Abstrak Seiring dengan meningkatnya kebutuhan hidup manusia maka semakin banyak pemanfaatan sumber daya alam bahan bakar fosil. Pemanfaatan bahan bakar fosil dapat meningkatkan emisi gas di atmosfer dan pemanasan global. Hal inilah yang mendorong banyak penelitian mencari sumber bahan bakar alternatif, seperti bioetanol. Artikel ini disusun untuk mengetahui potensi pemanfaatan limbah organik melalui proses fermentasi untuk menghasilkan bioetanol, khususnya membahas peran mikroorganisme, kondisi dan metode fermentasi bioetanol yang optimal. Metode penulisan yang digunakan adalah literature review berdasarkan analisa yang dilakukan pada berbagaisumber literature. Metode Solid State Fermentasi (SSF) merupakan metode yang paling sering digunakan dan menghasilkan konsentrasi bioetanol yang cukup tinggi, dari analisa yang dilakukan kondisi optimum untuk memproduksi bioetanol dari kulit buah berada pada kisaran pH 4,5-6, dan kisaran waktu fermentasi 24-120 jam, pada sumber organik lain (seperti limbah nasi basi, limbah air cucian beras, limbah popok bayi, limbah sayuran rumah tangga dan lain-lain) adalah pH 4,6-6, dan 35-130 jam. Kadar bioetanol terbaik terdapat pada produksi bioetanol dari limbah kulit onggok yaitu sebesar 92% melalui penambahan starter dan waktu fermentasi 7 hari. Bioetanol dari limbah kulit onggok ini yang berpotensi lebih lanjut untuk menjadi campuran bahan bakar bensin agar dapat mengurangi penggunaan bahan bakar fosil, selain itu bioetanol dari limbah kulit onggok ini juga dapat dimanfaatkan oleh industri farmasi, industri minuman beralkohol dan desinfektan. Kata Kunci : Bioetanol, Limbah Organik, EBT, Manfaat. Abstract Along with the increasing needs of human life, more and more utilization of natural resources of fossil fuels. The utilization of fossil fuels can increase gas emissions in the atmosphere and global warming. This is what encourages many studies to look for alternative fuel sources, such as bioethanol. This article was prepared to determine the potential utilization of organic waste through the fermentation process to produce bioethanol, specifically discussing the role of microorganisms, conditions and optimal bioethanol fermentation methods. The writing method used is literature review, based on the analysis conducted on various sources of literature, solid state fermentation (SSF) method is the most frequently used method and produces a fairly high concentration of bioethanol, from the analysis conducted the optimum conditions for producing bioethanol from fruit peels are in the range of pH 4, 5-6, and the range of fermentation time 24-120 hours, on other organic sources (such as stale rice waste, rice washing water waste, baby diaper waste, household vegetable waste and others) is pH 4.6-6, and 35-130 hours with the best bioethanol content is found in the production of bioethanol from onggok skin waste which is 92% through the addition of starter and fermentation time of 7 days. Bioethanol from onggok skin waste has further potential to be a mixture of gasoline fuel in order to reduce the use of fossil fuels, besides that bioethanol from onggok skin waste can also be utilized by the pharmaceutical industry, alcoholic beverage industry and disinfectants. Keywords: Bioethanol, Organic Waste, Renewable Energy, Benefits