Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

PENGARUH PENAMBAHAN BENTONITE DAN SEMEN DALAM PROSES STABILISASI TANAH DASAR (SUBGRADE) Utami, Gati Sri; Mca, Theresia; Metekohy, Juliet Gracea
Kern : Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol 4, No 1 (2014): KERN : Jurnal Ilmiah Teknik Sipil
Publisher : Kern : Jurnal Ilmiah Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kegagalan konstruksi jalan raya yang banyak terjadi, salah satunya akibat buruknya kualitastanah dasar (subgrade). Diperlukan proses stabilisasi untuk memperbaiki kualitas tanah.Diharapkan dengan adanya tambahan bentonite sebesar 4%, 8%, dan 12% pada campuran tanahdan semen 2%. mampu memperbaiki karakteristik fisik dan mekanik tanah. Metode pengujianlaboratorium yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan SNI dan ASTM. Permasalahan,sampai sejauh mana pengaruh bentonite sebagai bahan stabilisasi? Hasil Penelitianmenunjukkan ketika tanah asli ditambahkan semen 2%, kualitas karakteristik fisik dan mekaniktanah mengalami peningkatan. Terlihat dari naiknya berat jenis sebesar 10%, Indeks Plastisturun 11% , kadar air optimum turun 5%, Qu naik 80%, harga CBR naik 100%, dan swellingpotential mengalami penurunan sebesar 4% dari tanah asli. Dengan penambahan bentonite dansemen 2% pada tanah asli mengalami penurunan kualitas karakteristik fisik dan mekanik. Beratjenis turun sebesar 4%, Indeks Plastisitas (IP) bertambah 35%, kadar air optimum mengalamipeningkatan 11%, berat isi kering (γd) turun 1,4%, nilai CBR naik 100%, swelling potensialmengalami peningkatan 30% dan nilai Qu pada penelitian UCS mengalami kenaikan 82%.Berdasarkan hasil analisis, maka material stabilisasi tanah dasar (subgrade) sebaiknya hanyadengan menggunakan semen saja. Penambahan bentonite tidak membantu menstabilkan tanah,karena daya serap bentonite terhadap air yang tinggi sehingga tingkat plastis dan kembangsusutnya tinggi. Jadi bentonite hanya dapat digunakan sebagai filler atau bahan pengisi.Kata Kunci : Stabilisasi, tanah, semen, bentonite.
Perencanaan Ulang Tebal Perkerasan Lentur menggunakan Metode Bina Marga (Studi Kasus Ruas Jalan Piru-Waisala Seram Bagian Barat) Juliet Gracea Metekohy; Feral F. Talaohu
KERN Vol 7 No 1 (2021): Jurnal KERN: April 2021
Publisher : Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (745.773 KB) | DOI: 10.33005/kern.v7i1.56

Abstract

Pada ruas jalan Piru - Waisala telah dibangun jalan dengan menggunakan konstruksi perkerasan lentur jenis lapen. Dilihat dari kondisi eksisting ruas jalan tersebut, diketahui telah terdapat beberapa jenis kerusakan, diantaranya adalah lepas butiran dengan total luas terbesar 29,050 m2, kemudian kerusakan jenis berlubang dengan total luas kerusakan terbesar 0,060 m2. Hal ini disebabkan karena jalan ini telah melewati batas umur rencana dan tidak dilakukan penanganan ataupun perbaikan jalan dengan baik. Oleh karena beberapa hal tersebut maka ruas jalan tersebut tidak mampu memikul beban lalu lintas dan terus mengalami kerusakan. Untuk mengatasi permasalahan pada ruas jalan Piru – Waisala, maka akan direncanakan peningkatan konstruksi ruas jalan dari jenis lapen menjadi kondisi laston. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merencanakan kembali tebal perkerasan lentur menggunakan dengan metode Bina Marga.. Berdasarkan hasil perhitungan desain tebal perkerasan lentur pada daerah Piru-Waisala dengan Metode Bina Marga diperoleh lapis permukaan AC-WC dengan tebal 4,0 cm; tebal lapis permukaan AC-BC 6,0 cm; tebal lapis permukaan AC-Base dengan tebal 7,5 cm, tebal lapis pondasi atas 12,0 cm; dan tebal lapis pondasi bawah 15 cm. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tebal lapis perkerasan lentur jenis laston yang diperoleh lebih baik dan aman sesuai perhitungan dengan menggunakan metode Bina Marga pada jalan tersebut.
PENGARUH SERAT SELULOSA TERHADAP NILAI STABILITAS MARSHALL PADA CAMPURAN STONE MATRIX ASPHALT (SMA) Juliet Gracea Metekohy; S. G. Amaheka; Heidy B. Latupeirissa
DINTEK Vol 15 No 1 (2022): V0l. 15 No. 01 Maret 2022
Publisher : Fakultas Teknik UMMU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkerasan jalan di Provinsi Maluku tercatat 9,52% atau 168,67 Km dalam kondisi buruk dan sangat buruk. Kerusakan rata-rata per tahun adalah 12,75% dari total panjang yang ada, atau berjumlah 226,06 Km. Penyebab kerusakan jalan dapat terjadi karena kurangnya stabilitas campuran sehingga lapis perkerasan tidak mampu menahan beban lalu lintas, hal itu tentu menjadi hambatan bagi para pengguna jalan. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian terhadap alternatif filler dalam suatu campuran yang mampu memberikan nilai stabilitas yang baik agar meminimalisir hambatan tersebut. Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh serat selulosa terhadap nilai Stabilitas Marshall dalam campuran Stone Matrix Asphalt (SMA) halus. Metodologi dalam penelitian ini adalah melakukan serangkaian pengujian berupa agregat kasar dan halus, kemudian merencang komposisi campuran serta pembuatan benda uji berupa campuran Stone Matrix Asphalt (SMA) halus, dan melakukan pengujian terhadap nilai stabilitas marshall. Hasil penelitian menunjukan nilai kadar aspal (KAO) untuk campuran yang tidak menggunakan serat selulosa adalah 6,1%, campuran yang menggunakan serat selulosa 0,3% adalah sebesar 5,9% dengan nilai stabilitas untuk campuran yang tidak menggunakan serat selulosa yaitu 718,3 kg ; dan campuran yang menggunakan serat selulosa 0,3% memiliki nilai stabilitas sebesar 723,5 kg. Nilai VMA untuk campuran yang tidak menggunakan serat selulosa sebesar 22,1% sedangkan campuran yang menggunakan serat selulosa 0,3% memiliki nilai VMA sebesar 22,1%. VIM untuk campuran yang tidak menggunakan serat selulosa 5,6% sedangkan campuran yang menggunakan serat selulosa 0,3% memiliki nilai sebesar 5,5%. Dapat disimpulkan bahwa serat selulosa dapat digunakan dalam campuran Stone Matrix Asphalt (SMA) halus sebagai bahan pengisi karena mempunyai karakteristik campuran yang memenuhi spesifikasi Bina Marga Tahun 2018
Analisis Penggunaan Agregat Kasar & Agregat Halus Desa Hukurila Terhadap Kadar Aspal Optimum Perkerasan AC-WC Juliet G Metekohy; Berry Dany Tamaela
COMSERVA : Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Vol. 2 No. 8 (2022): COMSERVA : Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Publisher : Publikasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59141/comserva.v2i8.920

Abstract

Kerusakan jalan yang terjadi di berbagai daerah saat ini merupakan permasalahan kompleks yang mengakibatkan kerugian, dalam biaya, waktu tempuh, kemacetan dan kecelakaan lalu lintas. Salah satu penyebab kerusakan perkerasan yaitu tidak adanya saluran air serta beban kendaraan, kerusakan juga dapat terjadi akibat pemilihan bahan agregat yang tidak sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan. Solusi yang dapat dilakukan dalam permasalahan ini adalah dengan memanfaatkan agregat lokal yang berkualitas sesuai standar atau spesifikasi Bina Marga. Pada penelitian ini menggunakan agregat kasar batu Peridotit dan agregat halus yang berasal dari Desa Hukurila untuk mendapatkan nilai kadar aspal optimum (KAO) khususnya pada campuran aspal AC - WC. Kadar aspal rencana dalam penelitian ini adalah 4,5%, 5,0%, 5,5%, 6,0% dan 6,5%. Penelitian yang dilakukan berdasarkan Spesifikasi Umum Bina Marga Tahun 2018. Hasil pengujian Marshall menunjukan bahwa untuk kadar aspal 4,5% mempunyai nilai stabilitas sebesar 728 kg, Flow 2,90 mm, VMA 17,74%, VIM 4,39%, VFB 75,24%, kadar aspal 5,0% stabilitas sebesar 790 kg, Flow 3,20 mm, VMA 18,36%, VIM 3,99%, VFB 78,25%, kadar aspal 5,5% stabilitas sebesar 856 kg, Flow 3,34 mm, VMA 19,04%, VIM 3,67%, VFB 80,77%, kadar aspal 6,0% stabilitas sebesar 895 kg, Flow 4,40 mm, VMA 19,54%, VIM 3,14%, VFB 83,93%, dan kadar aspal 6,5% stabilitas sebesar 964 kg, Flow 3,60 mm, VMA 20,18%, VIM 2,78%, VFB 86,23%. Berdasarkan seluruh hasil pengujian maka didapatkan nilai kadar aspal optimum (KAO) dengan menggunakan agregat kasar dan agregat halus Desa Hukurila adalah sebesar 5,7% sehingga agregat kasar & agregat halus dari Desa Hukurila dapat digunakan pada jenis perkerasan AC-WC karena telah memenuhi standar spesifikasi Bina Marga Tahun 2018.
Road Performance Analysis (Case Study: Jl. Kakialy Ambon City) Selly Metekohy; Juliet G. Metekohy
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi Vol. 4 No. 8 (2023): Jurnal Indonesia Sosial Teknologi
Publisher : Publikasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59141/jist.v4i8.679

Abstract

The number of residents in Ambon City every year has increased, therefore the number of increases in vehicle volume is directly proportional to the number of population growth, and in line with the increasing problem of traffic congestion. One of the traffic jams that occur in Ambon City is on the Kakialy road, which is caused by side obstacles due to unattended vehicle parking on the road, especially during rush hour or peak hours (during school and after school or commuting and returning from work). The existence of community facilities such as shops, fast food areas, hotels, and residential areas is also one of the triggers for road body parking which causes congestion on the Kakialy road section. Therefore, this study was conducted to find out how the performance of the Kakialy road section during peak and normal hours. The method used is a descriptive survey that uses data collection techniques in the form of observation and documentation studies for the calculation of capacity and speed on urban roads using the Indonesian Road Capacity Manual (MKJI) method. The results of data analysis show that the capacity of peak hours at 12.00-13.00 WIT) is 18,721 junior high school/hour and normal hours at 16.00-17.00 WIT is 15,037.8 junior high school/hour, with a vehicle density value (DS) at peak hours of 0.59. The average side resistance data in peak hours has a weighted frequency of 366.6 SMP/hour so it belongs to the medium side resistance class (M), and the average side resistance in normal hours has a weighted frequency of 148.7 SMP/hour, including the low side resistance class (L). So that after going through the calculation analysis process, it is concluded that the vehicle density value (DS) at peak hours (12.00 – 13.00 WIT) is 0.59 and is categorized in Level Of Service (LOS) C which means medium performance. While the vehicle density value (DS) during normal hours (16.00 – 17.00 WIT) is 0.45 and is categorized in Level Of Service (LOS) B which means good performance.
Studi Penggunaan Abu Cangkang Kenari Sebagai Subtitusi Bahan Pengisi (Filler) Pada Campuran HRS-WC Terhadap Stabilitas Marshal Fuad Hasan Ohorella; Juliet G. Metekohy; Asri K. Patty
Jurnal Teknik Sipil Unaya Vol 9, No 2 (2023): Juli 2023
Publisher : Center for Research and Community Service (LPPM) University of Abulyatama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30601/jtsu.v9i2.3933

Abstract

The flexible pavement generally used in Indonesia is Thin Asphalt Concrete (HRS). The layer that receives the greatest traffic load is the wear layer (HRS-WC). One of the ingredients for the pavement layer is filler. To overcome the adequacy of filler, cement or lime is used, because the use of fillers is generally very expensive. Therefore, it is necessary to innovate the development of alternative fillers. This study aims to obtain the Marshall stability value of the HRS-WC mixture using walnut shell ash filler. The method used is an experimental study method on the technical specifications of the Directorate General of Highways 2018. The test results obtained optimum asphalt content (KAO) of 7.25% using a variation of cement filler mixture 2% : 0% walnut shell ash to obtain a stability value of 1892.16 kg, for filler 2% : 1% of 1714.90 kg, for filler 1% : 2% is 1877.45 kg and for filler 0% : 3% is 1989.96 kg. Where filler cement 0% : 3% walnut shell ash has the greatest recovery value of each variation of the filler tested. Overall, the use of walnut shell ash as an alternative filler can be utilized in asphalt pavement mixtures.
Perencanaan Tebal Lapis Tambah (Overlay) pada Ruas Jalan Passo – Tulehu Berdasarkan Metode Manual Desain Perkerasan Jalan 2017 Juliet G Metekohy; S.G.M Amaheka; Annisya Apriyanti
Jurnal Teknik Sipil MACCA Vol 8 No 1 (2023): Jurnal Teknik Sipil MACCA Februari 2023
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hasil observasi awal peneliti di ruas jalan Passo – Tulehu menunjukkan bahwa kerusakan yang terjadi berupa retak halus, retak buaya, retak memanjang, retak slip, pengausan, pelepasan agregat, retak tepi, dan lubang. Pada Sta 05+000 – Sta 10+000 terdapat 110 titik kerusakan dengan tingkat kerusakan ringan 65,45%, kerusakan sedang 30,91% dan kerusakan berat 3,64%. Bertolak dari masalah tersebut, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu untuk menentukan tebal lapis tambah (overlay) yang tepat untuk diaplikasikan pada ruas jalan Passo – Tulehu Sta 05+000 – Sta 10+000. Penelitian ini bersifat studi kasus dengan data-data yang digunakan yaitu data lalu lintas harian rata-rata, data lendutan, data International Roughness Index (IRI), dan data tebal eksisting jalan. Berdasarkan penelitian didapatkan tebal lapis tambah (overlay) dengan menggunakan Manual Desain Perkerasan Jalan 2017 yaitu 4 cm untuk overlay berdasarkan IRI, overlay tipis 5,5 cm dan overlay tebal 10 cm. Jadi dapat disimpulkan bahwa tebal overlay yang tepat untuk diaplikasikan pada ruas jalan Passo – Tulehu Sta 05+000 – Sta 10+000 yaitu 10 cm karena mampu menahan deformasi permanen dan retak lelah.