Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Willow Project Socialization As An Introduction To Petroleum Engineering At Yos Sudarso Metro High School Yulia, Prayang Sunny; Wastu, Apriandi Rizkina Rangga; Ristawati, Arinda; Pauhesti, Pauhesti; Husla, Ridha; Timpal, Gracia Betaria Jacqueline; Wijayanti, Puri; Aryanto, Reza; Yanti, Widia
International Journal Of Community Service Vol. 4 No. 1 (2024): February 2024 (Indonesia - Malaysia)
Publisher : CV. Inara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51601/ijcs.v4i1.247

Abstract

The Willow Project is located on Alaska's north slope, within the National Petroleum Reserve, which is held by the United States federal government. Based on the topics being discussed, a strong desire was developed, particularly among Yos Sudarso Metro High School students, to learn about the causes for oil drilling, as well as the impacts and benefits of drilling from diverse perspectives. Concerning the community service that according to Willow Project theme, the lecturers as the facilitators of this community service assisted students who wanted to find a solution to the Willow Project issue, where they hoped that there would be several points regarding the impact and benefits of academia in the energy sector, particularly petroleum engineering. As a result of socialization regarding the Willow Project drilling, impacts and benefits have been imparted in the Community Service activities, which are separated into environmental impacts, climate impacts, and social impacts. Following an overview of the impact of the Willow Project drilling, the benefits of the drilling are explained, including job creation and economic benefits, energy independence, and tax revenue. The crux of the impacts and benefits given is that it is still envisaged that fossil energy would be used to increase jobs in the nearby community and globally. Aside from that, it is desired that the development of renewable energy, the reduction of drilling in conservation areas, and the preservation of environmental integrity would continue.
Analisis Metode Cutting Carry Index pada Lumpur KCL Menggunakan Starch dan Drispac Lubang 17-1/2” Husla, Ridha; Rangga Wastu, Apriandi Rizkina; Yasmaniar, Ghanima; Yulia, Prayang Sunny; Dio, Mario Valentino; Alimudin, Fadilah Aldo
PETRO: Jurnal Ilmiah Teknik Perminyakan Vol. 12 No. 3 (2023): SEPTEMBER
Publisher : Jurusan Teknik Perminyakan Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/petro.v12i3.17373

Abstract

Pengangkatan cutting keatas permukaan merupakan salah satu fungsi dari lumpur pemboran. Properties lumpur, laju aliran, dan pola aliran dapat menunjang keberhasilan proses pengangkatan cutting tersebut. Maksud dan tujuan adalah untuk membandingkan dan menganalisis peranan polymer starch dan polymer drispac kedalam lumpur pemboran sebagai media pengangkatan cutting keatas permukaan. Metode yang telah digunakan adalah pembuatan dua sampel lumpur KCl Polymer yang mengandung starch dan drispac dengan dipengaruhi oleh temperatur. Analisa yang diteliti dari kedua sampel lumpur adalah sifat fisik dan rheology. Hasil analisa tersebut telah diuji dengan perhitungan pengangkatan cutting dengan menggunakan metode Cutting Carry Index. Keberhasilan metode tersebut dilihat dari nilai Cutting Carry Index diatas nilai 1. Hasil perhitungan pengangkatan cutting pada sampel lumpur starch memiliki nilai Cutting Carry Index sebesar 1,078 – 3,732 sedangkan sampel lumpur drispac memiliki nilai Cutting Carry Index sebesar 1,046 – 3,621. Plastik viskositas, yield point, densitas lumpur, dan laju aliran berpengaruh terhadap nilai Cutting Carry Index. Kesimpulan yang didapat adalah dari hasil pengangkatan cutting tersebut kedua sampel sudah mampu mengangkat cutting keatas permukaan dengan optimal. Sampel lumpur starch nilai Cutting Carry Index lebih besar dibandingkan dengan sampel lumpur drispac.
EVALUASI DAN OPTIMASI SUMUR ELECTRICAL SUBMERSIBLE PUMP (ESP) DENGAN NODAL ANALYSIS Yasmaniar, Ghanima; Nur Chasanah, Anggraita; Rahmawan, Sigit; Malinda, Marmora Titi; Wastu, Apriandi Rizkina Rangga; Husla, Ridha
PETRO: Jurnal Ilmiah Teknik Perminyakan Vol. 12 No. 4 (2023): DESEMBER
Publisher : Jurusan Teknik Perminyakan Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/petro.v12i4.18760

Abstract

Lapangan G memiliki salah satu sumur yaitu G-1 yang sudah lama berproduksi dan dioperasikan menggunakan ESP (Electric Submersible Pump) dengan produksi saat ini 554 BFPD. Maksud dan Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan evaluasi ESP terpasang pada Sumur G-1 dan analisisnya untuk optimasi produksi. Metodologi: Sumur G-1 menggunakan metode perhitungan IPR Wiggins karena watercut-nya yang tinggi, serta digunakan IPR Vogel sebagai kontrol dan produksi pesimis. Analisis optimasi yang dilakukan berdasarkan nodal analysis dimana terjadi perpotongan kurva IPR dan tubing intake, dengan skenario penambahan jumlah stages. Hasil dan Pembahasan: Dari hasil perhitungan IPR Wiggins didapatkan besarnya laju alir maksimal (Qomax) Sumur G-1 adalah sebesar 875,46 BFPD. Sedangkan nilai Qomax dari perhitungan IPR Vogel didapatkan 729 BFPD. Setelah dilakukan perhitungan, dengan skenario penambahan jumlah stages didapatkan nilai perpotongan IPR pada penambahan jumlah stages 232 dengan laju produksi sebesar 683 BFPD. Efisiensi pompa yang didapatkan 57,5%. Penambahan jumlah stage pada jumlah 241, 244, dan 250 tidak dipilih karena melebihi dari batas Qomax Vogel. Kesimpulan: Didapatkan penambahan laju produksi sebesar 129 BFPD dari hasil optimasi penambahan jumlah stages berdasarkan nodal analysis.
PENGUJIAN SIFAT FISIK LUMPUR PEMBORAN BERBAHAN DASAR MINYAK JELANTAH SEBAGAI PENGGUNAAN LUMPUR PEMBORAN YANG RAMAH LINGKUNGAN Rangga Wastu, Apriandi Rizkina; Yasmaniar, Ghanima; Husla, Ridha; Fattahanisa, Aqlyna
PETRO: Jurnal Ilmiah Teknik Perminyakan Vol. 11 No. 3 (2022): SEPTEMBER
Publisher : Jurusan Teknik Perminyakan Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/petro.v11i3.9929

Abstract

The well drilling process is highly dependent on the performance of the drilling mud that is  used. The use of oil-based mud that is more environmentally friendly continues to grow by utilizing environmentally friendly or biodegradable materials. This research was conducted to determine whether the use of used cooking oil or waste oil can be reused as a type of oil-based mud that has the same characteristics as Saraline mud or palm oil-based mud. The mud will be tested at several temperatures by testing the physical properties of the mud in the form of density and viscosity. The reference used in this study is the API 13B-2 standard laboratory specification. The result of this research is that the used cooking oil mud is successfully made if the oil water ratio (OWR) is changed to 90:10 and mix used cooking oil with saraline oil in a ratio of 50:50. Based on the tests that have been carried out on the physical properties of density, for samples of saraline mud and samples of used cooking oil mud at temperature of 100oF, there is no addition of barite because it is in accordance with the desired specifications, but for samples of saraline mud at temperatures of 200oF and 300oF, additives of barite are added of 25 gr and 40 gr, respectively, and for used cooking oil mud at temperatures of 200oF and 300oF, the addition of barite additives are 60 gr and 75 gr, respectively, so that all mud can meet the desired specifications. Meanwhile, in viscosity testing, the viscosity values of the samples of saraline mud and used cooking mud at temperatures of 100oF, 200oF, and 300oF, met the desired standard specifications.
ANALISA BATOK KELAPA DAN KWIKSEAL TERHADAP SIFAT FISIK LUMPUR POLYMER PHPA DAN RESINEX 200 F DAN 300 F Lumban Toruan, Michael Joshua; Yanti, Widia; Rangga Wastu, Apriandi Rizkina
Petro : Jurnal Ilmiah Teknik Perminyakan Vol. 13 No. 3 (2024): September 2024
Publisher : Jurusan Teknik Perminyakan Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/petro.v13i3.12799

Abstract

ABSTRAK Hilang sirkulasi adalah hilangnya sebagian atau seluruh volume fluida pemboran ataupun slurry semen pemboran ke dalam pori-pori suatu formasi batuan selama operasi pemboran berlangsung diakibatkan oleh adanya tekanan hidrostatik yang berlebihan. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui perubahan nilai sifat fisik lumpur pada sampel LCM batok kelapa dan kwikseal terhadap lumpur polymer PHPA dan resinex pada temperatur 200℉ dan 300℉. Penelitian tugas akhir ini dilakukan dengan dibuatnya 12 sampel lumpur dengan dua LCM yaitu batok kelapa dan kwikseal. Penambahan batok kelapa ke dalam lumpur dasar membuat densitas lumpur jadi 10.9 ppg dan 11 ppg . Penambahan kwik seal ke dalam lumpur dasar membuat densitas lumpur jadi 10. ppg dan 10.8 ppg. Pada filtrate loss ditambahkan batok kelapa yaitu saat ditambahkan PHPA. Penambahan kwik seal 8 gram pada lumpur lebih baik dibandingkan penambahan batok kelapa 8 gram, karena sifat fisik dan rheologi lumpur mampu memenuhi spesifikasi lapangan pada temperatur 300℉. Kata kunci: loss circulation material, batok kelapa, kwikseal, polymer PHPA, Resinex ABSTRACTLoss of circulation is the loss of part or all of the volume of drilling fluid or drilling cement slurry into the pores of a rock formation during drilling operations due to excessive hydrostatic pressure. The purpose of this study was to determine changes in the value of the physical properties of the coconut shell and kwikseal LCM mud on polymer PHPA and resinex at temperatures of 200℉ and 300℉. This research was conducted by making 12 samples of mud with two LCM, namely coconut shell and kwikseal. The addition of coconut shells made the mud density 10.9 ppg and 11 ppg. The addition of kwik seal made the mud density 10. ppg and 10.8 ppg. The addition of 8 grams of kwik seal to the mud was better than the addition of 8 grams of coconut shells, because the physical and rheological properties of the mud were able to meet field specifications at a temperature of 300℉. Kata kunci: loss circulation material, coconut shell, kwikseal, polymer PHPA, Resinex
ANALISIS PENGARUH KULIT BIJI BUNGA MATAHARI SEBAGAI VISCOSIFIER PADA LUMPUR BERBAHAN AIR TAWAR PADA SUHU 80oF dan 200oF Waropen, Rika Maharani; Wastu, Apriandi Rizkina Rangga; Yulia, Prayang Sunny
Petro : Jurnal Ilmiah Teknik Perminyakan Vol. 13 No. 4 (2024): Desember 2024
Publisher : Jurusan Teknik Perminyakan Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/petro.v13i4.20533

Abstract

Pemboran termasuk ke dalam proses penting dalam industri minyak dan gas bumi. Operasi pemboran dapat dilakukan dengan menggunakan fluida pemboran. Fluida pemboran ini dikenal juga dengan lumpur pemboran, lumpur terdiri dari berbagai komponen penyusun salah satu contohnya yaitu polimer. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk melakukan percobaan pembuatan lumpur berbahan dasar air dengan tambahan aditif kulit biji bunga matahari, kemudian dianalisis pengaruh penambahan terhadap sifat fisik yang berhubungan dengan kekentalan suatu fluida pemboran seperti viskositas, plastik viskositas, yield point, dan gel strength. Metode yang digunakan adalah eksperimen di laboratorium dengan hasil akhir berupa data kuantitatif. Komposisi aditif kulit biji bunga matahari yang digunakan 2, 4, 6, dan 8 gram dengan pengaruh temperatur 80oF dan 200oF. Hasil kegiatan penelitian ini didapatkan nilai viskositas sebesar 26 – 55 sec/quartz pada temperatur 80oF dan 23 – 50 sec/quartz pada temperatur 200oF. Selanjutnya nilai plastik viskositas sebesar 15 – 20 cps pada temperatur 80oF dan 13-17 cps pada temperatur 200oF. Pada sifat fisik yield point nilai 10 – 20 lb/100sqft pada temperatur 80oF, dan 9-19 lb/100sqft pada temperatur 200oF. Pada sifat fisik gel strength didapatkan nilai gel strength 10 detik memiliki nilai 5 – 12 lb/100sqft pada temperatur 80oF dan 3 – 10 lb/100sqft pada temperatur 200oF, berikutnya nilai gel strength 10 menit sebesar 7 – 19 lb/100sqft pada temperatur 80oF dan 5 – 17 lb/100sqft pada temperatur 200oF. Kesimpulan: Kenaikan nilai viskositas, plastik viskositas, yield point dan gel strength diakibatkan oleh adanya kandungan kimia yaitu 42.7% selulosa, Hemiselulosa 24%, dan lignin 23,2% pada kulit biji bunga matahari sebagai partikel penyusun secara signifikan sehingga lumpur menjadi lebih viscous.
EVALUASI STEERING TOOLS BERDASARKAN PARAMETER TORSI ROB, ROO dan HOOKLOAD PADA SUMUR AX Wastu, Apriandi Rizkina Rangga; Kusuma , Ariadi; Prima, Andry
Petro : Jurnal Ilmiah Teknik Perminyakan Vol. 14 No. 3 (2025): September 2025
Publisher : Jurusan Teknik Perminyakan Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/petro.v14i3.23902

Abstract

Steering tools yang digunakan dalam suatu operasi pemboran dapat mempengaruhi waktu dan biaya dari operasi pemboran secara menyeluruh sehingga perlu dievaluasi lebih lanjut melalui parameter pemboran, khususnya torsi dan hookload yang terjadi pada pemboran sumur diobservasi. Evaluasi dilakukan dengan observasi terhadap dua sumur, yakni Sumur AX-1 dan Sumur AX-2. Sumur AX-1 dalam trayek 8-1/2 inci menggunakan alat pengarah DHM jenis mud motor untuk menembus lapisan batupasir di kedalaman 2953 ftMD, dengan target kedalaman total 4411 ftMD. Sementara itu, sumur AX-2 dengan trayek yang sama menggunakan alat pengarah tipe Rotary Steerable System (RSS) untuk menembus lapisan serupa di kedalaman 2303 ftMD, dengan target kedalaman total 5040 ftMD. Penggunaan dua jenis alat pengarah ini - DHM tipe mud motor dan RSS - memungkinkan perbandingan parameter operasional yang berdampak pada durasi pemboran. Parameter utama yang dibandingkan meliputi torsi saat Rotate on Bottom dan Rotate off Bottom, serta parameter Hookload. perbedaan kondisi efisien sebagai evaluasi dari Rotary Steerable System dan Downhole Mud Motor mempengaruhi parameter dan operasi pemboran secara menyeluruh dimana Mud Motor dengan Torsi Rotate on Bottom 4700 – 8500 ft-lbf , Torsi Rotate off Bottom 4500 – 7500 ft-lbf, dan hookload 120 – 133 Klbs, sedangkan Rotary Steerable System dengan Torsi Rotate on Bottom 3900 – 4700 ft-lbf , Torsi Rotate off Bottom 2300 – 2800 ft-lbf, dan hookload 75 – 79 Klbs. Evaluasi kedua steering tool yang telah dilakukan terhadap kedua parameter torsi dan hookload  memberikan kesimpulan bahwa Rotary Steerable System direkomendasikan sebagai steering tool yang lebih efektif dan efisien dalam penggunaannya.