Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

STUDI LAMA PENYIMPANAN GABAH ORGANIK TERHADAP MUTU BERAS ORGANIK DI PPLH SELOLIMAN MOJOKERTO Nur Laylah; Samsuadi Samsuadi
JURNAL GALUNG TROPIKA Vol 3 No 2 (2014)
Publisher : Fapetrik-UMPAR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (97.117 KB) | DOI: 10.31850/jgt.v3i2.81

Abstract

KAJIAN MUTU DAN PENENTUAN DAYA SIMPAN FISH BURGER DENGAN PERLAKUAN BLANCHING PADA KONDISI SIMPAN BEKU OPTIMUM Laylah, Nur
Jurnal Sains dan Teknologi Pangan Vol 9, No 3 (2024):
Publisher : JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN, UNIVERSITAS HALU OLEO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jstp.v9i3.47896

Abstract

ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah mengkaji mutu dan aseptabilitas konsumen fish burger dengan perlakuan lama blanching dan lama penyimpanan beku yang berbeda. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap dua perlakuan yaitu lama blanching ( 10 menit dan 15 menit) dan lama penyimpanan (1 hari, 10 hari, 20 hari dan 30 hari) dengan 2 kali ulangan sehingga didapatkan 8 kombinasi perlakuan. Data dianalisis dengan ANOVA dan dilanjutkan dengan uji Tukey menggunakan software SPSS V.19. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa perlakuan lama blanching dan lama penyimpanan beku didapatkan hasil terbaik adalah lama blanching 10 menit (A1) karena taraf perlakuan A1 ini tahan disimpan sampai 30 hari dengan nilai TPC 8.9 x 104 kol/gr ( < 5 x 105 kol/gr sebagai batas maksimum total mikroba produk perikanan) dimana cita rasa dan aroma tetap disukai oleh panelis seperti pada penyimpanan hari ke 1, ke 10 dan hari ke 20. Taraf perlakuan A1 memberikan kadar protein yang selalu lebih tinggi dibanding dengan taraf perlakuan A2 di setiap lama penyimpanan beku yang berbeda. Taraf perlakuan lama penyimpanan beku hari ke 30 memberikan nilai mutu untuk A1 yang tidak banyak berubah seperti penyimpanan hari ke 1, ke 10 dan ke 20, kecuali kadar protein 12.12 % pada hari ke 1 menurun menjadi 10.67% pada hari ke 30. Sedangkan A2 (lama blanching 15 menit) sudah tidak tahan disimpan pada penyimpanan beku hari ke 30, karena nilai TPC taraf A2 adalah 18.8 x 105 kol/gr. Nilai ini melebihi batas maksimum yang ditetapkan SNI yaitu 5 x 105 kol/gr. Kata kunci: blanching, fish burger, mutu, penyimpanan beku, waktu penyimpanan.
Characterization of Chemical Quality of Tuna Fish Skin Oil (Thunnus Sp.) Saleh, Rahmawati; Rosmaladewi, Rosmaladewi; Fattah, Nurlaeli; Laylah, Nur
Journal of Agriculture Vol. 3 No. 03 (2024): Research Articles November 2024
Publisher : ITScience (Information Technology and Science)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47709/joa.v3i03.4936

Abstract

The chemical physical properties of tuna fish oil include 25% saturated fat, 75% unsaturated fat, density 967.96 kg/m3, iodine number 170, saponification number 188, refractive index 25 oC 1.4785, unsaponifiable number 0.1% and types of fatty acids contained in tuna fish oil, namely palmitic, stearic, oleic and linoleic acids. Tuna fish waste, which includes heads, bones and skin, if not handled, will quickly deteriorate and become rotten, so further processing is needed to be utilized as well as possible into products such as oil from tuna fish processing waste. At present, oil from tuna fish waste, which is a derivative product of tuna fish with selling value, has not been widely developed and commercialized. Therefore, a more in-depth study of the processing of tuna fish waste is needed, including to determine the physico-chemical properties contained in oil from tuna fish waste. This study aims to analyze how the value of refractive index, peroxide number, free fatty acids and iodine number in tuna fish skin oil. The results showed that the chemical quality characterization of tuna fish skin oil obtained a refractive index value of 1.638, free fatty acids (FFA) 0.03%, peroxide number 0.2 meq / kg material and Iod number 44.74 g I2 / 100 g material.
Pendugaan Umur Simpan Lada Putih pada Berbagai Kemasan Menggunakan Metode ASLT (Accelerated Shelf Life Test) Ernawati Jassin; Nur Laylah; Ilham Ahmad; Sri Rahayu
Elektriese: Jurnal Sains dan Teknologi Elektro Vol. 14 No. 02 (2024): Artikel Riset Edisi Oktober 2024
Publisher : Information Technology and Science (ITScience)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47709/elektriese.v14i02.4929

Abstract

Lada putih merupakan salah satu bumbu dapur yang memiliki aroma khas dan dihasilkan dari buah lada yang sudah matang. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh jenis kemasan terhadap masa simpan lada putih dan mutu fisik lada putih selama penyimpanan terhadap jenis kemasan. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan tiga faktor. Faktor pertama adalah lama pemasakan (A) yang terdiri atas dua taraf, yaitu pemasakan 5 menit (A1), pemasakan 10 menit (A2). Faktor kedua yaitu perendaman (B), terdiri dua taraf yaitu perendaman 5 hari (B1), perendaman 10 hari (B2). Faktor ketiga adalah jenis kemasan (C) terdiri dari 3 taraf yaitu karung goni (C1), karung plastik jenis HDPE (C2) dan karung plastik kedap udara (C3). Metode pendugaan umur simpan dengan ASLT. Data hasil penelitian diolah dengan Analysis of varians (ANOVA) menggunakan perangkat lunak SPSS v. 29.0.2.0 Setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali ulangan sehingga diperoleh 36 satuan percobaan. Pada penelitian ini dihasilkan perlakuan terbaik A1C3 dengan perlakuan pemasakan 5 menit dengan kemasan karung plastik kedap udara dengan kadar air 13,3 % dan B2C2 dengan perlakuan perendaman dengan kemasan karung plastik jenis HDPE dengan kadar air 11,6 % dan daya simpan selama 109 minggu. Pengaruh jenis kemasan dengan lama pemasakan dan perendaman terhadap mutu lada putih sangat berpengaruh karena pada hasil analisis sidik ragam dan uji duncan diperoleh nilai <0,05 sehingga interaksi ketiganya berpengaruh pada rendemen, kadar air, dan uji organoleptic.
Characterization of Chemical Quality of Tuna Fish Skin Oil (Thunnus Sp.) Saleh, Rahmawati; Rosmaladewi, Rosmaladewi; Fattah, Nurlaeli; Laylah, Nur
Journal of Agriculture Vol. 3 No. 03 (2024): Research Articles November 2024
Publisher : ITScience (Information Technology and Science)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47709/joa.v3i03.4936

Abstract

The chemical physical properties of tuna fish oil include 25% saturated fat, 75% unsaturated fat, density 967.96 kg/m3, iodine number 170, saponification number 188, refractive index 25 oC 1.4785, unsaponifiable number 0.1% and types of fatty acids contained in tuna fish oil, namely palmitic, stearic, oleic and linoleic acids. Tuna fish waste, which includes heads, bones and skin, if not handled, will quickly deteriorate and become rotten, so further processing is needed to be utilized as well as possible into products such as oil from tuna fish processing waste. At present, oil from tuna fish waste, which is a derivative product of tuna fish with selling value, has not been widely developed and commercialized. Therefore, a more in-depth study of the processing of tuna fish waste is needed, including to determine the physico-chemical properties contained in oil from tuna fish waste. This study aims to analyze how the value of refractive index, peroxide number, free fatty acids and iodine number in tuna fish skin oil. The results showed that the chemical quality characterization of tuna fish skin oil obtained a refractive index value of 1.638, free fatty acids (FFA) 0.03%, peroxide number 0.2 meq / kg material and Iod number 44.74 g I2 / 100 g material.
Pendugaan Umur Simpan Lada Putih pada Berbagai Kemasan Menggunakan Metode ASLT (Accelerated Shelf Life Test) Jassin, Ernawati; Laylah, Nur; Ahmad, Ilham; Rahayu, Sri
Elektriese: Jurnal Sains dan Teknologi Elektro Vol. 14 No. 02 (2024): Artikel Riset Edisi Oktober 2024
Publisher : Information Technology and Science (ITScience)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47709/elektriese.v14i02.4929

Abstract

Lada putih merupakan salah satu bumbu dapur yang memiliki aroma khas dan dihasilkan dari buah lada yang sudah matang. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh jenis kemasan terhadap masa simpan lada putih dan mutu fisik lada putih selama penyimpanan terhadap jenis kemasan. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan tiga faktor. Faktor pertama adalah lama pemasakan (A) yang terdiri atas dua taraf, yaitu pemasakan 5 menit (A1), pemasakan 10 menit (A2). Faktor kedua yaitu perendaman (B), terdiri dua taraf yaitu perendaman 5 hari (B1), perendaman 10 hari (B2). Faktor ketiga adalah jenis kemasan (C) terdiri dari 3 taraf yaitu karung goni (C1), karung plastik jenis HDPE (C2) dan karung plastik kedap udara (C3). Metode pendugaan umur simpan dengan ASLT. Data hasil penelitian diolah dengan Analysis of varians (ANOVA) menggunakan perangkat lunak SPSS v. 29.0.2.0 Setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali ulangan sehingga diperoleh 36 satuan percobaan. Pada penelitian ini dihasilkan perlakuan terbaik A1C3 dengan perlakuan pemasakan 5 menit dengan kemasan karung plastik kedap udara dengan kadar air 13,3 % dan B2C2 dengan perlakuan perendaman dengan kemasan karung plastik jenis HDPE dengan kadar air 11,6 % dan daya simpan selama 109 minggu. Pengaruh jenis kemasan dengan lama pemasakan dan perendaman terhadap mutu lada putih sangat berpengaruh karena pada hasil analisis sidik ragam dan uji duncan diperoleh nilai <0,05 sehingga interaksi ketiganya berpengaruh pada rendemen, kadar air, dan uji organoleptic.
PENGARUH LAMA PEMERAMAN BUAH KAKAO TERHADAP KANDUNGAN POLYPHENOL DAN KEASAMAN BIJI KAKAO KLON S2 (SULAWESI 2) Nur Laylah; Syahriati; Rahmawati Saleh; Mariani; Muh. Ansyar
Jurnal Sains dan Teknologi Pangan Vol. 9 No. 6 (2024): Jurnal Sains dan Teknologi Pangan
Publisher : Jurusan Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63071/sqw8qw86

Abstract

Senyawa polyphenol dalam biji kakao paling berperan terhadap flavor dan warna khas kakao.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemeraman terhadap kandungan polyphenol dan keasaman pada biji kakao fermentasi sebelum dan sesudah pengeringan. Metode penelitian ini adalah metode eksperimen menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan dua perlakuan.  perlakuan pertama yaitu lama pemeraman yang terdiri dari 3 taraf yaitu tanpa pemeraman, pemeraman 3 hari dan pemeraman 6 hari.  Perlakuan kedua adalah kondisi biji kakao fermentasi yang terdiri dari 2 taraf yaitu biji kakao fermentasi basah dan biji kakao fermentasi kering. Parameter yang akan diamati adalah kadar air, pH dan polyphenol. Data hasil pengamatan dianalisis dengan ANOVA, jika berbeda nyata diuji lanjut dengan Duncan’s Multiple Range Test (DMRT). Perlakuan terbaik adalah biji kakao yang diperam selama 6 hari kemudian difermentasi dan dikeringkan karena memiliki pH tertinggi yaitu 5.85, pH tinggi memungkinkan biji kakao akan memiliki potensi aroma dan rasa yang tinggi dibandingkan biji kakao dengan pH rendah. Perlakuan ini masih memiliki kandungan polyphenol yang cukup tinggi yaitu 4.02 mg/g in GAE dan memenuhi persyaratan kadar air biji kakao kering
PENGARUH TINGKAT KEMATANGAN BUAH TERHADAP PEMBENTUKAN PREKURSOR AROMA PADA BIJI KAKAO KLON S2 (SULAWESI 2) VARIETAS TRINITARIO Nur Laylah; S.Salengke; A.Laga
Jurnal Sains dan Teknologi Pangan Vol. 10 No. 3 (2025): Jurnal Sains dan Teknologi Pangan
Publisher : Jurusan Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63071/cyy43f75

Abstract

Standarisasi karakteristik bahan baku kakao seringkali mengalami kendala akibat variabilitas klon, tingkat kematangan  buah, kondisi edafoklimatik, serta perlakuan pendahuluan terhadap buah. Pemahaman yang mendalam mengenai pengaruh faktor faktor tersebut terhadap karakteristik biji kakao yang akan difermentasi dan dikeringkan sangat penting untuk memperoleh biji kakao  berkualitas tinggi. Hal ini dapat meningkatkan homogenitas dalam pembentukan prekursor aroma dan cita rasa selama proses  pengolahan kakao. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh tingkat kematangan buah terhadap pembentukan prekursor aroma pada biji kakao kering yang telah melalui proses fermentasi. Bahan yang digunakan adalah buah kakao varietas Trinitario klon S2 yang berasal dari Sulawesi, Indonesia. Penelitian ini menggunakan dua faktor perlakuan, yaitu tingkat kematangan buah sebagai perlakuan pertama dan fermentasi sebagai perlakuan kedua. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa tingkat  kematangan buah berpengaruh signifikan terhadap nilai pH dan kandungan polifenol pada biji kakao hasil fermentasi. Selain itu,  tingkat kematangan juga secara nyata memengaruhi kadar gula reduksi, serta asam amino alanin dan leusin-isoleusin. Asam amino  alanin, leusin-isoleusin, dan gula reduksi diketahui sebagai prekursor utama aroma kakao. Tingkat kematangan buah yang paling  optimal untuk menghasilkan kandungan asam amino yang tinggi dan pH yang mendukung intensitas aroma kuat adalah pada kategori A2 (matang sedang).  
USAHA KRIPIK DURI IKAN BANDENG DAN FISHGELL IKAN BANDENG DI KECAMATAN TANETERIATTANG TIMUR KABUPATEN BONE Jassin, Ernawati; Laylah, Nur
Jurnal Dinamika Pengabdian Vol. 3 No. 2 (2018): JURNAL DINAMIKA PENGABDIAN VOL. 3 NO. 2 MEI 2018
Publisher : Departemen Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian UNHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/jdp.v3i2.4249

Abstract

Tahun 2015 merupakan memasuki era pangsa bebas yang di sebut dengan AFTA (ASEAN Free Trade Area), AFTA ini merupakan wujud dari kesepakatan dari negara-negara ASEAN untuk membentuk suatu kawasan bebas perdagangan dalam rangka meningkatkan daya saing ekonomi kawasan regional ASEAN dengan menjadikan ASEAN sebagai basis produksi dunia serta  menciptakan pasar regional bagi 500 juta penduduknya. Berdasarkan kandungan gizi dan ketersediaan bahan baku ikan bandeng di kabupaten Bone Sulawesi Selatan serta permintaan yang terus meningkat, serta untuk memenangi persaingan bisnis bidang perikanan di era AFTA maka perlu diadakan peningkatan kualitas dan kuantitas produk perikanan berbahan baku ikan bandeng. Dengan alasan tersebut, mendorong mitra I (pertama) kami bernama “UKM Athifa Food” dan mitra kedua yang bernama “UKM Generasi Baru” melakukan kegiatan produksi pengolahan ikan bandeng berupa Kripik Duri Ikan Bandeng Dan Fishgell Ikan Bandeng. Dari penjelasan diatas maka pelaksanaan program IbM yang dilakukan diprioritaskan pada permasalahan produksi yaitu: penggunaan alat pengolahan kripik duri ikan bandeng, pelatihan tentang pemasaran secara online melalui pembuatan blog dan perbaikan masalah manajemen yaitu peningkatan kemampuan pengelolaan usaha dan pembenahan administrasi pembukuan dan keuangaan, Program IbM yang dilaksanakan diharapkan akan menghasilkan luaran berupa cara pembuatan kripik duri ikan bandeng, fishgell yang lebih higinies, enak dan tahan lama. Dengan kegiatan pengabdian ini diharapkan produk yang dihasilkan bisa menjadi brand market kabupaten Bone dan mampu bersaing di era AFTA, Kata kunci: Kripik duri ikan bandeng dan fishgell ikan bandeng.
PENGEMBANGAN WIRAUSAHA PRODUK FISH JELLY IKAN BANDENG DI POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PANGKEP Fitri, Muhammad; Arfini, Fifi; Laylah, Nur
Jurnal Dinamika Pengabdian Vol. 3 No. 2 (2018): JURNAL DINAMIKA PENGABDIAN VOL. 3 NO. 2 MEI 2018
Publisher : Departemen Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian UNHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/jdp.v3i2.4381

Abstract

Development of marketing of Fish Jelly Product entrepreneurship in State Pangkep Agriculture Polytechnic is expected to improve socio-economic aspect for people of South Sulawesi, especially Pangkep regency and provide nutritional needs and diversification of processed milkfish products and if cultivated maximally will increase people's income. The purpose of entrepreneurship development of Fish Jelly Products is to develop an entrepreneurial culture and provide work experience to students and alumni in college. The entrepreneurship  marketing development program of fish jelly production (meatballs, nuggets, brains, dragon legs, sausage and tofu) of milkfish in the year 2017 activity produced as much as 3240 kg (weighs 500 gr / pack) with production / year of 6480 packages sold IDR 20,000 per package resulted in a total sale of IDR. 129.6 million. The marketing of Fish Jelly product was carried out through Mini Plant State Agricultural Polytechnic of Pangkep, minimarket of Pangkep, Barru, Maros and Makassar municipalities as well as on line system sales. Keywords: Surimi, Milkfish, Fish Jelly, Development, Entrepreneurship