Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Pembelajaran Fisika Dasar Terintegrasi Nilai-Nilai Pendidikan Islam Melalui Diagram Vee Pertiwi, Faninda Novika
Ibriez : Jurnal Kependidikan Dasar Islam Berbasis Sains Vol 1 No 1 (2016): Penelitian Pendidikan dan Keislaman
Publisher : IAIN Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1083.734 KB) | DOI: 10.21154/ibriez.v1i1.7

Abstract

Penelitian ini dilatorbelakangi oleh pembelajaran Fisika yang selama ini dilakukan kurang bermakna. Selama ini pembelajaran Fisika yang dilakukan belum pernah diintegrasikan dengan nilai-nilai pendidikan Islam dan kurang melibatkan peserta didik dengan maksimal. Berdasarkan hal tersebut, makapada penelitian ini peneliti ingin mengimplementasikan pembelajaran Fisika dasar terintegrasi nilai-nilai pendidikan Islam melalui diagram Vee dengan tujuan agar tercipta pembelajaran yang bermakna. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan selama 2 siklus. Materi Fisika yang disampaikan pada penelitian ini adalah kesetimbangan benda tegar, kalor, fluida dan gelombang. Subjek penelitiannya adalah mahasiswa IAIN Ponorogo, Jurusan Tarbiyah Prodi tadris IPA yang berjumlah 38 mahasiswa. Data hasil penelitian berupa hasil angket yang berkaitan dengan pembelajaran yang telah dilakukan. Berdasarkan hasil angket, terlihat bahwa setiap indikator dari pembelajaran bermakna mengalami peningkatan dari siklus 1 ke siklus 2. Peningkatan paling kecil terlihat pada indikator kemampuan menemukan jawaban sendiri dari suatu permasalahan yang ada yaitu sebesar 0,6%. Sedangkan peningkatan paling besar terlihat pada indikator kemampuan menghubungkan materi baru yang dipelajari dengan pengetahuan sebelumnya mengalami peningkatan paling besar yaitu sebesar 12,5%. Untuk indikator kemampuan menghubungkan materi yang dipelajari dengan salah satu ayat dalam Al-Qur’an mengalami peningkatan sebesar  9 % dan yang terakhir indikator kemampuan mengaplikasikan materi yang dipelajari dalam kehidupan sehari-hari mengalami peningkatan sebesar 6,5 %. Secara keseluruhan, hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran bermakna dapat tercapai dengan mengintegrasikan materi Fisika dengan ayat Al-Qur’an yang sesuai.Karena dengan begitu peserta didik lebih menghargai dan meyakini keteraturan alam ciptaan Tuhan. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan IPA di Indonesia yaitu agar peserta didik memiliki keyakinan keteraturan alam ciptaan-Nya dan keagungan Tuhan YME.
Analisis Tingkat Kemampuan Metakognitif Mahasiswa Melalui Mai (Metacognitive Awareness Inventory) Pada Eksperimen Berbasis Problem Solving Pertiwi, Faninda Novika; Ahmadi, Ahmadi; Fadly, Wirawan
Kodifikasia Vol 12, No 1 (2018)
Publisher : IAIN PONOROGO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (503.305 KB) | DOI: 10.21154/kodifikasia.v12i1.1417

Abstract

Pembelajaran fisika harus bermakna, yaitu didalamnya menekankan pada fisika sebagai produk, sebagai proses, dan sebagai sikap. Dua hal dalam pembelajaran fisika yang tidak dapat dipisahkan yaitu pengamatan dalam eksperimen dan telaah teori. Eksperimen fisika hendaknya memungkinkan mahasiswa terlibat langsung dalam segala proses mulai dari tahap merumuskan tujuan eksperimen sampai mengambil kesimpulan dari eksperimen yang telah dilakukan. Salah satu metode yang dapat memfasilitasi keberhasilan tujuan eksperimen fisika adalah dengan metode problem solving. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis tingkat kemampuan metakognitif mahasiswa yang melaksanakan eksperimen fisika dasar berbasis problem solving di IAIN Ponorogo melalui MAI (Metacognitive Awareness Inventory) serta untuk menjelaskan keterkaitan antar indikator (perencanaan diri, pemonitoran diri, dan evaluasi diri) pada kemampuan metakognitif mahasiswa. Data yang dihasilkan penelitian ini adalah data kemampuan metakognitif mahasiswa yang telah diukur menggunakan lembar kuesioner MAI (Metacognitive Awareness Inventory). Analisis data yang digunakan yaitu analisis korelasi product moment. Hasil penelitian yang didapatkan yaitu bahwa eksperimen fisika dasar berbasis problem solving ini sangat baik untuk mengoptimalkan kemampuan metakognitif mahasiswa. Hal ini terbukti ketika eksperimen fisika dasar yang dilaksanakan berbasis problem solving ternyata tingkat kemampuan metakognitif mahasiswa mencapai 153,459 yang artinya tingkat kemampuan metakognitif mahasiswa pada kategori super (berkembang sangat baik). Hal ini menandakan bahwa mahasiswa menggunakan kesadaran metakognitif secara teratur untuk mengukur proses berpikir dan belajarnya secara mandiri. Selain tingkat kemampuan metakognitif, ternyata ada keterkaitan antar ketiga indikator kemampuan metakognitif. Keterkaitan indikator perencanaan diri dan pemonitoran diri adalah sebesar 0,901, keterkaitan indikator pemonitoran diri dan evaluasi diri adalah sebesar 0,891, dan keterkaitan indikator perencanaan diri dan evaluasi diri adalah sebesar 0,926. Ketiganya menunjukkan korelasi positif yang sangat kuat.
SISTEM PENGELOLAAN (PERENCANAAN, PELAKSANAAN, EVALUASI) LABORATORIUM IPA SMP NEGERI DI PONOROGO Pertiwi, Faninda Novika
Kodifikasia Vol 13, No 1 (2019)
Publisher : IAIN PONOROGO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (168.554 KB) | DOI: 10.21154/kodifikasia.v13i1.1704

Abstract

Penelitian kualitatif ini dilakukan di empat SMP Negeri di Ponorogo untuk mengevaluasi pengelolaan laboratorium IPA di sekolah tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem pengelolaan laboratorium pada keempat SMP Negeri yang ada di Ponorogo masuk kategori baik. Dari segi perencanaan, yaitu terkait tata letak, tata ruang, kelengkapan alat bahan, dan pengadministrasian sudah sesuai standar pedoman pengelolaan laboratorium. Berdasarkan pelaksanaan praktikum keempat sekolah tersebut telah melaksanakan praktikum sesuai dengan jadwal dan rutin sesuai dengan yang ada pada program semester. Tiga dari empat sekolah yang diteliti ini telah memanfaatkan laboratorium sesuai fungsinya, tidak digunakan untuk hal lain yang tidak ada hubungannya dengan pelaksanaan praktikum. Panduan kerja yang digunakan di laboratorium masih belum maksimal dalam mencapai tujuan pembelajaran IPA. Dari segi evaluasi dan monitoring, keempat sekolah negeri yang diteliti ini telah rutin melakukan evaluasi laboratorium kemudian dilakukan monitoring setiap tahunnya. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dalam meningkatkan pengelolaan laboratorium di sekolah yang lain serta mengembangkan panduan praktikum yang sesuai dengan tujuan pembelajaran IPA sehingga keberadaan laboratorium bermakna bagi siswa. This qualitative research was conducted in four public junior high schools in Ponorogo to evaluate the management of the natural science laboratory. The results showed that the laboratory management system in the four public junior high school in Ponorogo was in a good category. In terms of planning that related to the layout, the variety of materials, and administration according to laboratory management guidelines. Based on the implementation of the practicum, the four schools have carried out practicums in accordance with the schedule and the routine was compatible with those in the semester program. Three of four schools have used laboratories according to their functions, not used for other things that have nothing to do with practicum. The work guidelines that used in the laboratory are still lack of achieving in the learning goals. In the case of evaluation and monitoring, the four public schools studied have routinely conducted laboratory evaluations and then carried out monitoring in every year. The results of this study are expected to be used as a reference in improving laboratory management in other schools as well as developing practical guidelines that are suitable with the aim of the natural science learning. So, the existence of the laboratory is important for students.
PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS MASTERY LEARNING DAN REACT DALAM MENGOPTIMALKAN PENGUASAAN KONSEP Pertiwi, Faninda Novika
Ed-Humanistics : Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 4 No 1 (2019): Ed-Humanistics
Publisher : Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas Hasyim Asy'ari (Unhasy) Tebuireng Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1751.517 KB) | DOI: 10.33752/ed-humanistics.v4i1.346

Abstract

AbstrakIPA merupakan salah satu mata kuliah wajib bagi PGMI, Namun mahasiswa PGMI tidaksemuanya berasal dari lulusan SMA/SMK IPA. Oleh karena itu dalam mengajarkan IPAdiperlukan konsep pembelajaran tertentu agar seluruh mahasiswa dapat menguasai konsepkonsepyangtelahdipelajarinya.PadapenelitianiniakandiujikankeefektifanMasteryLearning dan REACT terhadap penguasaan konsep mahasiswa. Data yang dihasilkan dari penelitian iniadalah data penguasaan konsep mahasiswa yang telah mengalami pembelajaran MasteryLearning dan REACT selama 4 pertemuan berturut-turut. Hasil penelitian yang didapatkanberdasarkan hasil tes penguasaan konsep yaitu pembelajaran IPA dengan Mastery Learninglebih efektif daripada REACT. Analisis yang dilakukan yaitu dengan menggunakan ANAVAdan Uji lanjut yaitu Uji Scheffe. Berdasarkan hasil ANAVA diperoleh hasil Fhitung > Ftabel yaitu4,19 > 4,04 sehingga disimpulkan bahwa terdapat perbedaan penguasaan konsep mahasiswayang mengalami pembelajaran menggunakan Mastery Learning dengan mahasiswa yangmengalami pembelajaran menggunakan REACT. Selanjutnya, untuk mengetahui lebih efektifmana antara Mastery Learning dan REACT maka dilakukan uji lanjut yaitu uji Scheffe. Hasil ujiScheffe untuk penguasaan konsep mahasiswa menunjukkan bahwa t (2,047) > t kritis (2,009),maka Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi pembelajaran IPA dengan Mastery Learning terbuktilebih efektif daripada pembelajaran IPA dengan REACT terhadap penguasaan konsepmahasiswa.Kata Kunci: Penguasaan Konsep, Pembelajaran Fisika, Mastery Learning, REACT
Analisis Tingkat Kemampuan Metakognitif Mahasiswa Melalui Mai (Metacognitive Awareness Inventory) Pada Eksperimen Berbasis Problem Solving Pertiwi, Faninda Novika; Ahmadi, Ahmadi; Fadly, Wirawan
Kodifikasia: Jurnal Penelitian Islam Vol 12, No 1 (2018)
Publisher : IAIN PONOROGO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21154/kodifikasia.v12i1.1417

Abstract

Pembelajaran fisika harus bermakna, yaitu didalamnya menekankan pada fisika sebagai produk, sebagai proses, dan sebagai sikap. Dua hal dalam pembelajaran fisika yang tidak dapat dipisahkan yaitu pengamatan dalam eksperimen dan telaah teori. Eksperimen fisika hendaknya memungkinkan mahasiswa terlibat langsung dalam segala proses mulai dari tahap merumuskan tujuan eksperimen sampai mengambil kesimpulan dari eksperimen yang telah dilakukan. Salah satu metode yang dapat memfasilitasi keberhasilan tujuan eksperimen fisika adalah dengan metode problem solving. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis tingkat kemampuan metakognitif mahasiswa yang melaksanakan eksperimen fisika dasar berbasis problem solving di IAIN Ponorogo melalui MAI (Metacognitive Awareness Inventory) serta untuk menjelaskan keterkaitan antar indikator (perencanaan diri, pemonitoran diri, dan evaluasi diri) pada kemampuan metakognitif mahasiswa. Data yang dihasilkan penelitian ini adalah data kemampuan metakognitif mahasiswa yang telah diukur menggunakan lembar kuesioner MAI (Metacognitive Awareness Inventory). Analisis data yang digunakan yaitu analisis korelasi product moment. Hasil penelitian yang didapatkan yaitu bahwa eksperimen fisika dasar berbasis problem solving ini sangat baik untuk mengoptimalkan kemampuan metakognitif mahasiswa. Hal ini terbukti ketika eksperimen fisika dasar yang dilaksanakan berbasis problem solving ternyata tingkat kemampuan metakognitif mahasiswa mencapai 153,459 yang artinya tingkat kemampuan metakognitif mahasiswa pada kategori super (berkembang sangat baik). Hal ini menandakan bahwa mahasiswa menggunakan kesadaran metakognitif secara teratur untuk mengukur proses berpikir dan belajarnya secara mandiri. Selain tingkat kemampuan metakognitif, ternyata ada keterkaitan antar ketiga indikator kemampuan metakognitif. Keterkaitan indikator perencanaan diri dan pemonitoran diri adalah sebesar 0,901, keterkaitan indikator pemonitoran diri dan evaluasi diri adalah sebesar 0,891, dan keterkaitan indikator perencanaan diri dan evaluasi diri adalah sebesar 0,926. Ketiganya menunjukkan korelasi positif yang sangat kuat.
SCIENCE LEARNING DISCOURSE BASED ON CLASSROOM REPRESENTATION PRACTICE TO PROCESS CONCEPT OF MATERIAL PRESSURE Jihannita, Jihannita; Pertiwi, Faninda Novika
INSECTA: Integrative Science Education and Teaching Activity Journal Vol. 3 No. 2 (2022)
Publisher : Science Education, Institut Agama Islam Negeri Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21154/insecta.v3i2.5124

Abstract

Science learning should involve the use of active representation as a medium of communication between teachers and students. This is because representation becomes a medium of communication in the processing of science concepts provided by teachers, and the abilities produced by students themselves during science learning. This study aims to explain class discourse in science learning at SMPN 1 Jetis, based on the focus of discussing the relationship between knowledge representation, and communication patterns. The instruments in this study are questionnaires, and representation ability tests. The data obtained is tabulated in Microsoft Excel, then it is analyzed descriptively. The results showed that science learning at SMPN 1 Jetis was mediated with three types of existing representations, namely active, iconic, and symbolic alternately and simultaneously. The representation ability of students of SMPN 1 Jetis during the learning of the concept of material pressure, reached a score of 81.25 in the category of excellent representation ability; and 2) the shift of the three patterns of combination of representations that exist in science learning at SMPN 1 Jetis directs learning to dialogical, and authoritative communication patterns.
DEVELOPMENT OF TEACHING MATERIALS EDSK (ENERGI DALAM SISTEM KEHIDUPAN) BASED ON 7 COMPONENTS OF EFFECTIVE LEARNING Pertiwi, Faninda Novika; Kamarudin, Nurzatulshima
INSECTA: Integrative Science Education and Teaching Activity Journal Vol. 4 No. 1 (2023)
Publisher : Science Education, Institut Agama Islam Negeri Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21154/insecta.v4i1.6044

Abstract

The Department of Tadris IPA IAIN Ponorogo in the 2020/2021 school year redesigned the curriculum to become the KKNI. The KKNI is applied to students starting in semester 1 of the 2020/2021 academic year. Where the types of courses and learning carried out are of course different from the previous curriculum. Implementation of learning with KKNI is certainly not as easy as expected. One of the obstacles to implementing the KKNI is the unavailability of the KKNI based lecturer and student handbooks that can be used during the learning process. Based on interviews with several science lecturers who were teaching in semester 1, the teaching materials used were still the teaching materials used in the previous curriculum. For example, when teaching the Energy in Living Systems course, the handbook used is the basic physics textbook used to teach students in the previous semester. This is what causes the buildup of material and is not optimal in linking physics material with other fields and teaching it more contextually. This is what underlies researchers to develop a textbook on energy in living systems based on the seven components of effective learning.
EXPLORING STUDENTS REASONING PATTERNS ON REPRODUCTIVE SYSTEM OF PLANTS AND ANIMALS MATERIAL Anggraini, Widra Dwi; Pertiwi, Faninda Novika
INSECTA: Integrative Science Education and Teaching Activity Journal Vol. 5 No. 1 (2024)
Publisher : Science Education, Institut Agama Islam Negeri Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21154/insecta.v5i1.8851

Abstract

The 21st century requires students to have high-level thinking abilities. One of the thinking abilities that students must have is logical reasoning. In learning, especially science, scientific logical thinking is very important. Science learning generally focuses on factual memory and experiments, so that both can improve students' scientific reasoning abilities. In the learning process in class, students have different reasoning patterns in understanding a problem. From this background, the aim of this research is to determine students' scientific logical reasoning patterns in solving problem-based problems that integrate material on plant and animal breeding systems and to determine teachers' strategies in efforts to improve students. 'logical thinking skills in scientific reasoning. This research was conducted at a junior high school in the city of Ponorogo with a sample of Ninth grade B students. The method used was a qualitative phenomenological approach. Data collection techniques use interviews, diagnostic test instruments and documentation. Based on the research results, the teacher's strategy in developing students' reasoning skills is to provide problem-based problems based on three indicators of logical thinking skills, namely thinking sequence, argumentation and inference skills. Meanwhile, students can use different reasoning patterns in solving problems given by the teacher. This research is new or new from previous research, namely the N-Vivo software is used for data analysis and is presented in depth with qualitative descriptions.
Exploring Students’ Metacognitive Skills Through Learning Styles in a “Simple Pendulum” Experiment Pertiwi, Faninda Novika; Kitthawee, Udomsak
Tadris: Jurnal Keguruan dan Ilmu Tarbiyah Vol 10 No 1 (2025): Tadris: Jurnal Keguruan dan Ilmu Tarbiyah
Publisher : Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24042/tadris.v10i1.26743

Abstract

Metacognitive ability refers to a student's awareness and understanding of their own cognitive processes, which can be enhanced by adopting an appropriate learning style. This study aimed to examine the metacognitive ability levels of students with different learning styles in a basic physics experiment course, specifically focusing on the topic of a simple pendulum. A quantitative descriptive research method was employed. Data were collected from 15 students (5 from each learning style group) using a validated and reliable questionnaire. The results indicated that auditory learners predominantly exhibited Tacit Use and Tacid Use levels, with one student at the Reflective Use level; visual learners demonstrated a range from Tacit Use to Strategic Use; and kinesthetic learners showed levels from Tacit Use to Reflective Use. In terms of metacognitive indicators, students across all learning styles exhibited moderate to high abilities in declarative, procedural, and conditional knowledge. Overall, following the simple pendulum experiment, students demonstrated moderate to high levels of metacognitive ability, reflecting a solid understanding of the experimental process and data collection related to gravitational acceleration. Notably, students with auditory, visual, and kinesthetic learning styles exhibited varying levels of metacognitive ability, which were not confined to a specific level. Additionally, students with lower basic physics scores generally demonstrated lower metacognitive ability (Tacit Use). Despite their diverse learning styles, students with low physics scores and low metacognitive abilities require a gradual, reflective, and structured approach to enhance their awareness and critical thinking skills.
Phys’AR as a Learning Innovation: Strengthening Critical Thinking and Argumentation Skills in Applied Physics Pertiwi, Faninda Novika; Udomsak Kitthawee; Nurul Huda Ramadhan; Izza Aliyatul Muna
Jurnal Pendidikan Fisika Vol. 13 No. 3 (2025): PENDIDIKAN FISIKA
Publisher : Universitas Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26618/h80x0b78

Abstract

Critical thinking and argumentation are essential twenty-first-century skills in physics education. Yet, conventional teaching methods often fail to provide students with sufficient opportunities to practice and develop these abilities. To address this challenge, this study introduced Phys’AR, an Augmented Reality (AR)–based learning medium designed not only to visualize abstract physics concepts but also to embed structured activities for constructing and evaluating arguments. The study employed an explanatory sequential mixed methods design involving 42 undergraduate students of physics education, divided into a 2023 control group and a 2024 experimental group. Quantitative data on critical thinking and argumentation skills were collected through standardized tests and analyzed using normality tests, homogeneity tests, and independent samples t-tests, while qualitative insights were gathered from classroom observations and student interviews. The findings showed that students in the experimental group significantly outperformed those in the control group in critical thinking, with higher post-test averages and more consistent score improvements. Analysis of argumentation revealed that students supported their claims with stronger data when learning with Phys’AR. However, most remained at a medium level in warrants and backings, and rebuttals were generally weak across both groups. These results indicate that Phys’AR is effective in strengthening evidence-based reasoning but requires complementary teaching strategies to promote deeper theoretical justification and counter-argumentation. The novelty of this study lies in extending the role of AR in physics education from a visualization tool to a platform for argumentation and critical reasoning. By highlighting which components of argumentation benefit most from AR and which require additional scaffolding, this research contributes both theoretical and practical insights for advancing critical thinking and argumentation in physics education.