Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MENTIMUN JEPANG AKIBAT PEMBERIAN BOKASHI LIMBAH SAYUR DAN PUPUK NPK PADA TANAH ALUVIAL Warganda Warganda; Maulidi Maulidi; Tatang Abdurrahman; Tris Haris Ramadhan; Rizkyo Yoga Afrilien
Agros Journal of Agriculture Science Vol 26, No 1 (2024): Januari
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37159/jpa.v26i1.3813

Abstract

Japanese cucumber (Cucumis sativus var japonese) is one of the crops with high economic value, but cucumber production in West Kalimantan tends to be low. In an effort to increase Japanese cucumber production on alluvial soils have several problems in the physical properties of the soil that is not good. Bokashi aims to improve the physical properties of soil and NPP fertilizer as a fulfillment of nutrient needs in planting media. This study aims to be the best interaction between bokashi vegetable waste and NPP fertilizer. This research was conducted in Pontianak Tenggara District, Pontianak City. The design used in this study is a factorial Complete Randomized Design consisting of 2 treatment factors. The first factor is bokashi vegetable waste (B) which consists of 3 treatment levels b1 = 10 tons/ha, b2 = 20 tons/ha, b3 = 30 tons/ha while the second factor is NPP fertilizer (P) which consists of 3 treatment levels p1 = 350 kg/ha, p2 = 450 kg/ha, p3 = 550 kg/ha. Each treatment was repeated 3 times with each repetition consisting of 4 sample plants. The variables observed in this study were root volume, dry weight of plants, number of fruits by plant, fruit length, fruit diameter, fruit weight by fruit and fruit weight by plant. The observational data were analyzed statistically using variance analysis (F test at level 5%), if test F showed real difference then continued test Real Honest difference at level 5%. The results showed that the interaction of bokashi vegetable waste 30 tons/ha and NPP fertilizer 550 kg/ha gave the best results on the variables of root volume, dry weight of plants, number of fruits by plant, fruit length, fruit diameter, fruit weight by fruit and fruit weight by plant. Key-words : Alluvial soil, Bokashi Vegetable waste, Japanese cucumber, NPP fertilizer. INTISARIMentimun jepang (Cucumis sativus var japonese) adalah salah satu tanaman yang bernilai ekonomi tinggi, akan tetapi produksi mentimun di Kalimantan Barat cenderung rendah. Dalam usaha peningkatan produksi mentimun jepang pada tanah aluvial memiliki beberapa permasalahan pada sifat fisik tanah yang kurang baik. Pemberian bokashi bertujuan memperbaiki sifat fisik tanah dan pupuk NPK sebagai pemenuh kebutuhan unsur hara pada media tanam. Penelitian ini bertujuan menjadi interaksi terbaik antara bokashi limbah sayur dan pupuk NPK. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Pontianak Tenggara, Kota Pontianak. Rancangan yang digunanakan dalam penelitian ini yaitu Rancangan Acak Lengkap faktorial yang terdiri dari 2 faktor perlakuan. Faktor pertama yaitu bokashi limbah sayur (B) yang terdiri dari 3 taraf perlakuan b1 = 10 ton/ha, b2 = 20 ton/ha, b3 = 30 ton/ha sedangkan faktor kedua yaitu pupuk NPK (P) yang terdiri dari 3 taraf perlakuan p1 = 350 kg/ha, p2 = 450 kg/ha, p3 = 550 kg/ha. Setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali dengan setiap ulangan terdiri dari 4 tanaman sampel. Variabel yang diamati pada penelitian ini yaitu volume akar, berat kering tanaman, jumlah buah per tanaman, panjang buah, diameter buah, berat buah per buah dan berat buah per tanaman. Data hasil pengamatan dianalisis secara statistik dengan menggunakan analisis varians (uji F pada taraf 5%), apabila uji F menunjukan berbeda nyata maka dilanjutkan uji Beda Nyata Jujur pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukan bahaw interaksi bokashi limbah sayur 30 ton/ha dan pupuk NPK 550 kg/ha memberikan hasil terbaik pada variabel volume akar, berat kering tanaman, jumlah buah per tanaman, panjang buah, diameter buah, berat buah per buah dan berat buah per tanaman. Kata kunci : Bokashi Limbah Sayur, Mentimun jepang, Pupuk NPK, Tanah Aluvial
Pengaruh Pemupukan NPK Lengkap Terhadap Pertumbuhan Bibit Nenas Asal Mahkota pada Tanah Aluvial AYU LESTARI; ASNAWATI ASNAWATI; WARGANDA WARGANDA
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 7, No 3 (2018): AGUSTUS 2018
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (218.041 KB) | DOI: 10.26418/jspe.v7i3.26209

Abstract

Pengaruh Pemupukan NPK  Lengkap Terhadap Pertumbuhan Bibit Nenas Asal Mahkota  pada Tanah Aluvial Ayu Lestari1), Asnawati2), Warganda2) 1Agriculture; Faculty University of Tanjungpura2Agriculture; Faculty University of Tanjungpura3Agriculture; Faculty University of TanjungpuraEmail: ayulestari.agroteknologi@yahoo.com  ABSTRAK Daerah Kalimantan Barat mempunyai tanah yang potensial untuk dikembangkan sebagai areal pertanaman nenas, salah satunya adalah tanah aluvial. Pemberian pupuk NPK lengkap pada tanah aluvial diharapkan dapat memperbaiki sifat kimia tanah. Penggunaan tanah aluvial sebagai media tumbuh dihadapkan pada berapa kendala dalam hal kesuburan tanah yaitu rendahnya kandungan unsur hara, sehingga pertumbuhan tanaman nenas tidak dapat tumbuh dengan optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis pupuk NPK lengkap yang terbaik untuk pertumbuhan sumber bibit nenas  asal mahkota pada tanah aluvial. Penelitian ini dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura Pontianak dimulai pada tanggal 15 Juli sampai 15 Oktober 2017 menggunakan Rancangan Acak  Lengkap (RAL) dengan 5 taraf perlakuan 5 ulangan. Perlakuan yang di maksud : p0( tanpa perlakuan NPK lengkap), p1= 5 g NPK lengkap / tanaman setara dengan 277,78 kg/ha, p2= 10 g NPK lengkap/ tanaman setara dengan  555,51 kg/ha, p3= 15 g NPK  lengkap/ tanaman setara dengan  833,33 kg/ha, p4= 20 g NPK lengkap/ tanaman setara dengan 1111, 11 kg/ha. Variabel yang diamati dalam penelitian ini meliputi: Pertambahan jumlah daun, luas daun, jumlah klorofil daun, volume akar dan berat kering tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk NPK lengkap mampu memperbaiki pertumbuhan bibit nenas asal mahkota pada tanah aluvial. Pemberian pupuk NPK lengkap dengan dosis 5 gram/tanaman merupakan dosis yang efektif untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman pada luas daun. Kata kunci : Aluvial, Nenas , NPK.
INVENTARISASI JENIS TUMBUHAN DURIAN PADA HUTAN KECAMATAN SEKADAU HILIR KABUPATEN SEKADAU Yosef Kafaso; Rahmidiyani Rahmidiyani; Warganda Warganda
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 8, No 1 (2019): Januari 2019
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v8i1.28134

Abstract

INVENTARISASI JENIS TUMBUHAN DURIAN PADA  HUTAN KECAMATAN SEKADAU HILIR KABUPATEN SEKADAUYosef Kafaso1, Rahmidiyani2, Warganda3 1Budidaya; Universitas Tanjungpura2Budidaya; Universitas Tanjungpura3Budidaya; Universitas Tanjungpurae-mail: *1yosefkafaso94@gmail.com ABSTRACTThe aim of this research was to know the variety of Durio plant in Kecamatan Sekadau Hilir, Kabupaten Sekadau. This research was conducted in Seguri forest located at Desa Peniti, Entada forest in Desa Gonis Tekam and Munggu Betung forest in Desa Semabi for three months, started from December 2017 until March 2018, using survey method by exploring all of the Tembawang Seguri forest areas and Tembawang Entada forest. The sampling was done by purposive sampling. The criteria of the mature plants and plant that has been fruitful several times. Based on the result of the research in the field, there are six types of Durian, the six types of Durian are Durio zibethinus, Durio kutejensis, Durio oxleysnus, Durio lanceolatus, Durio lowianus and Durio excelcus. The type of Durio zibethinus Murr was the most widely plant found in Entada,Seguri  and Munggu Betung forest. Durio lanceolatus only found in Entada forest. Durio  lowianus was found in the Entada and Munggu Betung forest and Durio exelcus was found in Seguri and Munggu Betung forest. Generally, the place of Durian plant not really different in each species, based on the vegetation, the condition of environment. The difference was only in the height of the place and habitat, and even it was still in a condition that the durian plant wants to grow. There were no specific species found of Durian in the others location because the trees was cut down by the villagers because of the unpleasant taste of the fruit, the conversion of land functions such as agriculture, house building infrastructure and others, and lack of public awareness of biodiversity conservation.   Keywords: Durian, Durian’s habitat, Kabupaten Sekadau.
PENGARUH BOKASHI KULIT PISANG DAN PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL CABAI BESAR PADA TANAH ALUVIAL Diah Safriani; Asnawati Asnawati; Warganda Warganda
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 11, No 3
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v11i3.57801

Abstract

Cabai besar merupakan komoditas sayuran yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan banyak dikonsumsi oleh masyarakat sebagai bahan masakan, serta untuk keperluan industri makanan, namun saat ini produktivitas cabai besar di Kalimantan Barat masih tergolong rendah. Usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi cabai besar yaitu dengan pemberian bokashi kulit pisang dan pupuk NPK. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis interaksi bokashi kulit pisang dan pupuk NPK yang memberikan pertumbuhan dan hasil terbaik pada tanaman cabai besar di tanah aluvial. Penelitian ini dilaksanakan di jalan Budi Utomo, Desa Sungai Rengas, Kecamatan Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat. Penelitian ini berlangsung pada tanggal 27 November 2021 sampai  25 Maret 2022. Penelitian ini menggunakan faktorial Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan 2 faktor perlakuan. Faktor pertama yaitu dosis bokashi kulit pisang (B)  yang terdiri dari 3 taraf (b1=5 ton/ha, b2=10 ton/ ha, dan b3=15 ton/ha) dan faktor kedua yaitu pupuk NPK (K) yang terdiri dari 3 taraf (k1=200 kg/ha, k2=250 kg/ha, dan k3=300 kg/ha). Kombinasi kedua faktor didapatkan 9 perlakuan dan diulang 3 kali sampel perlakuan. Setiap perlakuan terdiri dari 4 tanaman sampel, sehingga terdapat 108 unit percobaan. Variabel pengamatan yang diamati yaitu tinggi tanaman (cm),volume akar (cm3), berat kering tanaman (g), umur berbunga (hari), jumlah buah pertanaman (buah), berat perbuah (g) dan berat buah pertanaman (g). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian bokashi kulit pisang dan pupuk NPK tidak menunjukkan interaksi dalam mempengaruhi pertumbuhan dan hasil tanaman cabai besar pada tanah alluvial. Bokashi kulit pisang pada dosis 10 ton/ha cukup efesien dalam meningkatkan jumlah buah pertanaman dan berat buah pertanaman.  Kata Kunci:  Aluvial, Bokashi Sekam Padi, Cabai Besar, Pupuk NPK.
PENGARUH PEMBERIAN LUMPUR PADAT KELAPA SAWIT DAN PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI EDAMAME PADA TANAH PODSOLIK MERAH KUNING Nevi Saetri; Warganda Warganda; Maulidi Maulidi
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 12, No 4
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v12i4.64813

Abstract

Pengembangan budidaya tanaman kedelai edamame di tanah podsolik merah kuning sering dihadapkan pada kendala sifat fisik dan kimia tanah yang kurang baik. Upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan penambahan bahan organik berupa lumpur padat kelapa sawit dan pupuk NPK yang dapat meningkatkan produktivitas tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh interaksi pemberian lumpur padat kelapa sawit dan pupuk NPK serta mengetahui dosis lumpur padat kelapa sawit dan pupuk NPK yang terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil kedelai edamame pada tanah podsolik merah kuning. Penelitian ini dilaksanakan di Jl. Manggis, Kelurahan Roban, Kota Singkawang Tengah, Kalimantan Barat. Penelitian berlangsung selama 3 bulan mulai dari tanggal 01 Agustus sampai 05 November 2022. Penelitian ini menggunakan pola Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial sebagai rancangan dasar yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama yaitu lumpur padat kelapa sawit (S) yang tediri dari 3 taraf perlakuan: s1=15 ton/ha, s2=30 ton/ha, s3= 45 ton/ha dan faktor kedua yaitu pupuk NPK (N) yang terdiri dari 3 taraf perlakuan: n1= 150 kg/ha, n2= 300 kg/ha, n3= 450 kg/ha. Masing-masing perlakuan diulang sebanyak 3 kali sehingga didapat 9 kombinasi. Variabel yang diamati dalam penelitian ini berupa: tinggi tanaman, jumlah polong per tanaman, berat polong per tanaman, berat polong per petak, umur berbunga, dan umur panen. Hasil penelitian menunjukkan pengaruh interaksi lumpur padat kelapa sawit dan pupuk NPK berpengaruh tidak nyata terhadap pertumbuhan dan hasil kedelai edamame di tanah podsolik merah kuning. Pengaruh lumpur padat kelapa sawit berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman umur 5 MST, jumlah polong pertanaman, berat polong pertanaman dan berat polong per petak. Pengaruh pupuk NPK 16:16:16 berpengaruh tidak nyata terhadap pertumbuhan dan hasil kedelai edamame di tanah podsolik merah kuning. Pemberian lumpur padat kelapa sawit dengan dosis 30 ton/ha dan pupuk NPK 16:16:16 dengan dosis 150 kg/ha merupakan dosis yang efisien untuk meningkatkan pertumbuhan dan hasil kedelai edamame pada tanah podsolik merah kuning.
PENGARUH KOMPOS DAUN BAMBU TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SEMANGKA PADA TANAH ALUVIAL Alito Alito; warganda warganda; mulyadi safwan
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 7, No 1 (2018): Februari 2018
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v7i1.22798

Abstract

ABSTRAK   Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kompos daun bambu terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman semangka pada tanah aluvial. Penelitian berlangsung dari tanggal 2 Maret sampai 4 Mei 2017, penelitian dilaksanakan di lingkungan Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura Pontianak. Metode yang digunakan adalah pola Rancangan Acak Kelompok (RAK) dan dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Jujur (BNJ) dengan taraf 5%. Perlakuan terdiri dari 6 taraf yaitu (a0 = kontrol, a1 = 900 g/petak, a2 = 1.800 g/petak , a3 = 2.700 g/ petak,        a4 = 3.600 g/petak dan, a5 = 4.500 g/petak) dan perlakuan ini diulang sebanyak 4 kali. Variabel pengamatan meliputi : volume akar (cm3), berat kering (g), klorofil daun (spad unit), berat buah pertanaman (g), jumlah buah pertanaman, dan panjang buah pertanaman (cm). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian kompos daun bambu mempengaruhi pertumbuhan tanaman semangka pada tanah aluvial. Dosis kompos daun bambu yang optimal adalah 2.700 g/petak atau setara 33 ton/ha.  Kata kunci : Kompos Daun Bambu, Tanaman Semangka
RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG HIJAU TERHADAP PEMBERIAN ABU JANJANG KELAPA SAWIT DAN FOSFOR PADA TANAH ALUVIAL FRANSISKUS JEPRI; Warganda Warganda; Eddy Santoso
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 10, No 1 (2021)
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v10i1.43895

Abstract

       Kacang hijau merupakan salah satu tanaman leguminosae yang cukup penting di Indonesia. Salah satu kendala yang membatasi produktivitas maksimal tanaman kacang hijau adalah derajat keasaman tanah aluvial yang rendah dan kekurangan akan unsur hara. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui interaksi antara abu janjang sawit  dan fosfor terhadap pertumbuhan dan hasil kacang hijau pada tanah aluvial. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Praktek Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura, Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat pada bulan November 2019 sampai dengan Februari 2020. Penelitian ini menggunakan percobaan faktorial pola rancangan petak terbagi (Splitplot), dimana faktor pertama abu janjang sawit yang terdiri dari 3 taraf yaitu  256 g/petak, 384 g/petak, 512 g/petak. Faktor kedua  yaitu fosfor yang terdiri dari 3 taraf yaitu 8,5 g/petak, 15 g/petak, 21 g/petak. Parameter yang diamati yaitu tinggi tanaman, volume akar, berat kering tanaman, jumlah polong pertanaman, berat kering biji pertanaman, berat kering biji perpetak dan berat kering 100 biji. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terjadi interaksi antara abu janjang sawit dan fosfor terhadap pertumbuhan dan hasil kacang hijau pada tanah aluvial. Pemberian abu janjang sawit dengan dosis 256 g/petak dan pemberian fosfor 8,5g/petak menunjukan rerata tertinggi jumlah polong pertanaman, berat kering biji pertanaman dan berat kering biji perpetak.
EFFECT OF PLANT GROWTH REGULATOR CONCENTRATION AGAINST THE GROWTH OF CROWN SHOOT OF THE PINEAPPLE ON PEAT LAND Gustami Gustami; Warganda Warganda; Agustina Listiawati
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 8, No 1 (2019): Januari 2019
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v8i1.28558

Abstract

ABSTARACTEfforts to multiply pineapple plants to date have not been many that use buds that come from the crown (Crown), seeds that come from this crown can produce more than one bud. the crown require hormones for optimal growth, one of which is by using superior plant hormones that play a role in stimulating the growth of pineapple seeds from the crown. The aim of this study was to find the best concentration of ZPT for the growth of pineapple seedlings from the crown on peat land. This research was carried out in a farm owned by a farmer, Jl. Parit Haji Mukhsin 2, with a study period of 3 months starting from 15 2018 January to 15 April 2018. The design used in this study was a Randomized Block Design (RBD) with 6 levels of ghost hormone treatment and each treatment there were 4 replications, each replication there were 3 samples. The treatment in question is h0 = without giving superior plant hormones, h1 = superior plant hormone concentration 3 ml / l, h2 = 5 ml / l superior plant hormone concentration, h3 = 7 ml / l superior plant hormone concentration, h4 = plant hormone concentration 9 ml / l superiority, and h5 = 11 ml / l superior plant hormone concentration. The variables observed in this study were height increase in plants, increase in the number of leaves, chlorophyll leaves, dry leaves and leaf area. The administration of superior plant hormones 11 ml / l can to increase the growth of the variable number of leaves and dry weight of the plant.Keywords:Black Plant Hormone, Peat Land, Pineapple   
PENGARUH PUPUK N P DAN K TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS SECARA TUMPANGSARI DENGAN KACANG TANAH DI LAHAN GAMBUT YANA YANA; MAULIDI MAULIDI; WARGANDA WARGANDA
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 7, No 1 (2018): Februari 2018
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v7i1.22387

Abstract

                                                  ABSTRAKJagung manis merupakan salah satu tanaman pangan yang banyak dikonsumsi karena memiliki rasa yang lebih manis dari jagung biasa dan umur produksinya lebih singkat. Permasalahan dalam budidaya jagung manis adalah beralihnya fungsi lahan dan kesuburan tanah yang rendah. Penggunaan pupuk N, P dan K dapat mengatasi kesuburan tanah yang rendah dan optimalisasi lahan dengan pola tumpangsari dapat menjadi solusi untuk budidaya jagung manis. Penelitian ini bertujuan untuk mencari dosis pupuk N, P dan K yang terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis secara tumpangsari dengan kacang tanah pada lahan gambut. Penelitian dimulai dari Maret sampai Mei 2017. Penelitian dilaksanakan di Desa Bintang Mas II Kecamatan Rasau Jaya Kabupaten Kubu Raya. Metode yang digunakan adalah eksperimen lapangan dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 5 perlakuan, 4 ulangan dan setiap ulangan terdapat 8 sampel tanaman. Perlakuan yang di maksud sebagai berikut : p1 = 1,7 g Urea, 0,96 g SP-36, 0,55 g KCl/ tanaman (25% dari dosis anjuran ), p2 = 3,4 g Urea, 1,92 g SP-36, 1,11 g KCl/ tanaman (50% dari dosis anjuran), p3 = 5,1 g Urea, 2,88 g SP-36, 1,66 g KCl/ tanaman (75% dari dosis anjuran), p4 = 6,8 g Urea, 3,84 g SP-36, 2,22 g KCl/ tanaman (100% dari dosis anjuran), p5 = 8,5 g Urea, 4,80 g SP-36, 2,77 g KCl/ tanaman (125% dari dosis anjuran). Variabel yang diamati dalam penelitian ini meliputi tinggi tanaman volume akar, berat kering, berat tongkol berkelobot, berat tongkol tanpa kelobot, panjang tongkol dan diameter tongkol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk N, P dan K berpengaruh nyata terhadap volume akar, berat kering tanaman, tinggi tanaman, berat tongkol berkelobot, berat tongkol tanpa kelobot dan diameter tongkol, tetapi berpengaruh tidak nyata pada variabel panjang tongkol. Pemberian pupuk N, P dan K sebesar 25% dari dosis anjuran setara dengan 1,7 g Urea, 0,96 g SP-36, 0,55 g KCl/ tanaman merupakan dosis yang terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil jagung manis secara tumpangsari dengan kacang tanah di lahan gambut.Kata kunci: jagung manis, n, p dan k, gambut, tumpangsari
EFFECT OF RETENTION TIME OF PALM OIL MILL EFFLUENT ON GROWTH AND YIELD OF BABY CUCUMBER ON PEAT SOIL Sarah Dhayan; Warganda warganda; Dini Anggorowati
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 8, No 3 (2019)
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v8i3.33625

Abstract

This study aims to find the best Palm Oil Mill Effluent (POME) retention time for baby cucumber’s growth and yield on peat soil. The study is conducted on Sungai Selamat Street, Siantan Hilir, East Pontianak District, Pontianak City. The study period began from February 16th, 2019 until May 11th, 2019. The design used in this study is a field experiment method with a Randomized Block Design pattern consisting of 6 treatments, namely: m0 (without incubation of POME), m1 (2 weeks incubation of POME), m2 (3 weeks incubation of POME), m3 (4 weeks incubation of POME), m4 (5 weeks incubation of POME), and m5 (6 weeks incubation of POME), each treatment is repeated 4 times and each plot consists of 3 observation sample plants and 1 destructive observation sample plant. The results showed that the retention time of POME on peat soil could increase yields on baby cucumber plants, especially on variable number of fruits yielded of each plant, fruit’s diameter, fruit’s weight each plant, and the weight of each fruit. The retention time of POME for 5-6 weeks can increase the number of fruits, fruit’s diameter, fruit’s weight each plant, and the weight of each fruit. Keywords: baby cucumber, retention time, peat soil, POME.