Johny Wenno
Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Sam Ratulangi

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Analisis strategi pengembangan perikanan pukat cincin di Kecamatan Tuminting, Kota Manado, Provinsi Sulawesi Utara Deysy M. Puansalaing; Johny Wenno; Henry J. Kumajas
JURNAL ILMU DAN TEKNOLOGI PERIKANAN TANGKAP Vol. 1 No. 2: Desember 2012
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jitpt.1.2.2012.1275

Abstract

Pemanfaatan sumberdaya perikanan yang paling dominan dan memberikan pengaruh paling besar bagi peningkatan kesejahteraan bagi masyarakat adalah dengan alat tangkap pukat cincin, sekalipun demikian pukat cincin dapat menjadi ancaman bagi sumberdaya. Itulah sebabnya analisis strategi untuk pengembangan perikanan pukat cincin sangat diperlukan. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan dan menganalisis strategi pengembangan perikanan pukat cincin di Kecamatan Tuminting. Hasil penelitian menunjukkan bahwa skala proritas tertinggi adalah peningkatan produksi dengan skor 1,8773 dan skala prioritas terendah adalah tingkatkan fungsi TPI untuk menjaga stabilitas harga dengan skor 0,4254.
Pengaruh jenis umpan terhadap hasil tangkapan rawai pancang di perairan Desa Bajo Octavianus Rumbewas; Johny Wenno; Janny F. Polii
JURNAL ILMU DAN TEKNOLOGI PERIKANAN TANGKAP Vol. 1: Edisi Khusus: November 2014
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jitpt.1.0.2014.6084

Abstract

Rawai pancang adalah suatu alat penangkap ikan yang terdiri dari dua potong kayu pancang, dua utas tali sambung, dua buah kili-kili nomor 4, satu utas tali utama, 16 buah kili-kili nomor 7, dan 16 utas tali monofilament yang pada ujungnya diikat mata pancing nomor 15. Penelitian dilakukan dengan perlakuan berupa empat jenis umpan yang berasal dari irisan daging cumi (Sepia sp), ikan malalugis (Decapterus macarellus), ikan sardine (Amblygaster sp), dan ikan kebung (Rastrelliger sp) yang diacak. Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriktif, didasarkan pada suatu studi kasus. Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa perbedaan jenis umpan berpengaruh sangat nyata terhadap hasil tangkapan. Hasil uji Beda Nyata Terkecil menunjukkan bahwa penggunaan umpan cumi sangat lebih baik dari umpan-umpan lainnya.
Analisis musim penangkapan ikan cakalang di perairan Kepala Burung Murniati Tilik; Johnny Budiman; Johny Wenno
JURNAL ILMU DAN TEKNOLOGI PERIKANAN TANGKAP Vol. 1: Edisi Khusus: November 2014
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jitpt.1.0.2014.6086

Abstract

Pengetahuan mengenai pola musim penangkapan merupakan salah satu faktor penting dalam kegiatan eksploitasi sumberdaya cakalang, terutama dalam menetapkan waktu yang tepat untuk meningkatkan intensitas penangkapan sekaligus menentukan waktu yang tepat pula untuk mengurangi intensitas penangkapan. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui kecenderungan hasil tangkapan per satuan upaya penangkapan (CPUE) ikan cakalang setiap bulan, dan (2) menentukan pola musim penangkapan ikan cakalang di perairan Raja Ampat dengan pendekatan CPUE. Analisis pola musim penangkapan ikan menggunakan Metode Persentase Rata-rata (the Average Percentage Methods) yang didasarkan pada Analisis Runtun Waktu (Times Series Analysis). Jumlah kapal pole and line yang beroperasi di perairan Kepala Burung dan berpangkalan di Kota Sorong sampai dengan tahun 2014 berjumlah 31 buah. Dari hasil tangkapan dan jumlah trip setiap bulan, kemudian dihitung CPUE dan selanjutnya dilakukan analisis musim penangkapan. Indeks Musim (IM) yang lebih besar dari 100 terdapat pada bulan-bulan April, Mei dan September sampai dengan Desember. Jadi dalam satu tahun terjadi dua kali musim penangkapan dengan puncak pada bulan April dan pada bulan November, sedangkan puncak musim paceklik terjadi pada bulan Januari dan bulan Juli.
Catch per unit effort (CPUE) periode lima tahunan perikanan pukat cincin di Kota Manado dan Kota Bitung Helmy A. Wurlianty; Johny Wenno; Mariana E. Kayadoe
JURNAL ILMU DAN TEKNOLOGI PERIKANAN TANGKAP Vol. 2 No. 1: Juni 2015
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jitpt.2.1.2015.8292

Abstract

ABSTRACT Overfishing is due to increasing fishing capacity through increasing the size of fishing gears and vessels. This research aims to analyze the development of the five-year CPUE and maximum production of purse seine fishery in Manado and Bitung Cities periodically and determine changes in fishing capacity and its influence on CPUE. The results of this study are expected to provide information in the purse seine fishery management in the city of Manado and Bitung. The results of the analysis is the highest CPUE for Bitung occurred in the period 2005-2009, the lowest CPUE occurred in the period 2008-2012 and the highest CPUE for Manado occurred in the period 2008-2012, the lowest CPUE occurred in the period 2006-2010. The highest maximum production Bitung occurred in the period 2008-2012 amounted to 22.083 tons and maximum production of Manado occurred in the period 2006-2010 amounted to 7.855 tons. The number of vessels and their sizes in each five-year period there increased in line with the increase of production. Keywords: catch, effort, purse seine, pelagic fish.   ABSTRAK Penangkapan ikan secara berlebihan terjadi karena meningkatnya kapasitas tangkap yaitu melalui penambahan ukuran alat tangkap dan ukuran kapal. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perkembangan lima tahunan CPUE maupun produksi maksimum perikanan pukat cincin di Kota Manado dan Kota Bitung secara periodik dan mengetahui perubahan kapasitas tangkap dan pengaruhnya terhadap CPUE. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dalam pengelolaan perikanan pukat cincin di Kota Manado dan Kota Bitung. Hasil analisis yang diperoleh adalah CPUE tertinggi untuk Kota Bitung terjadi pada periode tahun 2005-2009, CPUE terendah terjadi pada periode tahun 2008-2012 dan CPUE tertinggi untuk Kota Manado terjadi pada periode tahun 2008-2012, CPUE terendahnya terjadi pada periode tahun 2006-2010. Produksi maksimum tertinggi Kota Bitung terjadi pada periode tahun 2008-2012 sebesar 22.083 ton dan produksi maksimum Kota Manado terjadi pada periode tahun 2006-2010 sebesar 7.855 ton. Jumlah kapal dan ukuran kapal pada setiap periode lima tahunan meningkat seiring dengan peningkatan produksi. Kata-kata kunci: hasil tangkapan, upaya, pukat cincin, ikan pelagis
Pengaruh warna umpan pada hasil tangkapan pancing tonda di perairan Teluk Manado Sulawesi Utara Fycki Fendi Imbir; Wilhelmina Patty; Johny Wenno
JURNAL ILMU DAN TEKNOLOGI PERIKANAN TANGKAP Vol. 2 No. 1: Juni 2015
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jitpt.2.1.2015.8294

Abstract

ABSTRACT Fishery potential in Manado Bay, especially capture fisheries is quite large; but fishing activities that carried out by fishermen are still relatively in small scale; which is dominated by various types of hook and line, and small purse seine. Trolling is a traditional fishing gear that commonly used by fishermen in Manado Bay to catch pelagic fish species with artificial bait. This research aimed to study the effect of artificial bait color on the catch of trolling; and to identify the fish species. This research was conducted in January 2015 based on the experimental method. Two types of artificial bait colors were used, i.e. blue and pink; artificial bait was made of silk fibers. Catch data collected using small boats Pelang types, with 2 units of trolling line; operated during daylight from the morning (06:00 Wita) until the afternoon (18:00 Wita), data recorded every 2 hours for two days; and the data were analyzed using t-test. The catch of trolling line consists of Auxis thazard (0.2 kg), Selar sp (0.1 kg) and Katsuwonus pelamis (1.54 kg). Results of the analysis showed that the use of blue artificial bait on trolling caught more fish than that of pink artificial bait. Keywords: trolling line, artificial bait, Manado Bay ABSTRAK Produksi perikanan di Teluk Manado terutama perikanan tangkap cukup besar; tetapi kegiatan perikanan yang dilakukan oleh nelayan adalah masih tergolong skala kecil; yang didominasi oleh berbagai jenis pancing dan pukat cincin kecil. Pancing tonda merupakan alat tangkap ikan tradisional yang umum dioperasikan oleh nelayan di Teluk Manado untuk menangkap jenis-jenis ikan pelagis dengan umpan buatan. Penelitian ini ditujukan untuk untuk mempelajari pengaruh warna umpan buatan terhadap hasil tangkapan pancing tonda; dan mengidentifikasi jenis-jenis ikan yang tertangkap. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 yang menggunakan metode eksperimental. Dua jenis warna umpan buatan yang digunakan, yaitu biru dan merah muda terbuat dari serat sutera. Data tangkapan dikumpulkan menggunakan 1 unit perahu tipe pelang dan 2 unit pancing tonda; dioperasikan sejak pagi hari (pukul 06.00 Wita) hingga sore hari (pukul 18:00 Wita), pencatatan data setiap 2 jam. selama dua hari; data dianalisis dengan uji t. Hasil tangkapan pancing tonda terdiri dari Auxis thazard dengan berat rata-rata 0.2 kg, Selar sp (0,1 kg) dan Katsuwonus pelamis (1.54 kg). Hasil analisis menunjukkan bahwa penggunaan umpan buatan warna biru pada pancing tonda memberikan hasil tangkapan yang lebih banyak dibandingkan dengan umpan buatan warna merah muda. Kata-kata kunci: pancing tonda, umpan buatan, Teluk Manado
Struktur populasi ikan cakalang hasil tangkapan pukat cincin yang didaratkan di Pelabuhan Perikanan Pantai Tumumpa Kota Manado Nikodemus Toatubun; Johny Wenno; Ivor L. Labaro
JURNAL ILMU DAN TEKNOLOGI PERIKANAN TANGKAP Vol. 2 No. 2: Desember 2015
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jitpt.2.2.2015.9234

Abstract

Ikan cakalang (Katsuwonus pelamis) termasuk dalam kelompok ikan pelagis. Ikan ini banyak ditangkap oleh nelayan dengan menggunakan alat tangkap pukat cincin. Pemanfaatan sumberdaya ikan cakalang sudah banyak terjadi di Indonesia, khususnya Kota Manado. Oleh sebab itu, perlu adanya informasi tentang bagaimana struktur populasi dari ikan cakalang yang tertangkap oleh alat tangkap pukat cincin, sehingga informasi tersebut dapat digunakan untuk perkembangan perikanan, maupun untuk menentukan kebijakan pengelolaan sumberdaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur populasi ikan cakalang yang tertangkap oleh pukat cincin yang didaratkan di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Tumumpa Manado dan mengetahui pola pertumbuhan ikan cakalang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposisi ukuran panjang ikan terbesar pada kelas 30,00-34,99 cm dengan pola pertumbuhan ikan cakalang mencapai panjang maksimum yang layak ditangkap (L∞) 38,03 cm dengan koefisien pertumbuhan (K) sebesar 19 % per tahun. Struktur populasi dari ikan cakalang pada perikanan pukat cincin di PPP Tumumpa terbagi dalam dua sub populasi di mana sub populasi dengan ukuran panjang lebih besar tertangkap lebih banyak dibanding dengan sub populasi dengan ukuran panjang lebih kecil. Kata-kata kunci: struktur populasi, ikan cakalang, hasil tangkapan, pukat cincin
Laju tangkap dan musim penangkapan madidihang (Thunnus albacares) dengan tuna hand line yang didaratkan di Pelabuhan Perikanan Samudera Bitung (Fishing rate and season at hand line caught-Tuna (Thunnus albacares) landed in Bitung Oceanic Fisheries Port) Usep Setiawan; Johny Wenno; Mariana E. Kayadoe
JURNAL ILMU DAN TEKNOLOGI PERIKANAN TANGKAP Vol. 2 No. 4: Desember 2016
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jitpt.2.4.2016.14061

Abstract

Tuna (Thunnus albacares) is a big pelagic fish with an extensive distribution from tropics to subtropics. It is categorized as highly economic fish and takes important role in promoting fisheries trades at the national and international level. This study was aimed at knowing the handline fishing rate and appropriate fishing season. The method used in this study was descriptive through case study approach. The study employed secondary data of Bitung oceanic fisheries port based on 5 year-fisheries log data, from 2011 to 2015. Results showed that the lowest fishing rate occurred in November 2013, 2.24 kg/hr/fisher and the highest was found in November 2011, 93.14 kg/hr/fisher. Based on fishing season, it was found that fishing season occurred in January, July, August, September, October and November. Keywords :  fishing rate, season, tuna   ABSTRAK Madidihang (Thunnus albacares) merupakan ikan pelagis besar dengan distribusi geografis mulai dari daerah tropis sampai sub tropis. Madidihang tergolong ikan bernilai ekonomis tinggi serta berperan penting dalam menggerakkan perdagangan hasil perikanan secara nasional dan internasional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya laju tangkap madidihang dengan tuna hand line dan mengetahui musim yang baik untuk penangkapan madidihang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Data yang digunakan dalam analisis laju tangkap dan musim penangkapan yaitu data sekunder yang di peroleh dari data log perikanan selama 5 tahun (2011-2015) yang tercatat di PPS Bitung . Hasil analisis laju tangkap diperoleh laju tangkap terendah berada pada bulan November 2013 yaitu 2,24 kg/jam/pemancing, sedangkan pada bulan November 2011 memiliki nilai laju tangkap tertinggi yaitu 93,14 kg/jam/pemancing. Berdasarkan hasil analisis musim penangkapan, diketahui bahwa musim penangkapan madidihang terjadi pada bulan Januari, Juli, Agustus, September, Oktober dan Nopember. Kata kunci : Laju tangkap, musim tangkap, madidhang