Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

POTENSI ANTIMIKROBA EKSTRAK DAUN JAMBLANG (Syzygium cumini L.) DARI KAWASAN GEOTHERMAL IE SEUM ACEH BESAR Munira Munira; Noni Zakiah; Rini Handayani; Muhammad Nasir
Jurnal Insan Farmasi Indonesia Vol 5 No 1 (2022): Jurnal Insan Farmasi Indonesia
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ISFI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36387/jifi.v5i1.915

Abstract

Jamblang leaf (Syzygium cumini L.) contains several antimicrobial compounds. The content of chemical compounds in a plant is influenced by environmental factors. The Geothermal area of Ie Seum Aceh Besar has a different temperature and pH of the soil. This research was conducted to determine the antimicrobial activity of jamblang leaf ethanol extract which grew inside and outside the geothermal area. This research is experimental laboratories using a complete randomized design (RAL). The study consisted of 3 treatments, namely distilled water, jamblang leaf extract which grew in the Geothermal area of Ie Seum (EDJDKG) and jamblang leaf extract that grew outside the Geothermal area of Ie Seum (EDJLKG) and each 5 replications. The results showed that jamblang leaf ethanol extract that grew inside and outside the geothermal area of Ie Seum was very influential (p = 0,000) in inhibiting the growth of Staphylococcus aureus, Escherichia coli and Candida albican. Duncan's further test results showed that the largest average inhibitory diameter was produced by EDJDKG (19.20 mm) and was not significantly different from EDJLKG (18.00 mm) in inhibiting the growth of S. aureus. As for E. coli EDJDKG of 20.70 mm and significantly different from EDJLKG (18.70 mm).
Uji kepekaan air perasan jeruk nipis (Citrus aurantifolia S.) varietas kuyun padee dan varietas nipis borneo terhadap bakteri Staphylococcus aureus Rini Handayani; Tri Wahyuningsih; Yulfida Yulfida
JIFS: JURNAL ILMIAH FARMASI SIMPLISIA Vol. 1 No. 1 (2021): Juni 2021
Publisher : Jurusan Farmasi, Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Jeruk memiliki banyak spesies dan varietas diantaranya spesies jeruk nipis (Citrus aurantifolia S.) varietas kuyun padee dan varietas nipis borneo yang sering digunakan masyarakat dalam pengobatan batuk. Batuk dapat disebabkan infeksi bakteri Stahylococcus aureus. Kedua spesies jeruk nipis tersebut mengandung senyawa kimia yang berkhasiat sebagai antibakteri seperti asam sitrat, flavonoid, dan limonene. Tujuan penelitian ini untuk menentukan kepekaan air perasan jeruk nipis varietas kuyun padee dan varietas borneo serta kepekaan yang paling tinggi terhadap bakteri Stahylococcus aureus. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan metode Kirby & Bauer menggunakan cakram kosong yang terdiri dari empat kelompok perlakuan, yaitu air perasan jeruk nipis varietas kuyun padee, varietas borneo, kontrol normal, dan kontrol positif menggunakan ciprofloksasin. masing-masing kelompok perlakuan dilakukan sebanyak tiga kali pengulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua jenis air perasan jeruk nipis varietas kuyun padee dan varietas borneo berturut-turut adalah 17,33 mm dan 15 mm. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan air perasan jeruk nipis varietas kuyun padee dan varietas borneo memiliki kepekaaan terhadap pertumbuhan bakteri Stahylococcus aureus secara statistik One Way Anova berbeda nyata p<5%.
Efek Perasan Daun Pandan Wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) Untuk Membunuh Larva Nyamuk Aedes aegypti Rini Handayani; cut ulfi muzani
JIFS: JURNAL ILMIAH FARMASI SIMPLISIA Vol. 1 No. 2 (2021): Desember 2021
Publisher : Jurusan Farmasi, Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tanaman daun pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) merupakan tanaman yang sangat mudah dijumpai di sekitaran masyarakat. Tanaman ini banyak dimanfaatkan masyarakat sebagai bahan alami perwarna makanan. Tanaman daun pandan wangi juga memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Kandungan yang terdapat di dalam daun pandan wangi adalah alkaloid, saponin, flavonoid, tanin, dan polifenol. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan jumlah kematin larva nyamuk Aedes aegypti dari air perasan daun pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) pada konsentrasi 10%; 25%; dan 50%. Penelitian ini menggunakan larva Aedes aegypti sebanyak 150 ekor yang dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan, dimana tiap kelompok perlakuan diberi 100 mL larutan dan tiap kelompok perlakuan menggunakan 10 ekor larva Aedes aegypti. Tiga kelompok diberi perlakuan perasan daun pandan wangi dengan konsentrasi 10%; 25%; dan 50%, satu kelompok kontrol positif yang diberikan Abate 1%, dan satu kelompok kontrol negatif yang hanya diberikan air kran. Pengamatan dilakukan setiap 3 jam sekali selama 24 jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah pengamatan selama 24 jam diperoleh kematian pada konsentrasi 10% dapat membunuh 30% larva, pada konsentrasi 25% dapat membunuh 50% larva, dan konsentrasi 50% dapat membunuh 80% larva. Sedangkan pada abate larva nyamuk mati 100%, dan dalam air tidak ada larva yang mati 0%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa perasan daun pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) mampu membunuh larva Aedes aegypti dengan hasil rata-rata persentase kematian larva nyamuk Aedes aegypti tertinggi selama 24 jam terdapat pada konsentrasi 50% dengan nilai rata-rata 80% dan yang terendah terdapat pada konsentrasi 10% dengan nilai rata-rata 30%.
Uji Efek Diuretik Ekstrak Etanol Kapulaga (Amomum compactum) Pada Mencit (Mus musculus) Jantan Rini Handayani; nurul husna
JIFS: JURNAL ILMIAH FARMASI SIMPLISIA Vol. 1 No. 2 (2021): Desember 2021
Publisher : Jurusan Farmasi, Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kapulaga (Amomum compactum) adalah sejenis buah yang sering digunakan sebagai rempah (bumbu) untuk masakan tertentu dan termasuk ke dalam salah satu suku zingiberaceae yang banyak dimanfaatkan sebagai tumbuhan obat. Kapulaga juga memiliki kandungan senyawa kimia berupa flavonoid yang secara farmakologis dapat memberikan efek diuretik. Penelitian ini bertujuan untuk menguji ekstrak etanol kapulaga yang diduga dapat memberikan efek diuretik dan dosis yang dapat memberikan efek diuretik. Metode yang digunakan adalah metode eksperimental dengan menggunakan 15 ekor mencit yang dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan yaitu: kelompok kontrol negatif (Na CMC 0,5%), kelompok kontrol positif (Furosemid), kelompok ekstrak etanol kapulaga 3,5 mg/20 g BB, kelompok ekstrak etanol kapulaga 7 mg/20 g BB dan kelompok ekstrak etanol kapulaga 14 mg/20 g BB. Pengujian dilakukan selama 4 jam, parameter pengukuran meliputi pengukuran volume urin kumulatif dan presentase potensi diuretik yang dianalisis menggunakan statistika ANOVA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ekstrak etanol kapulaga dosis 14 mg/20 g BB menghasilkan potensi diuretik sebesar 80,45% dan hasil uji ANOVA dengan nilai signifikansi (P=0,000 ; P<0,05). Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol kapulaga memberikan efek diuretik pada dosis 14 mg/20 g BB
Uji diuretik air nira (Arenga Pinnata (Wurmb) Merr.) terhadap mencit (Mus Musculus) jantan ernita silviana; Rini Handayani; Imam Askani
JIFS: JURNAL ILMIAH FARMASI SIMPLISIA Vol. 1 No. 1 (2021): Juni 2021
Publisher : Jurusan Farmasi, Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Air nira (Arenga pinnata(Wurmb)Merr.) merupakan salah satu hasil sadapan tanaman aren yang berkhasiat sebagai obat, salah satunya adalah diuretik. Salah satu mekanisme kerja untuk menurunkan tekanan darah yaitu dengan meningkatkan jumlah eksresi urin atau diuresis. Air nira mengandung beberapa golongan metabolit skunder seperti fenol dan saponin yang berpotensi sebagai diuretik. Penelitian ini bertujuan untuk menguji efek diuretik pada mencit jantan dan identifikasi kandungan kimia pada air nira. Sebanyak 24 ekor hewan uji dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan, yaitu kontrol negatif (air hangat 1 mL/20gBB), kontrol positif (suspensi furosemid 0.104 mg/20gBB), air nira segar dosis 0.78 mL/20gBB, dan air nira asam (1 hari penyimpanan) dosis 0.78 mL/20gBB. Pengujian efek diuretik dilakukan dengan mengukur volume urin yang di keluarkan selama 8 jam. Data yang diperoleh dianalisis dengan SPSS ver.20, uji one way ANOVA dan uji lanjutan yaitu uji Duncan dengan taraf kepercayaan 95% dan LSD (Least Significant Difference) . Analisis statistik menunjukkan terdapat perbedaan signifikan (p < 0.05) antara kontrol negatif, kontrol positif, dan dosis air nira. Pada air nira asam (1 hari penyimpanan) dosis 0.78 mL/20gBB memiliki efek diuretik yang hampir sama dengan kontrol positif dengan potensi diuretik rata-rata sebesar 81,96%. Hasil skrining fitokimia yang diperoleh, air nira mengandung senyawa fenol dan saponin. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan air nira yang menunjukkan efek diuretik adalah air nira asam (1 hari penyimpanan).
FORMULATION AND ANTIBACTERIAL ACTIVITY OF HERBAL TOOTHPASTE BASED ON ACEH TRADITIONAL MEDICINE Rima Hayati; Amelia Sari; Rini Handayani
Medical Sains : Jurnal Ilmiah Kefarmasian Vol 9 No 1 (2024)
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37874/ms.v9i1.925

Abstract

This research is based on Acehnese traditional medicine containing betel leaf, areca nut, kencur rhizome, gambier sap, and clove buds. Traditionally, all parts of the plant are wrapped in betel leaf folds and chewed to maintain oral health. This study aimed to incorporate these ingredients into an herbal toothpaste and test its efficacy against bacteria that cause tooth decay, such as S. mutans and E. faecalis. Extracts from betel leaf, areca nut, aromatic ginger, gambier sap, and clove buds were used in this study. Based on variations in extract concentrations, three formulations were developed: F1, F2, and F3. In addition, F0 was the toothpaste base. The herbal toothpaste was light brown in color, homogeneous, semisolid, and had a characteristic betel leaf aroma, according to the evaluation results. The final product had a pH of 7.52–8.59, viscosity of 238.9–242.3 cP, and a foam height of 20 mm (F0), 11 mm (F1), 9 mm (F2), and 6 mm (F3). These values meet the toothpaste quality standard (SNI 112-3524-1995). While F1 showed moderate inhibition against S. mutans and E. faecalis in the antibacterial test, F2 and F3, showed high inhibition against S. mutans and moderate inhibition against E. faecalis. Based on these results, the optimal formula is F3 which has a larger inhibition diameter of 12.23 mm for S. mutans and 9.10 mm for E. faecalis. This herbal toothpaste can be developed to prevent oral candidiasis and gingivitis.  Keywords: herbal toothpaste, antibacterial activity, Streptococcus mutans, Enterococcus faecalis