Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

Makna Komunikasi Penyampaian Pesan Pada Alat Musik Tradisional Calung Mardiani, Melia Fitri; Nurhadi, Zikri Fachrul; Kurniawan, Achmad Wildan
JURNAL SOCIAL LIBRARY Vol 3, No 3 (2023): JURNAL SOCIAL LIBRARY NOVEMBER
Publisher : Granada El-Fath

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51849/sl.v3i3.147

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan motif, pengalaman dan makna komunikasi dalam penyampaian pesan pada alat musik tradisional Calung. Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teori yang digunakan adalah Teori Fenomenologis. Dalam penelitian ini terdapat narasumber yang ahli di bidang alat musik calung dari kalangan akademisi, serta lima orang informan yang merupakan seniman alat musik calung. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa. Motif alat musik calung ini khususnya berlaku bagi masyarakat pada umumnya, masyarakat luas. Pengalaman dari penelitian ini, alat musik calung menciptakan persaingan alat musik calung dengan inovasi baru dan kreativitas yang tinggi. Selain itu, Kabupaten Garut juga telah membentuk komunitas khusus alat musik calung yaitu Persatuan Seniman Calung Garut (PSCG). Makna dari alat musik calung adalah sebagai media informasi yang mempunyai pesan moral di dalamnya, sebagai wujud rasa syukur kepada Dewi Sri atas hasil panen yang melimpah dan terhindar dari hama, digunakan sebagai sarana komunikasi antara manusia dengan leluhurnya serta sebagai hiburan. dalam seni pertunjukan.
PENGALAMAN KOMUNIKASI PROGRAM MSIB MBKM BAGI MAHASISWA Nurhadi, Zikri Fachrul; Kurniawan, Achmad Wildan; Alam, Hikmatul; Hidayat, Dasrun
Jurnal Digital Media dan Relationship Vol. 6 No. 1 (2024): Jurnal Digital Media & Relationship
Publisher : LPPM Universitas Adhirajasa Reswara Sanjaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51977/jdigital.v6i1.1338

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya program MBKM Magang MSIB dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi yang diikuti oleh mahasiswa khususnya di Perguruan Tinggi Garut. Tujuan penelitian untuk menjelaskan motif, pengalaman dan makna komunikasi program MSIB bagi mahasiswa. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara mendalam, observasi partisipan, studi pustaka dan dokumentasi. Informan dalam penelitian ini berjumlah 6 orang mahasiswa di Perguruan Tinggi Garut dan 3 orang narasumber merupakan PIC Kampus Merdeka dari Kemdikbudrist, Institut Pendidikan Indonesia, dan Institut Teknologi Garut. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa motif untuk peserta program MSIB Kampus Merdeka bertujuan untuk meningkatkan keterampilan, mengasah soft skills dan hard skills, mendapatkan pengalaman kerja dan pembelajaran baru diluar kampus. Motif karena antara lain karena konversi SKS dan uang saku yang dijanjikan oleh Kampus Merdeka, selain itu sertifikat yang diberikan oleh program ini juga dapat meningkatkan nilai tambah dalam mencari pekerjaan. Pengalaman positif yang dialami peserta MSIB Kampus Merdeka yaitu mendapatkan tawaran kerja oleh mitra yang mereka pilih di program MSIB Kampus Merdeka. Pengalaman negatif peserta MSIB Kampus Merdeka mengeluhkan kompensasi yang telah dijanjikan oleh pemerintah. Makna program MSIB dimaknai oleh mahasiswa sebagai jembatan yang menggabungkan pendidikan formal dengan pengalaman praktis di dunia kerja.
Instagram Story Sebagai Media Self Disclosure Yahya, Firmansyah; Kurniawan, Achmad Wildan; Sukmawati, Irma
Jurnal Komunikasi Universitas Garut: Hasil Pemikiran dan Penelitian Vol 10 No 1 (2024): April 2024 Jurnal Komunikasi Universitas Garut : Hasil Pemikiran dan Penelitian
Publisher : Universitas Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52434/jk.v10i1.3695

Abstract

Abstract This research is motivated by the large number of Instagram users who do not hesitate to express themselves by publishing personal things on Instagram stories, such as sharing their life problems, sharing their daily activities regularly such as taking photos of lunch menus, the clothes they wear, sharing locations, and so on. The aim of this research is to explain the motives, experiences and meaning of self-disclosure on social media Instagram stories in generation Z aged 18 to 24. This research uses a qualitative approach with descriptive methods and uses phenomenological theory. The data collection techniques used were observation, interviews, literature study and documentation. Determining the research subjects used a purposive sampling technique with 7 informants who were generation Z aged 18 to 24 years and 3 sources from different professional fields. The research results show that the motive for generation Z aged 18-24 years in carrying out self-disclosure on Instagram story social media is because they need recognition, because they do not have a place to tell stories and as a memory archive. Generation Z's motive for self-disclosure on Instagram stories is to express themselves, clear themselves, and share stories or information. The positive experiences they experience are feeling calm, relieved and happy, improving communication relationships, being better understood by others and becoming self-branding. Meanwhile, the negative experiences they experienced were causing envy, causing misunderstandings, causing feelings of anxiety and getting hate comments. The meaning of self-disclosure on Instagram stories for generation Z aged 18-24 has its own meaning depending on the experiences they have experienced, namely as a medium for expressing themselves, a form of self-love, a medium for disclosing self-information, improving communication relationships, increasing self-confidence and as a form of everyone's rights. insiders utilize their social media. Keywords: Self-disclosure; instagram stories, generation Z. Abstrak Penelitian ini dilatarbelakangi oleh banyaknya pengguna instagram yang tanpa ragu melakukan pengungkapan diri dengan mempublikasikan hal pribadi pada instagram story, seperti membagikan permasalahan hidupnya, membagikan aktivitas sehari-harinya secara rutin seperti memfoto menu makan siang, pakaian yang dipakai, berbagi lokasi, dan lainnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan motif, pengalaman dan makna pengungkapan diri di media sosial instagram story pada generasi Z usia 18 hingga 24. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif dan menggunakan teori fenomenologi. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara, studi pustaka, dan dokumentasi. Penentuan subjek penelitian menggunakan teknik purposive sampling dengan 7 informan yang merupakan generasi Z usia 18 hingga 24 tahun serta 3 narasumber dari bidang profesi yang berbeda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motif karena generasi Z usia 18-24 tahun dalam melakukan self disclosure di media sosial instagram story adalah karena membutuhkan pengakuan, karena tidak memiliki tempat untuk bercerita dan sebagai arsip memori. Motif untuk generasi Z dalam melakukan self disclosure di instagram story adalah untuk mengekspresikan diri, menjernihkan diri, dan berbagi cerita atau informasi. Pengalaman positif yang mereka alami adalah mendapatkan perasaan tenang, lega dan bahagia, meningkatkan hubungan komunikasi, menjadi lebih dipahami oleh orang lain dan menjadi self branding. Sedangkan untuk pengalaman negatif yang mereka alami adalah menimbulkan sifat iri, menimbulkan kesalahpahaman, menimbulkan perasaan cemas dan mendapatkan hate comment. Makna self disclosure di instagram story bagi generasi Z usia 18-24 memiliki pemaknaannya masing-masing tergantung pengalaman yang mereka alami yakni sebagai media mengekspresikan diri, bentuk self love, media mengungkapkan informasi diri, meningkatkan hubungan komunikasi, meningkatkan percaya diri dan sebagai bentuk hak setiap orang dalam memanfaatkan media sosialnya. Kata-kata kunci: Pengungkapan diri; instagram story, generasi Z.
Etnografi Virtual Sandwich Generation melalui Lagu “Berakhir di Aku” di Media Sosial Salimah H, Syelma Nur; Kurniawan, Achmad Wildan; Adnan, Iis Zilfah
WACANA: Jurnal Ilmiah Ilmu Komunikasi Volume 24, No. 2 December 2025
Publisher : Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32509/wacana.v24i2.5575

Abstract

This research aims to examine how the song “Berakhir di Aku” by Idgitaf represent the emotional realities and struggles of Sandwich Generation, especially among Generation Z, and how the use of social media platforms TikTok and Instagram facilitates expression and interaction within this group. The study employs a qualitative descriptive method with a virtual ethnography approach, collecting data through virtual interviews, observation of social media content, and literature review. Data analysis is conducted using Cyber Media Analysis, which explores various levels of digital interaction. The findings indicate that “Berakhir di Aku” serves as a significant medium for emotional release and self-reflection, while TikTok and Instagram function as virtual spaces that support the process of self-acceptance through diverse forms of expression and communication among members of the Sandwich Generation. This study contributes by finding that social media is not only used as a means of entertainment, but has an important function as a space for emotional support and identity socialization, which facilitates the process of self-acceptance among members of the Sandwich Generation, through intense virtual interactions.