Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

Antibiotic Evaluation Use towards Diabetic Foot Ulcer Inpatient at Hospital in Surakarta Lilla Prapdhani Agni Hajma; Hidayah Karuniawati; Nurul Mutmainah
Pharmacon: Jurnal Farmasi Indonesia Vol 19, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/pharmacon.v19i2.20570

Abstract

A diabetic foot ulcer is one of diabetes mellitus type 2 complications indicated by open sores. Because it contains bacteria, it is treated with antibiotics. Improper use of antibiotics could harm patients due to the length of wound healing. This study aims to determine the appropriate of antibiotics in patients with a diabetic foot ulcers. This is a non-experimental research with descriptive analysis approach. The medical records of diabetic foot ulcer patients undergoing inpatient and antibiotic prescribing are observed. The data obtained were analyzed by comparing the use of antibiotics based on the National Health Service guidelines, the Indonesian National Drug Information, and the Drug Information Handbook. The results of this study showed antibiotics used are metronidazole (4.8%), vancomycin (4.8%) and antibiotics combination are ceftriaxone-metronidazole (47.6%), ceftriaxone-metronidazole-clindamycin (4,8%), levofloxacin-azithromycin-ceftriaxone (4.8%), cotrimoxazole-ciprofloxacin (4.8%), metronidazole-meropenem (4.8%), ceftriaxone-metronidazole-gentamicin (4.8%), metronidazole-clindamycin-ciprofloxacin (4.8%), ceftriaxone-levofloxacin (4.8%), and ceftriaxone-metronidazole-ciprofloxacin (9.5%). The evaluation results according to criteria appropriate usage of antibiotics that is 100% appropriate indication, 100% for appropriate of patients, 42.3% for appropriate drug, and 61.9% for the appropriate dose.
PENGETAHUAN SIKAP DAN PERILAKU REMAJA PUTRI TERHADAP SWAMEDIKASI NYERI HAID (DISMENORE) DI SMA NEGERI 3 KOTA CILEGON PROVINSI BANTEN Berliana Cahya Permata; Lilla Prapdhani Agni Hajma
Usadha Journal of Pharmacy Vol. 2 No. 3 (2023): Agustus
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/ujp.v2i3.94

Abstract

Dismenore adalah nyeri yang dirasakan saat menstruasi dan banyak mengganggu kegiatan sehari‐hari. Sebanyak (65%) wanita di Indonesia mengalami dismenore primer. Pengobatan dismenore yang tidak sesuai dapat mengakibatkan munculnya permasalahan yang lebih parah seperti rasa nyeri yang dialami tidak kunjung sembuh hingga munculnya penyakit baru karena efek samping obat yang digunakan. Penanganan nyeri haid (dismenore) dipengaruhi oleh pengetahuan, sikap, dan perilaku remaja putri dalam melakukan tindakan swamedikasi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan, sikap, dan perilaku serta hubungan antara pengetahuan dengan sikap dan perilaku remaja putri terhadap swamedikasi nyeri haid (dismenore) di SMA Negeri 3 Cilegon Provinsi Banten. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner penelitian, sampel yang digunakan sebanyak 243 responden yang merupakan remaja putri SMA Negeri 3 Kota Cilegon yang berusia 15‐18 tahun, sudah pernah mengalami dismenore serta melakukan swamedikasi dismenore dalam 6 bulan terakhir, bersedia mengisi kuesioner, dan menandatangani informed consent. Hasil penelitian menunjukkan remaja putri SMA Negeri 3 Kota Cilegon memiliki tingkat pengetahuan cukup rata-rata ± SD (65,39 ± 14,43), sikap cukup rata-rata ± SD (69,73 ± 10,56) dan perilaku kurang rata-rata ± SD (67,21 ± 13,56) terhadap swamedikasi nyeri haid (dismenore). Dilakukan uji korelasi rank spearman untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dengan sikap dan perilaku. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara tingkat pengetahuan dengan sikap dan perilaku dengan masing‐masing nilai p value sebesar 0,000. Nilai signifikansi 0,000 menunjukkan arah hubungan yang positif artinya semakin tinggi tingkat pengetahuan remaja putri SMA Negeri 3 Kota Cilegon terhadap swamedikasi nyeri haid (dismenore) maka sikap dan perilakunya juga akan semakin tinggi, begitupun sebaliknya.
TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP PELAYANAN KEFARMASIAN OLEH APOTEKER DI INSTALASI FARMASI RSUD IR SOEKARNO KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2022 Irfan Azizi Amrullah; Lilla Prapdhani Agni Hajma
Usadha Journal of Pharmacy Vol. 1 No. 3 (2022): Agustus
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/ujp.v1i3.98

Abstract

Peningkatan mutu pelayanan di bidang kesehatan dianggap penting di suatu pelayanan kesehatan karena merupakan salah satu wujud dan bentuk tanggung jawab untuk turut serta dalam tugas meningkatkan derajat kesehatan yang optimal. Salah satu indikator yang dapat digunakan menilai mutu pelayanan adalah dengan pengukuran kepuasan pasien pada suatu pelayanan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kepuasan pelayanan kefarmasian di RSUD Ir Soekarno Sukoharjo dan dimensi yang mempengaruhi kepuasan pasien pada pelayanan kefarmasian di Instalasi Farmasi Rawat Jalan RSUD Ir Soekarno. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan rancangan studi Cross-sectional. responden yang berpartisipasi pada penelitian ini sejumlah 130 orang. Pengambilan data dilakukan dalam rentang waktu Juni – Juli 2022. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling. Pengukuran kepuasan pasien dinilai dari 5 dimensi yaitu ketanggapan, kehandalan, jaminan, empati, dan bukti langsung. Data dianalis dengan menggunakan SPSS versi 25. Hasil pada penelitian ini adalah tingkat kepuasan pasien pada pelayanan kefarmasian di RSUD Ir Soekarno adalah 77,6% puas dan 22,4% tidak puas. Berdasarkan hasil perhitungan rerata pada setiap dimensi, dimensi ketanggapan dan empati sudah memenuhi harapan dari pasien. Pada uji regresi linier, beberapa dimensi ditemukan berpengaruh terhadap kepuasan pasien diantaranya ketanggapan (p=0,003), empati (p<0,001), dan bukti langsung (p=0,031). dari penelitian ini dapat dilihat bahwa   ketanggapan, empati, dan bukti langsung dari petugas mempengaruhi kepuasan pasien pada pelayanan kefarmasian di Instalasi Farmasi rawat jalan RSUD Ir Soekarno.  
TINGKAT KEPUASAN PASIEN HIPERTENSI TERHADAP KONSELING APOTEKER PADA MASA PANDEMI COVID-19 DI PUSKESMAS WILAYAH KERJA KECAMATAN BANJARSARI KOTA SURAKARTA Mutiara Annisa Fitri; Lilla Prapdhani Agni Hajma
Usadha Journal of Pharmacy Vol. 1 No. 4 (2022): November
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/ujp.v1i4.137

Abstract

Konseling apoteker merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seorang apoteker dengan tujuan memberikan pemahaman yang benar mengenai obat yang diterima pasien. Pasien hipertensi merupakan salah satu pasien yang perlu diberikan konseling oleh apoteker karena tergolong pasien yang memerlukan pengobatan jangka panjang. Pandemi Covid-19 menciptakan tantangan dalam pelaksanaan konseling apoteker dengan adanya pemberlakuan protokol kesehatan di puskesmas, yang berpontensi menyebabkan pelaksanaan konseling oleh apoteker tidak optimal, sehingga pandemi Covid-19 berpotensi menyebabkan turunnya kepuasan pasien terhadap konseling apoteker. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kepuasan pasien hipertensi terhadap konseling apoteker pada masa pandemi Covid-19 di puskesmas wilayah kerja Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang bersifat non-eksperimental menggunakan penelitian deskriptif dengan metode survei dan menggunakan instrumen kuesioner, yang dilakukan di Puskesmas Gambirsari, Puskesmas Banyuanyar, dan Puskesmas Gilingan Kota Surakarta pada bulan April sampai bulan Juni 2022. Dalam penelitian ini sampel/responden berjumlah 100 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kepuasan pasien hipertensi terhadap konseling apoteker pada masa pandemi Covid-19 di puskesmas wilayah kerja Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta adalah 80% pasien merasa sangat puas dan 20% pasien merasa puas. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dan ditingkatkan dalam pelaksanaan konseling ada pada dimensi fasilitas berwujud. Kesimpulan pada penelitian ini adalah tingkat kepuasan pasien hipertensi merasa sangat puas terhadap konseling apoteker pada masa pandemi Covid-19 di puskesmas wilayah kerja Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta.
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP PERILAKU SWAMEDIKASI INFLUENZA DI DESA KWAYANGAN KECAMATAN KEDUNGWUNI KABUPATEN PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH Tiara Rahma Felita; Lilla Prapdhani Agni Hajma
Usadha Journal of Pharmacy Vol. 2 No. 4 (2023): November
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/ujp.v2i4.180

Abstract

Tingkat pengetahuan berperan penting dalam mempengaruhi perilaku swamedikasi karena dapat diperoleh hasil terapi yang maksimal. Masyarakat yang memiliki pengetahuan kurang dapat menimbulkan terjadinya kesalahan pengobatan sehingga penyakit tidak sembuh-sembuh atau bahkan timbul penyakit baru. Semakin tinggi tingkat pengetahuan terkait swamedikasi maka semakin baik pula perilakunya. Tujuan dari penelitian ini yaitu dapat memperoleh tingkat pengetahuan dan gambaran perilaku, serta menganalisis hubungan tingkat pengetahuan terhadap perilaku swamedikasi influenza di Desa Kwayangan Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan Provinsi Jawa Tengah. Jenis penelitian ini berupa penelitian observasional dengan desain penelitian cross sectional. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang diberikan secara langsung kepada responden. Sampel yang digunakan yaitu masyarakat Desa Kwayangan, Kedungwuni, Pekalongan berjumlah 365 responden yang dilakukan pada bulan Februari-Maret 2023. Teknik sampling yang digunakan berupa purposive sampling dengan kriteria inklusi yaitu berusia 18-60 tahun, pernah atau sedang melakukan swamedikasi influenza maksimal 6 bulan terakhir dengan membeli obat atas inisiatif sendiri dan responden yang bersedia mengisi kuesioner. Jika seseorang tidak bisa membaca dan menulis, serta memiliki latar belakang pekerjaan atau pendidikan di bidang kesehatan (medis maupun non medis) maka tidak dapat berpartisipasi dalam penelitian. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas responden memiliki tingkat pengetahuan baik (55,1%) dan gambaran perilaku baik (59,7%). Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan terhadap perilaku menggunakan uji korelasi rank spearman. Hasil penelitian yang diperoleh nilai signifikansi 0,000 artinya terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan terhadap perilaku swamedikasi influenza. Nilai koefisien korelasi 0,643 dengan kategori hubungan kuat dan korelasi positif artinya semakin tinggi tingkat pengetahuan masyarakat maka semakin tinggi pula perilaku swamedikasi influenza.
EVALUASI ANTIBIOTIK PADA PASIEN RAWAT INAP EKSASERBASI AKUT PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK (PPOK) Febryo Arief Rachmawan; Lilla Prapdhani Agni Hajma
Usadha Journal of Pharmacy Vol. 3 No. 2 (2024): Mei
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/ujp.v3i3.346

Abstract

Penyakit PPOK menjadi penyakit tidak menular paling banyak ke-7 yang diderita oleh pasien di Jawa Tengah pada tahun 2021. PPOK dengan eksaserbasi memerlukan terapi antibiotik dikarenakan adanya perburukan gejala pada pasien. Penggunaan antibiotik yang tidak rasional dapat menyebabkan kegagalan terapi dan resistensi antibiotik. Tujuan pada penelitian ini yaitu mengevaluasi gambaran penggunaan antibiotik dan menganalisis ketepatan pemilihan antibiotik berdasarkan tepat indikasi, tepat pasien, tepat obat, dan tepat dosis pada pasien PPOK eksaserbasi akut di instalasi rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah di Surakarta tahun 2022. Penelitian dilakukan pada bulan September hingga Desember 2023. Penelitian ini termasuk penelitian non eksperimental menggunakan metode deskriptif dan teknik penelusuran catatan rekam medik secara retrospektif. Data yang didapatkan sebanyak 46 sampel menggunakan metode purposive sampling. Hasil menunjukkan antibiotik yang digunakan untuk pasien PPOK eksaserbasi akut di Instalasi rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah di Surakarta tahun 2022 yaitu ampisilin sulbactam (54,35%), levofloksasin (50%), ciprofloksasin (17,39%), azitromisin (17,39%), meropenem (15,22%), seftriakson (6,52%), gentamisin (4,35%), piperacilin tazobactam (2,17%), ceftazidime (2,17%), dan doksisiklin (2,17%). Hasil evaluasi penggunaan antibiotik yaitu 91,30% tepat indikasi, 96,44% tepat pasien, 76,60% tepat obat, dan 32,90% tepat dosis.
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP DAN PERILAKU ORANG TUA DI KELURAHAN SRONDOL KULON BANYUMANIK SEMARANG TERHADAP DIARE PADA BALITA Nurrahma, Saska Hanifah; Hajma, Lilla Prapdhani Agni
Usadha Journal of Pharmacy Vol. 4 No. 1 (2025): Februari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/ujp.v4i1.532

Abstract

Diare akut merupakan kondisi gangguan buang air besar yang ditandai dengan perubahan konsistensi tinja menjadi lebih cair selama lebih dari 3 hari tanpa disertai lendir dan darah. Pengobatan dapat dilakukan secara mandiri (swamedikasi) namun harus didasari pengetahuan obat yang memadai. Pengetahuan orang tua terhadap penanganan suatu penyakit merupakan faktor yang mempengaruhi sikap dan perilaku. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dengan sikap dan perilaku orang tua di kelurahan Srondol Kulon Banyumanik Semarang terhadap kejadian diare akut pada balita. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross-sectional. Rancangan penelitian yang digunakan adalah non eksperimental dan data diperoleh melalui sebaran kuisioner. Penelitian ini dilakukan di kelurahan Srondol Kulon Banyumanik Semarang dengan melibatkan sejumlah 105 responden yang memenuhi kriteria inklusi yaitu masyarakat dengan rentang usia 26-45 tahun yang pernah menangani diare akut pada anak. Diperoleh hasil berupa tingkat pengetahuan orang tua dalam kategori baik dengan persentase 97%, sikap dengan kategori baik dengan persentase 87,6% dan perilaku dalam kategori baik dengan persentase 93,3%. Terdapat hubungan antara pengetahuan dengan sikap dan perilaku yang dianalisis dengan metode korelasi Spearmant Rank. Hubungan tersebut memiliki nilai signifikansi 0,000 dengan nilai r 0,688 dan 0,643 dalam kategori kuat.
TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU PENGGUNAAN TABIR SURYA PADA SISWA DI SMA NEGERI KECAMATAN CEPU Nabila Dwi Cahyani, Anggit; Hajma, Lilla Prapdhani Agni
Usadha Journal of Pharmacy Vol. 4 No. 2 (2025): Mei
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/ujp.v4i3.543

Abstract

Paparan sinar UV di Indonesia sebagai negara khatulistiwa dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan kerusakan pada kulit seperti sunburn hingga kanker kulit. Remaja merupakan usia yang paling banyak (>70%) beresiko tinggi mengalami sunburn apabila proteksi yang digunakan seperti baju lengan panjang, topi, kacamata, penggunaan tabir surya tidak diaplikasikan dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi hubungan tingkat pengetahuan terhadap sikap dan tingkat pengetahuan terhadap perilaku penggunaan tabir surya pada siswa di SMA Negeri Kecamatan Cepu. Desain penelitian ini menggunakan cross sectional dan pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Pada penelitian ini memiliki kriteria inklusi yaitu siswa di SMA Negeri Kecamatan Cepu dan responden yang pernah atau saat ini menggunakan tabir surya. Sementara itu, kriteria eksklusinya yaitu siswa di SMA Negeri Kecamatan Cepu yang menggunakan tabir surya karena indikasi medis dan siswa di SMA Negeri Kecamatan Cepu yang tidak bersedia menjadi responden dalam penelitian ini. Kuesioner merupakan instrumen yang digunakan pada penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan 327 siswa di SMA Negeri Kecamatan Cepu memiliki tingkat pengetahuan baik 55%, sikap kategori cukup 72,6%, dan perilaku kategori baik 50,8%. Pada uji normalitas digunakan kolmogorov smirnov didapatkan nilai 0,000. Analisis data penelitian dilanjutkan menggunakan uji spearman rank karena data tidak terdistribusi normal. Tingkat pengetahuan menunjukkan terdapat korelasi terhadap sikap 0,257 dengan p-value < 0,05 dan perilaku sebesar 0,436 dengan p-value < 0,05.
Pengenalan Konsep Kosmetik Halal Kepada Pengunjung Seoul Internasional Invention Fair (SIIF) Rahmawati, Juwita; Hajma, Lilla Prapdhani Agni; Wahyuni, Arifah Sri; Narimo, Sabar; Kamila, Rossy Destriana; Nibrasa, Lauda Aurynava
Abdimas Galuh Vol 7, No 2 (2025): September 2025
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/ag.v7i2.18614

Abstract

Popularitas industri kosmetik Korea (K-beauty) telah merambah pasar global, namun kesadaran akan konsep kosmetik halal masih tergolong rendah. Hal ini menjadi tantangan bagi konsumen Muslim yang membutuhkan produk yang sesuai dengan prinsip syariah. Oleh karena itu, diperlukan edukasi mengenai kosmetik halal kepada masyarakat internasional guna meningkatkan pemahaman dan kesadaran terhadap pentingnya aspek kehalalan dalam kosmetik. Kegiatan ini bertujuan untuk melakukan evaluasi terhadap pemahaman produk halal dan sertifikasinya. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan melalui penyuluhan kepada pengunjung Seoul International Invention Fair (SIIF) 2024. Edukasi diberikan melalui metode interaktif dan media leaflet yang berisi informasi tentang kosmetik halal. Efektivitas penyuluhan diukur menggunakan pretest dan posttest untuk menilai peningkatan pemahaman peserta sebelum dan sesudah kegiatan. Hasil analisis menunjukkan peningkatan skor pemahaman peserta yang signifikan, dari 32,56 ± 9,09 (pretest) menjadi 94,23 ± 4,56 (posttest). Uji statistik menunjukkan nilai p < 0,05, yang mengindikasikan bahwa penyuluhan ini memiliki dampak positif yang signifikan terhadap pemahaman peserta. Penyuluhan mengenai kosmetik halal di SIIF 2024 terbukti efektif dalam meningkatkan kesadaran dan pemahaman peserta tentang pentingnya memilih produk kosmetik yang sesuai dengan prinsip halal. Edukasi berkelanjutan dan kolaborasi antara akademisi, industri, serta regulator diperlukan untuk memperluas jangkauan informasi dan meningkatkan adopsi produk kosmetik halal di pasar global.
Relationship Between Knowledge and Behaviour of Self-Medication in Cough Towards One Community in East Java Netta, Shella Naradewi; Hajma, lilla Prapdhani Agni
Pharmacon: Jurnal Farmasi Indonesia Vol 21, Special Issue 1, 2024
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/pharmacon.v21i0.23465

Abstract

Coughing is often considered a minor illness, but in reality it disrupts daily activities. In dealing with coughs, treatment can be done independently or known as self-medication. In Indonesia, the practice of self-medication tends to increase. However, improvement in self-medication practices is often not aligned with adequate knowledge. This research aims to determine the profile of self-medication in society, the level of self-medication knowledge, the level of self-medication behaviour, and analyze the relationship between knowledge and behaviour. Questionnaires that have been tested for validity and reliability on 30 respondents are used as instruments. The data collection method was carried out cross-sectionally using a purposive sampling technique in September-November 2023. Respondents in this study were community in one of the regions in East Java with the inclusion criteria. The total respondents in this study were 363 respondents. Univariate analysis was carried out on self-medication profile, level of knowledge, and level of behaviour. The relationship between level of knowledge and behaviour was analyzed using the Spearman Rank method. In this study, the average community knowledge score was 76.86% with a good level of knowledge (54.3%). In the behavioral variable, the average value is 77.39% with the good behaviour level category (59%). There is a relationship between the level of knowledge and cough self-medication behaviour in the community as evidenced by a sig. (2-tailed) 0.000. A positive correlation coefficient of 0.49 was obtained thus indicating that the strength of the relationship between knowledge level and behavior is moderate.