Donny Harisuseso
Unknown Affiliation

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Studi Pemanfaatan Data Satelit CHIRPS Untuk Estimasi Curah Hujan Di Sub DAS Abab Cipto, Hastina; Donny Harisuseso; Jadfan Sidqi Fidari
Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air Vol. 3 No. 2 (2023): Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air (JTRESDA)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jtresda.2023.003.02.046

Abstract

Sub DAS Abab merupakan salah satu daerah di Indonesia yang sering mengalami banjir dan juga beresiko terjadi kekeringan. Maka dari itu, ketersediaan data curah hujan dibutuhkan untuk perencanaan dan pengelolaan sumber daya air. Teknologi penginderaan jauh seperti satelit CHIRPS dapat menjadi salah satu solusi untuk mengestimasi curah hujan di permukaan. Namun, pemanfaatan data curah hujan satelit harus memiliki hubungan yang erat dengan data pengamatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kinerja data curah hujan satelit CHIRPS terhadap data pengamatan dalam mengestimasi curah hujan di Sub DAS Abab berbasis wilayah. Evaluasi yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan analisis statistika yaitu kalibrasi dan validasi. Hasil kalibrasi data satelit CHIRPS menghasilkan faktor koreksi dengan bentuk persamaan regresi polinomial. Pada tahap validasi terkoreksi nilai NSE, RSR dan KR pada periode bulanan basis wilayah yaitu NSE : 0,771 ; RSR : 0,480 ; KR : 1,268%. Sehingga satelit CHIRPS dapat dimanfaatkan untuk mengestimasi curah hujan di Sub DAS Abab.
Pemetaan Sebaran Hujan Rancangan Pada Berbagai Kala Ulang Menggunakan Metode Interpolasi Spasial di Sub DAS Brantas Hulu Al Farra I'tibar M; Donny Harisuseso; Jadfan Sidqi Fidari
Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air Vol. 3 No. 2 (2023): Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air (JTRESDA)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jtresda.2023.003.02.010

Abstract

Sub DAS Brantas Hulu ini berperan penting dalam kualitas ketersediaan air di Jawa Timur. Namun perubahan iklim mengakibatkan Sub DAS Brantas Hulu ini sering terjadi bencana alam seperti banjir bandang di Kota Batu. Oleh sebab itu diperlukan peta isohyet yang mudah dipahami guna mempersingkat proses dalam mendapatkan hujan rancangan untuk mempermudah perencanaan bangunan air. Pada studi ini dilakukan perhitungan hujan rancangan dengan kala ulang 2, 5, 10, dan 25 tahun kemudian diplot dalam bentuk peta isohyet. 18 stasiun hujan yang telah didapatkan data curah hujan hariannya dari tahun 2002-2021 dilakukan analisa uji terlebih dahulu. Setelah itu melakukan perhitungan hujan rancangan berbagai kala ulang. Hasil uji tersebut menghasilkan metode Log Normal yang lebih cocok untuk dipakai dalam perhitungan selanjutnya. Penggambaran hujan rancangan peta isohyet dengan IDW, Kriging, dan Spline menghasilkan kesimpulan bahwa IDW dan Spline menghasilkan gambar yang lebih halus daripada Kriging. Dan setelah dilakukan analisa perbandingan dengan RMSE, NSE, dan Koefisien Korelasi menunjukkan metode IDW yang lebih cocok digunakan daripada metode lainnya.
Pemanfaatan Data Satelit untuk Menganalisis Indeks Kekeringan Meteorologi di Sub DAS Slahung Kabupaten Ponorogo Friyana, Acha Octa; Donny Harisuseso; Ussy Andawayanti
Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air Vol. 4 No. 1 (2024): Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air (JTRESDA)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jtresda.2024.004.01.024

Abstract

Kabupaten Ponorogo dalam beberapa tahun terakhir rentan terjadi bencana kekeringan. Kekeringan disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya yaitu curah hujan yang rendah atau dibawah normal. Secara hidrologi, komponen utama dalam menganalisis indeks kekeringan meteorologi adalah curah hujan yang panjang, lengkap dan persebarannya merata diseluruh DAS. Namun, stasiun hujan yang berada di Sub DAS Slahung perletakannya kurang tersebar dan kurang mewakili daerah – daerah yang kosong. Hal ini dapat diantisipasi dengan memanfaatkan data curah hujan satelit dimana digunakan sebagai stasiun hujan bayangan yang membantu stasiun eksisting dalam mengisi ruang kosong di Sub DAS Slahung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat kekeringan serta dapat memprediksi kejadian kekeringan di Sub DAS Slahung. Perhitungan indeks kekeringan meteorologi menggunakan metode EDI (Effective Drought Index). Hasil analisis menunjukkan bahwa kekeringan terparah terjadi pada tahun 2005 (indeks min -2.41), 2007 (indeks min -1.94), 2012 (indeks min -1.55), 2017 (indeks min -1.62) dan 2019 (indeks min -1.50). Berdasarkan pola kekeringan pada tahun kering tersebut, diperkirakan kejadian kekeringan di Sub DAS Slahung terjadi 2 hingga 5 tahun sekali.
Pemanfaatan Data Hujan Satelit Untuk Prediksi Kekeringan Di Das Kali Lamong Kabupaten Gresik Jawa Timur Amirah, Nur; Donny Harisuseso; Sri Wahyuni
Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air Vol. 4 No. 1 (2024): Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air (JTRESDA)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jtresda.2024.004.01.022

Abstract

Potensi sumber daya air pada DAS Kali Lamong sering kali terganggu dikarenakan terdapat beberapa wilayah yang terdampak kekeringan. Dari permasalahan tersebut maka untuk mengantisipasi kejadian kekeringan pada DAS Kali Lamong diperlukan perhitungan indeks kekeringan menggunakan metode Standardized Precipitation Index (SPI) dan metode Inverse Distance Weighted (IDW) untuk pembuatan peta persebaran kekeringan. Untuk dapat menghitung indeks kekeringan serta penggambaran peta sebaran kekeringan maka dibutuhkan data yang meliputi data curah hujan bulanan selama 15 tahun di DAS Lamong, data curah hujan satelit CHIRPS, serta peta DAS Lamong yang digunakan untuk membuat peta sebaran stasiun hujan. Dari analisa menunjukkan bahwa korelasi antara curah hujan bulanan pada titik stasiun hujan pengukuran dan pada titik koordinat CHIRPS memiliki hubungan yang sudah memenuhi. Hasil perhitungan pada indeks kekeringan meteorologi pada DAS Kali Lamong dengan menggunakan metode Standardized Precipitation Index (SPI) memiliki nilai indeks kekeringan terparah dengan nilai -5,581 pada periode defisit 3 bulanan di tahun 2010. Pada penggambaran peta persebaran kekeringan menggunakan metode Inverse Distance Weighted (IDW), tahun 2009 dan tahun 2019 adalah tahun yang mengalami kejadian kering paling sering dibandingkan dengan tahun yang lainnya.
Studi Kekeringan Meteorologi dengan Pemanfaatan Data Satelit Chirps Pada Das Rondoningo Kabupaten Probolinggo As'idatu Viddaroini; Donny Harisuseso; Ussy Andawayanti
Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air Vol. 4 No. 1 (2024): Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air (JTRESDA)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jtresda.2024.004.01.031

Abstract

Abstrak: Kabupaten Probolinggo menjadi salah satu wilayah yang kerap mengalami bencana kekeringan, terkhusus DAS Rondoningo. Kekeringan yang terjadi pada Kabupaten Probolinggo disebabkan oleh intensitas curah hujan yang rendah atau curah hujan dibawah curah hujan normal, maka diperlukan perhitungan nilai indeks kekeringan untuk mengidentifikasi keparahan kekeringan yang terjadi pada lokasi studi. Namun terdapat kendala dimana data hujan pada lokasi studi dinilai kurang sempurna karena pos pengamatan curah hujan masih belum merata, maka akan dilakukan pemanfaatan data curah hujan CHIRPS. Data curah hujan CHIRPS akan dikalibrasikan dengan data curah hujan pengamatan menggunakan persamaan regresi. Metode yang digunakan dalam perhitungan nilai indeks kekeringan adalah Percent Normal Index (PNI). Hasil indeks kekeringan kemudian akan digunakan untuk pembuatan peta sebaran kekeringan metode interpolasi Inverse Distance Weight (IDW) menggunakan aplikasi ArcGIS. Hasil dari penelitian ini menunjukkan persamaan dengan nilai determinasi paling baik dalam mengestimasi nilai curah hujan CHIRPS adalah persamaan regresi linier intercept. Kemudian perhitungan indeks PNI menunjukkan indeks kekeringan terparah sebesar 0% dengan status “Amat Sangat Kering” pernah terjadi pada seluruh tahun pengamatan (2002-2021). Hasil peta sebaran kekeringan metode IDW menunjukkan hasil yang sangat bagus karena memilki kecocokan dengan peta kekeringan yang dikeluarkan oleh BPBD Kabupaten Probolinggo.
Pemetaan Sebaran Hujan Rancangan Pada Berbagai Kala Ulang Menggunakan Metode Interpolasi Spasial Di Sub DAS Widas : Mapping of Design Rainfall Distribution at Multiple Periods Using Spatial Interpolation in Widas Sub-Watershed, Nganjuk Regency Annisatuzjriyah Marthadyanti; Donny Harisuseso; Ery Suhartanto
Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air Vol. 4 No. 1 (2024): Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air (JTRESDA)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jtresda.2024.004.01.038

Abstract

Permasalahan sebaran stasiun hujan yang ada di suatu DAS sampai sekarang masih kurangnya perhatian. Hal ini dibuktikan oleh belum adanya acuan tetap tentang metode yang dapat digunakan untuk menentukan pola persebarannya. Diperlukannya perhitungan data curah hujan agar dapat menghasilkan intensitas hujan rancangan dalam periode kala ulang tertentu. Sub DAS Widas yang cukup luas dan dengan kondisinya yang memungkinkan untuk berubahnya tata guna lahan daerah, maka diperlukan adanya suatu peta yang dapat mengatasi masalah di daerah tersebut. Dalam penyusunan peta sebaran nilai ini menggunakan metode interpolasi yaitu IDW (Inverse Distance Weighted). Berdasarkan analisis dan hasil perhitungan, dari pengolahan data curah hujan rancangan didapatkan akan digunakan metode distribusi yang memiliki nilai perhitungan uji terkecil, yaitu dengan nilai terkecil yaitu 76 mm. Setelah didapatkan curah hujan rancangan tersebut, maka dapat dilakukan penggambaran peta sebaran hujan rancangan menggunakan metode IDW dengan berbagai kala ulang. Dari hasil peta tersebut, akan dilakukan perbandingan dengan menggunakan metode NSE. Nilai NSE pada metode IDW pada berbagai kala ulang tersebut rata – rata sebesar 0.99 dengan kriteria penilaian NSE, nilai hasil perhitungannya terletak antara 0.75 hingga 1 yaitu sangat baik. Dapat disimpulkan bahwa metode IDW sebagai metode yang akurat dalam proses pembuatan peta sebaran hujan rancangan.