Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

Serbuk effervescent kombinasi ekstrak buah pare (Momordica charantia L.) dan buncis (Phaseolus vulgaris L.) sebagai nutraseutikal Rima Hayati; Amelia Sari; Nur Alfina
AcTion: Aceh Nutrition Journal Vol 4, No 1 (2019): AcTion Vol 4 No 1 Tahun 2019
Publisher : Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (333.424 KB) | DOI: 10.30867/action.v4i1.155

Abstract

Bitter melon and beans contain flavonoids which have the potential as antidiabetic agents. The combination of ethanolic extract of bitter melon (Momordica charantia L) and bean (Phaseolus vulgaris L) given orally has been investigated and proven to reduce blood glucose levels in mice. This study aims to formulate a combination of ethanol extract of bitter melon and beans with variations in sweetener concentration. This research is an experimental study. Effervescent powder made in two formulas with variations in sucralose and aspartame. Formula 1 (F1) uses a concentration of 0,20% sucralose and 0,5% aspartame and formula (F2) using a concentration of 0.24% sucralose and 0,75% aspartame. The organoleptic test indicated the powder produced is brownish white, has the smell of sucralose and aspartame and has a sweet taste (F1, F2). Flow rates are 0,6 g / sec (F1) and 0,5 g / sec (F2) with the category "very difficult", the test angle of repose of 43  (F1) and 42 (F2) with the category "rather good", Compressibility test is 19.4% (F1) and 20% (F2) with the category "good enough" and soluble time F1 and F2 which is 1 minute and 2,6 minutes shows the powder is completely dispersed.  Buah pare dan buncis memiliki kandungan flavonoid yang berpotensi sebagai agen antidiabetik. Pemberian kombinasi ekstrak etanol buah pare (Momordica charantia L) dan buncis (Phaseolus vulgaris L) secara oral telah diteliti dan terbukti dapat menurunkan kadar glukosa darah tikus. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan  kombinasi ekstrak etanol buah pare dan buncis menjadi sediaan serbuk effervescen dengan variasi konsentrasi pemanis. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. Sediaan effervescent dibuat dua formula dengan variasi  konsentrasi bahan pemanis suklarosa dan aspartam. Formula 1 (F1) menggunakan konsentrasi suklarosa 0,20 % dan aspartam 0,5% dan formula 2 (F2)  menggunakan konsentrasi suklarosa 0,24% dan aspartam 0,75%. Hasil uji organoleptis menunjukkan serbuk yang dihasilkan berwarna putih kecoklatan, memiliki bau suklarosa dan aspartam dan memiliki rasa manis (F1, F2). Waktu alir yaitu 0,6 g/detik (F1) dan 0,5 g/detik (F2) dengan katagori “sangat sukar”, sudut istirahat yaitu 43  (F1) dan 42 (F2) dengan katagori “agak baik. Uji kompresibilitas yaitu 19,4% (F1) dan 20% (F2) dengan katagori “cukup baik” dan waktu larut F1 dan F2 yaitu 1 menit dan 2,6 menit menunjukkan serbuk terdispersi sempurna.
Formulasi Sediaan Salep Ekstrak Etanol Pliek U Sebagai Antibakteri Rita Novita; Munira Munira; Rima Hayati
AcTion: Aceh Nutrition Journal Vol 2, No 2 (2017): AcTion Vol 2 No 2 Tahun 2017
Publisher : Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (820.939 KB) | DOI: 10.30867/action.v2i2.62

Abstract

Infeksi merupakan penyakit yang dapat ditularkan dari satu orang ke orang lain atau dari hewan ke manusia. Penyebab infeksi disebabkan oleh bakteri atau mikroorganisme yang  patogen, salah satunya adalah Staphylococus aureus. Berdasar penelitian sebelumnya Pliek U memiliki aktivitas antibakteri karena mengandung bakteriosin pada konsentrasi 5 mg/mL. Salep merupakan sediaan setengah padat yang ditujukan untuk pemakaian topikal pada kulit atau selaput lendir. Penelitian ini bersifat ekperimental laboratorium. Rancangan percobaan yang akan digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 3 kali pengulangan yang terdiri dari P0 : Formulasi basis salep, P1 ekstrak Pliek U dengan kosentrasi 5 mg/mL, dan P2: formulasi sediaan salep ekstrak Pliek U dengan kosentrasi 5 mg/mL. Salep yang digunakan dievaluasi organoleptis, homogenitas, daya sebar, pH dan uji mikrobiologi. Hasil uji sediaan salep dengan konsentrasi 5 mg/mL memenuhi hasil uji evaluasi organoleptik, homogenitas, daya sebar dan pH. Hasil uji mikrobiologi formulasi sediaan salep ekstrak Pliek U 5 mg/mL memiliki aktivitas antibakteri terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Kata kunci: Pliek U, Staphylococus aureus, Antibakteri, Salep
Formulasi Mikroemulsi Glukosamin Hidroklorida Rima Hayati; Sasanti Tarini Darijanto; Daryono Hadi Tjahjono
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal of Indonesia) Jurnal Pharmacy, Vol. 14 No. 01 Juli 2017
Publisher : Pharmacy Faculty, Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (490.355 KB)

Abstract

Glukosamin hidroklorida (glukosamin HCl) merupakan senyawa yang sudah populer sebagai suplemen untuk mengurangi rasa nyeri dan kerusakan sendi pada penderita osteoarthritis. Namun terdapat beberapa faktor yang menjadi tantangan dalam pengembangan sediaan glukosamin, yaitu dosis yang besar untuk diabsorpsi secara perkutan serta masalah stabilitas glukosamin di dalam air yang mudah sekali membentuk maillard product. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan mikroemulsi glukosamin HCl untuk penggunaan transdermal sehingga permeabilitas terhadap stratum korneum meningkat dan stabilitas sediaan lebih baik. Dalam penelitian ini glukosamin HCl dikembangkan dalam bentuk mikroemulsi M/A dan diperoleh formula optimum dengan komposisi glukosamin HCl 15%, isopropil miristat 4,2%, Tween 80 22,70%, isopropil alkohol 5,70%, natrium metabisulfit 0,10%, aquadeion 52,30%. Uji karakterisasi menunjukkan mikroemulsi memenuhi persyaratan secara organoleptis, viskositas, serta ukuran globul. Mikroemulsi stabil pada uji sentrifugasi. Sementara uji kadar dengan menggunakan metode KCKT diperoleh hasil 14,9%.
Formulasi Emulsi Topikal Ekstrak Umbi Bawang Putih (Allium sativum L.) sebagai Insektisida Alami Pembasmi Kutu Rambut Rima Hayati; Cut Putri Balqis
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal of Indonesia) Jurnal Pharmacy, Vol. 17 No. 02 Desember 2020
Publisher : Pharmacy Faculty, Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/pharmacy.v17i2.7372

Abstract

Umbi bawang putih (Allium sativum L.) diketahui mengandung senyawa allicin, flavonoid dan saponin yang memiliki aktivitas sebagai insektisida alami. Berdasarkan penelitian sebelumnya ekstrak umbi bawang putih dengan konsentrasi 8% memiliki waktu bunuh paling efektif terhadap kutu rambut, yaitu dalam waktu 0,0630 jam. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan ekstrak umbi bawang putih menjadi sediaan emulsi topikal yang berfungsi sebagai insektisida alami kutu rambut. Metode yang digunakan untuk mengekstraksi simplisia umbi bawang putih adalah maserasi menggunakan pelarut etanol 70%. Formula dibuat dengan konsentrasi ekstrak bawang putih 8% (F1) dan 12% (F2). Emulsi yang dihasilkan berwarna coklat muda (F1) dan coklat (F2) berbentuk cairan kental, memiliki bau khas umbi bawang putih. Emulsi F1 dan F2 menunjukkan susunan yang homogen, mempunyai nilai pH 7,4 (F1) dan pH 6,9 (F2). Emulsi topikal juga mempunyai daya lekat 71,67 detik (F1) dan 84,33 detik (F2), mempunyai daya sebar sebesar 6 cm (F1) dan 5,7 cm (F2). Emulsi topikal mempunyai viskositas sebesar 130,1 cP (F1) dan 152,2(F2) cP. Formula F1 dan F2 memenuhi persyaratan organoleptis, uji homogenitas, uji pH, uji tipe emulsi, uji daya lekat, uji daya sebar dan viskositas sediaan emulsi.
FORMULATION OF LIPS BALSAM FROM RED DRAGON FRUIT EXTRACT (Hylocereus polyrhizus) Amelia Sari; Meisya Raihan; Nurmalia Zakaria; Rima Hayati; Ernita Silviana
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina (JIIS): Ilmu Farmasi dan Kesehatan Vol 8 No 1 (2023): JIIS
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ISFI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Lip balm is a moisturizer used as a lip balm. Red dragon fruit skin has anthocyanin as an antioxidant and protects against free radicals. The aim is to formulate red dragon fruit extract on the skin in the form of lip balm which has physical and safety characteristics. Red dragon fruit extract on the skin used in lip balm preparations, namely 0%, 5%, 10% and 15%. Evaluation of the lip balm including organoleptic, homogeneity, smearability, pH got good results and irritation test showed that all lip balm concentrations were safe to use because there was no reaction. So that the red dragon fruit extract on the skin can be used as a lip balm preparation. The difference in the concentration of red dragon fruit extract on the skin does not affect the physical properties of the lip balm preparation.
Formulasi Spray Gel Ekstrak Etil Asetat Bunga Melati (Jasminum sambac (L.) Ait.) Sebagai Antijerawat Rima Hayati; Amelia Sari; Chairunnisa Chairunnisa
Indonesian Journal of Pharmacy and Natural Product Vol. 2 No. 2 (2019)
Publisher : Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (444.416 KB) | DOI: 10.35473/ijpnp.v2i2.256

Abstract

Bunga melati (Jasminum sambac (L.) Ait.) mengandung linalool, geraniol, eugeniol, eugenol yang dikenal dengan zat penolak serangga. Pada penelitian ini peneliti ingin memformulasikan ekstrak bunga melati menjadi sediaan spray gel yang berfungsi sebagai antijerawat. Dalam penelitian ini dibuat 3 kali pengulangan sediaan spray gel dengan konsentrasi ekstrak etil asetat bunga melati 10%. Eksipien yang digunakan dalam formulasi ini adalah karbopol, gliserin, NaOH, dinatrium EDTA dan NaCl. Spray gel ekstrak bunga melati yang dihasilkan berwarna kuning kecoklatan, berbentuk cair dan berbau khas bunga melati. Selain itu sediaan ini juga menunjukkan uji daya sebar 6 cm (P1), 5,5 cm (P2), 5,75 cm (P3). Uji kondisi semprotan ketiga batch baik, sifat ketahanan melekat. Waktu kering 3,01 menit (P1), 2,50 menit (P2), 2,46 menit (P3) dan memiliki pH 4,59 (P1), 4,58 (P2), 4,48 (P3). Ketiga pengulangan formula memenuhi persyaratan uji viskositas dan tidak mengiritasi.Kata Kunci : Spray gel, Bunga Melati, KarbopolJasmine (Jasminum sambac (L.) Ait.) contains linalool, geraniol, eugeniol, eugenol which are known as insect repellents. In this study, researchers wanted to formulate jasmine flower extract into spray gel preparations that function as anti-acne. In this study, 3 repetitions of spray gel preparations were made with 10% jasmine flower ethyl acetate extract concentration. The excipients used in this formulation were carbopol, glycerin, NaOH, disodium EDTA and NaCl. The resulting jasmine flower extract spray gel is brownish yellow, liquid and has the characteristic smell of jasmine. In addition, this preparation also showed a spread test of 6 cm (P1), 5.5 cm (P2), 5.75 cm (P3). Test the spray conditions of the three batches is good, inherent resistance properties. Dry time was 3,01 minutes (P1), 2,50 minutes (P2), 2,46 minutes (P3) and had a pH of 4,59 (P1), 4,58 (P2), 4,48 (P3). Three repetitions formulas meet the viscosity test requirements and do not irritate.Keywords: Spray gel, Jasmine, Karbopol
Formulasi Krim Ekstrak Etanol Umbi Bawang Dayak (Eleutherine Palmifolia (L.) Merr) dan Efektivitasnya terhadap Staphylococcusaureus Rima Hayati; Jihan Vanira
JIFS: JURNAL ILMIAH FARMASI SIMPLISIA Vol. 1 No. 1 (2021): Juni 2021
Publisher : Jurusan Farmasi, Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Umbi bawang dayak berkhasiat sebagai antibakteri dan beberapa penelitian sudah membuktikan ekstrak etanol umbi bawang dayak efektif terhadap bakteri Staphylococcus aureus dengan katagori daya hambat kuat. Pada penelitian ini ekstrak etanol umbi bawang dayak diformulasikan menjadi sediaan krim kemudian menguji efektivitas sediaan terhadap Staphylococcus aureus. Ekstraksi umbi bawang dayak dilakukan dengan metode maserasi menggunakan etanol 96%. Basis krim adalahvanishing cream yang dengan F0 (basis krim), F1 (ekstrak etanol umbi bawang dayak 1%) dan F2 (ekstrak etanol umbi bawang dayak 5%). Hasil uji karakteristik fisik sediaan menunjukkan ketiga formula homogen, tipe emulsi M/A, pH dalam rentang 7, nilai viskositas memenuhi syarat rentang 2000-50.000 cP dan daya sebar 4 - 5,7 cm. Berdasarkan uji efektivitas terhadap Staphylococcus aureusmenunjukkan rata-rata diameter zona hambat 3,9 ± 4,3 mm (F1), 11,33 ± 0,75 mm (F2), 12,83 ± 0,98 mm (krim Gentamisin).Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol umbi bawang dayak dapat diformulasi mejadi sediaan krim dan efektif terhadap Staphylococcus aureus.
FORMULATION AND ANTIBACTERIAL ACTIVITY OF HERBAL TOOTHPASTE BASED ON ACEH TRADITIONAL MEDICINE Rima Hayati; Amelia Sari; Rini Handayani
Medical Sains : Jurnal Ilmiah Kefarmasian Vol 9 No 1 (2024)
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37874/ms.v9i1.925

Abstract

This research is based on Acehnese traditional medicine containing betel leaf, areca nut, kencur rhizome, gambier sap, and clove buds. Traditionally, all parts of the plant are wrapped in betel leaf folds and chewed to maintain oral health. This study aimed to incorporate these ingredients into an herbal toothpaste and test its efficacy against bacteria that cause tooth decay, such as S. mutans and E. faecalis. Extracts from betel leaf, areca nut, aromatic ginger, gambier sap, and clove buds were used in this study. Based on variations in extract concentrations, three formulations were developed: F1, F2, and F3. In addition, F0 was the toothpaste base. The herbal toothpaste was light brown in color, homogeneous, semisolid, and had a characteristic betel leaf aroma, according to the evaluation results. The final product had a pH of 7.52–8.59, viscosity of 238.9–242.3 cP, and a foam height of 20 mm (F0), 11 mm (F1), 9 mm (F2), and 6 mm (F3). These values meet the toothpaste quality standard (SNI 112-3524-1995). While F1 showed moderate inhibition against S. mutans and E. faecalis in the antibacterial test, F2 and F3, showed high inhibition against S. mutans and moderate inhibition against E. faecalis. Based on these results, the optimal formula is F3 which has a larger inhibition diameter of 12.23 mm for S. mutans and 9.10 mm for E. faecalis. This herbal toothpaste can be developed to prevent oral candidiasis and gingivitis.  Keywords: herbal toothpaste, antibacterial activity, Streptococcus mutans, Enterococcus faecalis
Formulasi Sediaan Shampo Antiketombe Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Rosc Sari, Amelia Sari; Hayati, Rima Hayati
Indonesian Journal of Pharmacy and Natural Product Vol. 2 No. 1 (2019)
Publisher : Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (390.142 KB) | DOI: 10.35473/ijpnp.v2i1.195

Abstract

Ketombe merupakan suatu keadaan anomali pada kulit kepala dan salah satu penyebabnya ialah jamur Malssezia sp. Tanaman Jahe merupakan bahan alam yang mengandung senyawa antijamur, yaitu alkaloid, flavonoid, saponin, tanin, triterpenoid dan steroid. Penelitian ini bertujuan untuk membuat formulasi sediaan sampo antiketombe ekstrak rimpang jahe konsentrasi 3,13% dengan 2 basis yang berbeda dan evaluasi sediaan shampoo.  Basis Na CMC dan HPMC dapat diformulasikan ke dalam sediaan shampoo ekstrak jahe. Evaluasi sediaan shampoo dari organoleptis, tinggi busa, pH dan viskositas  sudah memenuhi persyaratan berdasarkan SNI.Kata Kunci : Shampoo, Ekstrak Jahe, Na CMC, HPMCDandruff is an anomalous condition on the scalp and one of the causes is the fungus Malssezia sp. Ginger plants are natural ingredients that contain antifungal compounds, namely alkaloids, flavonoids, saponins, tannins, triterpenoids and steroids. The aim of this study was to make a formulation of anti-dandruff shampoo preparations of ginger rhizome concentration of 3.13% with 2 different bases and evaluation of shampoo preparation. Base Na CMC and HPMC can be formulated into preparations of ginger extract shampoo. Evaluation of shampoo preparations from organoleptic, foam height, pH and viscosity have met the requirements based on SNI.Keywords: Shampoo, ginger exract, Na CMC, HPMC
Formulation and Antibacterial Activity of Averrhoa bilimbi L. Fruits Extract in Vegetable Oil-Based Liquid Hand Soap Hayati, Rima; Sari, Amelia; Hanum, Faridah; Nabilah, Nada; Earlia, Nanda; Lukitaningsih, Endang
Malacca Pharmaceutics Vol. 1 No. 1 (2023): June 2023
Publisher : Heca Sentra Analitika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.60084/mp.v1i1.35

Abstract

The main method of preventing infections is good hand cleanliness. Bilimbi (Averrhoa bilimbi) fruits contains flavonoids, which have been tested for antibacterial activity. Polar chemicals like flavonoids are often extracted using ethanol as a solvent.  Therefore, this study aimed to formulate an ethanol extract of A. bilimbi fruits in the form of hand soap. This formulation used vegetable oils such as olive oil, coconut oil, and castor oil, which are high in fatty acids to maintain healthy skin. Antibacterial activity was carried out against Staphylococcus aureus and Escherichia coli. The extract was prepared by maceration for 5 days using an ethanol solvent. Liquid soap contained A. bilimbi fruit extracts at 5% (F1) and 10% (F2). The F1 and F2 organoleptic tests showed the preparation as a thick liquid with a distinctive coconut oil aroma, light brown (F1) and brown (F2) color. pH values of 5.8 (F1) and 5.6 (F2). Foam height stability was 71.5% (F1) and 73.1% (F2). The specific gravity for the two formulas was 1.02 g/mL. The viscosity of F1 and F2 was 137.6 cP and 163.5 cP, respectively. Inhibition power against S. aureus using the agar diffusion method by measuring the diameter of the inhibition zone showed strong (F1) and very strong (F2) categories The inhibition against S. aureus showed strong (F1) and very strong (F2) categories. While F1 has no inhibitory power against E. coli, F2 showed inhibition in the strong category. Based on our research, it can be concluded that A. bilimbi fruit extract can produce good hand soap and have bacteria-inhibiting activity. However, further formula development is still needed to obtain preparations that meet all the requirements and stability tests.