Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

PENINGKATAN KEAMANAN PANGAN DAN KUALITAS ORGANOLEPTIK IKAN ASAP KHAS DESA KARANGSARI TUBAN MELALUI INDUKSI PENGEMAS VAKUM Nurdiani, Rahmi; Jaziri, Abdul Aziz; Jatmiko, Yoga Dwi
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol 4, No 1 (2020): JFMR VOL 4 NO 1
Publisher : JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2020.004.01.5

Abstract

Produksi ikan asap di Kabupaten Tuban tumbuh secara signifikan karena lokasi penjualannya dekat lokasi wisata.Salah satu kawasan penghasil ikan asap ini beradadi Desa Karangsari, Tuban. Permasalahan keamanan pangan masih belum diperhatikan oleh para produsen ikan asap yang terlihat dari tampilan produk dalam keranjang secara terbuka dan pengemasan yang seadanya.Hal ini memengaruhi daya simpan produk yang hanya bertahan 1-2 hari. Oleh karena itu, kegiatan Doktor Mengabdi Universitas Brawijayabertujuan untuk meningkatkan kualitas produk ikan asap (mikrobiologi dan organoleptik) melalui induksi teknologi pengemasan vakum pada kelompok usaha pengasapan ikan. Metode pelaksanaan program ini adalah penyediaan teknologi pengemasan vakum, penyuluhan dan pelatihan pada mitra, serta pendampingan dan pengawasan. Adanya peningkatan status keamanan pangan produk ikan asap melalui penerapan teknologi pengemasan vakum yang disimpan dalam tiga kondisi (suhu ruang, dingin dan beku) ini dievaluasi melalui uji kualitasbaik secara mikrobiologimaupun organoleptik. Hasil uji total bakteri dan organoleptik menunjukkan pengemasan vakum dapat mempertahankan kualitas produk menjadi lebih baik dan lebih diterima konsumen. Kombinasi antara pengemasan vakum dan penyimpanan pada suhu dingin danbeku dapat menghambat pertumbuhan bakteri secara optimal. Teknologi pengemasan vakum untuk produk ikan asap dapat meningkatkan keamanan pangan dannilai jual.
Optimization Process of the Pepsin-Solubilized Collagen from Lizardfish (Saurida tumbil Bloch, 1795) Skins by-Product Jaziri, Abdul Aziz; Shapawi, Rossita; Mohd Mokhtar, Ruzaidi Azli; Md. Noordin, Wan Norhana; Zulfigar, Siti Balqis; Nurul, Huda
Indonesian Food Science and Technology Journal Vol. 7 No. 1: Volume 7. Number 1, December 2023 |IFSTJ|
Publisher : Department of Technology of Agricultural product (THP) Jambi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/ifstj.v7i1.30797

Abstract

By-products from the marine fish processing are rich in organic compounds that can be converted into value-added products like collagen, and it is thought as an ideal candidate polymer for such research and medical applications. The lizardfish (Saurida tumbil Bloch, 1795) skin collagen had been investigated by our previous work, but an effective extraction method is needed to increase the yield of collagen. The purpose of this study was to optimize the method used to extract pepsin-solubilized collagen (PSC) from lizardfish skin. We employed an approach of one factor at a time (OFAT), along with response surface methodology (RSM) utilizing a central composite design (CCD), to attain the highest possible yield of the extracted collagen. Additionally, its properties were also assessed comparatively. The suggested optimal conditions for extraction were a pepsin concentration of 1.87%, a liquid-solid ratio of 24.90 mL/g, and a hydrolysis period of 38.09 h. Using these conditions resulted in a PSC yield of 21.82 g/100g, which closely matched the predicted collagen value.
CHARACTERISTIC OF PROTEASE FROM CRUDE EXTRACT OF MARINE YEAST AND ITS ACTIVITY IN HYDROLIZING TRASH FISH PROTEIN Jaziri, Abdul Aziz; Sukoso, Mr.; Firdaus, M.
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol. 1 No. 2 (2017): JFMR
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Science, Brawijaya University, Malang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2017.001.02.5

Abstract

Marine yeast is uniceluller microorganism from group of fungi. Marine yeast was isolated from East Java Beach have potention of biotechnology in food section. Marine yeast as an agent in hydrolyzing trash fish protein to be able to increase nutrition value of amino acid. The researches of protease characteristic from marine yeast and its activity in hydrolizing protein are poorly demonstrated. Therefore, study on characteristic of protease from  marine yeast and its activity is important to overcome abundance of trash fish. The aim of this research  was to know protease characteristic of marine yeast and characteristic of trash fish protein hydrolysate. This study used exploration method. The result of this study were the protease characteristic from crude extraction of marine yeast showed that protein concentration value is 22.17 mg/L, protease activity is 21.50 mU/min/mL, Vmaks is 37.25 mmol/L/min and KM value is 2.3 × 103 mM. While the characterstic of trash fish protein hydrolysate is 22.35%, the total of amino acids is 1.32% and the molecular mass is 14.39 kDa. In addition, this study showed that protease activity from marine yeast extraction had low activity because protease extracted from marine yeast is crude extract. Keywords: marine yeast, protease, hydrolysis, trash fish protein
INDEKS KESESUAIAN GARAM (IKG) UNTUK MENENTUKAN KESESUAIAN LOKASI PRODUKSI GARAM; ANALISIS LOKASI PRODUKSI GARAM DI KABUPATEN TUBAN DAN KABUPATEN PROBOLINGGO Kurniawan, Andi; Jaziri, Abdul Aziz; Amin, Abdul Aziz; Salamah, Lutfi Ni'matus
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol. 3 No. 2 (2019): JFMR
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Science, Brawijaya University, Malang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2019.003.02.14

Abstract

Garam merupakan komoditas penting yang banyak digunakan secara luas dari kepentingan konsumsi sampai dengan industri. Salah satu faktor utama yang menentukan keberhasilan produksi garam ini adalah kesesuaian lokasi produksi garam. Hanya saja, belum ada metode yang dapat digunakan sebagai acuan dalam penentuan tingkat kesesuaian lokasi produksi garam. Penelitian ini bertujuan untuk menyusun Indeks Kesesuaian Garam (IKG) untuk menganalsis kesesuaian lokasi produksi garam. Dalam penelitian ini, IKG digunakan untuk menganalisis lokasi produksi garam di Kabupaten Tuban dan Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. IKG disusun berdasarkan sembilan parameter kesesuaian yang terdiri dari curah hujan, permeabilitas tanah, jenis tanah, lama penyinaran, kelembapan udara, kecepatan angin, suhu udara, tingkat penguapan dan tingkat kejenuhan air bahan baku. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai IKG lokasi produksi garam di Kabupaten Tuban (Desa Leranwetan) adalah sebesar 86,84 % yang mengindikasikan kalau lokasi ini sudah sangat sesuai untuk produksi garam. Nilai IKG lokasi produksi garam di Kabupaten Probolinggo (Desa Kalibuntu) adalah sebesar 81,57% yang mengindikasikan lokasi ini cukup sesuai sebagai lokasi produksi garam. Studi ini melaporkan untuk pertama kali metode yang dapat digunakan untuk menganalisis tingkat kesesuaian lokasi untuk produksi garam.
PENINGKATAN KEAMANAN PANGAN DAN KUALITAS ORGANOLEPTIK IKAN ASAP KHAS DESA KARANGSARI TUBAN MELALUI INDUKSI PENGEMAS VAKUM Nurdiani, Rahmi; Jaziri, Abdul Aziz; Jatmiko, Yoga Dwi
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol. 4 No. 1 (2020): JFMR
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Science, Brawijaya University, Malang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2020.004.01.5

Abstract

Produksi ikan asap di Kabupaten Tuban tumbuh secara signifikan karena lokasi penjualannya dekat lokasi wisata.Salah satu kawasan penghasil ikan asap ini beradadi Desa Karangsari, Tuban. Permasalahan keamanan pangan masih belum diperhatikan oleh para produsen ikan asap yang terlihat dari tampilan produk dalam keranjang secara terbuka dan pengemasan yang seadanya.Hal ini memengaruhi daya simpan produk yang hanya bertahan 1-2 hari. Oleh karena itu, kegiatan Doktor Mengabdi Universitas Brawijayabertujuan untuk meningkatkan kualitas produk ikan asap (mikrobiologi dan organoleptik) melalui induksi teknologi pengemasan vakum pada kelompok usaha pengasapan ikan. Metode pelaksanaan program ini adalah penyediaan teknologi pengemasan vakum, penyuluhan dan pelatihan pada mitra, serta pendampingan dan pengawasan. Adanya peningkatan status keamanan pangan produk ikan asap melalui penerapan teknologi pengemasan vakum yang disimpan dalam tiga kondisi (suhu ruang, dingin dan beku) ini dievaluasi melalui uji kualitasbaik secara mikrobiologimaupun organoleptik. Hasil uji total bakteri dan organoleptik menunjukkan pengemasan vakum dapat mempertahankan kualitas produk menjadi lebih baik dan lebih diterima konsumen. Kombinasi antara pengemasan vakum dan penyimpanan pada suhu dingin danbeku dapat menghambat pertumbuhan bakteri secara optimal. Teknologi pengemasan vakum untuk produk ikan asap dapat meningkatkan keamanan pangan dannilai jual.
Viability of Encapsulated Bacteria using Gel Particle and Foam-Mat Drying with k-carrageenan/Chitosan and i-carrageenan/Chitosan Setijawati, Dwi; Jaziri, Abdul Aziz; Awang, Mohd Azrie Bin; Firdaus, Muhamad; Budiutami, Aryanti Diah Ayu; Alifiani, Alifiani; Mahara, Fenny Amilia; Islamy, R Adharyan
Squalen, Buletin Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Vol 20, No 2 (2025): August 2025
Publisher : :Agency for Marine and Fisheries Research and Human Resources, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/squalen.860

Abstract

The study aimed to determine the effect of using a mixture of kappa-carrageenan/Chitosan and Iota carrageenan/Chitosan as encapsulating materials for Lactobacillus acidophilus and Bifidobacterium bifidum on viability, encapsulation yield, moisture content and aw of microcapsules. The research method is an experimental laboratory design, ANOVA, LSD using the Excel program. The results showed that using chitosan with a DD of 83.5% in the i-carrageenan/Chitosan mixture gave the highest viability of Bifidobacterium bifidum. The combination of i-carrageenan/chitosan coating ingredients with a concentration ratio of 0.5%:1.5% produced probiotic viability (L aci + B bifi) of 6.56 log CFU/g, while probiotic viability (B bifi) was the highest with a viability 6.70 log CFU/g. The highest probiotic encapsulation yield (L aci+B bifi) was 72.85%. The water content of the microcapsules (L aci+B bifi) was 8.96%, and the aw value was 0.63. It is recommended to carry out further testing using a processing factor for its viability.  
Karakteristik Mutu Ikan Marlin (Makaira nigricans) melalui Analisis Kadar Senyawa Volatil: Quality Characteristics of Blue Marlin (Makaira nigricans) Based on Volatile Compound Analysis Hanan, Sahirah Shafa Alifiyah; Maryana, Maryana; Jaziri, Abdul Aziz
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol. 9 No. 3 (2025): JFMR on November
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Science, Brawijaya University, Malang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2025.009.03.10

Abstract

Ikan marlin (Makaira nigricans) merupakan salah satu komoditas perikanan bernilai ekonomi tinggi yang rentan mengalami penurunan mutu akibat aktivitas enzim dan mikroorganisme. Penurunan kesegaran ini dapat diukur melalui parameter kimia, salah satunya Total Volatile Base Nitrogen (TVB-N) dan Trimetilamin Nitrogen (TMA-N). Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kadar TVB-N dan TMA-N pada ikan marlin sebagai indikator kesegaran. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kimia Pusat Produksi, Inspeksi, dan Sertifikasi Hasil Perikanan (PPISHP) Provinsi DKI Jakarta pada periode 30 Juni–18 Agustus 2025. Analisis dilakukan dengan metode destilasi dan titrasi mengacu pada SNI 2354.8:2009. Data dianalisis secara deskriptif dengan membandingkan hasil uji terhadap standar mutu yang berlaku. Hasil penelitian menunjukkan kadar TVB-N sebesar 13,50 mg/100 g, masih berada di bawah ambang batas maksimum SNI (20–30 mg/100 g). Nilai TMA-N yang diperoleh sebesar 0,0108 mg/100 g, jauh lebih rendah dari batas penerimaan untuk ikan segar menurut SNI 2354.8:2009, yaitu 5 mg N/100 g. Hasil tersebut menunjukkan bahwa sampel ikan marlin masih berada pada kategori segar dan layak dikonsumsi. Dengan demikian, uji TVB-N dan TMA-N dapat digunakan sebagai parameter penting untuk menilai mutu ikan marlin. Hasil penelitian ini menegaskan bahwa pengendalian pascapanen yang baik mampu mempertahankan kualitas ikan hingga tahap distribusi.   Blue marlin (Makaira nigricans) is one of the economically valuable fishery commodities that is prone to quality deterioration due to enzymatic and microbial activity. The decline in freshness can be measured through chemical parameters, particularly Total Volatile Base Nitrogen (TVB-N) and Trimethylamine Nitrogen (TMA-N). This study aimed to determine the levels of TVB-N and TMA-N in blue marlin as indicators of freshness. The research was conducted at the Chemistry Laboratory of the Center for Fishery Production, Inspection, and Certification (PPISHP), DKI Jakarta Province, during the period of June 30–August 18, 2025. Analyses were carried out using distillation and titration methods in accordance with SNI 2354.8:2009. Data were analyzed descriptively by comparing the results to the applicable quality standards. The results showed that the TVB-N level was 13.50 mg/100 g, which is still below the maximum limit set by SNI (20–30 mg/100 g). The obtained TMA-N value of 0.0108 mg/100 g is far below the acceptable limit for fresh fish according to SNI 2354.8:2009, which is 5 mg N/100 g. These findings indicate that the blue marlin samples tested were still in the fresh category and suitable for consumption. Therefore, TVB-N and TMA-N analyses can serve as important parameters for assessing the quality of blue marlin. This study confirms that proper post-harvest handling can effectively maintain fish quality during distribution.