Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

NGAASIN SEBAGAI PENDIDIKAN KARAKTER: KAJIAN ETNOPEDAGOGI I Nengah Adi Widana; Ni Made Ari Dwijayanthi
Subasita: Jurnal Sastra Agama dan Pendidikan Bahasa Bali Vol 2, No 2 (2021)
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri Mpu Kuturan Singaraja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55115/subasita.v2i2.1761

Abstract

Nowadays, various studies on ethnopedadogies or education in local wisdom are often carried out, the results of which are used to improve the character possessed by students. The cultivation of this character value is relatively more felt because it is based on an existing local wisdom, and occurs in the community. One form of tradition that contains the value of character education is the ngaasin tradition carried out by Pakraman Bukih Village, Belancan Village, Kintamani, Bangli. As one of the traditions that is still carried out and carried out by the community, precisely every last night before the panyineban event, of course it contains character education values that can be utilized in improving the quality of education today. To solve problems and examine the value of character education contained in this tradition, two theories are used, namely semiotic theory and ethnopedagogy. Meanwhile, the method used in this study is a qualitative method with descriptive analysis (qualitative descriptive). Character education contained in the ngaasin tradition carried out by Pakraman Bukih Village, namely: a) awareness of Ida Sang Hyang Widhi Wasa/God Almighty (Spritual), b) fostering social attitudes, c) fostering a sense of togetherness and unity, d) create a sense of independence, e) improve discipline, and f) teach a sense of justice from an early age.Keywords: ngaasin, character education, ethnopedagogy
TRANSFORMASI KIDUNG SRI TANJUNG KE DALAM DRAMA TURGI SRI TANJUNG Putu Widhi Kurniawan; Ni Made Ari Dwijayanthi
Subasita: Jurnal Sastra Agama dan Pendidikan Bahasa Bali Vol 3, No 2 (2022)
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri Mpu Kuturan Singaraja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55115/subasita.v3i2.2764

Abstract

Karya sastra dijadikan inspirasi dalam melahirkan karya seni lainnya. Seni pertunjukan misalnya sering mengambil lakon-lakon dari karya sastra. Alih wahana dari karya sastra ke karya seni pertunjukan lumrah adanya. Kidung Sri Tanjung merupakan karya sastra bahasa Jawa Kuna yang kemudian dialihwahanakan ke dalam bentuk drama turgi. Proses transformasi ini melibatkan bentuk dan fungsi teks Kidung Sri Tanjung yang mendasari penciptaan naskah drama turgi Sri Tanjung karya Kadek Suardana. Teori interteks dari Riffaterre digunakan dalam penelitian ini untuk menunjukkan teks yang menjadi latar penciptaan karya baru (teks hipogram) serta teks baru yang menyerap dan mentransformasikan hipogram (teks transformasi). Kata kunci: transformasi, kidung, drama turgi, intertekstual
MODERASI BERAGAMA DALAM GEGURITAN NENGAH JIMBARAN Ni Made Ari Dwijayanthi; Krisna S Yogiswari
Subasita: Jurnal Sastra Agama dan Pendidikan Bahasa Bali Vol 3, No 1 (2023)
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri Mpu Kuturan Singaraja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55115/subasita.v3i1.3640

Abstract

Geguritan Nengah Jimbaran as a material object in this study is a traditional Balinese literary work written by Cokorda Mantuk Ring Rana. This study uses a qualitative approach that focuses on finding the meanings of religious moderation in the Geguritan Nengah Jimbaran text. The hermeneutic method is applied to understand and interpret the meaning and intention of Cokorda Mantuk Ring Rana in his writing. Based on the analysis carried out at Geguritan Nengah Jimbaran, it shows Balinese people are indeed dominated by Hindus but they have a great tolerance and are able to live harmoniously side by side among different faith during the reign of Cokorda Mantuk Ring Rana. It can be concluded that religious tolerance as one of the spirits of religious moderation has long been present and has become a habit of Balinese people today. Key words: religious moderation, tolerance, Geguritan Nengah Jimbaran 
PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSTION PADA MATA KULIAH BAHASA KAWI Ni Made Ari Dwijayanthi; Made Reland Udayana Tangkas
Jurnal Ilmiah Pendidikan Citra Bakti Vol. 11 No. 2 (2024)
Publisher : STKIP Citra Bakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38048/jipcb.v11i2.3292

Abstract

Penelitian ini dilakukan berangkat dari kesulitan mahasiswa dalam memahami perkuliahan Bahasa Kawi. Tujuan dari dilakukanya penelitian ini adalah untuk memudahkan mahasiswa dalam memahami materi Bahasa Kawi dengan menggunakan Metode CIRC. Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan atau R&D (Research and Development) dengan menggunakan model yang dikembangkan yaitu model prosedural deskriptif yang menjelaskan langkah-langkah untuk menghasilkan suatu produk tertentu. Pengembangan yang akan dilakukan adalah model pembelajaran CIRC pada mata kuliah bahasa Kawi dengan menggunakan model pengembangan 4D (Define, Design, Develop, Dessiminate).Produk hasil pengujian dilakukan dengan tes semester II A terdapat peningkatan sebesar 20% dan semester IV B sebesar 21%. Respon Mahasiswa terhadap Model Pembelajaran CIRC total 78,42% sangat setuju dengan Model Pembelajaran CIRC. Kesimpulannya dengan pengembangan model pembelajaran ini hasil belajar mahasiswa mengalami peningkatan.
FRASA ADJECTIVAL DALAM TANTRI KAMANDAKA Ni Made Ari Dwijayanthi; I Ketut Ngurah Sulibra
Subasita: Jurnal Sastra Agama dan Pendidikan Bahasa Bali Vol 4, No 2 (2023)
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri Mpu Kuturan Singaraja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55115/subasita.v4i2.4401

Abstract

Tantri Kamandaka merupakan prosa berbahasa Jawa Kuna. Data berupa frasa adjectival dikumpulkan berdasarkan jenis-jenisnya dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan design content analysis. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori frasa dari Chaer yaitu frasa sebagai satuan gramatikal yang berupa gabungan kata yang bersifat nonpredikatif, atau lazim juga disebut gabungan kata yang mengisi salah satu fungsi sintaksis di dalam kalimat. Penelitian ini mengungkapkan jenis-jenis dan pembentukan frasa adjectival dalam bahasa Jawa Kuna yang datanya diambil dari Tantri Kamandaka.
PENGRUWATAN DALAM KALATATTWA Ni Made Ari Dwijayanthi
Subasita: Jurnal Sastra Agama dan Pendidikan Bahasa Bali Vol 3, No 1 (2022)
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri Mpu Kuturan Singaraja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55115/subasita.v3i1.2324

Abstract

The Balinese tradition of meruwat is equated by restoring the state of objects, living things, or human beings. In addition to restore them, it means being free from all dirt, fatigue, or the like. Sometimes pengruwatan is believed to be a definition to get a better life, of course, through rituals that are carried out and believed in. Kalatattwa contains a narration that is narrated from the birth of Bhatara Kala to the gift he received from Lord Shiva. Wayang Sapuh Leger became a manifestation of religious ceremonies (rites) to emphasize the ritual. Palmer's hermeneutic theory is used to interpret the Kalatattwa, which emphasizes the rites of healing and Sapuh Leger.