Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Seroprevalence Hepatitis C Reaktif pada Donor Palang Merah Indonesia Semarang, Jawa Tengah Galih Prakasa Adhyatma; Ajrina Luthfita; Arcita Hanjani; Andyta Nalaresi; Garda Widhi Nurraga; Anna Kartika Yuli Astuti; Hery Djagat Purnomo; Muchlis Achsan Udji Sofro
Prosiding Seminar Nasional Unimus Vol 3 (2020): Optimalisasi Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Menuju Kemandirian di Tengah P
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Wilayah Asia Pasifik memiliki prevalensi infeksi Hepatitis tertinggi di dunia dengan 74% kematian akibat komplikasihepar terjadi di Asia. Pada tahun 2012, Hepatitis C diperkirakan memiliki prevalensi sebesar 0,39% berdasarkan datayang diambil dari Unit Transfusi Darah Pusat. WHO menetapkan target untuk mengurangi kejadian infeksi hepatitisbaru sebanyak 90% dan kematian akibat hepatitis sebanyak 65% pada tahun 2030. Penelitian dilakukan dengan metodedeskriptif observasional di Semarang pada September 2019 – Februari 2020. Data didapatkan dari catatan medispasien dari Januari 2009 – Desember 2019. Donor di Palang Merah Semarang yang memiliki skrining HCV-reaktifdan data rekam medis yang lengkap di inklusi ke dalam studi. Seroprevalensi Hepatitis C reaktif adalah 2267 donordari total pendonor 710.778 (0.3%). Prevalensi tertinggi ditemukan pada tahun 2009 (0.6%) dan yang terendah padatahun 2018 dan 2019 (0.2%). Pada tahun 2011 sampai dengan 2015 dan 2017 prevalensi adalah 0.3%. Pada tahun2010 dan 2016 prevalensi adalah 0.4%. Penelitian menunjukkan terdapatnya penurunan selama sepuluh tahun kohort.Usia rerata donor reaktif adalah 33.88 (SD 11.45) dengan jangkauan usia 16 – 67. 79.8% dari donor reaktif adalahlaki-laki dan 20.2% perempuan. Ditemukan 74.6% dari donor reaktif berdomisili di Semarang. Pekerja swastamerupakan pekerjaan yang paling banyak dimiliki oleh donor reaktif (55.5%). Infeksi HCV pada pendonor darahmerupakan masalah kesehatan masyarakat. Ditemukan bahwa terjadi penurunan pada prevalensi selama 10 tahunnamun belum mencapai target yang ditetapkan oleh WHO. Usaha penanganan dan pengendalian infeksi harusdilakukan dengan lebih giat untuk dapat mengurangi kejadian infeksi hepatitis virus baru. Kata Kunci: Seroprevalensi Hepatitis C, Hepatitis C, Palang Merah Indonesia Semarang, Hepatitis Virus, InfeksiMenular Lewat Transfusi Darah
Peningkatan Pemahaman Imunohematologi Bagi Petugas Bank Darah Rumah Sakit Melalui Pelatihan Pelayanan Darah Resti Ariani; Anna Kartika Yuli Astuti; Rina Puspita; Hendro Pratomo Setyo; Dea
urn:multiple://2988-7828multiple.v3i39
Publisher : Institute of Educational, Research, and Community Service

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pelayanan darah yang aman dan efektif sangat penting dalam dunia medis, terutama untuk mendukung keberhasilan berbagai prosedur medis seperti operasi besar dan perawatan pasien dengan penyakit kronis. Bank Darah Rumah Sakit (BDRS) memiliki peran krusial dalam memastikan kecocokan darah antara donor dan resipien. Imunohematologi, ilmu yang mempelajari interaksi golongan darah dan sistem imun tubuh, menjadi dasar penting dalam proses pencocokan darah yang tepat untuk mencegah reaksi transfusi yang berbahaya. Pengetahuan yang kurang memadai tentang imunohematologi dapat meningkatkan risiko kesalahan transfusi. Oleh karena itu, pelatihan bagi petugas BDRS sangat diperlukan untuk memperdalam pemahaman tentang konsep-konsep dasar imunohematologi dan prosedur transfusi yang aman. Penelitian ini mengkaji pelaksanaan pelatihan imunohematologi bagi petugas BDRS di PMI Kota Semarang, dengan tujuan meningkatkan pemahaman dan keterampilan praktis peserta. Pelatihan ini menggunakan metode pemaparan materi secara sistematis dan interaktif, dengan evaluasi menggunakan pre-test dan post-test untuk mengukur perubahan pemahaman peserta. Hasil pelatihan menunjukkan adanya peningkatan pemahaman yang signifikan tentang aspek teknis imunohematologi, seperti pencocokan darah dan penanganan reaksi transfusi. Pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas layanan darah di rumah sakit, mengurangi risiko kesalahan medis, serta meningkatkan keselamatan pasien dalam proses transfusi darah.