Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Pengaruh Titik Tumbuh Entres dan Teknik Pengikatan terhadap Kecepatan Tumbuh Sambung Samping Tanaman Kakao Ismail Ismail; Desi Sri Pasca Sari Sembiring; Rahmaddin Sahputra Desky
Serambi Saintia : Jurnal Sains dan Aplikasi Vol 5, No 2 (2017): Serambi Saintia
Publisher : Universitas Serambi Mekkah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32672/jss.v5i2.529

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan titik tumbuh entres dorman dan abdorman dan untuk mengetahui tingkat keberhasilan teknik pengikatan swiscontect dan melilit batang pohon. Penelitian ini menggunakan rancang acak kelompok (RAK) dengan pola faktorial 2 x 2 dengan 6 ulangan. Faktor yang diteliti adalah tingkat keberhasilan titik tumbuh entres dan teknik pengikatan yang berbeda. Parameter yang diamati adalah panjang tunas, jumlah helaian daun, dan diameter batang. Data dianalisis dengan Analisis Sidik Ragam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan titik tumbuh entres berpengaruh tidak nyata terhadap panjang tunas dan jumlah helaian daun pada umur 30, 40, 50, dan 60 HSS. Diameter batang pada umur 30, 50, 60, berpengaruh nyata terhadap titik tumbuh entres. Perlakuan pada umur 40 HSS berpengaruh sangat nyata. Teknik pengikatan berpengaruh nyata terhadap panjang tunas pada umur 30, 40, 50, dan 60 HSS, dan berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah helain daun pada umur 30, dan berpengaruh nyata pada umur 40, 50, dan 60 HSS. Perlakuan berpengaruh sangat nyata terhadap diameter batang pada umur 30, 40, 50, dan 60 HSS.
Peranan Pupuk Rhizobium dan Pupuk NPK Majemuk terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kedelai Kati Kati; Desi Sri Pasca Sari Sembiring; Nani Kitti Sihaloho
Serambi Saintia : Jurnal Sains dan Aplikasi Vol 5, No 2 (2017): Serambi Saintia
Publisher : Universitas Serambi Mekkah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32672/jss.v5i2.531

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil dari pemberian pupuk Rhizobium dan pupuk NPK majemuk yang sesuai untuk pertumbuhan dan produksi kedelai. Metode percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dengan 2 faktor perlakuan. Faktor I adalah pupuk oragnik cair Rhizobium (R) dengan 3 taraf perlakuan yaitu R0 (0 m l/ l. Air), R1 (3 ml / l. Air), dan R2 (4 ml / l. Air). Faktor II adalah pupuk NPK majemuk (N) dengan 3 taraf perlakuan yaitu N0 (0 g / tanaman), N1 (2 g / tanaman), dan N2 (4 g / tanaman) dengan 3 ulangan. Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah cabang produksi produktif, produksi biji per tanaman, produksi biji per plot, produksi biji per sampel, bobot 100 biji, bobot kering tajuk, bobot kering akar, parameter jumlah bintil akar merah besar dan jumlah bintil akar kecil putih. Hasil penelitian diperoleh bahwa pemberian pupuk rhizobium berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, bobot 100 biji , bobot basah tajuk, bobot kering akar dan jumlah bintil akar. Pemberian pupuk NPK berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah cabang produksi produktif, produksi biji per tanaman, produksi biji per plot, produksi biji per sampel, bobot 100 biji, bobot kering tajuk, bobot kering akar, jumlah bintil akar merah besar dan jumlah bintil akar kecil putih. Sedangkan interaksi antara pupuk Rhizobium dan pupuk NPK majemuk berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah cabang produksi produktif, produksi biji per tanaman, produksi biji per plot, produksi biji per sampel, bobot 100 biji, bobot kering tajuk, bobot kering akar jumlah bintil akar merah besar dan parameter jumlah bintil akar kecil putih. Kata Kunci : Pupuk Rhizobium, Pupuk NPK , Kedelai
TANAMAN ADAT LOKAL SEBAGAI KONSERVASI UNTUK PENGURANGAN RISIKO BENCANA LONGSOR DI ACEH TENGGARA Desi Sri Pasca Sari Sembiring
BIOEDUKASI Vol 14 No 2 (2016)
Publisher : PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JEMBER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Aceh tenggara adalah kabupaten yang sangat kaya akan sumber daya alamnya terutama dengan kawasan hutan dan sungainya, dimana paru-paru dunia ada di Kabupaten Aceh Tenggara. Selain memiliki potensi alam Aceh Tenggara juga memiliki potensi bencana yang cukup tinggi dimana ada beberapa indikator yang menyebabkan daerah ini memiliki kerawanan akan bencana cukup tinggi terutama untuk bencana kekeringan, banjir dan tanah longsor. Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui Sejarah Bencana di Aceh Tenggara, mengidentifikasi tanaman adat di wilayah Aceh Tenggara untuk pengurangan resiko bencana longsor . Metode Penelitian ini dengan studi literatur, Observasi dan dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian ini yaitu Aceh Tenggara di kategorikan wilayah rawan bencana berdasarkan data dari tahun 1938-2015.Tanaman adat yang ada di wilayah Aceh Tenggara yang cocok untuk pengurangan resiko bencana longsor adalah tanaman aren, nangka, pinang, kelapa dan bambu. Selain dimanfaatkan untuk acara adat suku Alas di Aceh Tenggara juga berfungsi sebagai tanaman konservasi untuk pengurangan resiko bencana longsor. Kata Kunci: Tanaman Adat, Pengurangan Resiko Bencana, Longsor
Pengaruh Teknik Tumpang Sari Tomat dan Kubis Serta Perlakuan Ekstrak Babadotan Terhadap Plutella Xylostella, L di Lapangan Desi Sri Pasca Sari Sembiring
Jurnal Biology Education Vol 6, No 2 (2017): Jurnal Biology Education
Publisher : Universitas Serambi Mekkah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (879.336 KB) | DOI: 10.32672/jbe.v6i2.306

Abstract

The Purpose of this research was to know the influence of Intercropping Plant  between tomatoes with cabbage and babadotan extract concentration ((Ageratum conyzoides, L )in the field. This research was done in Kabanjahe, Karo Highland which 1250 mdpl highest. The metode use Design random group  (RAK) which is two factor, First Intercropping Farming techniq between tomatoes and cabbage (P) and second Extract Babadotan (Ageratum conyzoides,L). with the pattern of faktorial 3 x 3, it consist 9  combination of treatment and 27 plot trial. The result is: In Intercropping between  tomatoes and cabbage the highest population P1 with average 9.00 and the highest attack population of larva at P1 with 54,12%, , in extract babadotan the highest population larva at B1 which is 73,90% the highest production, The highest production in P3 (tomat planting in all line) which is 44.70 ton/ha, Interaction between  tomatoes and cabbage not significance influence to larva population Plutella xylostella L, Attack Intensity of Plutella xylostella L and plant production.
Pengaruh Teknik Tumpang Sari Tomat dan Kubis Serta Perlakuan Ekstrak Babadotan Terhadap Plutella Xylostella, L di Lapangan Desi Sri Pasca Sari Sembiring
Jurnal Biology Education Vol 6, No 2 (2017): Jurnal Biology Education
Publisher : Universitas Serambi Mekkah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (879.336 KB) | DOI: 10.32672/jbe.v6i2.306

Abstract

The Purpose of this research was to know the influence of Intercropping Plant  between tomatoes with cabbage and babadotan extract concentration ((Ageratum conyzoides, L )in the field. This research was done in Kabanjahe, Karo Highland which 1250 mdpl highest. The metode use Design random group  (RAK) which is two factor, First Intercropping Farming techniq between tomatoes and cabbage (P) and second Extract Babadotan (Ageratum conyzoides,L). with the pattern of faktorial 3 x 3, it consist 9  combination of treatment and 27 plot trial. The result is: In Intercropping between  tomatoes and cabbage the highest population P1 with average 9.00 and the highest attack population of larva at P1 with 54,12%, , in extract babadotan the highest population larva at B1 which is 73,90% the highest production, The highest production in P3 (tomat planting in all line) which is 44.70 ton/ha, Interaction between  tomatoes and cabbage not significance influence to larva population Plutella xylostella L, Attack Intensity of Plutella xylostella L and plant production.
Analisa Penentuan Kualitas Air untuk Masyarakat Dalam Kegiatan Industri di Pabrik Sarung Tangan Namorambe Yunita Pane; Suhelmi Suhelmi; Desi Sri Pasca Sari Sembiring
Jesya (Jurnal Ekonomi dan Ekonomi Syariah) Vol 3 No 2 (2020): Article Research
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Al-Washliyah Sibolga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36778/jesya.v3i2.272

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa kegiatan Industri terhadap kualitas air sumur pada pemukiman penduduk dan untuk mengetahui pengaruh bentuk bangunan dan jarak sumur dengan lokasi sepsitank terhadap kualitas air sumur pada pemukiman penduduk di daerah Namorambe Kabupaten Deli Serdang. Penelitian ini menggunakan dianalisis secara deskriptif. Dari hasil penelitian didapat bahwa kegiatan industri berpengaruh terhadap kualitas air sumur penduduk di daerah Namorambe dimana terdapat tingkat kekeruhan (27,20 NTU) dan Besi (0,79 mg/L). Hal tersebut lebih tinggi dari baku mutu kualitas air bersih. Bentuk dan Jarak Sumur sangat berpengaruh terhadap kualitas air sumur penduduk, dimana semakin dekat lokasi industri dan septic tank terhadap sumur maka akan semakin rendah kualitas air sumur. Hasil penelitian ini dapat disarankan bila penduduk menggunakan air sumur sebagai sumber air bersih sebaiknya bangunan sumur dibeton untuk menjaga kualitas air sumur dan bila penduduk ingin membuat sumur sebaiknya jarak dengan septic tank adalah diatas 10 meter.
Pengaruh Pemilihan Mata Entres yang Berbeda dan Teknis Pengirisan Mata Entres Terhadap Keberhasilan Sambung Pucuk Kakao (Theobroma cacao L) Desi Sri Pasca Sari Sembiring; Lela Yanti
JURNAL AGROTEKNOSAINS Vol 1, No 01 (2017): Jurnal Agroteknosains
Publisher : Universitas Quality

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36764/ja.v1i01.27

Abstract

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemilihan tunas yang berbeda dan teknis mengiris tunas untuk keberhasilan okulasi kakao (Theobroma cacao L). Desain Penelitian ini menggunakan rancangan acak (RAK) desain faktorial dengan dua faktor; Faktor pertama cara pemotongan tunas (P) dengan tiga tingkat perawatan adalah: P1 = mengiris berbentuk baji, P2 = sayatan berbentuk meruncing, P3 = pengirisan berbentuk baji tumpul dan faktor kedua Pemilihan Mata Entres (M) dengan tiga tingkat perawatan adalah: M1 = pemilihan cabang yang lebih tua, M2 = pemilihan cabang hijau kecoklatan, M3 = pemilihan tunas hijau pucat, sehingga ada 3 x 3 = 9 kombinasi perawatan. Mempengaruhi pemilihan tunas secara teknis dan mengiris pada keberhasilan okulasi kakao menunjukkan parameter nyata dalam pengamatan mengiris berbentuk baji tumpul (P3) ke jumlah daun tunas pada usia 9 minggu setelah disambung (MSS) dan jumlah tunas pada umur 5 minggu setelah memanjang, sedangkan tunas yang dipilih tidak berpengaruh signifikan pada pengamatan tunas hijau kecoklatan (M2) dan baji teknis berbentuk (P1) dengan jumlah tunas daun pada usia 5 minggu setelah disambung (MSS).
Keberhasilan Pertautan Sambung Pucuk pada Kakao (Theobroma cacao L) dengan Waktu Penyambungan dan Panjang Entres Berbeda Susila Bety Ariani; Desi Sri Pasca Sari Sembiring; Nani Kitti Sihaloho
JURNAL AGROTEKNOSAINS Vol 1, No 2 (2017): Jurnal Agroteknosains
Publisher : Universitas Quality

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36764/ja.v1i2.34

Abstract

Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui waktu sambung pucuk yang tepat dan panjang entres yang ideal terhadap tingkat keberhasilan pertautan sambungan Yang baik pada perbanyakan kakao (Theobroma cacao L). Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) yang diteliti menggunakan 2 faktor yaitu: Faktor1 waktu (W) penyambungan dengan tiga taraf perlakuan, yaitu W1 = Pagi hari (pukul 07.00-09.00), W2 =Siang hari (pukul 11.00-13.00), W3 =Sore hari (pukul 15.00-17.00). Faktor 2 panjang entres (P) dengan tiga taraf perlakuan, yaitu : P1 = 1,5 cm Panjang Entres, P2 = 4,5 cm Panjang Entres P3 = 7,5 cm Panjang Entres. Pelaksanaan grafting pada sore hari (W3) memperlihatkan keberhasilan pertautan sambungan lebih baik dan semakin baik lagi jika menggunakan entres yang lebih panjang (7,5 cm). Keberhasilan pertautan sambungan lebih tinggi jika grafting dilakukan pada sore hari dari pada pagi dan siang hari.penggunaan entres yang panjang hingga 7,5 cm, memberikan pertautan sambungan lebih baik dibandingkan entres pendek.
EVALUASI KESESUAIAN LAHAN SAWAH PASCA BANJIR BANDANG PADA TANAMAN PADI DI KABUPATEN ACEH TENGGARA Nani Kitti Sihaloho; Desi Sri Pasca Sari Sembiring
JURNAL AGROTEKNOSAINS Vol 3, No 1 (2019): Jurnal Agroteknosains
Publisher : Universitas Quality

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36764/ja.v3i1.188

Abstract

The aim of the study was to determine the level of suitability of wetland rice fields in the area before flash floods and post flash floods Lawe Tua Makmur Village, Lawe Alas Subdistrict, Southeast Aceh Regency and soil analysis at the Research and Development Laboratory of PT. Nusa Pusaka Kencana Analytical & Qc. Laboratory Bahilang Tebing Tinggi Medan in April 2016 and December 2017. It is carried out by a survey method that refers to the extent of the limiting factor of land characteristics. Data from observations in the field and data from laboratory analysis were matched to the criteria for the suitability of wetland rice classes. The results showed that the actual land suitability class for paddy rice in the area prior to banjir bandang was according to marginal / S3 (r, f) and the potential land suitability class was marginal / S3 (r). Actual land suitability class for wetland crops in the post-banjir bandang area according to marginal / S3 (r, f, n) and potential land suitability classes according to marginal / S3 (r). The limiting factor is the permanent texture of the soil so that it cannot be repaired and the limiting factors of CEC, organic C and N-total can still be improved by adding organic matter and fertilizing with nitrogen.
Improving the Family Economy Through Education on Making Pekaor (Organic Glass Cleaner) From Waste Orange Peel, Lemongrass, Aloe Vera in Medan Timur District Sri Prafanti; Fetra Venny Riza; Widia Astuty; Arfis A; Desi Sri Pasca Sari Sembiring
Dinamisia : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 7 No. 3 (2023): Dinamisia: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Lancang Kuning

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31849/dinamisia.v7i3.14616

Abstract

Garbage is leftover material that is no longer used, disliked, or something that must be disposed of, which generally comes from activities carried out by humans. Reducing pollutants and wastes from the environment is absolutely necessary for us to understand the relative importance of using different steps and setting up networks for continuous changes in carbon especially in the environment. Citrus fruit is one of the fruits that we often encounter in Indonesia. Approaching the orange season, we meet many vendors selling oranges on the side of the road or in other public places at affordable prices. And also not a few people are interested in buying it. But most people often throw the skin from the oranges they eat out of place. This often disturbs the beauty and cleanliness of our environment. Lemongrass is also a plant that is often used in household kitchens. Meanwhile citronella waste has good quality with a protein content of 7%, far above rice straw waste which is only 3.9%. Utilization of Citronella Waste (Cymbopogon nardus) Ammonia can also be used as another mixture. Likewise, with aloe vera skin waste, it is necessary to utilize the skin waste more optimally so that it can be utilized. Aloe vera peel waste can be utilized to become an extract that has the potential as a natural antimicrobial agent because it contains a number of secondary metabolite compounds. Today, home business is one of the most promising forms of business. Various kinds of creativity are carried out to be able to generate additional income by utilizing materials that are easy and easy to obtain by utilizing existing waste such as orange peels, lemongrass, and aloe vera. One with a lot of waste is in the Pulo Brayan Bengkel Village, located on Jl. Commission B No.10b, Pulo Brayan Bengkel Baru has a non-productive community that has a direct impact, so various programs are needed to increase productivity, including self- sufficiency in meeting the community’s economic needs and product marketing. There are problems that need to be assisted by Partners, namely a lack of knowledge and skills regarding the processing of orange peel, lemongrass, and aloe vera waste in the Brayan workshop village, the Brayan Bengkel community does not yet understand in depth about the knowledge and skills in terms of making packaging designs/brands for these products, not yet have good marketing and management techniques. To solve this problem the service team tries to help provide solutions in the form of training in processing orange peel, lemongrass, and aloe vera waste, training in making packaging designs/brands, and training in marketing techniques for the results of the Brayan Bengkel Village community.