I MADE RUDITA
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

IMPLEMENTASI AJARAN TRI HITA KARANA DALAM PERTUNJUKAN DRAMA KLASIK SANGGAR TEATER MINI LAKON TRAGEDI BALI I MADE RUDITA; I NENGAH ARTAWAN; NI LUH PUTU TRISDYANI; I PUTU YUDA ARMANDA
WIDYANATYA Vol 6 No 1 (2024): Widyanatya: Jurnal Pendidikan Agama dan Seni
Publisher : UNHI PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Didalam agama Hindu ada sebuah ajaran yang disebut Tri Hita Karana. Tri Hita Karana terbentuk dari tiga kata, Tri yang berarti tiga, Hita yang berarti kebahagiaan atau sejahtera, Karana yang berarti sebab atau penyebab. Jadi Tri Hita Karana mempunyai arti tiga penyebab kebahagiaan. Pada hakikatnya Tri Hita Karana mengandung pengertian tiga penyebab kebahagiaan itu bersumber pada keharmonisan hubungan antara 3 hal yaitu: (1) Parhyangan (hubungan harmonis antara manusia dengan Tuhan, (2) Palemahan (hubungan harmonis antara manusia dengan alam lingkungan), (3) Pawongan (hubungan harmonis antara manusia dengan sesama). Implementasi Ajaran Tri Hita Karana dalam pertunjukan drama klasik Sanggar Teater Mini lakon Tragedi Bali mempunyai makna yang sangat kompleks yang belum pernah dikaji secara mendalam. Penelitian ini berjudul “Implementasi Ajaran Tri Hita Karana Dalam Pertunjukan Drama Klasik Sanggar Teater Mini lakon Tragedi Bali” adalah hasil studi yang mendalam terhadap implementasi ajaran Tri Hita Karana dalam pertunjukan Drama Klasik. Penelitian ini mengangkat satu pokok masalah yaitu : 1) untuk mengetahui dan menganalisis implementasi ajaran Tri Hita Karana dalam pertunjukan Drama klasik Sanggar Teater Mini lakon Tragedi Bali . Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi Ajaran Tri Hita Karana dalam pertunjukan Drama Klasik Sanggar Teater Mini lakon Tragedi Bali. Secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan makna implementasi Ajaran Tri Hita Karana dalam pertunjukan Drama Klasik Sanggar Teater Mini. Penelitian ini dirancang sebagai penelitian kualitatif dengan menggunakan satu teori yaitu teori simbol. Metode-metode pengumpulan data yang digunakan meliputi observasi, wawancara, dokumentasi dan kepustakaan.Seluruh data diolah menggunakan tehnik deskriptif interpretatif. Hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut ; Makna implikasi ajaran Tri Hita Karana dalam pertunjukan Drama Klasik Sanggar Teater Mini lakon Tragedi Bali adalah sebagai berikut : (1) implementasi Prhyangan, (2) implementasi Pawongan , dan (3) implementasi Palemahan.
EKSISTENSI TAKSU PADA MASYARAKAT HINDU DI KOTA DENPASAR KAJIAN TEOLOGI HINDU I Made Rudita; I Putu Gede Budhi Danaswara; I Nyoman Surianta
WIDYANATYA Vol. 7 No. 01 (2025): Widyanatya: Pendidikan Agama dan Seni
Publisher : UNHI PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Globalisasi dan modernisasi mempengaruhi kehidupan masyarakat Hindu di Kota Denpasar terutama dalam aspek beragama Hindu. Tradisi budaya pada masyarakat Bali menyimpan banyak hal yang bersifat misterius. Salah satunya adalah konsepsi taksu, yang banyak diyakini oleh masyarakat Bali pada umumnya, dan masyarakat Denpasar pada khususnya sebagai energi puncak atau kekuatan spiritual yang sangat dibutuhkan dalam berbagai aspek kehidupan sosio-religius, termasuk kehidupan berkesenian Bali. Berdasarkan hal itu, maka perlu merekonstruksi ajaran ketuhanan (teologi) melalui penelitian eksistensi taksu khususnya taksu pregina (seniman ) pada masyarakat Hindu di Kota Denpasar. Berdasarkan uraian tersebut, penelitian ini difokuskan pada pembahasan tentang Eksistensi taksu khususnya taksu pregina (seniman) pada masyarakat Hindu di Kota Denpasar, Tujuan penelitian ini adalah mengetahui, memaparkan, dan menganalis eksistensi taksu khususnya taksu pregina pada masyarakat Hindu di Kota Denpasar. Adapun teori yang digunakan dalam menganalisis rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu : (1) teori fenomenologi, dan (2) teori religi). Penelitian ini menggunakan metode ilmiah, studi kepustakaan, observasi dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan beberapa hal berikut ini : (1) konsepsi taksu terbukti eksis sampai sekarang pada masyarakat Hindu di kota Denpasar, termasuk didalamnya (2) pelinggih atau sanggah taksu, (3) jenis-jenis taksu, (4) proses memperoleh taksu, (5) tiga pilar taksu, (6) Tri Guna, (7) taksu di era Globalisasi.