results of excavation are earthenware fragments, foreign ceramic fragments, andesite stones, Batu Dimpa, brick structures, and human bone fragments. In the past, Doro Mpana site was once used for burial. Foreign ceramics findings show that the community in the past had been in contact with the outside world in trade relations. Utilization of Doro Mpana as a settlement in more recent time is supported by brick findings and some historical records. Keywords: Doro Mpana, Dompu, Batu Dimpa   Abstrak, Penelitian di Situs Doro Mpana diawali dengan laporan Lurah Kandai Satu tentang temuan sejumlah benda yang diduga merupakan tinggalan arkeologi berupa fragmen gerabah, keramik, benda logam, fragmen rangka individu manusia, dan Batu Dimpa. Batu Dimpa adalah sebutan masyarakat untuk batu pipih yang dipercaya merupakan penanda kubur kuno. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas masyarakat pendukung Situs Doro Mpana pada masa lalu. Pengumpulan data dilakukan dengan metode ekskavasi, survei, dan wawancara. Data dianalisis dengan menggunakan analisis khusus yang menitikberatkan ciri fisik artefak dan analisis kontekstual yang berkaitan dengan hubungan antardata arkeologi. Tiga buah kotak ekskavasi dibuka dalam penelitian tahap pertama ini. Adapun hasil ekskavasi adalah berupa fragmen gerabah, fragmen keramik asing, batu andesit, Batu Dimpa, struktur bata, dan fragmen tulang individu manusia. Pada masa lalu Situs Doro Mpana pernah dimanfaatkan untuk penguburan. Temuan keramik asing menunjukkan bahwa masyarakat pada masa lalu telah mengadakan kontak dengan dunia luar dalam hubungan perdagangan. Pemanfaatan Doro Mpana sebagai permukiman pada masa yang lebih muda didukung temuan bata dan catatan sejarah. Kata Kunci: Doro Mpana, Dompu, Batu Dimpa