Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Avesina : Media Informasi Ilmiah Universitas Islam Al-Azhar

UJI KEMURNIAN MADU YANG DIHASILKAN LEBAH SPESIES Cerana sp. DAN Trigona sp. DENGAN METODE HMF (Hidroksi Methyl Furfural) Syuhriatin Syuhriatin
JURNAL AVESINA Vol 13 No 1 (2019): Jurnal Avesina
Publisher : Universitas Islam Al-Azhar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (119.622 KB)

Abstract

Madu banyak dikonsumsi oleh masyarakat karena memiliki nilai ekonomis yang tinggi dan kaya manfaat, maka perlu diketahui tingkat kesegaran atau kemurnian dari madu. Oleh karena itu, metode hidroksi Methyil Furtural (HMF) digunakan untuk mengetahui kemurnian madu yang dihasilkan oleh lebah spesies Cerana sp. dan Trigona sp. Jenis penelitian ini adalah eksperimental dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh yang timbul sebagai akibat dari adanya perlakuan tertentu. Sampel yang digunakan adalah madu yang dihasilkan oleh lebah spesies Cerana sp. dan Trigona sp. Berdasarkan hasil uji yang dilakukan terdapat perbedaan hasil yang diperoleh antara lebah spesies Cerana sp. dan spesies Trigona sp. Semakin tinggi nilai HMF menunjukkan sampel madu tersebut telah mengalami proses pemanasan yang lebih tinggi atau semakin lamanya penyimpanan sehingga kesegaran madu berkurang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar HMF pada madu yang dihasilkan oleh lebah spesies Cerana sp. sebesar 39.40 ppm, dimana kadar ini masih di bawah ambang batas sesuai SNI 2013, dan HMF madu dari spesies Trigona sp. Menunjukkan HMF hasil negatif, hal ini menunjukkan bahwa madu masih segar /murni dan tidak mengalami penyimpanan yang lama.
AKTIVITAS ANTIBAKTERI CACING TANAH (Perionyx excavatus) TERHADAP BATERI PATOGEN MRSA (Methicillin Resistant Staphylococcus aureus) SECARA IN-VITRO Arista Suci Andini; Syuhriatin Syuhriatin; Rosalina Edy Swandayani
JURNAL AVESINA Vol 13 No 1 (2019): Jurnal Avesina
Publisher : Universitas Islam Al-Azhar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (183.963 KB)

Abstract

Permasalahan global yang sedang dihadapi saat ini salah satunya adalah resistensi bakteri terhadap antibiotik, baik pada negara berkembang maupun negara maju. Hal ini mengindikasikan kebutuhan solusi untuk mengatasi masalah ini. Selama bertahun-tahun, Methicillin Resistant Staphylococcus aureus (MRSA) dianggap sebagai patogen resisten penyebab penting penyakit infeksi di seluruh dunia. Penelitian ini adalah eksperimental dan dilakukan secara In-vitro. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa suspensi cacing tanah jenis Perionyx excavatus memiliki potensi sebagai anti-MRSA dengan rata-rata luas zona hambat konsentrasi 60%, 70%, 80%, 90% dan 100% secara berurutan adalah 8,67 mm, 12.33 mm, 17 mm, 20 mm dan 23.67 mm. Zona hambat yang terbentuk menyamai zona hambat yang dibentuk oleh antibiotik komersial Imipenem yang digunakan sebagai kontrol. Hasil ini menunjukkan bahwa suspensi cacing tanah Perionyx excavates memiliki potensi sebagai alternatif penganan infeksi MRSA.