Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Kejadian Hiperemisis Gravidarum Ditinjau dari Jarak Kehamilan dan Paritas Oktavia, Lina
Jurnal Aisyah : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol 1, No 2 (2016): December
Publisher : Universitas Aisyah Pringsewu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (33.666 KB) | DOI: 10.30604/jika.v1i2.19

Abstract

This study was conducted to determine the distance relationship with the incidence of pregnancy and parity Hiperemisis Gravidarum. Results Of the 284 study respondents there were 33.8 who experienced hyperemia gravidarum and 66.2% of mothers who did not experience hyperemia gravidarum. 34.2 with a distance-risk pregnancies and 65.8% with a distance of pregnancies at risk. There are 55.3% with high parity and 44.7% with low parity. From the test results obtained statistically no pregnancy distance relationship with hiperemisis gravidarum with p value of 0.000 and no association with maternal parity hiperemisis gravidarum with p value 0,002. Conclusion No relationship spaced pregnancies and maternal parity with hiperemisis gravidarum.Keywords: Distance Pregnancy, Parity, Hiperemisis Gravidarum
Kunjungan Antenatal Care Ditinjau dari Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Tanda Bahaya Kehamilan Oktavia, Lina
Jurnal Aisyah : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol 3, No 1 (2018): June
Publisher : Universitas Aisyah Pringsewu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (50.043 KB) | DOI: 10.30604/jika.v3i1.95

Abstract

Abstrak: Komplikasi kehamilan merupakan salah satu penyebab masih tingginya angka kematian ibu (AKI) di Indonesia sampai saat ini, yaitu perdarahan sebanyak 28% dan keracunan kehamilan (eklampsi) sebanyak 24%. Tanda-tanda bahaya pada kehamilan merupakan suatu pertanda telah terjadinya masalah yang serius pada ibu hamil atau janin yang dikandungnya. Berdasarkan penelitian, telah diakui saat ini bahwa setiap kehamilan dapat memiliki potensi dan membawa resiko bagi ibu.Pada analisa univariat, didapatkan dari 48 responden dengan kunjungan ANC sesuai standar sebanyak 24 responden (33,8%) dan yang sesuai standar sebanyak 47 responden (66,2%), responden dengan pengetahuan baik sebanyak 35 responden (49,3%), pengetahuan cukup sebanyak 26 responden (36,6) dan pengetahuan kurang sebanyak 10 responden (14,1%). Pada analisa bivariat didapatkan ada hubungan antara pengetahuan ibu hamil tentang tanda bahaya kehamilan dengan kunjungan ANC di Klinik Bidan Desi Fitriani Baturaja Kabupaten Ogan Komering Ulu tahun 2017 dengan p value 0,001. Ada hubungan antara pengetahuan ibu hamil tentang tanda bahaya kehamilan dengan kunjungan ANC.Abstract: Complications of pregnancy is one cause of still high maternal mortality (MMR) in Indonesia, namely bleeding as much as 28% and pregnancy poisoning (eklampsi) as much as 24%. The signs of danger in pregnancy is a sign of a serious problem in pregnant women or the fetus they contain. Based on research, it has been recognized today that every pregnancy can have potential and bring risks to the mother. The purpose of this research is to know the relationship of pregnant mother knowledge, pregnancy alarm, and visit of ANC. This study uses crossectional method with the number of respondents as much as 71 pregnant women. Statistical analysis using chi square to determine the relationship between independent with dependent variables on 95% confidence level. The results showed that there was a correlation between pregnant mother knowledge about pregnancy alert with visit of ANC at Desi Fitriani Clinic of Baturaja Regency of Ogan Komering Ulu with p value 0,001. The higher the level of knowledge of pregnant women about antenatal care will improve compliance in antenatal care visits.
ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERLAMBATNYA KEJADIAN MENOPAUSE Amelia, Wachyu; Oktavia, Lina; Septiani, Eichi
Babul Ilmi Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Vol 16, No 1 (2024): Babul Ilmi Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan
Publisher : STIKES 'Aisyiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36729/bi.v16i1.1205

Abstract

Latar Belakang:  Menopause terlambat mempunyai arti penting secara klinis dan kesehatan masyarakat karena  usia saat menopause menjadi prediktor penuaan dan konsekuensi terkait kesehatan. Resiko kanker payudara, kanker rahim dan kanker ovarium meningkat 30 % pada wanita yang mengalami menopause terlambat. Determinan yang mempengarui kejadian menopause lambat penting diketahui untuk pecegahan lebih awal munculnya berbagai penyakit.Tujuan : Diketahuinya hubungan usia menarche, kejadian obesitas dan lama penggunaan kontrasepsi suntik 3 bulan dengan kejadian menopause terlambat. Metode : Jenis penelitian ini adalah survey analitik dengan pendekatan  cross sectional di TPMB Ziandta Baturaja tahun 2024. Populasi penelitian adalah wanita usia 55 – 65 tahun. Cara pengambilan sampel adalah dengan purposive sampling. pengambilan data yaitu dengan cara wawancara serta menghitung IMT. Data dianalisis menggunakan  uji statistik Chi Square  dengan α = 0,05. Hasil: Hasil uji statistik Chi-Square variabel usia menache didapatkan p Value = 0,007, variabel kejadian  obesitas didapatkan p Value =0,022 dan variabel lama penggunaan kontrasepsi suntik 3 bulan didapatkan p Value = 0,017. Kesimpulan : Ada hubungan antara usia menarche, kejadian obesitas dan lama penggunaan kontrasepsi suntik 3 bulan dengan kejadian menopause terlambat. Saran :Diharapkan pada wanita menghindarkan diri berbagai faktor resiko menopause terlambat yang didukung petugas kesehatan dalam meningkatkan pengetahuan masyarakat. Kata Kunci :Menopause terlambat, menarche,obesitas, kontrasepsi
HUBUNGAN STATUS GIZI DAN SANITASI LINGKUNGAN TERHADAP KECACINGAN PADA ANAK Rodiyah, Rodiyah; Suryadinata, Arda; Oktavia, Lina
Babul Ilmi Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Vol 15, No 2 (2023): Babul Ilmi Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan
Publisher : STIKES 'Aisyiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36729/bi.v15i2.1135

Abstract

Latar Belakang: Kecacingan merupakan penyakit yang disebabkan oleh cacing parasit usus dengan prevalensi yang cukup tinggi dan menyebar di seluruh wilayah Indonesia. Kecacingan dilaporkan jarang menyebabkan kematian namun mampu mempengaruhi kesehatan dan produktivitas penderita melalui penurunan status gizi. Tujuan: Diketahuinya hubungan status gizi dan sanitasi lingkungan terhadap kecacingan pada anak Madrasah Ibtidaiyah Darul Taklim  Metode: Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua anak di sekolah Madrasah Ibtidaiyah Darul Taklim. Pengambilan sampel secara total sampling berjumlah 28 anak. Pengambilan data ini dilakukan pada bulan Februari-Juni 2023. Analisa data menggunakan analisa univariat dan analisa bivariat dengan uji statistik Chi square. Hasil: Ada Hubungan Status Gizi Terhadap Kecacingan Pada Anak dengan p value 0,020. Ada Hubungan Sanitasi Lingkungan Terhadap Kecacingan Pada Anak p value 0,011. Saran: Agar adanya program pemberantasan kecacingan pada anak dan penyuluhan sanitasi lingkungan, serta pola hidup bersih kepada masyarakat merupakan salah satu program terdepan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Kata Kunci: Status Gizi,Sanitasi Lingkungan, Kecacingan Pada Anak
HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU RUMAH TANGGA DENGAN PERILAKU SWAMEDIKASI Nurhayani, Juwita; Oktavia, Lina; Yansyah, Eka Joni
Babul Ilmi Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Vol 15, No 2 (2023): Babul Ilmi Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan
Publisher : STIKES 'Aisyiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36729/bi.v15i2.1137

Abstract

Latar Belakang : Swamedikasi yang tidak tepat dapat terjadi karena perilaku yang salah pada saat melakukan pengobatan secara swamedikasi. Perilaku manusia dipengaruhi oleh berbagai karakteristik. Perilaku ini menentukan masyarakat dalam melakukan swamedikasi. Tujuan: Mengetahui hubungan karakteristik ibu rumah tangga dengan perilaku swamedikasi di RT 02 RW 02 Kelurahan Air Lintang Wilayah Kerja Puskesmas Muara Enim. Metode : Desain penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan cross Sectional.Sampel diambil total populasi yaitu ibu rumah tangga di RT 02 RW 02 Kelurahan Air Lintang Kabupaten Muara Enim yang berjumlah 40 orang. Analisa data menggunakan analisa univariat dan bivariat dengan uji statistic Chi Square. Hasil: Berdasarkan hasil analisa bivariat menunjukkan bahwa ada hubungan bermakna antara tingkat pengetahuan ibu rumah tangga dengan perilaku swamedikasi dengan p value 0,008 < 0,05, ada hubungan bermakna antara pendidikan ibu rumah tangga dengan perilaku swamedikasi dengan nilai p value 0,000 < 0,05, dan ada hubungan bermakna antara pekerjaan ibu rumah tangga dengan perilaku swamedikasi dengan nilai p value 0,032 < 0,05. Saran : Adanya sosialisasi mengenai swamedikasi terhadap masyarakat, adanya data khusus mengenai swamedikasi baik di Puskesmas maupun Dinas Kesehatan Kabupaten Muara Enim. Kata Kunci : karakteristik, ibu rumah tangga, swamedikasi
The Effect Of Yoga On Reducing Anxiety Levels In The Menstrual Cycle Of Adolescent Females : A Literature Review Setyoputri, Zahrotun Nisa’; Oktavia, Lina
JKM (Jurnal Kebidanan Malahayati) Vol 11, No 1 (2025): Volume 11 No 1 Januari 2025
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkm.v11i1.18716

Abstract

Latar Belakang: Setiap bulan perempuan berusia 12–49 tahun (WUS), tidak sedang hamil dan belum menopause mengalami menstruasi. Pada saat menstruasi masalah yang dialami banyak wanita adalah rasa tidak nyaman atau rasa nyeri. Perubahan fungsi sistem syaraf otonom selama fase luteal menstruasi berhubungan dengan gejala psikosomatik pada fase menstruasi. Alternatif preventif untuk meningkatkan kesehatan perempuan adalah dengan melakukan yoga. Yoga memberikan manfaat pada kesehatan fisik dan mental melalui pengaturan sumbu HPA (Hipothalamus Pitutari Adrenal) dan System Syaraf Simpatis, meningkatkan aktifitas parasimpatis, menurunkan tekanan darah menurunkan stress dan tingkat kecemasan. Gerakan-gerakan fisik dari yoga merangsang, menguatkan tubuh serta meningkatkan sirkulasi darah. Organ-organ panggul, otot-otot perineal dan panggul menjadi lebih sehat, mendapatkan asupan oksigen, sehingga vaskularisasi menuju organ reproduksi menjadi optimal.Tujuan: Mengetahui pengaruh Yoga terhadap penurunan tingkat kecemasan pada siklus menstruasi remaja putri.Metode:  Desain penelitian ini menggunakan systematic literature review yang bersumber dari EBSCO, ProQuest,  Science  Direct  and  PubMed dengan jangka waktu terbit 10 tahun..Hasil: penelitian ini menemukan bahwa yoga dapat menurunkan tingkat kecemasan pada siklus menstruasi remaja putri.Kesimpulan: Yoga mempunyai pengaruh yang efektif terhadap penurunan tingkat kecemasan pada siklus menstruasi remaja putri.Saran: Pemberian treatment yoga dapat direkomendasikan    sebagai     tindakan     non farmakologi  dan  terapi  komplementer  untuk menurunkan  tingkat  kecemasan dengan   biaya   yang   murah,   resiko   sedikit, manfaatnya lebih besar dan efektif serta sangat sesuai     untuk     remaja     perempuan     yang menginginkan aktivitas ringan dan mudah. Kata Kunci : Menstruasi; Remaja Putri; Tingkat Kecemasan; Yoga ABSTRACT Background: Every month women aged 12–49 years (WUS), not pregnant and not yet menopausal experience menstruation. During menstruation, the problem experienced by many women is discomfort or pain. Changes in the function of the autonomic nervous system during the luteal phase of menstruation are related to psychosomatic symptoms during the menstrual phase. A preventive alternative to improve women's health is to do yoga. Yoga provides benefits to physical and mental health through regulation of the HPA axis (Hypothalamus Pituitary Adrenal) and the Sympathetic Nervous System, increasing parasympathetic activity, lowering blood pressure, reducing stress and anxiety levels. The physical movements of yoga stimulate, strengthen the body and improve blood circulation. The pelvic organs, perineal and pelvic muscles become healthier, get oxygen intake, so that vascularization to the reproductive organs becomes optimal.Purpose:  To determine the effect of Yoga on reducing anxiety levels in the menstrual cycle of adolescent girls .Methods:  This research design uses a systematic literature review sourced from EBSCO, ProQuest, Science Direct and PubMed with a publication period of 10 years.Results: This study found that yoga can reduce anxiety levels in the menstrual cycle of adolescent girls .Conclusion: Yoga has an effective influence on reducing anxiety levels in the menstrual cycle of adolescent girls.Suggestions: Yoga treatment can be recommended as a non-pharmacological action and complementary therapy to reduce anxiety levels at a low cost, with minimal risk, greater benefits and effectiveness and is very suitable for adolescent girls who want light and easy activities . Keywords: : Adolescent Girls; Anxiety Level; Menstruation; Yoga 
ANALISIS KUALITAS SUMBER MATA AIR BERDASARKAN PARAMETER FISIKA DAN PARAMETER KIMIA Apriansyah, Rizal; Oktavia, Lina; Yansyah, Eka Joni
Jurnal 'Aisyiyah Medika Vol 10, No 1: Februari 2025 Jurnal 'Aisyiyah Medika
Publisher : stikes 'aisyiyah palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36729/jam.v10i1.1305

Abstract

Latar Belakang: Data dari World Health Organization (WHO). Pada tahun 2022, secara global, setidaknya 1,7 miliar orang menggunakan sumber air minum yang terkontaminasi feses. Kontaminasi mikroba pada air minum akibat kontaminasi feses merupakan risiko terbesar terhadap keamanan air minum. Tujuan:  penelitian ini untuk untuk mengetahui kualitas air pada sumber mata air berdasarkan parameter fisika. (suhu, TDS (total dilsolved solid)) dan TSS (total suspended solid), parameter kimia (pH dan COD (chemical oxygen demamd)). Metode: Desain penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif). Penelitian ini dilakukan pada sumber mata air Desa Pagar Dewa Kecamatan Jarai Kabupaten Lahat, Sampel air dianalisis di Unit Pelayanan Teknis Dinas Laboratorium Kesehatan Daerah dan Unit Pelayanan Teknis Laboratorium Lingkungan Hidup Pemerintah Kabupaten lahat. Penelitian dilakukan pada bulan Juli-November 2024.Teknik pengumpulan data pada penelitian ini meliputi observasi, wawancara, pengambilan sampel air, uji laboratorium, dan dokumentasi. Hasil:  parameter fisika yaitu suhu air dengan nilai rata rata pengukuran adalah 31,20C, TDS rata rata nilai pengukuran adalah 277 mg/l. Hasil pengukuran TSS (Total Suspended Solid) 2,65 mg/l, serta parameter kimia yaitu Hasil pengukuran pH rata rata nilai pengukuran adalah 8, Hasil pengukuran COD (Chemical Oxygen Demand) yaitu 31,5 mg/l. Saran:  Pemerintah setempat perlu membuat peraturan untuk menjaga dan melestarikan mata air. Melakukan penyuluhan kepada masyarakat tentang kualitas air di daerah tersebut dengan bekerjasama dengan lintas sektor. Memberikan treatment yang dapat dilakukan terhadap air mata air agar dapat digunakan untuk kebutuhan rumah tangga. Serta Membangun sumber air alternatif untuk memenuhi kebutuhan air masyarakat. Kata Kunci : Kualitas Sumber Mata Air, Parameter fisika, Parameter kimia
The Effect of Peer Teaching Education on Diabetes Self-Care in Patients with Gestational Diabetes: A Quasi-Experimental Study Oktavia, Lina; Astriana, Willy; Akbar, M Agung
Journal of Health and Nutrition Research Vol. 4 No. 1 (2025)
Publisher : Media Publikasi Cendekia Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56303/jhnresearch.v4i1.366

Abstract

Gestational diabetes mellitus (GDM) is a global health concern requiring effective self-care, yet barriers such as limited social support and education persist. Peer teaching has emerged as a potential strategy to enhance self-care in GDM patients, though evidence of its effectiveness remains scarce. This quasi-experimental study aimed to evaluate the impact of peer teaching on diabetes self-care behaviors among GDM patients. The study involved 80 pregnant women with GDM, divided into an intervention group (receiving peer teaching) and a control group (receiving standard care). The intervention consisted of weekly 90-minute peer-led sessions over four weeks, focusing on practical self-care strategies. Self-care behaviors were assessed using the Diabetes Self-Management Instrument (DSMI) at baseline and post-intervention. Results revealed significant improvements in all DSMI subscales (self-integration, self-regulation, interaction with healthcare providers, self-monitoring, and adherence to therapy) in the intervention group (p < 0.001), with no comparable changes observed in the control group. The findings demonstrate that peer teaching effectively enhances self-care practices in GDM patients, particularly in glucose monitoring and treatment adherence. These results support integrating peer-led education into routine antenatal care for GDM, especially in resource-limited settings. Future research should explore long-term outcomes and scalability to strengthen implementation strategies
Factors Associated with the Giving of Basic Inactivated Poliovirus Vaccine (IPV) Immunisation Zulianti, Resillia; Novitry, Fera; Oktavia, Lina
Lentera Perawat Vol. 5 No. 2 (2024): Lentera Perawat
Publisher : STIKes Al-Ma'arif Baturaja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52235/lp.v6i1.309

Abstract

Inactivated Poliovirus Vaccine (IPV) immunisation is given starting from 2-3 months of age with three consecutive doses with an interval of 6-8 weeks. IPV immunisation is one of the key steps in polio control efforts. However, there are still challenges in achieving optimal immunisation coverage in some areas. The aim was to determine the factors associated with the provision of IPV basic immunisation. This type of research uses descriptive analytics with a Cross Sectional approach where data on both variables are collected at the same time or at one time. Sampling using simple random sampling using the formula as many as 164 samples. The instruments used in the study were questionnaires and KMS Statistical tests used were chi-square. Results: The results of this study report that there is a significant relationship between knowledge (p value 0.000), work (p value 0.000), posyandu cadres (p value 0.000), posyandu officers (p value 0.000), and family support (p value 0.000) with the provision of IPV Basic Immunisation in the Working Area of Puskesmas Pulau Panggung. There is an influence of knowledge, occupation, posyandu cadres, posyandu officers, and family support on the provision of IPV basic immunisation. This study suggests that health workers should be more active in providing information to local mothers by providing information through counselling and putting up posters, banners and distributing leaflets about the importance of IPV to children or by providing information from house to house.
Student behavior toward the implementation of smoke-free area policy in health higher education institutions: A descriptive study Oktavia, Lina; Harto, Toto
Lentera Perawat Vol. 6 No. 3 (2025): July - September
Publisher : STIKes Al-Ma'arif Baturaja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52235/lp.v6i3.523

Abstract

Background Smoke-Free Area (SFA) policies are an essential public health intervention aimed at reducing tobacco exposure and promoting a healthy environment, particularly in higher education institutions. However, compliance remains a challenge, even in health-focused universities where students are expected to model healthy behavior. Objective This study aims to analyze student behavior toward the implementation of the Smoke-Free Area (SFA) policy in a health higher education institution. Methods A descriptive quantitative study was conducted among 32 male students at STIKes Al-Maarif Baturaja using a total sampling technique. A structured questionnaire was used to assess students’ knowledge, attitude, and practice regarding the SFA policy. Data were analyzed using univariate descriptive statistics. Results The findings revealed that while most students demonstrated a positive attitude toward the SFA policy (62.5%), only 28.1% had good knowledge and 18.8% showed favorable practices. The majority exhibited moderate levels of knowledge (37.5%) and practice (50%), with 34.4% showing poor knowledge and 31.2% demonstrating poor adherence in practice. Students were aware of the health risks of smoking and supported policy enforcement, but lacked sufficient knowledge of policy implementation and institutional mechanisms. Conclusion There is a notable gap between students' positive attitudes and their actual practices and knowledge regarding the SFA policy. This misalignment indicates that students are not yet fully engaged as active change agents in promoting a smoke-free campus. It is crucial for institutions to strengthen educational efforts, provide clear policy communication, and engage students in policy enforcement mechanisms. Integrating SFA values into academic and extracurricular activities may foster better awareness and behavioral alignment among health students.