Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji secara dalam mengapa dilakukan pemeriksaan colon in loop pada kasus ileus, bagaimana prosedur pemeriksaan colon in loop pada kasus ileus dan apa peran dari proyeksi LLD pada pemeriksaan colon in loop pada kasus ileus. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi kasus pada pasien yang menjalani pemeriksaan colon in loop, serta melibatkan tiga radiografer dan satu dokter spesialis radiologi. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dokumentasi, dan studi kepustakaanHasil wawancara dibuat dalam bentuk transkip wawancara, kemudian dibuat tabel kategorisasi untuk direduksi. Setelah data direduksi, penyajian data dilakukan dalam bentuk narasi kemudian akan ditelaah dengan landasan teori untuk selanjutnya dapat ditarik kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa alasan dialkukan pemeriksaan colon in loop pada kasus ileus yakni untuk mencari apa penyebab dari obstruksinya dan sudah setinggi apa obtsruksinya dan melihat adanya massa atau tumor di colon sudah sebesar apa. Prosedur pemeriksaan colon in loop dilakukan dengan melakukan anamnesa kepada pasien berupa gejala, keluhan serta reaksi yang muncul. Menjelaskan kepada pasien persiapan khusus seperti puasa 1 hari sebelum pemeriksaan, makan-makanan rendah serat, mengurangi berbicara, diberi obat pencahar, dan melepas benda logam yang dapat menggangu hasil radiograf. Sebelum dilakukan pemeriksaan, pasien terlebih dahulu melalukan plain foto dengan proyeksi AP dan LLD. Setelah itu dilakukan pemasukan media kontras positif dan dilakukan foto dengan proyeksi AP, Lateral, dan RPO. Selanjutnya dilakukan pemasukan media kontras negatif dengan proyeksi yang sama. Peran dari ditambahkan proyeksi LLD di plain foto bertujuan untuk melihat adanya perforasi di colon. Pemeriksaan colon in loop pada kasus ileus dilakukan untuk mengetahui serta mendeteksi obstruksi di colon. Prosedur dimulai dengan anamnesa mengenai gejala dan keluhan pasien, dilanjutkan dengan persiapan seperti puasa sehari sebelumnya, konsumsi makanan rendah serat, pemberian pencahar, dan melepas benda logam. Sebelum pemeriksaan, dilakukan foto polos proyeksi AP dan Left Lateral Decubitus untuk mendeteksi kemungkinan perforasi. Pemeriksaan dilanjutkan dengan pemasukan media kontras positif dan negatif, disertai foto proyeksi AP, Lateral, dan RPO.