Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PEMANFAATAN TANAMAN OBAT LOKAL DUSUN KARANGANYAR DESA MADURA KECAMATAN WANAREJA KABUPATEN CILACAP BERBASIS ETNOFARMASI Mida Hamidah; Putri Salma Maulida; Nabila Putri Fauziyah; Suci Gandara Putri; Putri Nita; Nadia Azzahra; Rachman Fauzi; Rifqi Miftahul Awali; Dela Dela
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 7, No 3 (2023): September
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v7i3.17194

Abstract

ABSTRAKPemanfaatan tanaman sebagai alternatif pengobatan hingga saat ini masih dipercayai oleh masyarakat Indonesia khususnya di Dusun Karanganyar Desa Madura Kecamatan Wanareja Kabupaten Cilacap. Jenis tanaman yang digunakan untuk alternatif pengobatan biasanya mempunyai kearifan lokal tersendiri berdasarkan daerah masing-masing. Pengabdian masyarakat yang telah dilakukan berdasarkan etnofarmasi setempat yaitu dengan cara mengumpulkan informasi jenis tanaman yang biasa digunakan untuk alternatif pengobatan di Dusun Karanganyar Desa Madura Kecamatan Wanareja Kabupaten Cilacap menggunakan metode wawancara terhadap beberapa tokoh masyarakat yang didasarkan pada pengalaman dan pengetahuannya mengenai tanaman obat. Dengan adanya informasi yang telah dikumpulkan dari hasil pengabdian Masyarakat ini maka diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat terhadap potensi tanaman obat yang terdapat di Dusun Karanganyar. Hasil wawancara dan pengkajian menunjukkan bahwa tanaman yang biasa digunakan sebagai obat di Dusun Karanganyar Desa Madura Kecamatan Wanareja Kabupaten Cilacap yaitu sebanyak 27 famili yang terdiri atas 43 jenis tanaman. Di antara 27 famili yang paling banyak digunakan sebagai obat adalah famili Zingiberaceae sebesar 25,93%. Dari 43 jenis tanaman, bagian tanaman yang paling banyak digunakan adalah daun yaitu sebesar 62,79%. Dari 43 jenis tanaman, pengolahan terhadap tanaman obat di Dusun Karanganyar yang paling banyak adalah dengan cara direbus sebesar 76,74%. Khasiat dari 43 jenis tanaman obat yang ada di Dusun Karanganyar terdapat 23 khasiat dan yang paling banyak adalah hipertensi dan koleseterol masing-masing sebesar 18,60%. Kata kunci: etnofarmasi; tanaman obat; karanganyar; wanareja; cilacap ABSTRACTThe utilization of plants as alternative medicine is still believed by the Indonesian people, especially in Karanganyar Hamlet, Madura Village, Wanareja Subdistrict, Cilacap Regency. The types of plants used for alternative medicine usually have their own local wisdom based on their respective regions. Community service that has been carried out based on local ethnopharmacy is by collecting information on the types of plants commonly used for alternative medicine in Karanganyar Hamlet, Madura Village, Wanareja District, Cilacap Regency using the interview method with several community leaders based on their experience and knowledge of medicinal plants. With the information that has been collected from the results of this community service, it is hoped that it can increase community knowledge of the potential of medicinal plants found in Karanganyar Hamlet. The results of interviews and assessments show that plants commonly used as medicine in Karanganyar Hamlet, Madura Village, Wanareja Subdistrict, Cilacap Regency are 27 families consisting of 43 types of plants. Among the 27 families most widely used as medicine is the Zingiberaceae family at 25.93%. Of the 43 types of plants, the most widely used plant part is the leaves, which amounted to 62.79%. Of the 43 types of plants, the most processing of medicinal plants in Karanganyar Hamlet is by boiling at 76.74%. The efficacy of 43 types of medicinal plants in Karanganyar Hamlet there are 23 properties and the most is hypertension and cholesterol each by 18.60%. Keywords: ethnopharmacy; medicinal plants; karanganyar; wanareja; cilacap
PENINGKATAN KESEHATAN WARGA PANTI ASUHAN MELALUI PELATIHAN PEMBUATAN SABUN CUCI PIRING DAN DETERGEN Diana Sri Zustika; Lilis Tuslinah; Anindita Tri Kusuma Pratita; Nur Rahayuningsih; Vera Nurviana; Indra Indra; Rahmawati Rahmawati; Mida Hamidah; Aulia Nurlatifah
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 7, No 3 (2023): September
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v7i3.16860

Abstract

ABSTRAKLangkah awal agar terhindar dari penyakit adalah dengan menjaga kebersihan. Kebersihan lingkungan yang baik akan berkaitan dengan kesehatan yang baik. Selain makan dan minum menjadi kebutuhan  pokok, keberadaan sabun sebagai kebutuhan utama untuk menopang aktivitas sehari-hari sering kali masuk kedalam kebutuhan sekunder bukan kebutuhan primer, sementara disisi lain sabun termasuk ke dalam kebutuhan pokok. Tujuan dari pelaksanaan ini adalah untuk memberikan pengetahuan dan pelatihan langsung kepada masyarakat khususnya orang tua dari anak-anak Panti Asuhan dalam membuat detergen dan sabun cuci piring yang digunakan sebagai upaya dalam menjaga kebersihan.Kegiatan yang berlangsung selama satu hari, selama kegiatan menunjukkan hasil yang maksimal. Masyarakat sangat bersemangat dan memahami prosedur pembuatan produk, sehingga menghasilkan produk (detergen dan sabun piring) dengan baik. Analisis Uji T- Berpasangan yang digunakan dalam kegiatan ini diperoleh nilai p-value sebesar (0.000) yang memperlihatkan bahwa terdepat perbedaan nilai rata-rata yang signifikan sebelum dan sesudah pelatihan.Hal ini membuktikan bahwa kegiatan melalui pelatihan pembuatan sabun cuci piring dan detergen sangat bermanfaat bagi peserta. Kata kunci: kesehatan; sabun; detergen; kebersihan ABSTRACTThe first step to avoiding disease is to maintain cleanliness. Good environmental hygiene will be related to good health. In addition to eating and drinking being basic needs, the existence of soap as the main need to support daily activities is often included in secondary needs rather than primary needs, while on the other hand soap is included in basic needs. The purpose of this implementation is to provide knowledge and direct training to the community, especially parents of orphanage children, in making detergent and dish soap used as an effort to maintain cleanliness. The activity lasted for one day, during which the activity showed maximum results. The community is very excited and understands the procedure for making products, so they produce products (detergent and dish soap) well. The Paired T-test analysis used in this activity obtained a p-value of (0.000) which shows that there is a significant difference in the average value before and after training. This proves that the activity through training on making dish soap and detergent is very beneficial for participants. Keywords: health; soap; detergent; hygiene