ABSTRAKDiare merupakan kondisi terjadinya gangguan buang air besar atau BAB yang ditandai dengan BAB lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi tinja cair, dapat disertai dengan darah dan atau lendir. Profil kesehatan 2017 menunjukkan angka prevalensi nasional untuk diare sebesar 4,5%. Insiden diare pada balita mencapai 7,7% dan hanya 60,4% yang tertangani, hal ini menjadikan diare menempati urutan kedua penyebab kematian pada balita. Provinsi Kalimantan Selatan, kasus diare pada balita tertinggi ada di Kabupaten Hulu Sungai Utara dengan IR 542,3 (Tahun 2016) dan IR 8007,7 (Tahun 2017) disertai 1 kasus kematian. Penelusuran data tingkat kabupaten didapatkan bahwa wilayah yang menempati urutan pertama untuk IR kejadian diare tertinggi di tahun 2017 adalah Puskesmas Danau Panggang dengan angka IR sebesar 45,720 kasus. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan kajian faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan penggunaan oralit dan zinc pada pasien diare daerah pinggiran sungai. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan desain cross sectional. Populasi adalah orang tua yang memiliki balita yang pernah terdiagnosa diare yang terdata di Puskesmas Danau Panggang yaitu sebanyak 983 orang. Sampel yang diteliti berjumlah 87 responden diambil menggunakan purposive sampling. Menggunakan alat ukur kuisioner, hasil penelitian ini dianalasis menggunakan uji chi-square yang menunjukkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan (p value=0,0001) dan komunikasi (p value=0,018). Kesimpulan dari penelitan ini adalah ada hubungan antara pengetahuan dan komunikasi dengan kepatuhan penggunaan oralit dan zinc oleh orang tua saat balitanya diare di daerah pinggiran sungai.Kata-kata kunci: kepatuhan, oralit, zinc, diare, pengetahuan, komunikasiABSTRACTDiarrhea is a condition of disruption of bowel movements or bowel movements characterized by defecation more than 3 times a day with the consistency of liquid stool, can be accompanied by blood and / or mucus. The 2017 health profile shows a national prevalence rate for diarrhea of 4.5%. The incidence of diarrhea in infants reaches 7.7% and only 60.4% is handled, this makes diarrhea second in the cause of death in infants. In South Kalimantan Province, the highest cases of diarrhea in infants were in North Hulu Sungai Regency with IR 542.3 (in 2016) and IR 8007.7 (in 2017) accompanied by 1 case of death. District level data search found that the region that ranked first for IR the highest incidence of diarrhea in 2017 was the Danau Panggang Health Center with an IR number of 45,720 cases. This study aims to explain the study of factors related to adherence to the use of ORS and zinc in patients with diarrhea in the suburbs. This research is a quantitative study using a cross sectional design. The population is parents who have toddlers who have been diagnosed with diarrhea recorded at the Danau Panggang Health Center as many as 983 people. The samples studied were 87 respondents taken using purposive sampling. Using a questionnaire measuring instrument, the results of this study were analyzed using a chi-square test which showed that there was a relationship between knowledge (p value = 0,0001) and communication (p value = 0.018). The conclusion of this research is that there is a relationship between knowledge and communication with compliance with the use of ORS and zinc by parents when they have diarrhea in the riverbank area.Keywords: compliance, oralit, zinc, diarhea, knowledge, communication.