Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Studi Kasus Teknik Pemeriksaan Shoulder Joint Dengan Suspect Dislokasi Di Instalasi Radiologi PKU Muhammadiyah Bantul Azis Abdullah; Ari Anggraeni; Ildsa Maulidya Mar'athus Nasokha
Jurnal Kesehatan Republik Indonesia Vol 1 No 9 (2024): JKRI - September 2024
Publisher : PT. INOVASI TEKNOLOGI KOMPUTER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus pada pemeriksaan shoulder joint dengan suspect dislokasi. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus 2023 sampai dengan bulan Mei 2024 di Instalasi Radiologi PKU Muhammadiyah Bantul. Pengambilan data dilakukan dengan observasi, wawancara langsung dan dokumentasi. Subjek penelitian ini adalah 2 radiografer dan 1 dokter spesialis radiologi, sedangkan objek penelitian ini adalah pemeriksaan shoulder joint dengan pada pasien suspect dislokasi. Analisis data dilakukan dengan reduksi data. Penelitian menunjukkan bahwa pemeriksaan shoulder joint dengan suspect dislokasi di Instalasi Radiologi PKU Muhammadiyah Bantul yaitu pemeriksaan radiografi shoulder joint dengan proyeksi AP dengan kedua tangan pasien memegang beban 5 kg berupa jeriken. Alasan digunakannya beban 5 kg pada pemeriksaan proyeksi AP shoulder joint yaitu untuk mengukur celah acromioclavicular joint yang sakit dengan yang tidak sakit, untuk mengurangi pergerakan yang tidak diinginkan, dan untuk agar shoulder joint simetris kanan dan kiri. Saran penulis sebaiknya di Instalasi Radiologi PKU Muhammadiyah Batul menambah SPO yang mengatur penggunaan beban pada pemeriksaan shoulder joint. Teknik pemeriksaan shoulder joint dengan suspect dislokasi di Instalasi Radiologi PKU Muhammadiyah Bantul dilakukan proyeksi AP dengan kedua tangan diberi beban 5 kg. Alasan diberikannya beban 5 kg pada tangan pasien dengan suspect dislokasi di Instalasi PKU Muhammadiyah Bantul yaitu untuk mengukur celah acromioclavicular joint kanan dan kiri, serta untuk mengurangi pergerakan yang tidak diinginkan
Teknik Pemeriksaan Radiografi Femur Dengan Modifikasi Penyudutan Central Ray Di Instalasi Radiologi RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Nabila Fransiska; Ari Anggraeni; Ike Ade Nur Liscyaningsih
Jurnal Kesehatan Republik Indonesia Vol 1 No 9 (2024): JKRI - September 2024
Publisher : PT. INOVASI TEKNOLOGI KOMPUTER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Penelitian ini dilakukan di Instalasi Radiologi RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta pada Januari-Mei 2024. Responden dalam penelitian ini berjumlah 3 orang yaitu 2 radiografer dan 1 dokter spesialis radiologi. Objek dalam penelitian ini adalah pasien dengan pemeriksaan femur proyeksi lateral penyudutan central ray. Pengambilan data dilakukan dengan pedoman observasi, pedoman wawancara, alat perekam, kamera, buku dan pulpen. Analis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Yang didapatkan dari teknik pemeriksaan femur post orif yaitu proyeksi yang digunakan adalah proyeksi Antero-Posterior dan lateral penyudutan central ray 30 derajat. Alasan dilakukan penyudutan central ray 30 derajat karena pasien non-kooperatif dan masih dalam pengaruh obat bius sehingga dilakukan modifikasi proyeksi lateral dengan melakukan penyudutan. Diterbitkan Standar Operasional Prosedur (SOP) pemeriksaan femur post orif agar para radiografer mempunyai acuan untuk melakukan modifikasi proyeksi ketika pasien dalam keadaan non-kooperatif. Diterbitkan Standar Operasional Prosedur (SOP) pemeriksaan femur post orif agar para radiografer mempunyai acuan untuk melakukan modifikasi proyeksi ketika pasien dalam keadaan non-kooperatif.
PERAN PROYEKSI LEFT LATERAL DECUBITUS PADA PEMERIKSAAN COLON IN LOOP DENGAN KASUS ILEUS OBSTRUKTIF DI INSTALASI RADIOLOGI RSUD DR. SOEHADI PRIJONEGORO SRAGEN Antarizqu Kamil Husni; Widya Mufida; Ari Anggraeni
Journal of Innovation Research and Knowledge Vol. 5 No. 3: Agustus 2025
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji secara dalam mengapa dilakukan pemeriksaan colon in loop pada kasus ileus, bagaimana prosedur pemeriksaan colon in loop pada kasus ileus dan apa peran dari proyeksi LLD pada pemeriksaan colon in loop pada kasus ileus. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi kasus pada pasien yang menjalani pemeriksaan colon in loop, serta melibatkan tiga radiografer dan satu dokter spesialis radiologi. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dokumentasi, dan studi kepustakaanHasil wawancara dibuat dalam bentuk transkip wawancara, kemudian dibuat tabel kategorisasi untuk direduksi. Setelah data direduksi, penyajian data dilakukan dalam bentuk narasi kemudian akan ditelaah dengan landasan teori untuk selanjutnya dapat ditarik kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa alasan dialkukan pemeriksaan colon in loop pada kasus ileus yakni untuk mencari apa penyebab dari obstruksinya dan sudah setinggi apa obtsruksinya dan melihat adanya massa atau tumor di colon sudah sebesar apa. Prosedur pemeriksaan colon in loop dilakukan dengan melakukan anamnesa kepada pasien berupa gejala, keluhan serta reaksi yang muncul. Menjelaskan kepada pasien persiapan khusus seperti puasa 1 hari sebelum pemeriksaan, makan-makanan rendah serat, mengurangi berbicara, diberi obat pencahar, dan melepas benda logam yang dapat menggangu hasil radiograf. Sebelum dilakukan pemeriksaan, pasien terlebih dahulu melalukan plain foto dengan proyeksi AP dan LLD. Setelah itu dilakukan pemasukan media kontras positif dan dilakukan foto dengan proyeksi AP, Lateral, dan RPO. Selanjutnya dilakukan pemasukan media kontras negatif dengan proyeksi yang sama. Peran dari ditambahkan proyeksi LLD di plain foto bertujuan untuk melihat adanya perforasi di colon. Pemeriksaan colon in loop pada kasus ileus dilakukan untuk mengetahui serta mendeteksi obstruksi di colon. Prosedur dimulai dengan anamnesa mengenai gejala dan keluhan pasien, dilanjutkan dengan persiapan seperti puasa sehari sebelumnya, konsumsi makanan rendah serat, pemberian pencahar, dan melepas benda logam. Sebelum pemeriksaan, dilakukan foto polos proyeksi AP dan Left Lateral Decubitus untuk mendeteksi kemungkinan perforasi. Pemeriksaan dilanjutkan dengan pemasukan media kontras positif dan negatif, disertai foto proyeksi AP, Lateral, dan RPO.
STUDI KASUS TEKNIK RADIOGRAFI COLON IN LOOP PEDIATRIK DENGAN KLINIS INVAGINASI DI INSTALASI RADIOLOGI RSUD MUNTILAN Wardah Fauziyah; Ari Anggraeni; Widya Mufida
Journal of Innovation Research and Knowledge Vol. 5 No. 4: September 2025
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Background: A pediatric colonoscopy for clinical intussusception was conducted at the Radiology Department of RSUD (Regional General Hospital) Muntilan without preoperative preparation, utilizing plain anteroposterior, lateral, and AP single-contrast projections with a total volume of approximately 1200 ml of BaSO₄. Differences were observed in the examination procedure and contrast volume compared to Mahardika's study conducted at the Dr. Moewardi Regional Hospital Radiology Department in Surakarta. This study aims to determine the best technique for conducting a pediatric colonoscopy in cases of clinical intussusception, the justification for employing BaSO₄, and the appropriate volume of contrast media used. Method: This study employed a qualitative methodology utilizing a case study approach. The research was carried out at the Radiology Department of Muntilan Regional Hospital between May and June 2025. The participants included three radiographers and one radiologist. The research was carried out in the colonoscopy department. Data were collected through interviews and documentation. Data were subsequently analyzed using data reduction, data presentation, and conclusion drawing methods. Result: The pediatric colonoscopy procedure for clinical intussusception at the Muntilan Regional Hospital Radiology Department is conducted without patient preparation. Barium sulfate (BaSO₄) is utilized as the contrast medium to generate hydrostatic pressure on the intussusception, anticipated to facilitate its release. The total volume of contrast medium is approximately 1200 ml, requiring reinsertion to adequately fill the entire colon and cecum due to contrast reflux. The anteroposterior projection facilitates visualization of the entire colon, while the lateral projection is employed to examine the sigmoid colon and rectum. Both anteroposterior and lateral projections are adequate for anatomical presentation and diagnosis. Conclusion: The pediatric colonoscopy procedure for clinical intussusception at the Muntilan Regional Hospital Radiology Department is conducted without patient preparation. Approximately 1200 ml of barium sulfate (BaSO₄) contrast medium is administered due to contrast reflux. The anteroposterior and lateral projections are adequate for diagnostic purposes
ANALISIS REJECT FILM DIGITAL RADIOGRAFI DI INSTALASI RADIOLOGI RSUD SIDOARJO BARAT Akmal Fajar Huwolo; Ari Anggraeni; Ildsa Maulidya Mar'athus Nasokha
Journal of Innovation Research and Knowledge Vol. 5 No. 4: September 2025
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Background: Reject analysis is an evaluation of rejected radiographic results. At the Radiology Department of Sidoarjo Barat General Hospital, the recording and evaluation of rejected films have not been optimally implemented despite the use of Digital Radiography (DR) technology. There are still radiographs that are rejected without adequate documentation and analysis. This study aims to identify the causes of rejection, the percentage of rejected films, and the recording and analysis systems in place. Method: The study was conducted from October 2024 to July 2025 using a mixed-method approach (qualitative and quantitative). The qualitative approach involved observation, interviews, and documentation of radiographers and medical physicists, as well as analysis of secondary data from regulations and publications. The quantitative approach involved collecting data on the total number of digital images and rejected images. The rejection rate was calculated using the formula: (number of rejected images ÷ total number of images) × 100%. Results: The film rejection rate was recorded at 0.84% (8 films out of 946 uses) in October 2024 and increased to 1.96% (23 films out of 1,173 uses) in November 2024, and 1.28% (13 films out of 1,012 uses) in December 2024. The total number of film uses from October to December was 3,131 films. The causes of film rejection included human error (2.72%), tool error (3.86%), foreign objects (0.90%), fog (0.68%), and patient error (1.81%). Tool error was the most common cause. The most common type of examination with rejections was lumbosacral, while the lowest was femur. Conclusion: The implementation of data collection on the factors causing film rejections does not yet comply with regulations. The researcher recommends paying attention to the evaluation of film rejection analysis in radiology department management to ensure quality assurance continues to operate safely
PROSEDUR PEMERIKSAAN COLON IN LOOP PADA KLINIS CARCINOMA COLON DI INSTALASI RADIOLOGI RS PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG Muhammad Yandi Arafah; Sofie Nornalita Dewi; Ari Anggraeni
Journal of Innovation Research and Knowledge Vol. 5 No. 5 (2025): Oktober 2025
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang: Pemeriksaan colon in loop merupakan prosedur radiografi penting dalam evaluasi kinis Carcinoma colon. di Instalasi Radiologi RS PKU Muhammadiyah Gombong, terdapat perbedaan dalam pelaksanaan prosedur, mulai dari persiapan pasien, alat dan bahan yang digunakan, teknik pemasukan media kontras, hingga pemilihan proyeksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prosedur pemeriksaan, alasan modifikasi tahapan, dan fungsi masing-masing proyeksi. Metode: Penelitian menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi kasus, dilaksanakan pada Agustus–Juli 2025. Subjek penelitian adalah tiga radiografer dan satu dokter spesialis radiologi. Data diperoleh melalui observasi, wawancara, dokumentasi, dan studi pustaka, lalu dianalisis melalui tahapan reduksi, penyajian, dan penarikan kesimpulan Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa persiapan pasien terdiri dari persiapan umum dan khusus, persiapan alat dan bahan tidak menggunakan alat fluoroscopy. Teknik pemeriksaan diawali dengan proyeksi Anteroposterior (AP) abdomen polos, dilanjutkan pemasukan media kontras barium menggunakan proyeksi anteroposterior post kontras. Kemudian dilakukan teknik full filing dengan campuran 30cc media kontras positif dan 30cc negatif dimasukkan secara bersamaan, menggunakan proyeksi anteroposterior dan left posterior oblique (LPO). Modifikasi prosedur dilakukan untuk memperluas lumen usus, memastikan ada tidaknya sumbatan oleh tumor, serta meningkatkan efisiensi waktu. Proyeksi anteroposterior digunakan untuk mendapatkan gambaran menyeluruh colon, sedangkan oblique untuk memperjelas lekukan colon pada flexura hepatika dan lienalis. Kesimpulan : Prosedur di RS PKU Muhammadiyah Gombong tidak menggunakan fluoroscopy, serta menggunakan kombinasi proyeksi anterioposterior dan oblique. Disarankan penggunaan modalitas sinar-X dengan fluoroscopy dan teknik double kontras serta proyeksi post evakuasi untuk hasil diagnostik yang lebih optimal.
PENGARUH PENGGUNAAN PACS TERHADAP BEBAN KERJA RADIOGRAFER DI INSTALASI RADIOLOGI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Dwi Cahya Wibowo; Ari Anggraeni; Ike Ade Nur Liscyaningsih
Journal of Innovation Research and Knowledge Vol. 5 No. 5 (2025): Oktober 2025
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang: PACS merupakan sistem digital yang menggantikan proses manual dalam pengarsipan, penyimpanan, dan distribusi gambar radiologi. Pada Instalasi Radiologi RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta, PACS telah digunakan untuk memfasilitasi digitalisasi pengarsipan dan distribusi gambar. Namun, tingginya beban kerja radiografer masih menjadi kendala dalam aspek teknis operasional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan PACS terhadap beban kerja dan efisiensi kerja radiografer. Metode: Jenis penelitian ini adalah mix method dengan pendekatan deskriptif yang dilaksanakan di Instalasi Radiologi RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta sejak September 2024 hingga Juni 2025. Data kuantitatif dikumpulkan melalui dokumentasi dan dianalisis menggunakan metode Workload Indicator of Staffing Need (WISN) untuk menghitung kebutuhan ideal tenaga radiografer berdasarkan jumlah pemeriksaan, waktu standar, serta tenaga yang tersedia. Data kualitatif diperoleh melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi terhadap tiga radiografer dan satu dokter spesialis radiologi untuk menggali pengalaman kerja dan konteks penggunaan PACS. Analisis dilakukan melalui reduksi data dan penyajian naratif untuk memperkuat hasil kuantitatif. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan PACS meningkatkan efisiensi kerja radiografer dengan mengurangi tugas manual, beban administratif, serta mempercepat akses data dan proses pelayanan, sehingga mendukung percepatan diagnosis. Namun, analisis WISN menunjukkan jumlah radiografer yang tersedia 9 orang masih di bawah kebutuhan ideal 13 orang. Disarankan kepada manajemen Instalasi Radiologi RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta untuk menambah tenaga radiografer sesuai hasil perhitungan WISN guna mengurangi beban kerja berlebih serta menjaga mutu dan efisiensi pelayanan radiologi
Prosedur Pemeriksaan Radiografi Cervical Dinamik pada Klinis Herniated Nucleus Pulposus (HNP) di Instalasi Radiologi RSUD Brebes Putri Apriani; Ari Anggraeni; Ayu Mahanani
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Indonesia Vol. 5 No. 3 (2025): November : Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Indonesia
Publisher : Pusat Riset dan Inovasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/jikki.v5i3.8355

Abstract

Background: Herniated Nucleus Pulposus (HNP) in the cervical region is a condition in which the intervertebral disc protrudes and may compress the nerve roots, causing pain and movement disorders. At the Radiology Department of RSUD Brebes, there are differences in cervical examination techniques compared to standard theory, namely the use of hyperflexion and hyperextension projections. Objective: This study aims to further examine the radiographic techniques used in cervical examinations with clinical indications of Herniated Nucleus Pulposus (HNP), particularly the use of additional lateral hyperflexion and hyperextension projections. Method: This research employed a qualitative method with a case study approach. Data collection was conducted through observation, interviews, documentation, and literature review at the Radiology Department of RSUD Brebes. Informants included five people: three radiographers, one radiology specialist, and one referring physician. Data were analyzed using reduction, presentation, and conclusion drawing techniques. Results: Dynamic cervical radiographic examination for clinical HNP at RSUD Brebes utilized additional hyperflexion and hyperextension projections with the patient standing sideways at the bucky stand, the Central Point (CP) located at cervical 4, and the Central Ray (CR) perpendicular horizontally. Focus Film Distance (FFD) was 100 cm, with exposure factors of 77 kV and 10 mAs. Patient preparation required no special measures, only removing metal objects around the cervical region such as earrings and necklaces. The rationale for using hyperflexion and hyperextension projections in dynamic cervical examinations for HNP cases at RSUD Brebes was to determine whether there was compression or displacement at the intervertebral disc. Conclusion: Dynamic cervical radiographic techniques for HNP cases at RSUD Brebes were conducted using hyperflexion and hyperextension projections. This examination was also used to evaluate degenerative conditions commonly occurring with aging and to assess cervical movement, since this region is more dynamic compared to thoracic and lumbar vertebrae, thus helping identify movement limitations in patients to support diagnosis.