Pasca mewabahnya pandemi Covid-19 mengakibatkan banyaknya UMKM yang terdampak yang mengakibatkan omzet dan volume penjualan mereka menurun secara drastis, termasuk Kampoeng Batik Laweyan (KBL). Berdasarkan hasil analisa, diskusi, dan observasi di lokasi tersebut, terdapat beberapa permasalahan yang dihadapi oleh para pengrajin batik di Kampoeng Batik Laweyan selaku mitra pengabdian, yaitu (a) menurunnya omzet penjualan selama pandemi Covid-19, (b) mitra belum mampu memanfaatkan platform digital dengan baik sebagai media promosi, (c) masih banyak masyarakat yang belum memahami makna batik yang sebenarnya karena minimnya sosialisasi. Tujuan dari program pengabdian kepada masyarakat ini adalah untuk memberdayakan pengrajin batik KBL mampu bangkit kembali pasca pandemi Covid-19. Adapun solusi yang ditawarkan kepada mitra adalah membangun strategi content marketing yang meliputi (a) membuat perencanaan dan guidelines strategi content marketing, (b) memproduksi konten sebagai bahan promosi untuk membangun awareness, (c) memberdayakan media sosial dan platform digital lainnya guna mendistribusikan konten, (d) melakukan content promotion secara digital menggunakan platform Facebook Ads dan Google Ads. Metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian ini menggunakan prinsip transfer pengetahuan dari tim pengabdian kepada pihak Kampoeng Batik Laweyan dengan memenuhi aspek KAP (Kognitif, Afektif, Psikomotorik), dalam bentuk (a) diseminasi informasi; (b) pendampingan; dan (c) monitoring dan evaluasi. Program pengabdian ini telah menghasilkan berbagai konten yang berupa gambar dan video untuk meningkatkan awareness KBL di media sosial. Dengan berbagai kegiatan yang dilakukan, program pengabdian ini telah berhasil meningkatkan followers dan engagement pada akun media sosial Kampoeng Batik Laweyan serta mampu meningkatkan pemahaman pengusaha batik di sana terkait urgensi content marketing. After the outbreak of the Covid-19 pandemic, many MSMEs were affected which resulted in their turnover and sales volume dropping drastically, including Kampoeng Batik Laweyan (KBL). Based on the results of analysis, discussions and observations at the location, there are several problems faced by batik craftsmen at Kampoeng Batik Laweyan as service partners, namely (a) decreased sales turnover during the Covid-19 pandemic, (b) KBL has not been able to utilize the platform digitally well as a promotional medium, (c) there are still many people who do not understand the true meaning of batik because of the lack of socialization. The purpose of this community service program is to empower KBL batik craftsmen to be able to bounce back after the Covid-19 pandemic. The solution offered to partners is to develop a content marketing strategy which includes: (a) planning and guidelines for content marketing strategies, (b) producing content as promotional material to build awareness, (c) empowering social media and other digital platforms to distribute content, (d) carry out content promotion digitally using the Facebook Ads and Google Ads platforms. The method used in this service activity uses the principle of transferring knowledge from the service team to Kampoeng Batik Laweyan by fulfilling KAP (Cognitive, Affective, Psychomotor) aspects, in the form of (a) information dissemination; (b) assistance; and (c) monitoring and evaluation. This service program has produced various content in the form of pictures and videos to increase KBL awareness on social media. With various activities carried out, this service program has succeeded in increasing followers and engagement on Kampoeng Batik Laweyan's social media accounts and has been able to increase the understanding of batik entrepreneurs there regarding the urgency of content marketing.