Studi ini bertujuan untuk mengeksplorasi strategi coping guru non-pendidikan khusus dalam menghadapi stres saat mengajar siswa berkebutuhan khusus di SLB Negeri Jantho. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif fenomenologis, dengan data dikumpulkan melalui wawancara dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru mengalami stres karena kesulitan dalam berkomunikasi dengan siswa, mengelola perilaku siswa, dan beradaptasi dengan kurikulum. Stres yang dialami guru mempengaruhi kesehatan fisik dan mental mereka, menyebabkan gejala seperti sakit kepala, gangguan tidur, dan distress emosional. Strategi coping yang digunakan guru dikategorikan menjadi dua jenis: problem-focused coping dan emotion-focused coping. Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru cenderung menggunakan strategi coping emotion-focused, seperti mencari dukungan sosial, menerima tanggung jawab, dan menjauhkan diri dari masalah. Faktor-faktor yang mempengaruhi strategi coping guru termasuk kesehatan fisik, kemampuan memecahkan masalah, keterampilan sosial, dukungan sosial, sikap positif, dan sumber daya material. Studi ini menyimpulkan bahwa strategi coping guru efektif dalam mengelola stres, tetapi mereka masih mengalami reaksi emosional saat menghadapi perilaku siswa yang sulit. Studi ini merekomendasikan bahwa guru harus menerima dukungan dan pengembangan profesional yang berkelanjutan untuk membantu mereka mengelola respons emosional dan mengembangkan strategi coping yang lebih efektif.