Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Intervensi ergonomi sebagai upaya preventif musculoskeletal disorders (MSDs) pada tenaga kependidikan FIK Universitas Muhammadiyah Surabaya Fadma Putri; Ken Siwi; Ichlasul Amalia Romadona
Jurnal Sport Science Vol 12, No 2 (2022): December
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um057v12i2p84-89

Abstract

Peran Tenaga Kependidikan (Tendik) sangatlah penting sebagai upaya peningkatan sumber daya manusia (SDM) pada sektor pendidikan. Sehingga dituntut agar inovatif, cakap dan prima. Kondisi musculoskeletal disorders (MSDs), menjadi salah satu faktor yang dapat menurunkan kinerja tendik, sehingga diperlukan upaya preventif agar kondisi tersebut tidak semakin memburuk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui intervensi ergonomi dapat digunakan sebagai upaya preventif musculoskeletal disorders (MSDs) pada tenaga kependidikan FIK Universitas Muhammadiyah Surabaya. Penelitian menggunakan jenis penelitian quasi experiment yang dirancang secara one group comparison pretest – posttest design. Responden merupakan tendik perempuan berjumlah 15 orang dengan rentang usia produktif. Dilakukan uji deskriptif untuk melihat karakteristik responden. Uji normalitas dilakukan dengan saphiro-wilk test untuk melihat distribusi data dan uji hipotesis menggunakan uji wilcoxon. Uji statistik rerata keluhan musculoskeletal disorders (MSDs) menunjukkan hasil yang signifikan dengan nilai p 0,00 < 0,05 atau mengalami penurunan rerata sebelum treatment sebesar 40,6±1,05 menjadi 25,6± 1,29 sesudah treatment. Intervensi ergonomi berpengaruh signifikan terhadap penurunan keluhan musculoskeletal disorders (MSDs) sebesar 36,9% dan dapat diterapkan sebagai upaya preventif musculoskeletal disorders (MSDs) pada tenaga kependidikan FIK Universitas Muhammadiyah Surabaya
LITERATUR REVIEW: DIABETES MELLITUS TIPE 2 DAN OSTEOARTHRITIS IMPLIKASI UNTUK MANAJEMEN FISIOTERAPI: A Literature Review: Type 2 Diabetes Mellitus and Osteoarthritis Implications for management of Physiotherapy Ken Siwi; Hamzah Sameeh Abu Hilail; Mutiara Firdaus Arafiq
Jurnal Ilmiah Keperawatan (Scientific Journal of Nursing) Vol. 9 No. 1 (2023): JIKep | Februari 2023
Publisher : LPPM STIKES Pemkab Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33023/jikep.v9i1.1396

Abstract

Pendahuluan : Diabetes melitus merupakan masalah kesehatan masyarakat yang mengancam kesehatan dan kualitas hidup secara global. Diabetes melitus memiliki hubungan dengan patofisiologi Osteoarthritis dan terkadang muncul bersamaan secara tidak sengaja karena prevalensinya yang tinggi dan risiko yang sama. Tujuan: Literatur ini bertujuan untuk mengeksplorasi hubungan antara diabetes melitus tipe 2 (T2DM), Osteoarthritis (OA) dan aktivitas fisik seperti apa yang dapat diberikan oleh fisioterapi. Metode: Penelitian ini adalah literatur review dengan metode PICO menganalisis artikel dari PubMed dan Google Scholar dengan menggunakan kata kunci Diabetes Mellitus, T2DM, Osteoarthritis, Fisioterapi, dan Aktivitas Fisik. Hasil: Review dari 20 artikel menyebutkan bahwa diabetes, kartilago/kondrosit tulang, resistensi insulin, dan T2DM merupakan konsekuensi dari obesitas visceral, yang bersumber dari tingginya sitokin pro-inflamasi, menyebabkan inflamasi metabolik kronis yang dapat menyebabkan kerusakan struktural sendi. Kesimpulan: Efek yang mungkin dari diabetes menyebabkan berbagai perubahan pada struktur tulang, hal ini kemungkinan besar akan meningkatkan risiko OA. Peran Fisioterapis dalam penatalaksanaan osteoarthritis disertai T2DM adalah memberikan pengarahan tentang aktivitas fisik yang aman untuk mencapai kapasitas fisik dan fungsional yang optimal
PENATALAKSANAAN PROGRAM TERAPI FISIK DADA PADA KASUS PNEUMOTORAKS YANG DISEBABKAN OLEH TUBERKULOSIS PARU Ken Siwi
Jurnal Ilmiah Fisioterapi Muhammadiyah Vol 1 No 1 (2022): Jurnal Ilmiah Fisioterapi Muhammadiyah (JarFisMU)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/jar.v1i1.12626

Abstract

Pneumotoraks disebabkan oleh tuberkulosis paru merupakan suatu komplikasi. Keadaan ini terdapat pada proses pneumotoraks spontan sekunder dimana terjadi ruptur lesi paru yang terletak dekat permukaan pleura sehingga udara inspirasi memperoleh akses ke rongga pleura. Problem yang terjadi pada penderita pneumotoraks yang disebabkan oleh tuberkulosis paru diantaranya sesak nafas, penurunan mobilitas atau daya kembang dari sangkar toraks, postur yang buruk, pola nafas yang tidak normal dengan gerakan dada saat bernafas asimetris,  terjadi spasme pada otot-otot bantu pernafasan, terjadi penurunan kekuatan otot, serta penurunan endurance berupa penurunan toleransi aktivitas.Tindakan yang harus dilakukan oleh fisioterapi pada pasien yang mengalami pneumotoraks yang disebabkan oleh tuberkulosis paru adalah dengan memberikan program terapi fisik dada diantaranya breathing exercise dengan menggunakan teknik breathing control, purse-lip breathing, deep breathing, dan segmental breathing, serta latihan mobilisasi sangkar toraks. Selain terapi fisik dapat ditambahkan pula program latihan yang disesuaikan dengan kebutuhan pasien untuk menangani permasalahan yang dialami pasien, program yang dapat ditambahkan diantaranya massase pada otot-otot bantu pernafasan yang mengalami spasme, koreksi postur, latihan gerak aktif pada anggota gerak atas dan bawah, latihan  penguatan otot (strengthening) pada anggota gerak atas dan bawah , latihan endurance, serta edukasi pasien. Program latihan fisioterapi yang diberikan kepada pasien tersebut akan memberikan dampak yang baik bagi kesembuhan pasien dan dapat meningkatkan kemandirian pasien sehingga pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan semandiri mungkin.Hasil yang didapat setelah pasien melakukan program fisioterapi sebanyak 6 adalah pasien tidak lagi merasakan sesak nafas, terjadi peningkatan oksigenasi dan kapasitas fungsional paru, gerakan nafas dada sisi kiri dan kanan sudah lebih simetris, spasme pada otot sternocleidomastoideus, upper trapezius, dan pectoralis major berkurang, mobilitas sangkar toraks meningkat dimana sebelumnya selisih pada ketiga area yang diukur sebesar 2cm bertambah menjadi 3,5cm pada ketiga area tersebut tetapi nilai mobilitas sangkar toraks masih kurang dari angka normal yaitu 4-7cm, postur pasien menjadi lebih baik, tes faal paru sederhana meningkat dimana terdapat peningkatan hasil tes hitung yang sebelumnya pasien mampu menghitung hingga 20 menjadi hingga 23 tetapi nilai hasil hitung masih dibawah nilai normal 25, terdapat peningkatan penggunaan trifflo yang sebelumnya pasien hanya mampu menghisap sebanyak 5 kali hingga 2 bola terangkat selama 2 detik, kini pasien mampu menghisap sebanyak 10 kali hingga 2 bola terangkat dan bola ketiga sedikit terangkat selama 6 detik, serta tes indeks barthel menunjukan kemajuan dimana sebelumnya pasien hanya memiliki nilai total 15, kini pasien lebih mandiri dengan jumlah nilai 19 tetapi masih dalam kategori ketergantungan ringan.
STUDI KASUS : PROGRAM FISIOTERAPI PADA KASUS POST ORIF TOTAL HIP REPLACEMENT Rizky Kurniawan; Ken Siwi; Cakra Waritsu; Nurul Faj'ri Romadhona; Alika Mansyah
Jurnal Ilmiah Fisioterapi Muhammadiyah Vol 2 No 1 (2023): Jurnal Ilmiah Fisioterapi Muhammadiyah (JarFisMU)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/jar.v3i1.17488

Abstract

Latar belakang : Arthroplasty merupakan prosedur bedah penggantian sendi (joint replacement) untuk mengembalikan fungsi sendi yang telah menurun. Arthroplasty pada regio ekstremitas bawah yang sering dilakukan adalah Total Hip Replacement (THR) dan Total Knee Replacement (TKR), Osteoarthritis merupakan penyebab terbanyak penyakit sendi sehingga sering dilakukan THR dan TKR. Tujuan : Untuk mengetahui penatalaksanaan Fisioterapi pada pasien dengan post op Total Hip Replacement.  Metode : Metode penelitian yang digunakan pada studi kali ini dengan menggunakan case study. Case study dilakukan dikota Jakarta pada seorang pasien yang memperoleh pelayanan fisioterapi mandiri bernama Ny.W, berusia 46 tahun dan berprofesi sebagai ibu rumah tangga dengan kondisi total hip replacement. Hasil : Setelah diberikan intervensi fisioterapi pada didapatkan evaluasi berupa adanya peningkatan kemampuan fungsional pasien antara sebelum dilakukannya operasi dengan setelah dilakukannya operasi. Dan meningkatkan kepercayaan diri pasien untuk mampu berjalan mandiri.
PROGRAM FISIOTERAPI PADA KASUS ISCHIALGIA BILATERAL ET CAUSA SPONDYLOLISTHESIS Rizky Kurniawan; Ken Siwi; Khabib Abdullah; Ifa Gerhanawati; Mutiara Firdaus Arafiq
Jurnal Ilmiah Fisioterapi Muhammadiyah Vol 2 No 1 (2023): Jurnal Ilmiah Fisioterapi Muhammadiyah (JarFisMU)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/jar.v3i1.17547

Abstract

Latar belakang : Ischialgia (sciatica) adalah sindrom yang ditandai dengan nyeri yang menyebar dari punggung ke bokong dan anggota gerak bawah. Beberapa nyeri punggung terkait dengan nyeri akar saraf. Pasien umumnya mengeluh nyeri dan mengalami  keterbatasan aktivitas fungsional. Modalitas Microwave diathermy (MWD) dan terapi latihan dapat membantu mengatasi keluhan tersebut. Tujuan : Untuk mengetahui efektivitas Microwave diathermy (MWD) dan terapi latihan dalam pengurangan nyeri serta meningkatkan kemampuan fungsional pasien. Metode : Metode penelitian yang digunakan pada studi kali ini dengan menggunakan case study. Case study dilakukan dengan pelayanan fisioterapi mandiri di kota Jakarta pada seorang pasien bernama Ny. P, 67 tahun dengan diagnosa medis Ischialgia Bilateral et causa Spondylolisthesis. Hasil : Setelah diberikan intervensi fisioterapi didapatkan Microwave Diathermy (MWD) dan terapi latihan William Flexion Exercise dapat mengurangi keluhan pada pasien Ischialgia.
PROGRAM FISIOTERAPI PADA KASUS POST ORIF 1/3 PROKSIMAL HUMERUS Ken Siwi; Rizky Kurniawan; Fadma Putri; Atik Swandari; Muhammad Rizqi Wibisono
Jurnal Ilmiah Fisioterapi Muhammadiyah Vol 2 No 1 (2023): Jurnal Ilmiah Fisioterapi Muhammadiyah (JarFisMU)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/jar.v3i1.17617

Abstract

Latar belakang : Fraktur ekstremitas atas sering terjadi dan menyerang semua kelompok umur. Pada orang dewasa muda, fraktur ekstremitas atas biasanya oleh trauma seperti kecelakaan kendaraan bermotor, sedangkan pada orang dewasa yang lebih tua dengan perubahan osteoporosis, fraktur ini biasanya terjadi karena bertahan dari jatuh. Modalitas yang diberikan pada kondisi ini yaitu Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation (TENS), dan Terapi Latihan untuk mengoptimalkan kapasitas fisik dan fungsional pasien. Tujuan : Untuk mengetahui efektivitas TENS dan terapi latihan dalam penanganan fisioterapi pada kasus post orif 1/3 proksimal humerus. Metode : Metode penelitian yang digunakan pada studi kali ini dengan menggunakan studi kasus. Studi kasus dilakukan Studi kasus dilakukan pada pasien pelayanan fisioterapi mandiri di kota Surabaya bernama Tn.R, berusia 27 tahun dengan kondisi post ORIF fraktur 1/3 proksimal humerus Hasil : Setelah dilakukan program fisioterapi didapatkan hasil terdapat penurunan nyeri, peningkatan kekuatan otot, LGS, dan fungsional indeks dari sendi bahu.
PENGARUH LATIHAN PENGUATAN ABDUKTOR HIP TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA WANITA DENGAN OSTEOARTHRITIS LUTUT Martinus Bagus Eko Wicaksono; Atik Swandari; Ken Siwi
Jurnal Ilmiah Fisioterapi Muhammadiyah Vol 2 No 2 (2023): Jurnal Ilmiah Fisioterapi Muhammadiyah (JarFisMU)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/jar.v2i2.19676

Abstract

Latar belakang:  Penderita OA lutut pada umumnya mengalami nyeri dan kekakuan pada sendi lutut. Biomekanik saat berjalan dipercaya menjadi salah satu faktor pencetus nyeri pada penderita OA lutut, dimana modifikasi biomekanika penting untuk dilakukan dan salah satunya memperkuat otot abduktor hip. Tujuan:  Penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh latihan penguatan otot abduktor hip terhadap penurunan nyeri pada wanita dengan OA lutut Metode: Penelitian ini menggunakan one group with control design dengan subjek wanita OA berjumlah 10 orang. Subjek dibagi menjadi 2 kelompok, tiap kelompok terdiri dari 5 subjek dan melakukan intervensi selama 15 sesi pertemuan atau 3 kali dalam seminggu selama 5 minggu serta dosis yang telah ditentukan. Kelompok I mendapatkan latihan penguatan otot abduktor dan terapi standar dari tempat praktik fisioterapi surabaya, kelompok II merupakan kelompok kontrol yang mendapatkan terapi standar dari tempat praktik fisioterapi surabaya meliputi latihan penguatan otot quadricep dan TENS. Alat ukur nyeri yang digunakan NPRS (numerical pain rating scale). Hasil uji analisis statistik menggunakan Wilcoxon .Hasil: hasil uji analisis statistik kedua kelompok berbeda bermakna, namun kelompok 1 lebih besar terjadi penurunan nyeri lutut Kesimpulan: Terdapat pengaruh latihan  penguatan otot abduktor hip terhadap penurunan nyeri pada wanita dengan OA Lutut.
Edukasi Terapi Latihan Fisioterapi Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Pada Pasien Osteoarthritis Lutut Disertai Diabetes Ken Siwi; Fadma Putri; Nurul Faj'ri Romadhona; Cakra Waritsu; Linda Athika Nurfahmi Agustina
BERNAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 5 No. 1 (2024)
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/jb.v5i1.7640

Abstract

Kualitas hidup yang buruk pada pasien Diabetes Melitus (DM) sering dikaitkan dengan keluhan nyeri dan berbagai gangguan muskuloskeletal. DM menjadi faktor risiko independen untuk perkembangan Osteoarthritis lutut. Pelaksanaan pengabdian bertujuan memberikan pelatihan dan pengetahuan baru terkait terapi latihan yang diajarkan oleh fisioterapi untuk penderita osteoarthritis lutut yang disertai diabetes melitus sebagai upaya peningkatan kualitas hidup. Pelaksanaan pengabdian masyarakat ada tiga tahap yaitu pra kegiatan, kegiatan dan pasca kegiatan. Pra kegiatan terdiri rapat strategi pelaksanaan dan persiapan sarana-prasarana. Pelaksanaan kegiatan meliputi pretest , edukasi, pemberian poster, demonstrasi terapi latihan,dan post test. Pelaksanaan pasca kegiatan melakukan evaluasi dan pembuatan laporan kegiatan. Evaluasi dirancang dengan membandingkan kondisi pengetahuan setelah pelaksanaan pengabdian. Hasil di dapatkan bahwa pengetahuan sebelum pemberian edukasi pelatihan mayoritas mempunyai pengetahuan kurang sebanyak 9 orang (60%) dari 15 peserta. Sesudah pemberian penyuluhan didapatkan pengetahuan baik secara keseluruhan 100% dari 15 peserta. Hasil uji mann whitney di dapatkan nilai p value 0,000  berarti ada pengaruh edukasi dalam peningkatan pengetahuan peserta pengabdian kepada masyarakat. Diharapkan setelah adanya pengabdian kepada Masyarakat ini peserta dapat melakukan latihan secara mandiri dan meningkatkan Kesehatan dan kuliatas hidupnya.
Edukasi Terapi Latihan Fisioterapi Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Pada Pasien Osteoarthritis Lutut Disertai Diabetes Ken Siwi; Fadma Putri; Nurul Faj'ri Romadhona; Cakra Waritsu; Linda Athika Nurfahmi Agustina
BERNAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 5 No. 1 (2024)
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/jb.v5i1.7640

Abstract

Kualitas hidup yang buruk pada pasien Diabetes Melitus (DM) sering dikaitkan dengan keluhan nyeri dan berbagai gangguan muskuloskeletal. DM menjadi faktor risiko independen untuk perkembangan Osteoarthritis lutut. Pelaksanaan pengabdian bertujuan memberikan pelatihan dan pengetahuan baru terkait terapi latihan yang diajarkan oleh fisioterapi untuk penderita osteoarthritis lutut yang disertai diabetes melitus sebagai upaya peningkatan kualitas hidup. Pelaksanaan pengabdian masyarakat ada tiga tahap yaitu pra kegiatan, kegiatan dan pasca kegiatan. Pra kegiatan terdiri rapat strategi pelaksanaan dan persiapan sarana-prasarana. Pelaksanaan kegiatan meliputi pretest , edukasi, pemberian poster, demonstrasi terapi latihan,dan post test. Pelaksanaan pasca kegiatan melakukan evaluasi dan pembuatan laporan kegiatan. Evaluasi dirancang dengan membandingkan kondisi pengetahuan setelah pelaksanaan pengabdian. Hasil di dapatkan bahwa pengetahuan sebelum pemberian edukasi pelatihan mayoritas mempunyai pengetahuan kurang sebanyak 9 orang (60%) dari 15 peserta. Sesudah pemberian penyuluhan didapatkan pengetahuan baik secara keseluruhan 100% dari 15 peserta. Hasil uji mann whitney di dapatkan nilai p value 0,000  berarti ada pengaruh edukasi dalam peningkatan pengetahuan peserta pengabdian kepada masyarakat. Diharapkan setelah adanya pengabdian kepada Masyarakat ini peserta dapat melakukan latihan secara mandiri dan meningkatkan Kesehatan dan kuliatas hidupnya.