Andi Alfia Muthmainnah Tanra
Medical Education Unit, Faculty Of Medicine Universitas Tadulako, Palu - INDONESIA

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

KORELASI ANTARA LAMA DEMA DENGAN KADAR IgM DAN IgG ANAK YANG MENDERITA DEMAM BERDARAH DENGUE Tanra, Andi Alfia Muthmainnah; Arkhaesi, Nahwa; Hardian, Hardian
Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Vol 2, No 2 (2015)
Publisher : Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang: Pada saat demam produksi antibodi meningkat 20 kali dibandingkan pada suhu normal. Antibodi yang terbentuk dan berperan penting dalam imunopatogenesis DBD adalah IgM dan IgG. Antibodi ini dapat mengeliminasi virus sehingga memperingan jalannya penyakit. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan korelasi antara lama demam dengan kadar IgM, IgG.Metode: Penelitian ini merupakan studi observasional dengan menggunakan data pasien DBD yang dirawat di RSDK pada bulan Desember 2010-Mei 2011. Subyek penelitian berjumlah 36 anak yang berumur 3-14 tahun. Lama demam diketahui dari data hasil anamnesis orang tua pasien dan hasil pengukuran selama perawatan di RSDK. Kadar IgM dan IgG diperoleh dari data pemeriksaan serologis yang menggunakan dipstik ELISA. Uji korelasi Spearman dilakukan untuk mengetahui korelasi antar variabel.Hasil: Rerata lama demam DBD subyek penelitian adalah 5,3 (± 2,26) hari sementara rerata kadar IgM 2,7 (± 0,55) dan IgG 2,8 (± 0,49). Uji korelasi Spearman didapatkan lama demam menunjukkan korelasi negatif dengan kadar IgM dengan kekuatan korelasi sedang (r=-0,46; p=0,02) sedangkan lama demam tidak ada korelasi dengan kadar IgG (r=-0,26; p=0.2) dan rasio IgM/IgG (r=-0,25; p=0,2).Simpulan: Lama demam tidak mempunyai korelasi dengan IgG tetapi berkorelasi negatif dengan kadar IgM. Kata kunci: lama demam, IgM, IgG, rasio IgM/IgG
UJI EFEK SEDASI EKSTRAK KANGKUNG AIR (Ipomoea Aquatica) PADA MENCIT (Mus musculus) Syamsi, Nur; Alfia Muthmainnah Tanra, Andi; Hikma Lestari, Nanda
Healthy Tadulako Journal (Jurnal Kesehatan Tadulako) Vol. 5 No. 2 (2019)
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (343.984 KB) | DOI: 10.22487/htj.v5i2.120

Abstract

Kangkung air (Ipomoea aquatica) banyak dimanfaatkan oleh orang Indonesia untuk keperluansayuran. Beberapa orang yang telah mengkonsumsi sayuran kangkung mengaku merasakan kantuk.Kangkung air berpotensi sebagai penenang (sedative) dan dapat mengatasi gangguan tidur. Penelitianini bertujuan untuk menguji efek sedatif pada ekstrak kangkung air. Penelitian ini bersifat trueeksperimental dengan rancangan posttest only control group design, menggunakan 25 ekor mencit(Mus musculus) sehat, berat 20 – 25 gram. Mencit kemudian dibagi ke dalam 5 kelompok secara acak,masing – masing kelompok terdiri atas 5 ekor mencit, yaitu kelompok I (kontrol positif), kelompok II(kontrol negatif), kelompok III (ekstrak kangkung 1 mg/20grBB), kelompok IV (ekstrak kangkung 2mg/20grBB), kelompok V (ekstrak kangkung 4 mg/20grBB). Masing–masing kelompok dicatat onsetdan durasi sedasi. Penurunan aktivitas sistem saraf pusat (SSP) diamati dengan passivity, sedangkandurasi diamati dengan righting reflex. Data yang didapatkan dianalisis menggunakan Kruskall-Wallisdilanjutkan dengan uji Mann-Whitney. Hasil penelitian menunjukkan bahwa onset tercepat terjadi padakelompok I yaitu 10 menit dan onset terlama terjadi pada kelompok III yaitu 31 menit sedangkan untukdurasi tercepat terjadi pada kelompok IV selama 11 menit 20 detik dan durasi terlama terjadi padakelompok I selama 21 menit. Ekstrak kangkung air memiliki efek sedasi terhadap mencit dengan dosisefektif 4 mg/20grBB. Efek sedasi ekstrak kangkung air 4 mg/20grBB secara statistik tidak berbedadengan efek sedasi yang ditimbulkan oleh diazepam 0,018 mg/20grBB pada mencit.
HUBUNGAN ANTARA MEROKOK DENGAN GAMBARAN FUNGSI GINJAL PADA KARYAWAN PT.X Syamsi, Nur; Tanra, Andi Alfia Muthmainnah; HS, Mariani Rasjid
Healthy Tadulako Journal (Jurnal Kesehatan Tadulako) Vol. 7 No. 3 (2021)
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (831.301 KB) | DOI: 10.22487/htj.v7i3.181

Abstract

The chronic kidney disease is a global health problem with increasing prevalence and incidence and a poor prognosis. Therefore, those brought about by risk factors are primarily those which can be modified and controlled for their occurrence. One of the risk factor is smoking habit. The objective of this study was to determine the associations between smoking and renal function profiles in PT.X employees. The study was conducted by using descriptive analytical study with a cross sectional design based on smoking habits and blood test samples of employees. The sample were 40 employees in PT.X which determined by consecutive sampling. The results showed that there were no associations between smoking with age (p = 0.222) and azotemia (p = 1.00) but there were associations between smoking and blood creatinine levels (p = 0.001), urea (p = 0.023), eGFR (p. = 0.001), and the stages of chronic kidney disease (p = 0.047). Based on the study results, in can be concluded that there were associations between smoking and renal function profiles among employees of PT. X
PELATIHAN KADER KESEHATAN DESA GUNA PEMBENTUKAN POS OBAT DESA SALENA Christin Rony Nayoan; Asrawati Sofyan; Nur Syamsi; Andi Alfia Muthmainnah Tanra
Panrita Abdi - Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Vol. 5 No. 4 (2021): Jurnal Panrita Abdi - Oktober 2021
Publisher : LP2M Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/pa.v5i4.11933

Abstract

One of the main issues that support the Vision of Long-Term National Development Plan 2005-2025 is independence through community-based health development. One of the achievements of this vision can be supported through the Active Alert Village program with indicators in the form of Community-based Health Efforts (UKBM). The Village Medicine Post is a form of UKBM that aims to meet emergency and temporary health needs in remote locations far from health service facilities. Salena Village is one of the areas in Palu City, which is located quite remote because it is at an altitude. This village does not yet have a Village Medicine Post and does not yet have trained health workers who have the ability to administer and use medicines. This is the basis for the implementation of community service which aims to improve the status of community independence in the health sector. The service was carried out by providing 2 training materials for health workers in the form of drug management and drug use, then evaluating knowledge and administering the initial medicines to be managed. Based on the evaluation, there were significant differences in knowledge among workers before and after training (p <0.05). This is in accordance with the output target set in the form of increased knowledge of workers in terms of first aid for several simple diseases. It is hoped that the trained health workers will be able to maximize the initial treatment for sick community members who need immediate help. --- Salah satu isu pokok yang menunjang Visi Pembangunan Nasional 2005-2025 adalah kemandirian melalui pembangunan kesehatan yang bersumber daya masyarakat. Pencapaian visi tersebut salah satunya dapat ditunjang melalui program Desa Siaga Aktif dengan indikator berupa Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat (UKBM). Pos Obat Desa merupakan salah satu bentuk UKBM yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan kesehatan darurat dan sementara pada lokasi terpencil yang jauh dari sarana pelayanan kesehatan. Desa Salena merupakan salah satu wilayah di Kota Palu yang lokasinya cukup terpencil karena berada di ketinggian. Desa ini belum memiliki Pos Obat Desa dan belum memiliki kader kesehatan terlatih yang memiliki kemampuan untuk mengelola dan menggunakan obat-obatan. Hal inilah yang menjadi dasar pelaksanaan pengabdian yang bertujuan untuk meningkatkan status kemandirian masyarakat di bidang kesehatan. Pengabdian dilakukan dengan memberi 2 materi pelatihan kepada kader kesehatan berupa manajemen pengelolaan obat dan penggunaan obat kemudian dilakukan evaluasi pengetahuan serta pemberian obat-obatan awal untuk dikelola. Berdasarkan evaluasi yang dilakukan, terdapat perbedaan pengetahuan yang signifikan pada kader sebelum dan setelah pelatihan (p<0,05). Hal ini sudah sesuai dengan target luaran yang ditetapkan berupa peningkatan pengetahuan kader dalam hal pertolongan pertama untuk beberapa penyakit sederhana. Kader kesehatan yang sudah dilatih tersebut diharapkan mampu memaksimalkan penanganan awal pada anggota masyarakat yang sakit yang membutuhkan pertolongan segera.
TUTOR’S ABILITY IN IMPLEMENTATION PROBLEM-BASED LEARNING IN A MEDICAL FACULTY Indah Puspasari Kiay Demak; Puspita Sari; Andi Alfia Muthmainnah Tanra
Jurnal Pendidikan Kedokteran Indonesia: The Indonesian Journal of Medical Education Vol 8, No 2 (2019): Juli
Publisher : Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (204.703 KB) | DOI: 10.22146/jpki.45408

Abstract

Background: Problem-based learning is a student-centered learning approach. PBL activities include an implementation of tutorial discussions that will be facilitated by the tutor. The active role of students to search the learning resources and describe it in tutorial discussion until desired learning objectives and expected competencies reached can not be separated from the role of tutor. The aim of this study was to evaluate tutor’s ability in implementation problem-based learning in Medical Faculty Tadulako University.Methods: This was a cross sectional study with quantitative descriptive approach. The subjects were all students in second, third and fourth year. Data collected from 5 likert scale questionnaire of tutor’s ability.Results: The highest score of tutor’s ability was helping students’ comprehend principles theories in constructive learning, make conclusion in self directed learning, and got constructive feedback in collaborative learning. In contextual learning, for second and fourth year students was to apply knowledge in similar situation, while for third year was to apply knowledge in cases discused.Conclusion: Tutor’s ability was high for all PBL aspects, which contextual learning was the highest, while constructive leaning was the lowest. 
UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK HERBAL DAUN SAMBILOTO (ANDROGRAPHIS PANICULA) TERHADAP KADAR GULA DARAH PADA TIKUS PUTIH (RATTUS NORVEGICUS) JANTAN YANG DI INDUKSI ALOKSAN Nurul Azizah; Nur Syamsi; Christin Rony Nayoan; Andi Alfia Muthmainnah Tanra
Healthy Tadulako Journal (Jurnal Kesehatan Tadulako) Vol. 8 No. 3 (2022)
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/htj.v8i3.469

Abstract

Diabetes melitus adalah peningkatan kadar glukosa darah karena ketidakmampuan pankreas untuk menghasilkan insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya. Saat ini masyarakat lebih memilih pengobatan alternatif menggunakan obat herbal karena memiliki efek samping yang sedikit, mudah dijangkau baik dari segi harga maupun ketersediaanya. Sambiloto (Andrographis paniculata Ness) merupakan obat tradisional yang banyak digunakan masyarakat Indonesia sebagai penurun glukosa darah karena memiliki kandungan berupa andrographolide dan flavonoid. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya efek antidiabetes ekstrak herba daun sambiloto pada tikus putih (Rattus norvegicus) jantan diabetes. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian Pretest-Posttest Control Group Design. Bahan yang digunakan adalah ekstrak daun sambiloto. Subjek sebanyak 25 ekor tikus dibagi menjadi 5 kelompok, yaitu K1(Na-CMC 0,5%), K2 (metformin 45 mg/kgBB), K3 (ekstrak 100 mg/kgBB), K4 (ekstrak 200 mg/kgBB), dan K5 (ekstrak 400 mg/kgBB). Uji One Way Annova menunjukkan terdapat perbedaan signifikan pada kelima kelompok perlakuan dengan nilai p=0,000 (p<0,05). Uji post hoc LSD menunjukkan perbedaan signifikan antara K3 terhadap K1, K2, K5 dan berbeda tidak signifikan terhadap K4. Berdasarkan hasil penelitian, ekstrak daun sambiloto (Andrographis panicula) 400 mg/kgBB dapat menurunkan kadar glukosa darah tikus (Rattus norvegicus) jantan secara signifikan.
HUBUNGAN PERSEPSI MASYARAKAT DENGAN PERILAKU SWAMEDIKASI PROFILAKSIS COVID-19 DENGAN (PENDEKATAN HEALTH BELIEF MODEL) Paudi, Cindy Amalia Octaviani; Syamsi, Nur; Nayoan, Christin Rony; Tanra, Andi Alfia Muthmainnah
Healthy Tadulako Journal (Jurnal Kesehatan Tadulako) Vol. 9 No. 1 (2023)
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/htj.v9i1.690

Abstract

Introduction: Self-medication or self-medication is a community effort to treat self-diagnosed disorders without consulting a medical practitioner or medical supervision. HBM is used to explain the concept of understanding individual behavior. The behavior in question is health behavior, both in the realm of preventive and curative. Purpose: To determine whether there is a relationship between people's perceptions of COVID-19 prophylactic self-medication behavior with the theory of the health belief model. Methods: The type of research used in this research is an observational study using a cross-sectional design. By distributing questionnaires via Google form. Results: based on the results of the analysis using the Spearman rho correlation test obtained perceived vulnerability (p=0.000 r=-0.491), perceived seriousness (p=0.000, r=-0.477), perceived benefits (p=0.000, r=-0.415), perceived barriers (p=0.000, r=-0.392), perceptions of cues to action (p=0.000, r=-0.392), perceptions of self-efficacy (p=0.000, r=-0.543) Conclusion: There is a relationship between people's perceptions of Covid-19 prophylactic self-medication behavior and the health belief model theory, there is a relationship between perceived vulnerability, perceived seriousness, perceived benefits, perceived obstacles, cues to action and self-efficacy, and self-medication behavior.