Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Tebak Gambar Dan Bermain Ular Tangga (Tega Berutang) Untuk Melatih Stimulasi Sensori Di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Sejahtera Tiaradevi, Tiaradevi; Basit, Mohammad; Widodo, Hariadi; Panggabean, Dimas R; Aldi, Muhammad; Husna, Jum’atul; Puteri, Puteri
Majalah Cendekia Mengabdi Vol 3 No 1 (2025): Majalah Cendekia Mengabdi
Publisher : CV. Wadah Publikasi Cendekia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63004/mcm.v3i1.544

Abstract

Pendahuluan: Lanjut usia mengalami perubahan fungsi dari sistem tubuh, salah satunya ialah penurunan fungsi kognitif. Jumlah lansia yang meningkat mengalami berbagai permasalahan berkaitan dengan kesehatan, kelemahan fisik serta sosial. Terapi aktivitas kelompok merupakan suatu jenis terapi modalitas yang dapat dibuat oleh perawat pada suatu kelompok lansia untuk meningkatkan fungsi kognitif dan sosial pada lansia. Tebak benda dan bermain ular tangga menjadi salah satu pilihan terapi aktivitas kelompok pada lansia untuk meningkatkan fungsi kognitif dan sosial. Tujuan: Tujuan dari pelaksanaan kegiatan terapi aktivitas kelompok ini adalah untuk melatih kemampuan kognitif dan sosial pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Sejahtera. Sasaran dalam kegiatan ini adalah lansia di Wisma Teratai yang berjumlah 7 orang yang memiliki kemampuan kognitif dan sosial yang rendah. Metode: Kegiatan ini dilaksanakan dalam tiga tahapan yaitu persiapan, pelaksanaan dan evaluasi. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini ialah permainan dan diskusi. Hasil: Hasil kegiatan menunjukkan para lansia terlibat secara aktif dan antusias dalam kegiatan ini. Simpulan: Dapat disimpulkan kegiatan ini dapat membantu dalam meningkatkan fungsi kognitif dan sosial pada lansia lewat terapi aktivitas kelompok tebak benda dan bermain ular tangga sehingga meningkatkan kualitas hidup lansia.
Hubungan Tingkat Kecemasan dan Kejadian Depresi pada Lansia dengan Kehilangan Elisavira, Thiarany; Rahman, Subhannur; Widodo, Hariadi
Jurnal Penelitian Perawat Profesional Vol 7 No 2 (2025): April 2025, Jurnal Penelitian Perawat Profesional
Publisher : Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/jppp.v7i2.6097

Abstract

Depresi pada lansia merupakan masalah yang kerap ditemui dalam berbagai kasus yang berhubungan dengan aspek psikososial. Kecemasan menjadi salah satu masalah kesehatan mental yang sering dialami oleh lansia. Kecemasan terhadap penuaan telah ditemukan memiliki efek mediasi terhadap depresi, dengan tingkat kecemasan penuaan yang lebih tinggi berkorelasi dengan peningkatan perasaan depresi. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan tingkat kecemasan dan kejadian depresi pada lansia dengan kehilangan di Ruang Angrek Rawat Inap Penyakit Dalam RSUD Puruk Cahu. Jenis penelitian kuantitatif menggunakan metode analitik dengan desain crossectional study. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Jumlah sampel sebanyak 30 pasien lansia. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner Geriatric Depression Rating Scale (GDRS) untuk depresi dan kuesioner Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) untuk kecemasan. Analisis data menggunakan Rank Spearman. Tingkat kecemasan lansia pada tingkatan sangat berat sebesar 10%, berat sebesar 43,33%, sedang sebesar 36,67%, dan ringan sebesar 10%. Kejadian depresi lansia pada tingkatan berat sebesar 33,33%, sedang sebesar 53,33%, dan ringan sebesar 13,33%. (3) Hasil uji statistik rank Spearman pada tingkat kepercayaan 95% dengan a = 0,05 diperoleh rho (r) sebesar 0,665 dan probabilitas (P) sebesar 0,000, artinya tingkat kecemasan dan tingkat kejadian depresi memiliki hubungan positif dan signifikan. Terdapat hubungan positif dan signifikan tingkat kecemasan dengan kejadian depresi lansia dengan kehilangan.
Breast cancer screening in postpartum mother: A literature review Rahmawati, Dwi; Dona, Sismeri; Mahdiyah, Dede; Budiwinata, Winarta; Widodo, Hariadi
Health Sciences International Journal Vol. 3 No. 1: February 2025
Publisher : Ananda - Health & Education Foundation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.71357/hsij.v3i1.61

Abstract

Background: Breast cancer remains a leading cause of morbidity and mortality among women, with early detection playing a critical role in improving outcomes. Postpartum mothers face unique challenges related to breast cancer screening due to physiological changes in breast tissue, lactation, and competing demands of infant care. Objective: This literature review explores breast cancer screening practices in postpartum mothers, identifies barriers and facilitators, and proposes strategies to improve screening uptake during this critical period. Method: A narrative review was conducted by analyzing studies from peer-reviewed journals. Articles were selected based on their relevance to breast cancer screening, postpartum mothers, and early detection methods. The data were synthesized to highlight key findings, identify gaps, and provide actionable insights. Results: Postpartum mothers experience significant barriers to breast cancer screening, including hormonal changes, lactation-related conditions, and limited awareness. Physiological remodeling of breast tissue can obscure early symptoms, delaying diagnosis. Despite these challenges, self-breast examination (BSE) and acupressure are effective techniques for early detection and breast health improvement. Studies show that BSE reduces mortality by up to 20%, while targeted acupressure enhances lactation and breast tissue awareness. Healthcare provider interventions, such as counseling and education during postpartum visits, improve screening adherence. Conclusion: Breast cancer screening during the postpartum period is essential yet underutilized. Tailored education and integrated care approaches are critical to overcoming barriers and enhancing awareness among postpartum mothers. Further research should explore innovative technologies and interventions to optimize early detection in this population.