Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

IDENTIFIKASI SIFAT MEKANIK POLIMORF PARASETAMOL DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE MERCURY 3.3 Indra, Indra
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada: Jurnal Ilmu-ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan Farmasi Vol 13, No 1 (2015)
Publisher : STIKes BTH Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (454.422 KB) | DOI: 10.36465/jkbth.v13i1.31

Abstract

Struktur dan habit kristal memiliki peran penting dalam menentukan sifat-sifat fisik dan mekanik suatu bahan aktif farmasi (BAF), sehingga hal ini dapat dapat mempengaruhi proses produksi sediaan farmasi. Respon BAF  terhadap tekanan yang diberikan yaitu deformasi elastis, plastis atau retakan tergantung pada struktur kristal dan karakteristik tekanan yang diberikan. Penelitian bertujuan untuk memprediksi karakteristik mekanik BAF dengan menganalisa packing Kristal dengan menggunakan software Mercury 3.3. BAF yang digunakan sebagai model pada penelitian ini adalah parasetamol (PCT) bentuk I dan II yang diperoleh dari Open Crystallography Database, kemudian dilakukan analisa crystal packing motif, ikatan hidrogen secara 3 dimensi dan mensimulasikan pola difraksi sinar X-ray serbuk untuk kristal tunggal. Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa PCT bentuk I memiliki pola ikatan hydrogen 3 dimensi sehingga pada packing kristalnya tidak memiliki bidang geser (slip plane) yang menyebabkan PCT bentuk I memiliki sifat plastisitas yang buruk. Pada Kristal PCT bentuk II dapat diketahui bahwa ikatan hydrogen pada packing kristalnya memiliki pola 2 dimensi yang datar. Pola seperti ini menyebabkan Kristal PCT bentuk II mudah untuk terjadi deformasi plastis.Kata kunci : kompresibilitas, deformasi, packing kristal
FORMULASI KRIM ANTI JERAWAT EKSTRAK ETANOL KULIT PISANG KEPOK (Musa balbisiana colla) Rudiyat, Ai; Yulianti, Rika; Indra, Indra
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada: Jurnal Ilmu-ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan Farmasi Vol 20, No 2 (2020)
Publisher : STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36465/jkbth.v20i2.609

Abstract

HUBUNGAN KUANTITATIF STRUKTUR-AKTIVITAS FUNGISIDA TURUNAN 1,2,4-THIADIAZOLIN MENGGUNAKAN METODE AUSTIN MODEL 1 (AM1) Zain, Dichy Nuryadin; Amin, Saeful; Indra, Indra
Journal of Pharmacopolium Vol 3, No 3 (2020)
Publisher : P3M STIKes Bakti Tunas Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36465/jop.v3i3.658

Abstract

ANALISIS INTERKASI NON-KOVALEN PADA KOKRISTAL KETOKONAZOL DENGAN ASAM FUMARAT Indra, Indra
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada: Jurnal Ilmu-ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan Farmasi Vol 16, No 1 (2016): Agustus 2016
Publisher : STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (329.276 KB) | DOI: 10.36465/jkbth.v16i1.160

Abstract

Laju pelarutan obat adalah tahapan yang membatasi atau tahap yang mengontrol laju absoprsi obat-obat yang mempunyai kelarutan yang rendah.Pembentukan kokristal adalah salah satu cara peningkatan laju pelarutan zat aktif.Kokristal memiliki potensi untuk diterapkan pada semua zat aktif, termasuk asam, basa, dan molekul yang tidak terionisasi.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pembentukan ikatan hidrogen yang terjadi pada kokristal ketokonazol (KTZ) dan asam fumarat (AF) dengan menganalisis posisi donor-akseptor dan muatan atom-atom pada molekul ketokonazol dan asam fumarat.Crystallographic information file (cif) diunduhdari Open Crystallography Databasekemudian divisualisasikan menggunakan software Mercury 3.3.Analisis donor-akseptor proton dan muatan atom-atom ketokonazol dan asam fumarat dilakukan menggunakan software Marvin Sketch 5.2.5.1. Berdasarkan hasil visualisasi packing kokristal KTZ dengan AF dapat diketahui bahwa pembentukan ikatan hidrogen terjadi pada atom N21 dan O36 pada KTZ dengan dua gugus karboksilat AF. Hal ini sesuai dengan hasil analisis posisi donor-akseptor pada atom KTZ dan AF yang dilanjutkan dengan analisis muatan pada atom-atom tersebut bahwa atom N21 dan O36 pada KTZ dan asam karboksilat pada AF memiliki peluang yang paling besar untuk terbentuknya ikatan hidrogen.
PREDIKSI SIFAT MEKANIK KOKRISTAL KETOKONAZOL DENGAN ASAM ADIPAT Indra, Indra
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada: Jurnal Ilmu-ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan Farmasi Vol 14, No 1 (2015)
Publisher : STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (436.689 KB) | DOI: 10.36465/jkbth.v14i1.121

Abstract

Kebanyakan sediaan farmasi mengandung bahan aktif farmasi (BAF) dalam bentuk kristal. Dalam proses pengembangan obat, salah satu keputusan awal yang harus dibuat adalah menentukan bentuk atau polimorf kristal obat yang akan digunakan dalam sediaan. Karakteristik deformasi BAF menentukan keberhasilan proses produksi sediaan farmasi termasuk tabletasi, apabila BAF tersebut bersifat elastis maka tablet yang dihasilkan akan mengalami capping atau laminasi. Penelitian bertujuan untuk memprediksi sifat mekanik BAF dengan menganalisa packing kristal dengan menggunakan software Mercury 3.3. BAF yang digunakan pada penelitian ini adalah ketokonazol (KTZ) dan kokristal ketokonazol dengan asam adipat ((KTZ-AD) yang diunduh dari Open Crystallography Database, kemudian dilakukan analisa crystal packing motif, ikatan hidrogen secara 3 dimensi dan mensimulasikan pola difraksi sinar X-ray serbuk untuk kristal tunggal. Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa KTZ memiliki pola ikatan hydrogen 3 dimensi sehingga pada packing kristalnya tidak memiliki bidang geser (slip plane) yang menyebabkan KTZ memiliki sifat plastisitas yang buruk. Pada Kristal KTZ-AD dapat diketahui bahwa ikatan hidrogen pada packing kristalnya memiliki pola 2 dimensi yang datar. Pola seperti ini menyebabkan kristal KTZ-AD mudah untuk terjadi deformasi plastis. Kata kunci : ketokonazole, kokristal, kompresibilitas, packing kristal
KARAKTERISASI PADATAN HASIL PROSES KOKRISTALISASI ASAM MEFENAMAT MENGGUNAKAN METODE PENGUAPAN PELARUT Indra, Indra
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada: Jurnal Ilmu-ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan Farmasi Vol 17, No 1 (2017)
Publisher : STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (309.797 KB) | DOI: 10.36465/jkbth.v17i1.207

Abstract

Sifat fisikokimia bahan aktif menjadi satu hal yang penting dalam mendukung kualitas bahan baku. Pada penelitian ini digunakan teknik kokristalisasiasam mefenamat (AM) dengan menggunakan koformer nikotinamid (NIKO) dan isonikotinamid (INA). Proses kokristalisasi menggunakan metode penguapan pelarut dan padatan yang terbentuk kemudian dilakukan karakterisasi menggunakan instrumen FT-IR, Differential Scanning Calorimetry (DSC) dan Powder X-Ray Diffraction (PXRD). Berdasarkan hasil karakterisasi tersebut interaksi antara AM dengan NIKO pada perbandingan molar 1:1 tidak terbentuk fase kokristal.sedangkan dengan INA terbentuk fase kristalin baru yang berbeda dengan bahan asalnya, fase ini disebut sebagai kokristal.
Kajian Kadar Akrilamida dalam Kopi Arabika dengan Variasi Suhu Penyangraian: Study of Acrylamide Levels in Arabica Coffee with Variations in Roasting Temperature Gatut Ari Wardani; Lilis Tuslinah; Eva Saefatuzzahro; Indra
KOVALEN: Jurnal Riset Kimia Vol. 7 No. 3 (2021): Edisi Desember
Publisher : Chemistry Department, Mathematics and Natural Science Faculty, Tadulako University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/kovalen.2021.v7.i3.15668

Abstract

Acrylamide levels in Arabica coffee at various roasting temperatures have been determined. Coffee beans are roasted at 160°C, 180°C, and 210°C for 8 minutes. Analysis was carried out using High-Performance Liquid Chromatography (HPLC) with C-18 reversed-phase, mobile phase using methanol and 0.1% phosphoric acid solution (5:95), flow rate 1 mL/min, UV-Vis detector 198 nm wavelength. Acrylamide levels in Arabica coffee are 160°C of 14.665 ppm, 180°C of 15.973 ppm, and 210°C of 18.501 ppm. Based on the results of the acrylamide content in Arabica coffee, the higher the roasting temperature, the greater the acrylamide content. ANOVA test regarding the normality test sig value of 0.637, 0.463, and 0.637 normally distributed. Based on the homogeneity test, it was found that the variation between groups was the same or homogeneous. The results of the ANOVA test stated that there were differences in the acrylamide levels of Arabica coffee in the roasting temperature difference group and the results of the post hoc Bonferroni test found that the average differences in the roasting temperature of Arabica coffee were significantly different 160°C-180°C and 160°C-210°C.
Karakterisasi Karbamazepin Hasil Rekristalisasi Berbagai Pelarut Organik dengan Metode Slow Evaporation Indra Indra; Rendi Rahman; Rika Yulianti
JURNAL FARMASI DAN ILMU KEFARMASIAN INDONESIA Vol. 8 No. 3 (2021): JURNAL FARMASI DAN ILMU KEFARMASIAN INDONESIA
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jfiki.v8i32021.227-234

Abstract

Pendahuluan: Karbamazepin termasuk ke dalam golongan Biopharmaceutical Classification System (BCS) kelas II yang artinya bahwa karbamazepin memiliki permeabilitas membran tinggi dan kelarutan rendah. Rekristalisasi merupakan salah satu cara untuk memodifikasi kristal dalam upaya mengubah sifat fisikokimia dan laju disolusi obat. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi sifat fisikokimia karbamazepin melalui rekristalisasi berbagai pelarut. Metode: Pada penelitian ini dilakukan rekristalisasi dengan cara penguapan pelarut menggunakan pelarut etanol, tetrahidrofuran (THF), dan kloroform. Padatan kristal hasil rekristalisasi dikarakterisasi dengan menggunakan spektrofotometri FTIR, difraksi sinar-X (PXRD), dan analisis differential scanning calorimetry (DSC). Selanjutnya dilakukan evaluasi mikromeritik dan uji disolusi. Hasil: Berdasarkan hasil karakterisasi dengan FTIR dan PXRD menunjukan tidak terjadi perubahan struktur kimia dari karbamazepin, tetapi menyebabkan perubahan internal struktur dan perubahan bentuk (polimorfisme) kristal karbamazepin. Hasil evaluasi mikromeritik menunjukkan adanya perubahan sifat fungsional pada padatan kristal hasil rekristalisasi dibandingkan dengan karbamazepin murni, diketahui padatan kristal hasil rekristalisasi etanol menunjukkan sifat mikromeritik yang lebih baik dibandingkan bentuk murni. Uji disolusi menunjukkan bahwa terjadi peningkatan laju disolusi pada padatan kristal hasil rekristalisasi berbagai pelarut dibandingkan dengan karbamazepin murni. Pada padatan kristal hasil rekristalisasi THF memiliki laju disolusi paling tinggi dari pelarut yang lain, yaitu pada menit ke-60 jumlah terdisolusi sebesar 65,09%. Kesimpulan: Proses rekristalisasi karbamazepin dengan pelarut etanol, tetrahidrofuran dan kloroform menghasilkan polimorf baru sehingga sifat fisikokimia padatan hasil rekristalisasi berbeda dibandingkan karbamazepin murni. Berdasarkan hasil uji disolusi in vitro dapat diketahui bahwa karbamazepin hasil rekristalisasi dengan pelarut tetrahidrofuran memiliki laju disolusi yang paling tinggi.
Karakterisasi dan Uji Disolusi Aspirin Hasil Rekristalisasi Penguap Pelarut Indra Indra; Ahmad Fauzi; Ratih Aryani
Jurnal Sains Farmasi & Klinis Vol 6, No 2 (2019): J Sains Farm Klin 6(2), Agustus 2019
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1518.374 KB) | DOI: 10.25077/jsfk.6.2.164-170.2019

Abstract

Aspirin merupakan obat analgetik dan antipiretik yang termasuk dalam kelompok Biopharmaceutical Classification System (BCS) kelas II dengan kelarutan rendah dan absorpsi tinggi. Pada penelitian ini telah dilakukan modifikasi kristal aspirin untuk meningkatkan laju disolusi dengan menggunakan metode rekristaliasi penguapan 3 jenis pelarut yaitu methanol (AMP), tetrahidrofuran (ATP) dan kloroform (AKP). Karakteristik sifat fisikokimia hasil rekristalisasi aspirin dilakukan menggunakan mikroskop polarisasi, X-Ray difraktometer serbuk, Spektrofotometer IR, differential scanning calorimeter (DSC) dan thermogravimetric analysis (TGA) dan evaluasi terakhir dilakukan pengujian kelarutan dan disolusi. Kristal aspirin yang dihasilkan dari metode penguapan pelarut methanol (AMP), tetrahidrofuran (ATP), dan kloroform (AKP) menghasilkan bentuk kristal jarum dengan ujung yang runcing. Kristal aspirin murni (AS) memiliki bentuk yang sama yaitu prismatik. Hasil pengamatan pada spectrum IR dan termogram DSC menunjukkan tidak terjadinya perubahan yang signifikan dibandingkan dengan kristal murni (AS). Hasil analisis pola difraktogram PXRD untuk Kristal AMP memperlihatkan adanya perbedaan pola puncak pada posisi 2θ yang berbeda. Berdasarkan hasil ini dapat diketahui bahwa rekristaliasi aspirin dengan methanol (AMP) merupakan senyawa kimia yang sama dengan internal struktur kristal yang berbeda (polimorf). Hasil uji disolusi menggunakan tipe dayung dengan medium disolusi HCl 0,1 N diketahui bahwa kristal AMP, ATP, dan AKP memiliki laju disolusi yang lebih baik dibandingkan kristal AS.
Fenolik Total, Kandungan Flavonoid, dan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Daun Mareme (Glochidion arborescense Blume.) Indra Indra; Novianti Nurmalasari; Meti Kusmiati
Jurnal Sains Farmasi & Klinis Vol 6, No 3 (2019): J Sains Farm Klin 6(3), Desember 2019
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (696.053 KB) | DOI: 10.25077/jsfk.6.3.206-212.2019

Abstract

Daun mareme (Glochidion arborescens Blume.) sering dikonsumsi oleh masyarakat khususnya suku sunda sebagai lalapan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa genus Glochidion berpotensi untuk dijadikan sebagai tanaman obat. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kandungan fenolik total, flavonoid total, dan aktivitas antioksidan ekstrak etanol-air daun mareme. Serbuk kering daun mareme diekstraksi dengan proses refluks menggunakan pelarut etanol-air 70% v/v. Ekstrak kemudian dipekatkan dengan rotary evaporator dan penapisan fitokimia. Penetapan kadar fenolik total menggunakan pereaksi Folin-Ciocalteu dengan pembanding asam galat. Kandungan flavonoid total ditetapkan dengan pembanding kuersetin menggunakan pereaksi AlCl3. Aktivitas antioksidan ditentukan oleh uji peredaman radikal 2,2-difenil-1-pikrilhidrazil (DPPH) dengan vitamin C sebagai pembanding. Hasil penafisan fitokimia menunjukkan bahwa daun mareme mengandung senyawa flavonoid, tanin, polifenol, monoterpenoid-seskuiterpen, saponin dan kuinon. Kadar fenolik total ekstrak daun mareme sebesar 33,32 ± 0,25 mg Gallic Acid Equivalent (GAE)/g ekstrak, sedangkan kadar flavonoid total sebesar 3,02 ± 0,003 mg Quercetin Equivalent (QE)/g ekstrak. Hasil uji aktivitas antioksidan dengan metode DPPH diperoleh nilai IC50 ekstrak etanol daun mareme sebesar 5,5 µg/mL, dan nilai IC50 pembanding vitamin C sebesar 3,34 µg/mL. Berdasarkan hasil ini daun mareme memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi tanaman obat untuk mencegah atau mengobati penyakit yang disebabkan oleh stress oksidatif.