Widayani Yuliana
STIKES KATOLIK ST. VINCENTIUS A PAULO SURABAYA

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PENGARUH STIMULASI OTAK TERHADAP TINGKAT KOGNITIF LANSIA DI PANTI WERDHA BHAKTI LUHUR Widayani Yuliana
JPK : Jurnal Penelitian Kesehatan Vol. 7 No. 1 (2017): Juni
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Katolik St. Vincentius a Paulo Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54040/jpk.v7i1.104

Abstract

Bertambahnya usia menjadi pemicu makin menurunnya fungsikognitif. Permainan stimulasi otak merupakan kegiatan yang direkomendasikanuntuk mempengaruhi fungsi kognitif lansia. Berdasarkan survey di PantiWerdha Bhakti Luhur ditemukan 40% lansia memiliki gangguan kognitif.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh stimulasi otakterhadap fungsi kognitif lansia mengikuti kegiatan. Desain penelitian inimenggunakan pre eksperimental one group pre - post test design. Populasipenelitian adalah lansia di panti werdha Bhakti Luhur dengan sampling yangdigunakan simple random sampling dan besar sampel sebanyak 59 responden.Instrumen yang digunakan adalah lembar kuisioner MMSE yang digunakansebelum dan sesudah intervensi.Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan adaperbedaan nilai mean, pada sebelum intervensi yaitu 22 dan setelah dilakukanintervensi yaitu 23.95. Hasil uji statistik menggunakan Paired Sample TTestdengan tingkat signifikan ? = 0.05 didapatkan harga p = 0.00 oleh karenaharga p < ?, maka H0 ditolak, H1 diterima artinya ada perbedaan fungsi kognitiflansia sebelum dan sesudah dilakukan intervensi. Sesudah dilakukan stimulasiotak menunjukkan ada perbedaan fungsi kognitif lansia kearah adanyapeningkatan.
PERMAINAN STIMULASI OTAK MENINGKATKAN KEAKTIFAN LANSIA MENGIKUTI KEGIATAN DI PANTI WERDHA Widayani Yuliana
JPK : Jurnal Penelitian Kesehatan Vol. 5 No. 1 (2015): Juni
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Katolik St. Vincentius a Paulo Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54040/jpk.v5i1.142

Abstract

Penurunan keaktifan lansia menjadi pemicu makin menurunnya fungsi kognitif. Permainan stimulasi otak merupakan kegiatan yang direkomendasikan untuk mempengaruhi lansia aktif mengikuti kegiatan. Berdasarkan survey di Panti Werdha Bhakti Luhur ditemukan sedikitnya lansia yang aktif mengikuti kegiatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh permainan stimulasi otak terhadap keaktifan lansia mengikuti kegiatan. Desain penelitian ini menggunakan pre eksperimental one group pre - post test design. Populasi penelitian adalah lansia di panti werdha Bhakti Luhur dengan sampling yang digunakan simple random sampling dan besar sampel sebanyak 59 responden. Instrumen yang digunakan adalah lembar obeservasi yang digunakan sebelum dan sesudah intervensi. Hasil penelitian setelah dilakukan uji statistik menggunakan Paired Sample T Test dengan tingkat signifikan ? = 0.05 didapatkan harga p = 0.00 oleh karena harga p < ?, maka H0 ditolak, H1 diterima artinya ada perbedaan keaktifan lansia melakukan kegiatan sebelum dan sesudah dilakukan intervensi. Sesudah dilakukan permainan stimulasi otak, lansia lebih aktif mengikuti kegiatan dan peneliti menyarankan kepada pihak yayasan dan panti werdha Bhakti Luhur untuk melakukan variasi kegiatan dengan menggunakan metode permainan dalam melakukan kegiatan stimulasi otak agar keaktifan lansia tetap dapat dipertahankan.
DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DAN FUNGSI KOGNITIF PADA LANSIA Ajeng Dian Nitami; Widayani Yuliana; Arief Widya Prasetya
JPK : Jurnal Penelitian Kesehatan Vol. 9 No. 1 (2019): Juni
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Katolik St. Vincentius a Paulo Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54040/jpk.v9i1.167

Abstract

Masalah kesehatan pada usia lanjut salah satunya adalah penurunan fungsi kognitif. Fungsi kognitif dapat dipertahankan dengan memberikan dukungan sosial keluarga. Fenomena yang ditemukan di Posyandu Lansia Melati RW 03 Kelurahan Pakis Kecamatan Sawahan Surabaya adalah lansia kurang mendapatkan sumber dukungan sosial keluarga karena keluarga sibuk dan lupa mengingatkan jadwal kegiatan posyandu sehingga banyak lansia yang tidak hadir dan mulai lupa dengan kegiatan posyandu. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis hubungan dukungan sosial keluarga dan fungsi kognitif pada lansia. Penelitian menggunakan metode studi korelasi dengan pendekatan Cross Sectional, variabel bebas yaitu dukungan sosial keluarga dan variabel terikat yaitu fungsi kognitif. Teknik sampling munggunakan Simple Random Samplingdengan jumlah sampel 67 responden. Instrumen yang digunakan yaitu kuesioner DUSOCS Family Support untuk dukungan sosial keluarga dan MMSE untuk fungsi kognitif. Hasil penelitian menunjukkan 58% responden memiliki dukungan sosial keluarga yang supportif dan 52% responden mengalami gangguan kognitif ringan. Hasil uji stasistik menggunakan Rank Spearman didapatkan nilai p=0,000 dengan Coefficient Correlation +0,650 maka ada hubungan positif kuat antara dukungan sosial keluarga dan fungsi kognitif. Semakin baik dukungan sosial keluarga maka semakin baik pula fungsi kognitifnya. Memberikan dukungan sosial keluarga dapat menghambat terjadinya penurunan fungsi kognitif.
PENYULUHAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN (TAHU) IBU TENTANG VARICELLA Yuliana Djima Kasarua; Widayani Yuliana; Sri Winarni
JPK : Jurnal Penelitian Kesehatan Vol. 10 No. 1 (2020): Juni
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Katolik St. Vincentius a Paulo Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54040/jpk.v10i1.187

Abstract

Varicella adalah penyakit umum yang sering terjadi pada anak-anak. Ibu yang memiliki tingkat pengetahuan kurang tentang varicella membuat kemampuan ibu dalam melakukan pencegahan dan penanganan akan berkurang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh penyuluhan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan (tahu) ibu tentang penyakit varicella. Desain penelitian ini pra eksperimental dengan rancangan One Group Pra-Post Test Design. Teknik sampling yang digunakan simple random sampling dengan jumlah sampel sebanyak 44 responden yaitu ibu-ibu di Posyandu Melati 05 yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil yang diperoleh adalah sebelum dilakukan penyuluhan 57% responden memiliki tingkat pengetahuan rendah. Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan 86% responden memiliki pengetahuan baik. Hasil uji wilcoxon signed rank test menunjukkan nilai p(0,000)< ?(0,05) dan Zhitung(-5,324)>Ztabel(± 1,96 ) , maka H0 ditolak berarti ada pengaruh bermakna positif penyuluhan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan (tahu) ibu tentang varicella. Penelitian tersebut memberikan pengaruh yang baik terhadap tingkat pengetahuan responden yang didukung dengan metode ceramah, media slide dan leaflet.
GAMBARAN TINGKAT KEMANDIRIAN LANSIA DALAM MELAKUKAN ACTIVITY OF DAILY LIVING (ADL) : TINGKAT KEMANDIRIAN LANSIA DALAM MELAKUKAN ACTIVITY OF DAILY LIVING (ADL) Widayani Yuliana; Emiliana Indah Eko Setyawati
JPK : Jurnal Penelitian Kesehatan Vol. 11 No. 2 (2021): Desember
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Katolik St. Vincentius a Paulo Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54040/jpk.v11i2.219

Abstract

Manusia yang masuk pada proses menua akan mengalami beberapa perubahan pada sistem organ. Perubahan pada sistem organ lansia akan mengalami penurunan termasuk musculoskeletal sehingga menghambat lansia dalam kemandirian melakukan activity of daily living (ADL). Fenomena yang ada di panti Hargodedali Surabaya, terdapat lansia yang mengalami penurunan kemampuan dalam melakukan aktifitas sehingga sering tidak mandiri dan meminta bantuan atau tergantung pada orang-orang di sekitarnya. Tujuan penelitian ini adalah menggambarkan tingkat kemandirian pada lansia di panti Hargodedali Surabaya. Desain penelitian menggunakan studi deskriptif. Populasi penelitian ini 32 lansia yang diambil menggunakan teknik sampling jenuh. Instrumen pengumpulan data menggunakan Indeks Barthel. Pada hasil penelitian didapatkan, 41% memiliki ketergantungan ringan, 22% memiliki ketergantungan total, 16% memiliki ketergantungan berat, 13% mandiri dan 9% memiliki ketergantungan sedang. Berdasarkan hasil penelitian dibutuhkan motivasi untuk meningkatkan semangat lansia agar dapat beradaptasi dengan penurunan yang di alami dan bisa memaksimalkan kemampuan yang dimiliki dengan memodifikasi lingkungan sekitar agar bisa meminimalis ketergantungan lansia pada orang-orang sekitarnya.
IDENTIFIKASI FAKTOR PENURUNAN VISUS MATA ANAK DI SDN LIDAH KULON 1/464 SURABAYA Widayani Yuliana; Irine Yunila Prastyawati
Jurnal Penelitian Keperawatan Vol 9 No 2 (2023): Jurnal Penelitian Keperawatan
Publisher : STIKES RS Baptis Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32660/jpk.v9i2.707

Abstract

Miopi merupakan kelainan mata dimana sinar sejajar yang datang dari jarak tidak terhingga akan dibiaskan di depan retina. Fenomena penurunan visus mata pada anak di Indonesia khususnya pada masalah penurunan visus mata (myopia) cukup tinggi dan masih menjadi perhatian kesehatan masyarakat. Survei peneliti didapatkan jarak baca antara anak satu dan lainnya berbeda dengan jarak objek yang sama. Tujuan penelitian untuk mengidentifikasi faktor penurunan visus mata pada anak. Desain penelitian adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi adalah anak kelas 1-3 yang bersedia diteliti dan tidak memiliki penyakit mata penyerta. Teknik sampling adalah total sampling. Jumlah responden 48 responden. Uji statistic menggunakan regresi linear berganda Hasil penelitian adalah bahwa seluruh variabel independen dari 4 factor (keturunan, usia, lama menggunakan gadget, kebiasaan) memiliki R Square 0,180 atau sama dengan 18%. Yang diartikan bahwa secara simultan bersama-sama ke empat faktor tersebut berpengaruh terhadap visus mata anak sebesar 18%, sedangkan sisanya 82% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti. Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perubahan visus mata pada anak dapat dipengaruhi dari factor gen orang tua yang memiliki kelainan penglihatan, usia anak pengguna gadget, lama anak dalam menggunakan gadget dan perilaku / kebiasaan anak menggunakan gadget ditempat gelap. Pencegahan meningkatnya kelainan pada mata anak dapat dilakukan dengan menghimbau pihak sekolah untuk bekerjasama dengan tenaga kesehatan memberikan edukasi kesehatan pada orang tua tentang kelainan mata pada anak dan pihak sekolah melalui wali kelas masing-masing dapat mengingatkan orang tua menjadi pengawas penggunaan gadget anak di rumah.