Claim Missing Document
Check
Articles

KEANEKARAGAMAN KEPITING BIOLA DI KAWASAN MANGROVE KABUPATEN PURWOREJO, JAWA TENGAH Rahayu, Slamet Mardiyanto; Wiryanto, Wiryanto; Sunarto, Sunarto
Bioeksperimen: Jurnal Penelitian Biologi Vol 4, No 1: Maret 2018
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/bioeksperimen.v4i1.5933

Abstract

Mangrove merupakan ekosistem yang khas dan memiliki fungsi penting secara ekologi, sosial-ekonomi, dan pendidikan. Luas kawasan mangrove di Kabupaten Purworejo semakin berkurang akibat adanya penebangan, permukiman, tambak,dan pertanian. Berkurangnya tegakan mangrove akan mempengaruhi keberadaan berbagai fauna yang berasosiasi dengannya. Oleh karena itu dilakukan pada bulan Agustus-September 2016 untuk mengetahui keanekaragaman kepiting biola di kawasan mangrove Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Ada tiga stasiun, yaitu mangrove lebat (Desa Gedangan), mangrove sedang (Desa Jatikontal), dan mangrove jarang (Desa Ngentak). Dari penelitian didapatkan 7 jenis kepiting biola, yaitu Uca annulipes, U.crassipes, U.paradussumieri, U.rosea, U.tetragonon, U.vocans, dan U.vomeris. Indeks keanekaragaman kepiting biola di kawasan mangrove Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah pada stasiun 1 (1,67)dan stasiun 2 (1,90) tergolong sedang. Adapun indeks keanekaragaman kepiting biola di stasiun 3 (0,64) tergolong rendah. Kondisi lingkungan di seluruh stasiun relatif baik untuk kehidupan mangrove dan kepiting biola, yaitu suhu26-30°C, pH 6-8, oksigen terlarut 3,5-6,6 mg/L, salinitas 3-9 ppt, dan substrat lumpur berpasir. Vegetasi mangrove pada stasiun I adalah Rhizophora mucronata, Nypa fruticans, Sonneratia alba, dan Hibiscus tiliaceus. Vegetasi mangrovepada stasiun II adalah Sonneratia caseolaris, Rhizophora stylosa, N.fruticans, H.tiliaceus, dan Morinda citrifolia.Vegetasi mangrove pada stasiun III adalah S.alba, S.caseolaris, N.fruticans, dan R.mucronata. Kerapatan vegetasi mangroveberkaitan dengan kelimpahan jenis (kepadatan) kepiting biola.
Ethnobotanical Study on Medicinal Plants in Sesaot Forest, Narmada,West Lombok, Indonesia Rahayu, Slamet Mardiyanto; Andini, Arista Suci
Biosaintifika: Journal of Biology & Biology Education Vol 11, No 2 (2019): August 2019
Publisher : Department of Biology, Faculty of Mathematics and Sciences, Semarang State University . Ro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (698.047 KB) | DOI: 10.15294/biosaintifika.v11i2.19314

Abstract

Indonesia is one of the largest mega biodiversity countries in the world that is rich in biological resources. Plants can be an alternative in treating diseases by Indonesian people such as around the Sesaot Forest, the Buwun Sejati Village. This study aimed to determine the types of plants in Sesaot Forest which were used as medicine by the people of Buwun Sejati Village, Narmada District, West Lombok Regency. This research was conducted by interview method and field survey. Data analysis was carried out descriptively. Based on the research, there were 87 species included in 42 families used as medicine by the community of Buwun Sejati Village. The Zingiberaceae family was a plant family that was most widely used as a traditional medicine ingredient. There were 30 types of diseases treated using Sesaot Forest plants by the community of Buwun Sejati Village. Leaves were of the most common part of plant used as raw material for traditional medicine by the people of Buwun Sejati Village, Narmada District, West Lombok Regency. The advantages of traditional medicines include its widespread accessibility and relative low prices. Therefore, this data obtained from this study is necessary to inventory the kind of medicinal plants and their utilization by the community, so that, the traditional knowledge of the medicinal plants can be documented and preserved.
KEANEKARAGAMAN JENIS KRUSTASEA DI KAWASAN MANGROVE KABUPATEN PURWOREJO, JAWA TENGAH (Biodiversity of Crustacea in Mangrove Area, Purworejo Regency, Central Java) Rahayu, Slamet Mardiyanto; Wiryanto, Wiryanto; Sunarto, Sunarto
Jurnal Sains Dasar Vol 6, No 1 (2017): April 2017
Publisher : Faculty of Mathematics and Natural Science, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (130.682 KB) | DOI: 10.21831/jsd.v6i1.12643

Abstract

dan pendidikan. Luas kawasan mangrove di Kabupaten Purworejo semakin berkurang akibat adanya penebangan, pemukiman, tambak, dan pertanian. Ada tiga stasiun, yaitu mangrove lebat (Desa Gedangan), mangrove sedang (Desa Jatikontal), dan mangrove jarang (Desa Ngentak). Ditemukan 19 jenis dari 6 famili krustasea yaitu Ocypodidae, Sesarmidae, Portunidae,Alpheidae, Palaemonidae, dan Penaeidae. Terdapat empat jenis krustasea bernilai ekonomi tinggi. Kepadatan krustasea tertinggi di stasiun I, terendah di stasiun III. Indeks keanekaragaman (H’) krustasea di seluruh stasiun termasuk kategori sedang dengan. Indeks keseragaman (E) krustasea di seluruh stasiun termasuk kategori sedang. Indeks  dominansi (C) krustasea di seluruh stasiun termasuk kategori rendah. Vegetasi mangrove pada stasiun I adalah Rhizophora mucronata, Nypa fruticans, Sonneratia alba, dan Hibiscus tiliaceus. Vegetasi mangrove pada stasiun II adalah Sonneratia caseolaris, Rhizophora stylosa, N.fruticans, H.tiliaceus, dan Morinda citrifolia.Vegetasi mangrove pada stasiun III adalah S.alba, S.caseolaris, N.fruticans, dan R.mucronata. Kondisi faktor lingkungan di seluruh stasiun relatif baik untuk kehidupan mangrove dan krustasea. Kata Kunci: krustasea, mangrove, Purworejo, keanekaragaman Kata Kunci: krustasea, mangrove, Purworejo, keanekaragaman 
Avifauna Di Desa Makmur Jaya, Kecamatan Tikke Raya, Kabupaten Pasangkayu, Provinsi Sulawesi Barat Rahayu, Slamet Mardiyanto
Bioeksperimen: Jurnal Penelitian Biologi Vol 5, No 2: September 2019
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/bioeksperimen.v5i2.9235

Abstract

Biodiversity is a component that is sensitive to changes in land use. Birds are an avifauna found in almost every place and have an important position as one of Indonesia's animal wealth. The high level of biodiversity is not supported by data and information about its distribution, the taxonomy is still limited and not well documented. Based on this, it is necessary to explore the distribution of birds in various regions, so that they can be collected in a database to support the bioconservation program. Therefore, this research needs to be done to determine the type of avifauna in Makmur Jaya Village, Tikke Raya District, Pasangkayu Regency, West Sulawesi Province. The research was in the form of exploration by observing and recording the species of birds found. Based on the research found 23 types of avifauna in Makmur Jaya Village, Tikke Raya District, Pasangkayu Regency, West Sulawesi Province, namely: Alcedo atthis, Aythya australis, Rhyticeros cassidix, Chalcophaps stephani,  Streptopelia chinensis, Macropygia amboinensis albicapilla, Corvus enca, Turacoena manadensis, Phaenicophaeus calyorhynchus, Dicrurus hottentottus, Todiramphus chloris, Hirundo tahitica, Aethopyga siparaja, Nectarinia jugularis, Passer montanus, Gallus gallus, Loriculus stigmatus, Pycnonotus aurigaster, Gallirallus torquatus, Ninox punctulata, Phylloscopus sarasinorum, and  Bubulbus ibis.
Kajian Mitigasi Bencana Tsunami Berbasis Vegetasi di Pantai Tanjung Aan, Lombok Tengah Rahayu, Slamet Mardiyanto; Andini, Arista Suci
bionature Vol 21, No 1 (2020): April
Publisher : Fakultas MIPA UNM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35580/bionature.v21i1.15200

Abstract

Abstract. Tanjung Aan Beach is one of the beaches in the Mandalika Special Economic Zone (MSEZ), Lombok Island which is prone to tsunami disasters. Moreover, the vegetation on Tanjung Aan Beach has experienced a lot of degradation. Therefore it is necessary to conduct research to determine the types of plants (vegetation) that have the potential to mitigate tsunamis at Tanjung Aan Beach, MSEZ, Central Lombok. The research was conducted with the exploration method (roaming). Based on the research, it can be seen that in Tanjung Aan Beach, Central Lombok there are 3 (types) of plants that have the potential to mitigate the tsunami disaster, namely: Hibiscus tiliaceus, Pandanus utilis, and Terminalia catappa.Keywords: mitigation, tanjung aan beach, tsunami, vegetation
Analisis Pertumbuhan Tanaman Paprika (Capsicum annuum var. grossum) Berdasarkan Pola Tanam Para Mesti Anna Reza; Syuhriatin Syuhriatin; Slamet Mardiyanto Rahayu
LOMBOK JOURNAL OF SCIENCE Vol 3 No 1 (2021): Lombok Journal of Science
Publisher : LOMBOK JOURNAL OF SCIENCE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia termasuk salah satu negara dengan keanekaragaman hayati yang tinggi. Salah satu jenis tanaman hias yang berpotensi untuk dikembangkan di Indonesia adalah tanaman paprika (Capsicum annuum var. grossum). Usaha tani paprika memiliki peluang bisnis yang baik karena penggunaan paprika cukup luas sehingga pangsa pasarnya cukup banyak. Berdasarkan uraian tersebut, peneliti ingin menganalisis pertumbuhan paprika (Capsicum annuum var. grosum) berdasarkan pola tanamnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pertumbuhan tanaman paprika (Capsicum annuum var. grossum) berdasarkan pola tanamnya. Penelitian dilaksanakan dengan metode eksperiment di Lingkungan Ireng Lauk, Gunungsari, Lombok Barat dengan dua pola tanam yaitu naungan dan tanpa naungan. Data dianalisis menggunakan analisis regresi. Berdasarkan penelitian, diketahui bahwa tanaman paprika dengan naungan memiliki pertumbuhan yang lebih baik daripada tanaman paprika tanpa naungan. Dengan tinggi tanaman T1 9,81 cm dan jumlah daun sebanyak 8,994 helai, sedangkan tanaman T2 tinggi tanaman 9,26 cm dan jumlah daun 7,93 helai. Kata Kunci: Tanaman Paprika (Capsicum annuum var. grossum), Pola Tanam
KEANEKARAGAMAN KEPITING BIOLA DI KAWASAN MANGROVE KABUPATEN PURWOREJO, JAWA TENGAH Slamet Mardiyanto Rahayu; Wiryanto Wiryanto; Sunarto Sunarto
Bioeksperimen: Jurnal Penelitian Biologi Vol 4, No 1: March 2018
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/bioeksperimen.v4i1.5933

Abstract

Mangrove merupakan ekosistem yang khas dan memiliki fungsi penting secara ekologi, sosial-ekonomi, dan pendidikan. Luas kawasan mangrove di Kabupaten Purworejo semakin berkurang akibat adanya penebangan, permukiman, tambak,dan pertanian. Berkurangnya tegakan mangrove akan mempengaruhi keberadaan berbagai fauna yang berasosiasi dengannya. Oleh karena itu dilakukan pada bulan Agustus-September 2016 untuk mengetahui keanekaragaman kepiting biola di kawasan mangrove Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Ada tiga stasiun, yaitu mangrove lebat (Desa Gedangan), mangrove sedang (Desa Jatikontal), dan mangrove jarang (Desa Ngentak). Dari penelitian didapatkan 7 jenis kepiting biola, yaitu Uca annulipes, U.crassipes, U.paradussumieri, U.rosea, U.tetragonon, U.vocans, dan U.vomeris. Indeks keanekaragaman kepiting biola di kawasan mangrove Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah pada stasiun 1 (1,67)dan stasiun 2 (1,90) tergolong sedang. Adapun indeks keanekaragaman kepiting biola di stasiun 3 (0,64) tergolong rendah. Kondisi lingkungan di seluruh stasiun relatif baik untuk kehidupan mangrove dan kepiting biola, yaitu suhu26-30°C, pH 6-8, oksigen terlarut 3,5-6,6 mg/L, salinitas 3-9 ppt, dan substrat lumpur berpasir. Vegetasi mangrove pada stasiun I adalah Rhizophora mucronata, Nypa fruticans, Sonneratia alba, dan Hibiscus tiliaceus. Vegetasi mangrovepada stasiun II adalah Sonneratia caseolaris, Rhizophora stylosa, N.fruticans, H.tiliaceus, dan Morinda citrifolia.Vegetasi mangrove pada stasiun III adalah S.alba, S.caseolaris, N.fruticans, dan R.mucronata. Kerapatan vegetasi mangroveberkaitan dengan kelimpahan jenis (kepadatan) kepiting biola.
Avifauna Di Desa Makmur Jaya, Kecamatan Tikke Raya, Kabupaten Pasangkayu, Provinsi Sulawesi Barat Slamet Mardiyanto Rahayu
Bioeksperimen: Jurnal Penelitian Biologi Vol 5, No 2: September 2019
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/bioeksperimen.v5i2.9235

Abstract

Biodiversity is a component that is sensitive to changes in land use. Birds are an avifauna found in almost every place and have an important position as one of Indonesia's animal wealth. The high level of biodiversity is not supported by data and information about its distribution, the taxonomy is still limited and not well documented. Based on this, it is necessary to explore the distribution of birds in various regions, so that they can be collected in a database to support the bioconservation program. Therefore, this research needs to be done to determine the type of avifauna in Makmur Jaya Village, Tikke Raya District, Pasangkayu Regency, West Sulawesi Province. The research was in the form of exploration by observing and recording the species of birds found. Based on the research found 23 types of avifauna in Makmur Jaya Village, Tikke Raya District, Pasangkayu Regency, West Sulawesi Province, namely: Alcedo atthis, Aythya australis, Rhyticeros cassidix, Chalcophaps stephani,  Streptopelia chinensis, Macropygia amboinensis albicapilla, Corvus enca, Turacoena manadensis, Phaenicophaeus calyorhynchus, Dicrurus hottentottus, Todiramphus chloris, Hirundo tahitica, Aethopyga siparaja, Nectarinia jugularis, Passer montanus, Gallus gallus, Loriculus stigmatus, Pycnonotus aurigaster, Gallirallus torquatus, Ninox punctulata, Phylloscopus sarasinorum, and  Bubulbus ibis.
RHIZOPHORACEAE DI EKOSISTEM MANGROVE KABUPATEN PURWOREJO PROVINSI JAWA TENGAH Slamet Mardiyanto Rahayu; Sunarto Sunarto
Bioma : Jurnal Ilmiah Biologi Vol. 9 No. 2: Oktober 2020
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/bioma.v9i2.7063

Abstract

Ekosistem pesisir memiliki tumbuhan tingkat tinggi seperti mangrove dan lamun. Purworejo merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang memiliki ekosistem mangrove. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis tumbuhan mangrove familia Rhizophoraceae di Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah. Penelitian dilakukan dengan metode eksplorasi di ekosistem mangrove Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Analisis data dilakukan secara deskriptif terhadap hasil identifikasi jenis dan kerapatan individu per hektar tumbuhan mangrove Familia Rhizophoraceae. Berdasarkan penelitian diperoleh dua (2) jenis tumbuhan mangrove familia Rhizophoraceae di ekosistem mangrove Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, yaitu Rhizophora mucronata dan R.stylosa. Status kondisi mangrove Familia Rhizophoraceae pada fase semai termasuk baik. Adapun status kondisi mangrove Familia Rhizophoraceae fase pohon termasuk rusak. Penelitian ini perlu dilakukan untuk mengetahui stategi rehabilitasi mangrove yang perlu dilakukan. Kata kunci: Mangrove, Purworejo, Rhizophoraceae 
Penyuluhan Pemanfaatan Sampah Daun dan Limbah Pertanian Menjadi Briket Biorang sebagai Sumber Energi Terbaru Ramah Lingkungan Slamet Mardiyanto Rahayu
Jurnal Abdidas Vol. 2 No. 4 (2021): August Pages 725-1020
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/abdidas.v2i4.396

Abstract

Tanaman di lahan pertanian dan pekarangan di Desa Peresak terus menerus menghasilkan limbah berupa limbah daun dan limbah pertanian. Namun, sampai saat ini limbah daun tersebut hanya dibakar sehingga dapat menimbulkan pencemaran udara. Padahal serasah daun dan limbah pertanian berpotensi untuk dikembangkan sebagai sumber energi terbarukan yang ramah lingkungan. Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat berupa penyuluhan pemanfaatan limbah daun sebagai briket bioarang dengan metode ceramah. Hasil pengabdian masyarakat ini berupa meningkatnya pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam memanfaatkan limbah daun dan limbah pertanian menjadi briket sebagai sumber energi terbarukan yang ramah lingkungan. Hal ini terbukti dari banyaknya masyarakat yang antusias saat sesi diskusi (tanya jawab). Setelah kegiatan ini maka dapat disimpulkan bahwa perlu dilakukan pelatihan pembuatan briket bioarang kepada masyarakat Desa Peresak.