Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Bentuk Koreografi Tari Nguri Di Sanggar Seni Saling Pendi Kabupaten Sumbawa Hana Medita; Serly Resita Dewi
DESKOVI : Art and Design Journal Vol. 6 No. 2 (2023): DESEMBER 2023
Publisher : Universitas Maarif Hasyim Latif

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51804/deskovi.v6i2.16383

Abstract

Tari Nguri merupakan tarian khas kabupaten Sumbawa yang tergolong tarian kelompok dengan jumlah penari tiga sampai lima tergantung kreasi yang dibuat. Adapun Sito sebagai properti utamanya, terbuat dari logam berbentuk seperti kotak atau nampan khusus. Tarian ini biasanya ditarikan oleh perempuan atau gadis Sumbawa. Tarian ini menggambarkan dukungan, penghormatan dan pengabdian masyarakat terhadap Raja yang telah memimpin dan menciptakan kemakmuran untuk rakyatnya. Dengan membawa seserahan dari masyarakat kepada raja kesultanan Sumbawa diharapkan mampu mengurangi kesedihan Raja. Tarian ini diciptakan sekitar tahun 1950-an oleh seniman H.Mahmud Dea Batekal. Penelitian ini menganalisis bentuk Koreografi Tari Nguri yang ada di Kabupaten Sumbawa. Untuk itu digunakan pendekatan koreografi dengan analisis bentuk gerak, teknik gerak, isi gerak, aspek ruang, aspek waktu, aspek tenaga, dan gaya gerak. Hasil analisis menunjukkan bahwa Tari Nguri memiliki variasi dalam bentuk gerak, rias dan tata iringan. Jumlah penari yang terdiri dari 3 sampai 5 penari perempuan, membuat koreografi dalam wujud gerak, desain lantai, dan permainan level tarian ini semakin menarik. Rias yang digunakan penari perempuan menggunakan rias korektif. Instrumen yang digunakan untuk mengiringi tari Nguri adalah gong, genang/gendang, rebana rea, serunai, pelampong, santong serek.
Interpretasi Nuja’’ Rame Kedalam Koreografi Tu Nuja’’ sebagai Upaya Konservasi Kultural Masyarakat Sumbawa Hana Medita
Dance and Theatre Review Vol 6, No 2: November 2023
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/dtr.v6i2.10755

Abstract

Sumbawa mempunyai keragaman budaya dan tradisi salah satunya adalah Nuja’’ Rame. Nuja’’ Rame adalah proses menumbuk padi secara bersama-sama, dan kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian prosesi pernikahan adat Sumbawa. Nuja’’ sering dilakukan oleh  masyarakat Sumbawa saat panen dan dilanjutkan dengan acara pernikahan dikarenakan semua kebutuhan yang diperlukan sudah cukup dan mampu menggelar acara pernikahan. Dalam prosesi nuja’’ terdapat bunyi yang dihasilkan dari pola pukulan dari rantok dan deneng.Pukulan ini menggunakan pola yang bernama basalolo dan basanentek. Dua pola ini tidak bisa berdiri sendiri tetapi saling berkesinambungan. Pukulan utama yang memulai nuja’’ adalah pola basalolo dan pola basanentek yang mengisi pukulan utama. Dari gabungan dua pola tersebut menghasilkan irama yang sering dikenal dengan pangonteng, dari irama tersebut menjadikan kegiatan atau prosesi nuja’’ ramai memiliki suasana gotong-royongnya sangat kental. Bersumber dari prosesi nuja’’ maka diciptakan sebuah karya tari dan dijadikan sebagai upaya pemeliharaan atau pelestarian tradisi dan budaya melalui karya tari. Penciptaan koreografi kelompok ini bertipe dramatik  dengan mengolah pola serta gerak yang ada pada kegiatan nuja’.Kata kunci: nuja’ rame, prosesi, dan penciptaan koreografi
Kum-Kum Sinden, Ritual yang Bertahan di Era Modernisasi Medita, Hana
DESKOVI : Art and Design Journal Vol. 7 No. 2 (2024): DESEMBER 2024
Publisher : Universitas Maarif Hasyim Latif

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51804/deskovi.v7i2.16742

Abstract

Kum-kum Sinden merupakan sebuah ritual masyarakat di Dusun Sendang Made Kabupaten Jombang. Ritual ini sudah ada sejak zaman Raja Airlangga. Prosesi ini dilakukan untuk para sinden yang akan terjun didunia professional agar suaranya merdu, awet muda dan mendapatkan kelancaran. Kegiatan didalam kum-kum sinden awalnya dengan memandikan para sinden dengan air sendang yang ditaburi bunga. Dengan perkembangan zaman dan modernisasi kegiatan tersebut dipersingkat hanya dengan membasuh wajah sinden saja. Prosesi tersebut juga biasa disebut wisuda para sinden. Penyingkatan kegiatan ini tidak mengurangi esensi nilai-nilai yang terkandung, karena simbol yang ada sudah mewakili. Peserta sinden yang mengikuti kegiatan ritual terdiri dari berbagai umur, ada yang masih muda dan ada yang sudah tua. Prosesi ini menampilkan kesenian Ludruk khas Jawa Timur sebagai runtutan acara kum-kum sinden pada malam harinya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan langkah observasi, wawancara langsung dengan narasumber, studi pustaka dan dokumentasi. Rekonstruksi Kum-Kum Sinden menjadi salah satu upaya agar ritual dan budaya lokal tidak terkikis oleh modernisasi. Selain menjadi edukasi budaya lokal kegiatan ini didukung penuh oleh pemerintah setempat untuk destinasi wisata baik untuk wisata asing ataupun lokal. Ritual Kum-Kum Sinden ini harus dilestarikan dan dokumentasi yang baik agar menjadi arsip penting untuk kehidupan tradisi dan budaya khususnya di Jawa.
Pelatihan Tari Mendaiq Bagi Remaja di Desa Perampuan Kabupaten Lombok Barat Baiq Larre Ginggit Sekar Wangi; Nurtikawati, Nurtikawati; Rindu Puspita Lokanantasari; Kurnia, Wahyu; Medita, Hana; Utari, Retno
TERAS: Jurnal Pengabdian Masyarakat Sosial Budaya Vol. 1 No. 2 (2025): TERAS: Jurnal Pengabdian Masyarakat Sosial Budaya, Mei 2025
Publisher : Gema Cendekia Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.71094/teras.v1i2.104

Abstract

Kegiatan pelatihan Tari Mendaiq yang diselenggarakan bagi remaja di Desa Perampuan, Kabupaten Lombok Barat bertujuan untuk mendukung pengembangan potensi remaja, terutama dalam aspek pembentukan fisik, emosional, kemampuan bersosialisasi, perubahan perilaku, dan daya pikir. Pelatihan ini dirancang sebagai bagian dari pendekatan edukatif berbasis seni budaya lokal yang menekankan pentingnya keterlibatan aktif generasi muda dalam proses pelestarian warisan budaya. Melalui kegiatan ini, diharapkan para remaja dapat berpikir kreatif, tanggap terhadap lingkungannya, serta aktif dalam berbagai aktivitas positif yang mendukung pengembangan kepribadian dan karakter. Pembelajaran seni tari memerlukan pendekatan pedagogis yang sesuai guna mengembangkan kreativitas gerak, baik motorik kasar maupun halus. Tari Mendaiq, sebagai representasi budaya Sasak yang mengangkat tema keseharian masyarakat, dipilih karena mengandung nilai edukatif dan filosofis tinggi. Kegiatan pelatihan ini dilakukan melalui metode ceramah, diskusi, demonstrasi, dan praktik langsung yang terintegrasi. Hasil pelatihan menunjukkan adanya peningkatan signifikan dalam aspek kognitif, psikomotorik, dan afektif peserta, termasuk dalam hal pengetahuan tari, keterampilan menari, serta kesadaran terhadap pentingnya pelestarian budaya lokal.
Film Tari Sebagai Media Komunikasi Massa dalam Pertunjukkan Seni Tari Tahir, Aswar; Medita, Hana
Connected: Jurnal Ilmu Komunikasi Volume 4 No. 1, Juni 2023
Publisher : Departemen Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Soal dan Ilmu Politik. Universitas Pejuang Republik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan film tari sebagai media komunikasi massa dalam pertunjukan seni tari. Jenis penelitian yang digunakan yaitu metode kualitatif deskriptif, untuk mendeskripsikan film tari sebagai realitas baru dalam komunikasi massa yang digunakan untuk seni pertunjukkan tari menjadi suatu hal yang menarik untuk dideskripsikan.Teknik pengumpulan data dilakukan dengan studi pustaka. Dalam penelitian ini, peneliti mencari dokumen non-elektronik maupun dokumen elektronik yang berhungan dengan tema penelitian. Film dan Seni Tari merupakan dua cabang seni yang berbeda namun dapat dikombinasikan dan melahirkan satu karya yaitu film tari sebagai media komunikasi untuk pertunjukkan seni tari dan memiliki potensi sebagai sebuah panggung baru yang tak terbatas tidak seperti dalam panggung konvensional yang terbatas jumlah penontonnya. Perkembangan film tari di Indonesia sendiri lahir dari event yang di selenggarakan oleh para seniman dan sineas yang tertarik memajukan film tari. Dalam penyelenggaraan event film tari setiap tahun terus meningkat, dengan demikian film tari sudah diminati oleh banyak seniman tari dan film maker