Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

KARAKTERISTIK KIMIA TANAH GAMBUT YANG DIAMELIORASI DENGAN BIOCHAR TONGKOL JAGUNG SEBAGAI MEDIA TUMBUH BAWANG PUTIH Rini Susana; Dini Anggorowati; Dwi Zulfita; Warganda Warganda; Nurjani Nurjani
Agros Journal of Agriculture Science Vol 25, No 4 (2023): edisi Oktober
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37159/jpa.v25i4.3503

Abstract

Biochar added to peat media will affect changes in soil chemical properties such as an increase in pH, organic C, total N, total P, total K, basic cations such as Ca, Mg, Na, CEC and base saturation. These changes will affect nutrient uptake, growth and yield of garlic. Biochar application  with the right dose needs to be known so that it would be efficient and economical in biochar utilization. The aim of the study was to know the chemical characteristics of peat soil ameliorated with corn cob biochar and to find the effective dose of biochar for growth and yield of garlic.This research was conducted at the experimental field of the Faculty of Agriculture, Tanjungpura University, Pontianak. The experiment used a completely randomized design, consisting of 5 treatments, each treatment consisting of 4 replications. The treatments were: b1 = without biochar; b1 = 50 g/polybag; b2=100g/poly bag; b3= 150 g/polybag and b4= 200 g/polybag. The observed variables ware chemical characteristics of the peat media including pH, organic C, total N, C/N, available P, Base saturation, CEC, Ca, Mg, K, Na, Pb, Cd. Other observations were plant dry weight, tuber dry weight, N, P, K, Pb and Cd content in garlic plant tissue. The results showed that the application of biochar did not cause significant changes in pH, C-Organic and Total N, but the addition of biochar doses tended to further increase the levels of P in the soil. The application of biochar increased the available K and Na levels and soil base saturation, but the Ca and Mg levels, available Ca and Mg levels tended to decrease with increasing doses of biochar. The dry weight of garlic plants increased with increasing doses of biochar. The dose of 200 g of biochar was the most effective for the growth and yield of garlic bulbs on peat soil. Keywords: Garlic, Corncob Biochar, Peat INTISARI           Biochar yang ditambahkan pada media gambut akan mempengaruhi perubahan sifat  kimia tanah seperti  peningkatan pH, C organik, N total, P total, K total, kation-kation basa seperti Ca, Mg, Na, KTK dan Kejenuhan Basa. Perubahan-perubahan ini akan mempengaruhi serapan hara dan pertumbuhan serta hasil bawang putih. Pemberian dengan dosis yang tepat perlu diketahui agar effisien dan ekonomis dalam pemanfaatan biochar. Tujuan penelitian mengkaji karakteristik kimia tanah gambut yang diameliorasi dengan biochar tongkol jagung dan mencari dosis biochar yang effektif untuk pertumbuhan dan hasil bawang putih. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura Pontianak. Percobaab menggunakan Rancangan Acak Lengkap, terdiri dari 5 perlakuan, setiap perlakuan terdiri dari 4 ulangan.Perlakuan tersebut: b1= tanpa biochar; b1 = 50 g/polibag; b2=100 g/polibag; b3= 150 g/polibag dan b4= 200 g/polibag. Variabel pengamatan meliputi perubahan karakteristik kimia media gambut meliputi pH, C organik, N total, C/N, P tersedia, KB, KTK, Ca-tersedia, Mg-tersedia, K tersedia, Na-tersedia, Pb total, Cd total. Pengamatan lainnya adalah berat kering tanaman, berat kering umbi, kandungan  N, P, K, Pb dan Cd pada jaringan tanaman bawang putih. Hasil penelitian menunjukkan pemberian biochar tidak menyebabkan perubahan yang signifikan pada  pH, C-Organik dan N Total, namun penambahan dosis biochar cenderung semakin meningkatkan kadar  P2O5  pada tanah. Pemberian biochar meningkatkan kadar K dan Na tersedia serta  Kejenuhan Basa tanah, namun kadar Ca dan Mg, kadar Ca dan Mg tersedia cenderung menurun dengan meningkatnya dosis biochar. Berat berat kering tanaman bawang putih meningkat dengan meningkatnya dosis biochar. Dosis 200 g biochar adalah yang paling effektif untuk pertumbuhan dan hasil umbi bawang putih di tanah gambut. Kata Kunci: Bawang Putih,Biochar Tongkol jagung, Gambut
EFISIENSI PEMUPUKAN NITROGEN PADA PENGGUNAAN Azospirillum sp. TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL JAGUNG MANIS PADA TANAH GAMBUT Warganda Warganda; Maulidi Maulidi; Agustina Listiawati; Surachman Surachman; Asnawati Asnawati
Agros Journal of Agriculture Science Vol 25, No 4 (2023): edisi Oktober
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37159/jpa.v25i4.3531

Abstract

        Continuous use of inorganic N fertilizer for a long time in high doses can cause land degradation. Land productivity will decrease if land experiences degradation. The application of Azospirillum sp is an effort to reduce the use of inorganic N fertilizer. The aim of this research is to obtain the best dose of Urea and Azospirillum sp fertilizer as an effort to efficiently use inorganic N fertilizer on the growth and yield of sweet corn on peatlands. This research used a factorial randomized block design. The first factor is Azospirillum sp which consists of 2 levels and the second factor is Urea fertilizer which consists of 5 levels and each treatment combination is repeated 3 times with 5 plant samples. Variables observed included plant height (cm), number of leaves (strands), leaf greenness (spad unit), plant dry weight (g), total leaf area (cm2), N uptake, cob weight per plot (kg), weight cobs with husks (g), weight of cobs without lobs (g), cob length (cm), cob diameter (cm) and other supporting variables. There was no interaction between inoculation of Azospirillum sp. and Urea. Inoculation of Azospirillum sp. needs to be done for the efficiency of nitrogen fertilizers. Inoculation of Azospirillum sp. The treatment dose of urea of  75 kg/ha is an efficient treatment for increasing the growth and yield of sweet corn plants in peat soil. There was no interaction between inoculation of Azospirillum sp. and Urea. Inoculation of Azospirillum sp. needs to be done for efficient use of Nitrogen fertilizer. Inoculation of Azospirillum sp. The treatment dose of urea of 75 kg/ha is an efficient treatment in increasing the growth and yield of sweet corn plants on peat soil.Key words: Azospirillum sp., peat, sweet corn, nitrogenINTISARI Penggunaan pupuk N anorganik  secara terus menerus yang berlangsung lama dalam dosis yang tinggi dapat menyebabkan lahan terdegradasi. Produktivitas lahan akan menurun jika lahan mengalami degradasi.  Aplikasi Azospirillum sp merupakan upaya untuk mengurangi penggunaan pupuk N anorganik. Tujuan dari penelitian ini untuk mendapatkan  dosis pupuk Urea dan azospirillum sp yang terbaik sebagai upaya efisiensi penggunaan pupuk N an organik pada pertumbuhan dan hasil jagung manis pada lahan gambut. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial. Faktor pertama yaitu Azospirillum sp yang terdiri dari 2 taraf dan factor kedua adalah pupuk Urea yang terdiri dari 5 taraf dan setiap kombinasi perlakuan diulang sejumlah 3 kali dengan sampel tanaman berjumlah 5 tanaman.   Variabel yang diamati antara lain tinggi tanaman (cm), jumlah daun (helai), kehijauan daun (spad unit), bobot kering tanaman (g), luas daun total (cm2), serapan N, bobot tongkol per petak (kg), bobot tongkol berkelobot (g), bobot tongkol tanpa kelobot (g), panjang tongkol (cm), diameter tongkol (cm) dan variabel penunjang lainnya. Tidak  terdapat interaksi antara inokulasi Azospirillum sp. dan Urea. Inokulasi Azospirillum sp. perlu dilakukan untuk efisiensi pupuk Nitrogen. Inokulasi Azospirillum sp. pada perlakuan dosis urea 75 kg/ha merupakan perlakuan yang efisien untuk meningkatkankan pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis di tanah gambut. Tidak  terdapat interaksi antara inokulasi Azospirillum sp. dan Urea. Inokulasi Azospirillum sp. perlu dilakukan untuk efisiensi penggunaan pupuk Nitrogen. Inokulasi Azospirillum sp. pada perlakuan dosis urea 75 kg/ha merupakan perlakuan yang efisien dalam meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis pada tanah gambut. Kata kunci : Azospirillum sp., gambut, jagung manis, nitrogen
KAJIAN KANDUNGAN TIMBAL (Pb) DAN BAKTERI PELARUT FOSFAT PADA AREAL PERTANAMAN PADI DI KECAMATAN SUNGAI KAKAP KABUPATEN KUBU RAYA Rini Susana; Purwaningsih Purwaningsih; Dwi Zulfita; Warganda Warganda; Nurjani Nurjani
Agros Journal of Agriculture Science Vol 25, No 4 (2023): edisi Oktober
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37159/jpa.v25i4.3504

Abstract

   Immobilization of Pb in the form of bonds with inorganic compounds can occur with the availability of large amounts of solubilizing phosphate in the rhizosphere. High solubilizing phosphate in the rhizosphere can be an indication of the presence of phosphate solubilizing bacteria that work effectively in the rhizosphere. Exploration, isolation and characterization of these beneficial bacteria need to be carried out, so that strains that are able to grow well in rice growing areas can be propagated as biofertilizers. The purpose of this study was to examine the content of lead (Pb) and the characterization of phosphate solubilizing bacteria in rice planting areas in Sungai Kakap District, Kubu Raya Regency. This study used a field experiment method. Soil samples from the rice plant rhizosphere and rice plant samples were analyzed in the laboratory according to the variables that had been determined. The results of this study indicate that the available phosphate content in paddy fields in Sungai Kakap District ranges from 0.58 to 13.38 ppm. The paddy field in Sungai Rengas Village has a high available P content, while the paddy field in Sungai Kakap Village has a very low P status. The results of analysis of total Pb in the rice fields of Sungai Kakap District ranged from 11.55 to 18.71 ppm, the status of total Pb content was classified as low. The relationship between the availability of P in the soil and the levels of Pb is very low (r = -0.33), it is suspected that Pb does not affect the state of P in the soil due to the low concentration of Pb. The ability of bacterial isolates to dissolve phosphate in this study varied. Phosphate solubilizing bacterial isolates from rice roots had a greater ability to dissolve phosphate than isolates from paddy soil, both isolates from the rice fields of Sungai Rengas Village and Sungai Kakap Village.Keywords: Phosphate Solubilizing Bacteria, rice, paddy fields, lead.INTISARIImmobilisasi Pb dalam bentuk ikatan dengan senyawa anorganik dapat terjadi dengan tersedianya solubilizing fosfat dalam jumlah besar di rhizosfer. Solubilizing fosfat yang tinggi di rhizosfer dapat menjadi indikasi adanya bakteri pelarut fosfat yang bekerja effektif di rhizosfer. Eksplorasi, isolasi dan karakterisasi bakteri yang menguntungkan ini perlu dilakukan, agar strain-strain yang mampu tumbuh baik di areal pertanaman padi dapat diperbanyak sebagai biofertilizer. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji kandungan timbal (Pb) dan karakterisasi bakteri pelarut fosfat pada areal pertanaman padi di Kecamatan Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen lapang. Sampel tanah dari rhizosfer tanaman padi dan sampel tanaman padi dianalisis di laboratorium sesuai dengan variabel-variabel yang telah ditentukan. Hasil penelitian ini menunjukkan kandungan fosfat tersedia pada lahan sawah di Kecamatan Sungai Kakap berkisar 0,58 – 13,38 ppm. Lahan   sawah Desa Sungai Rengas memiliki kandungan P tersedia dengan status tinggi, sedangkan lahan sawah di Desa Sungai Kakap status P tersedianya sangat rendah. Hasil analisis Pb total di lahan sawah Kecamatan Sungai Kakap berkisar 11,55- 18,71 ppm, status kandungan Pb total ini tergolong rendah. Hubungan antara ketersediaan P di dalam tanah dengan kadar Pb sangat rendah (r = - 0,33), diduga Pb tidak mempengaruhi keadaan P di dalam tanah karena konsentrasi Pb yang rendah. Kemampuan isolat bakteri dalam melarutkan fosfat pada penelitian ini berbeda-beda. Isolat bakteri pelarut fosfat yang berasal dari  akar padi mempunyai kemampuan melarutkan fosfat yang lebih besar dibandingkan isolat dari tanah sawah, baik isolat yang berasal dari sawah Desa Sungai Rengas maupun Desa Sungai Kakap. Kata Kunci: Bakteri Pelarut Fosfat, padi, sawah, timbal.
PENGARUH ABU SABUT KELAPA DAN PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN LOBAK PUTIH PADA TANAH GAMBUT Resti Apriani; Warganda Warganda; Rini Susana; Maulidi Maulidi; Agus Hariyanti
Agros Journal of Agriculture Science Vol 25, No 4 (2023): edisi Oktober
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37159/jpa.v25i4.3530

Abstract

          Peat soil has low soil pH and less available macro nutrients. Application of coconut coir ash had the purpose of increasing the pH of the soil, whereas NPK fertilizer aimed to increase the availability of macro elements needed for plant growth. This research aims to obtain the best dose of coconut coir ashes and NPK fertilizer on the growth and yield of radish. This research was conducted in the Eastern Pontianak, The city of Pontianak, West Kalimantan, April -May 2023. The design used is completely Random Disign with Factorial Pattern, consists of 2 factors with 3 repetitions.The first factor is the coconut cor ash (A) with dosage treatment, which is, a1 = 109 g / poybag, a2 = 154 g/poybag, a3 = 200 g/ poybag. The second factor is a NPK fertilizer (P) with dosage treatment is, p1 = 18 g / poybag, p2 = 24 g/polybag, p3 = 30 g/polybag. Variables observation is the number of leaves, weight of fresh plants, weight of fresh bulbs, length of blub, diameter of bulb, and dry weight of plants. The results showed that the application of coconut coir ash dose of 33.33 tons/ha and NPK fertilizer dose of 300 kg/ha gave the best results on the diameter of radish tubers. Keywords: Coconut Coir Ash, NPK Fertilizer, Peat, RadishINTISARI          Tanah gambut mempunyai kendala sebagai media tumbuh lobak yaitu pH tanah yang rendah dan unsur hara makro yang kurang tersedia. Pemberian abu sabut kelapa mempunyai tujuan untuk meningkatkan pH tanah, sedangkan pupuk NPK diberikan untuk menambah ketersediaan unsur hara makro yang diperlukan tanaman untuk pertumbuhannya. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan dosis abu sabut kelapa dan pupuk NPK yang terbaik untuk pertumbuhan dan hasil tanaman lobak putih pada tanah gambut. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Pontianak Timur, Kota Pontianak yang berlangsung pada April - Mei 2023. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Faktorial Pola Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 2 faktor dengan 3 ulangan. Faktor pertama adalah abu sabut kelapa (A) dengan 3 taraf  dosis yaitu, a1 = 109 g/poybag, a2 = 154 g/poybag, a3 = 200 g/poybag. Sedangkan faktor kedua adalah dosis pupuk NPK (P) dengan perlakuan dosis yaitu, p1 = 18 g/poybag, p2 = 24 g/poybag, p3 = 30 g/polybag. Variabel Pengamatan yaitu jumlah daun, berat segar tanaman, berat segar umbi, panjang umbi, diameter umbi, dan berat kering tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian dosis abu sabut kelapa 33,33 ton/ha dan dosis pupuk NPK 300 kg/ha memberikan hasil terbaik terhadap diameter umbi tanaman lobak. Kata kunci : Abu Sabut Kelapa, Gambut , Lobak, Pupuk NPK
RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MENTIMUN JEPANG AKIBAT PEMBERIAN BOKASHI LIMBAH SAYUR DAN PUPUK NPK PADA TANAH ALUVIAL Warganda Warganda; Maulidi Maulidi; Tatang Abdurrahman; Tris Haris Ramadhan; Rizkyo Yoga Afrilien
Agros Journal of Agriculture Science Vol 26, No 1 (2024): Januari
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37159/jpa.v26i1.3813

Abstract

Japanese cucumber (Cucumis sativus var japonese) is one of the crops with high economic value, but cucumber production in West Kalimantan tends to be low. In an effort to increase Japanese cucumber production on alluvial soils have several problems in the physical properties of the soil that is not good. Bokashi aims to improve the physical properties of soil and NPP fertilizer as a fulfillment of nutrient needs in planting media. This study aims to be the best interaction between bokashi vegetable waste and NPP fertilizer. This research was conducted in Pontianak Tenggara District, Pontianak City. The design used in this study is a factorial Complete Randomized Design consisting of 2 treatment factors. The first factor is bokashi vegetable waste (B) which consists of 3 treatment levels b1 = 10 tons/ha, b2 = 20 tons/ha, b3 = 30 tons/ha while the second factor is NPP fertilizer (P) which consists of 3 treatment levels p1 = 350 kg/ha, p2 = 450 kg/ha, p3 = 550 kg/ha. Each treatment was repeated 3 times with each repetition consisting of 4 sample plants. The variables observed in this study were root volume, dry weight of plants, number of fruits by plant, fruit length, fruit diameter, fruit weight by fruit and fruit weight by plant. The observational data were analyzed statistically using variance analysis (F test at level 5%), if test F showed real difference then continued test Real Honest difference at level 5%. The results showed that the interaction of bokashi vegetable waste 30 tons/ha and NPP fertilizer 550 kg/ha gave the best results on the variables of root volume, dry weight of plants, number of fruits by plant, fruit length, fruit diameter, fruit weight by fruit and fruit weight by plant. Key-words : Alluvial soil, Bokashi Vegetable waste, Japanese cucumber, NPP fertilizer. INTISARIMentimun jepang (Cucumis sativus var japonese) adalah salah satu tanaman yang bernilai ekonomi tinggi, akan tetapi produksi mentimun di Kalimantan Barat cenderung rendah. Dalam usaha peningkatan produksi mentimun jepang pada tanah aluvial memiliki beberapa permasalahan pada sifat fisik tanah yang kurang baik. Pemberian bokashi bertujuan memperbaiki sifat fisik tanah dan pupuk NPK sebagai pemenuh kebutuhan unsur hara pada media tanam. Penelitian ini bertujuan menjadi interaksi terbaik antara bokashi limbah sayur dan pupuk NPK. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Pontianak Tenggara, Kota Pontianak. Rancangan yang digunanakan dalam penelitian ini yaitu Rancangan Acak Lengkap faktorial yang terdiri dari 2 faktor perlakuan. Faktor pertama yaitu bokashi limbah sayur (B) yang terdiri dari 3 taraf perlakuan b1 = 10 ton/ha, b2 = 20 ton/ha, b3 = 30 ton/ha sedangkan faktor kedua yaitu pupuk NPK (P) yang terdiri dari 3 taraf perlakuan p1 = 350 kg/ha, p2 = 450 kg/ha, p3 = 550 kg/ha. Setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali dengan setiap ulangan terdiri dari 4 tanaman sampel. Variabel yang diamati pada penelitian ini yaitu volume akar, berat kering tanaman, jumlah buah per tanaman, panjang buah, diameter buah, berat buah per buah dan berat buah per tanaman. Data hasil pengamatan dianalisis secara statistik dengan menggunakan analisis varians (uji F pada taraf 5%), apabila uji F menunjukan berbeda nyata maka dilanjutkan uji Beda Nyata Jujur pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukan bahaw interaksi bokashi limbah sayur 30 ton/ha dan pupuk NPK 550 kg/ha memberikan hasil terbaik pada variabel volume akar, berat kering tanaman, jumlah buah per tanaman, panjang buah, diameter buah, berat buah per buah dan berat buah per tanaman. Kata kunci : Bokashi Limbah Sayur, Mentimun jepang, Pupuk NPK, Tanah Aluvial
Pengaruh Pemupukan NPK Lengkap Terhadap Pertumbuhan Bibit Nenas Asal Mahkota pada Tanah Aluvial AYU LESTARI; ASNAWATI ASNAWATI; WARGANDA WARGANDA
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 7, No 3 (2018): AGUSTUS 2018
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (218.041 KB) | DOI: 10.26418/jspe.v7i3.26209

Abstract

Pengaruh Pemupukan NPK  Lengkap Terhadap Pertumbuhan Bibit Nenas Asal Mahkota  pada Tanah Aluvial Ayu Lestari1), Asnawati2), Warganda2) 1Agriculture; Faculty University of Tanjungpura2Agriculture; Faculty University of Tanjungpura3Agriculture; Faculty University of TanjungpuraEmail: ayulestari.agroteknologi@yahoo.com  ABSTRAK Daerah Kalimantan Barat mempunyai tanah yang potensial untuk dikembangkan sebagai areal pertanaman nenas, salah satunya adalah tanah aluvial. Pemberian pupuk NPK lengkap pada tanah aluvial diharapkan dapat memperbaiki sifat kimia tanah. Penggunaan tanah aluvial sebagai media tumbuh dihadapkan pada berapa kendala dalam hal kesuburan tanah yaitu rendahnya kandungan unsur hara, sehingga pertumbuhan tanaman nenas tidak dapat tumbuh dengan optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis pupuk NPK lengkap yang terbaik untuk pertumbuhan sumber bibit nenas  asal mahkota pada tanah aluvial. Penelitian ini dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura Pontianak dimulai pada tanggal 15 Juli sampai 15 Oktober 2017 menggunakan Rancangan Acak  Lengkap (RAL) dengan 5 taraf perlakuan 5 ulangan. Perlakuan yang di maksud : p0( tanpa perlakuan NPK lengkap), p1= 5 g NPK lengkap / tanaman setara dengan 277,78 kg/ha, p2= 10 g NPK lengkap/ tanaman setara dengan  555,51 kg/ha, p3= 15 g NPK  lengkap/ tanaman setara dengan  833,33 kg/ha, p4= 20 g NPK lengkap/ tanaman setara dengan 1111, 11 kg/ha. Variabel yang diamati dalam penelitian ini meliputi: Pertambahan jumlah daun, luas daun, jumlah klorofil daun, volume akar dan berat kering tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk NPK lengkap mampu memperbaiki pertumbuhan bibit nenas asal mahkota pada tanah aluvial. Pemberian pupuk NPK lengkap dengan dosis 5 gram/tanaman merupakan dosis yang efektif untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman pada luas daun. Kata kunci : Aluvial, Nenas , NPK.
INVENTARISASI JENIS TUMBUHAN DURIAN PADA HUTAN KECAMATAN SEKADAU HILIR KABUPATEN SEKADAU Yosef Kafaso; Rahmidiyani Rahmidiyani; Warganda Warganda
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 8, No 1 (2019): Januari 2019
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v8i1.28134

Abstract

INVENTARISASI JENIS TUMBUHAN DURIAN PADA  HUTAN KECAMATAN SEKADAU HILIR KABUPATEN SEKADAUYosef Kafaso1, Rahmidiyani2, Warganda3 1Budidaya; Universitas Tanjungpura2Budidaya; Universitas Tanjungpura3Budidaya; Universitas Tanjungpurae-mail: *1yosefkafaso94@gmail.com ABSTRACTThe aim of this research was to know the variety of Durio plant in Kecamatan Sekadau Hilir, Kabupaten Sekadau. This research was conducted in Seguri forest located at Desa Peniti, Entada forest in Desa Gonis Tekam and Munggu Betung forest in Desa Semabi for three months, started from December 2017 until March 2018, using survey method by exploring all of the Tembawang Seguri forest areas and Tembawang Entada forest. The sampling was done by purposive sampling. The criteria of the mature plants and plant that has been fruitful several times. Based on the result of the research in the field, there are six types of Durian, the six types of Durian are Durio zibethinus, Durio kutejensis, Durio oxleysnus, Durio lanceolatus, Durio lowianus and Durio excelcus. The type of Durio zibethinus Murr was the most widely plant found in Entada,Seguri  and Munggu Betung forest. Durio lanceolatus only found in Entada forest. Durio  lowianus was found in the Entada and Munggu Betung forest and Durio exelcus was found in Seguri and Munggu Betung forest. Generally, the place of Durian plant not really different in each species, based on the vegetation, the condition of environment. The difference was only in the height of the place and habitat, and even it was still in a condition that the durian plant wants to grow. There were no specific species found of Durian in the others location because the trees was cut down by the villagers because of the unpleasant taste of the fruit, the conversion of land functions such as agriculture, house building infrastructure and others, and lack of public awareness of biodiversity conservation.   Keywords: Durian, Durian’s habitat, Kabupaten Sekadau.
PENGARUH BOKASHI KULIT PISANG DAN PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL CABAI BESAR PADA TANAH ALUVIAL Diah Safriani; Asnawati Asnawati; Warganda Warganda
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 11, No 3
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v11i3.57801

Abstract

Cabai besar merupakan komoditas sayuran yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan banyak dikonsumsi oleh masyarakat sebagai bahan masakan, serta untuk keperluan industri makanan, namun saat ini produktivitas cabai besar di Kalimantan Barat masih tergolong rendah. Usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi cabai besar yaitu dengan pemberian bokashi kulit pisang dan pupuk NPK. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis interaksi bokashi kulit pisang dan pupuk NPK yang memberikan pertumbuhan dan hasil terbaik pada tanaman cabai besar di tanah aluvial. Penelitian ini dilaksanakan di jalan Budi Utomo, Desa Sungai Rengas, Kecamatan Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat. Penelitian ini berlangsung pada tanggal 27 November 2021 sampai  25 Maret 2022. Penelitian ini menggunakan faktorial Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan 2 faktor perlakuan. Faktor pertama yaitu dosis bokashi kulit pisang (B)  yang terdiri dari 3 taraf (b1=5 ton/ha, b2=10 ton/ ha, dan b3=15 ton/ha) dan faktor kedua yaitu pupuk NPK (K) yang terdiri dari 3 taraf (k1=200 kg/ha, k2=250 kg/ha, dan k3=300 kg/ha). Kombinasi kedua faktor didapatkan 9 perlakuan dan diulang 3 kali sampel perlakuan. Setiap perlakuan terdiri dari 4 tanaman sampel, sehingga terdapat 108 unit percobaan. Variabel pengamatan yang diamati yaitu tinggi tanaman (cm),volume akar (cm3), berat kering tanaman (g), umur berbunga (hari), jumlah buah pertanaman (buah), berat perbuah (g) dan berat buah pertanaman (g). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian bokashi kulit pisang dan pupuk NPK tidak menunjukkan interaksi dalam mempengaruhi pertumbuhan dan hasil tanaman cabai besar pada tanah alluvial. Bokashi kulit pisang pada dosis 10 ton/ha cukup efesien dalam meningkatkan jumlah buah pertanaman dan berat buah pertanaman.  Kata Kunci:  Aluvial, Bokashi Sekam Padi, Cabai Besar, Pupuk NPK.
PENGARUH PEMBERIAN LUMPUR PADAT KELAPA SAWIT DAN PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI EDAMAME PADA TANAH PODSOLIK MERAH KUNING Nevi Saetri; Warganda Warganda; Maulidi Maulidi
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 12, No 4
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v12i4.64813

Abstract

Pengembangan budidaya tanaman kedelai edamame di tanah podsolik merah kuning sering dihadapkan pada kendala sifat fisik dan kimia tanah yang kurang baik. Upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan penambahan bahan organik berupa lumpur padat kelapa sawit dan pupuk NPK yang dapat meningkatkan produktivitas tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh interaksi pemberian lumpur padat kelapa sawit dan pupuk NPK serta mengetahui dosis lumpur padat kelapa sawit dan pupuk NPK yang terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil kedelai edamame pada tanah podsolik merah kuning. Penelitian ini dilaksanakan di Jl. Manggis, Kelurahan Roban, Kota Singkawang Tengah, Kalimantan Barat. Penelitian berlangsung selama 3 bulan mulai dari tanggal 01 Agustus sampai 05 November 2022. Penelitian ini menggunakan pola Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial sebagai rancangan dasar yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama yaitu lumpur padat kelapa sawit (S) yang tediri dari 3 taraf perlakuan: s1=15 ton/ha, s2=30 ton/ha, s3= 45 ton/ha dan faktor kedua yaitu pupuk NPK (N) yang terdiri dari 3 taraf perlakuan: n1= 150 kg/ha, n2= 300 kg/ha, n3= 450 kg/ha. Masing-masing perlakuan diulang sebanyak 3 kali sehingga didapat 9 kombinasi. Variabel yang diamati dalam penelitian ini berupa: tinggi tanaman, jumlah polong per tanaman, berat polong per tanaman, berat polong per petak, umur berbunga, dan umur panen. Hasil penelitian menunjukkan pengaruh interaksi lumpur padat kelapa sawit dan pupuk NPK berpengaruh tidak nyata terhadap pertumbuhan dan hasil kedelai edamame di tanah podsolik merah kuning. Pengaruh lumpur padat kelapa sawit berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman umur 5 MST, jumlah polong pertanaman, berat polong pertanaman dan berat polong per petak. Pengaruh pupuk NPK 16:16:16 berpengaruh tidak nyata terhadap pertumbuhan dan hasil kedelai edamame di tanah podsolik merah kuning. Pemberian lumpur padat kelapa sawit dengan dosis 30 ton/ha dan pupuk NPK 16:16:16 dengan dosis 150 kg/ha merupakan dosis yang efisien untuk meningkatkan pertumbuhan dan hasil kedelai edamame pada tanah podsolik merah kuning.
PENGARUH KOMPOS DAUN BAMBU TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SEMANGKA PADA TANAH ALUVIAL Alito Alito; warganda warganda; mulyadi safwan
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 7, No 1 (2018): Februari 2018
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v7i1.22798

Abstract

ABSTRAK   Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kompos daun bambu terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman semangka pada tanah aluvial. Penelitian berlangsung dari tanggal 2 Maret sampai 4 Mei 2017, penelitian dilaksanakan di lingkungan Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura Pontianak. Metode yang digunakan adalah pola Rancangan Acak Kelompok (RAK) dan dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Jujur (BNJ) dengan taraf 5%. Perlakuan terdiri dari 6 taraf yaitu (a0 = kontrol, a1 = 900 g/petak, a2 = 1.800 g/petak , a3 = 2.700 g/ petak,        a4 = 3.600 g/petak dan, a5 = 4.500 g/petak) dan perlakuan ini diulang sebanyak 4 kali. Variabel pengamatan meliputi : volume akar (cm3), berat kering (g), klorofil daun (spad unit), berat buah pertanaman (g), jumlah buah pertanaman, dan panjang buah pertanaman (cm). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian kompos daun bambu mempengaruhi pertumbuhan tanaman semangka pada tanah aluvial. Dosis kompos daun bambu yang optimal adalah 2.700 g/petak atau setara 33 ton/ha.  Kata kunci : Kompos Daun Bambu, Tanaman Semangka