Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Prevalensi dan Hubungan Higiene Sanitasi Terhadap Kontaminasi Telur STH pada Sayur Kemangi (Ocimum basilicum L.) yang Dijual Sebagai Hidangan Lalapan di Kecamatan Semarang Barat Benaya Yamin; Rizka Anindya Priaryuningtyas; Reswari Galuh
Jurnal Analis Medika Biosains (JAMBS) Vol 8, No 2 (2021): JURNAL ANALIS MEDIKA BIOSAINS (JAMBS)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32807/jambs.v8i2.227

Abstract

Sayur lalapan merupakan makanan pendamping yang umum dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia, khususnya yang berada di Pulau Jawa. Salah satu jenis sayuran yang umum dikonsumsi sebagai lalapan adalah kemangi (Ocimum basilicum L.). Sayur lalapan dapat berperan sebagai sumber infeksi Soil Transmitted Helminth (STH) karena dikonsumsi dalam keadaan mentah. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui prevalensi dan pengaruh hygiene sanitasi terhadap kontaminasi STH pada daun kemangi yang dijual sebagai lalapan di Kecamatan Semarang Barat. Peneltian dilakukan secara deskriptif dan eksperimental. Penelitian deskriptif merupakan penelitian cross-sectional pada 40 pedagang kaki lima (PKL) ayam goreng yang menggunakan kemangi sebagai lalapan di Kecamatan Semarang Barat. Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan metode sedimentasi. Penelitian eksperimental dilakukan pada sampel kemangi dengan 4 perlakuan: control, pencucian air terendam, pencucian air mengalir, dan pencucian dengan sabun pencuci sayuran. Hasil penelitian menunjukkan terdapat prevalensi kontaminasi STH sebesar 25% pada lalapan kemangi di Semarang Barat. Hasil uji Regresi Ordinal menunjukkan kebiasaan mencuci sayuran dan sumber air tidak menunjukkan pengaruh signifikan (p > 0,05), sementara perilaku mencuci tangan menunjukkan pengaruh signifikan (p < 0,05) terhadap kontaminasi STH pada lalapan kemangi. Uji chi-square menunjukkan perlakuan pencucian air terendam dan air mengalir tidak menunjukkan perbedaan signifikan. Pencucian dengan sabun sayur dapat menghilangkan 100% kontaminasi telur STH pada kemangi. PKL sebaiknya melakukan pencucian kemangi dengan air sabun untuk menurunkan resiko infeksi STH pada para konsumen.
Perbandingan Efektivitas Seduhan Daun Pepaya (Carica papaya Linn) Dengan Temephos 1% Sebagai Biolarvasida Nyamuk Culex sp Benaya Yamin Onesiforus; Elisa Rinihapsari; Timotius Ando Yordan; Titania Constance
USADA NUSANTARA : Jurnal Kesehatan Tradisional Vol. 1 No. 2 (2023): Juli: USADA NUSANTARA
Publisher : Institut Nalanda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47861/usd.v1i2.944

Abstract

Mosquitoes are group of insect with an impact to human health. Female mosquito has a habit of blood feding for maturing their eggs after mating. Mosquito-borne diseases might be transmitted during their blood sucking activity. Filariasis is a mosquito-borne diseases which has plagued Indonesia since long time and can still be found in the east part of Indonesia. Therefore mosquitoe population control had been an important issue in Indonesia.. Larvacides application is one of the most effective method to control mosquitoes spread by cutting their life cycle. Larvicides can be either synthetic or natural. One of the natural materials that can be used as larvicide is papaya leaves. This study objective was to compare the effectiveness of papaya leave and temephos 1% in killing mosquito larvae. This type of research is experimental with purposive sampling technique. Data were analyzed using Kruskal Wallis statistical test and Mann Whitney posthoc test. The results indicate a significant difference (p<0.05) in effectiveness between temephos and pineapple peel steeping concentration with temephos 1% has better the effectiveness as mosquitoes larvicide than pineapple peel steeping..
Pengaruh Variasi Durasi Dan Kecepatan Sentrifugasi Terhadap Profil Telur Cacing Soil Transmitted Helminth Dalam Metode Sedimentasi Benaya Yamin Onesiforus; Adi Kusuma
Jurnal Sains dan Kesehatan Vol. 6 No. 2 (2022): Desember : Jurnal Sains dan Kesehatan (JUSIKA)
Publisher : Universitas Muhamadiyah Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57214/jusika.v6i2.484

Abstract

Helminthiasis can be diagnosed by finding helminth eggs on a stool laboratory examination. Stool examination consists of qualitative and quantitative examination. One of the methods used in qualitative examination is the sedimentation method, this method utilizes the force of gravity by using a solution of lower density so that parasites can settle under the solution with the help of a centrifuge. One of the factors that affect centrifugation is time and speed. This study aims to determine the effect of time and speed of centrifugation on the profile of helminths eggs. The research was conducted at the meids laboratory of the Catholic Polytechnic Mangunwijaya Semarang. This type of research is experimental. Positive samples of Soil Transmitted Helminths (STH) eggs were centrifuged with time variations of 10 minutes, 5 minutes and 3 minutes at speeds of 3000 rpm, 2000 rpm and 1500 rpm. The data were then analyzed using Shapiro-wilk and Paired Samples T-test. Statistic test shows a difference of STH eggs profile between 3000 rpm 10 minutes and 2000 rpm 5 & 10 minutes, and 3000 rpm 3 & 5 minutes, between 2000 rpm 3 minutes and 1500 rpm 5 minutes, between 2000 rpm 10 minutes and 1500 rpm 5 minutes dan 200 rpm 3 minutes, between 3000 rpm 5 minutes and 2000 rpm 3 minutes (p < 0.05). There is an effect of variations in time and speed of centrifugation on the profile of STH eggs.
Perbandingan Efektivitas Seduhan Kulit Nanas (Ananas Comosus) Dengan Temephos 1% Sebagai Biolarvasida Nyamuk Culex sp Benaya Yamin Onesiforus; Elisa Rinihapsari; Devi Fatmasari
Jurnal Anestesi Vol. 1 No. 3 (2023): Juli : Jurnal Anestesi
Publisher : Stikes Kesdam IV/Diponegoro Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59680/anestesi.v1i3.1058

Abstract

Culex mosquitoes are vectors of diseases such as Japanese encephalitis, St. Louis encephatis, West Nile Virus and Filariasis. Culex quinquefasciatus is an example of mosquito species which is role as vector of filariasis. Indonesia suffered health issue due to mosquito-borne disease in each year. Larvacides application is one of the most effective method to control mosquitoes spread. Larvicides can be either synthetic or natural. One of the natural materials that can be used as larvicide is pineapple peel. This study objective was to compare the effectiveness of pineapple peel and temephos 1% in killing mosquito larvae. This type of research is experimental with purposive sampling technique. Data were analyzed using Kruskal Wallis statistical test and Mann Whitney posthoc test. The results indicate a significant difference (p<0.05) in effectiveness between temephos and pineapple peel steeping concentration with temephos 1% has better the effectiveness as mosquitoes larvicide than pineapple peel steeping..
Pengaruh Metode Pencucian Dengan Air Garam Terendam Terhadap Kontaminasi Telur Cacing Parasit Usus Pada Sayur Lalapan Kubis (Brassica Oleracea Var. Capitata) Benaya Yamin Onesiforus; Elisa Rinihapsari; Puri Dwi Asih
Jurnal Medical Laboratory Vol. 1 No. 2 (2022): Juli : Jurnal Medical Laboratory
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kesetiakawanan Sosial Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57213/medlab.v1i2.227

Abstract

Cabbage (Brassica oleracea var. capitata) is commonly consumed in raw as lalapan (secondary dish) in daily meal. Lalapan is raw vegetables which is commonly consumed in Javanese people as secondary dish. Consumption of raw vegetables has a potential for helminth infection. This research is an experimental study. In this study, three methods of washing cabbage by using running water, submerged water, and submerged brine were carried out. Different treatments aim to find out more effective methods in preventing the transmtion of parasitic helminths through cabbage vegetables. In the washing method using running water, it is hoped that worm eggs will be washed away along with the dirt in the cabbage vegetable strands. In the washing method using submerged water, it is hoped that worm eggs can be detached from the strands of cabbage vegetables and float on the surface of the water used for washing. Meanwhile, in the washing method using submerged brine, it is expected that the worm eggs will fall and settle at the bottom of the washing container. Chi-square test result in p value = 0,273 between washing method using submerged water and submerged brine, which can be interpreted as there is no difference in contamination results between the washing method using submerged water and submerged brine. Running water gave the best result with no contamination found in cabbage leaves.
PERBANDINGAN METODE DEHIDRASI TERHADAP KUALITAS PREPARAT PERMANEN LARVA NYAMUK Culex sp. Onesiforus, Benaya Yamin; Setyoningrum, Fransisca Probo; San, Maria Pritinsia Cici
Jurnal Analis Laboratorium Medik Vol 10 No 1 (2025): Jurnal Analis Laboratorium Medik
Publisher : UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51544/jalm.v10i1.5527

Abstract

Proses pembuatan preparat larva nyamuk memiliki peran penting dalam dunia kesehatan untuk proses identifikasi. Salah satu tahap penitng dalam pembuatan preparat permanen larva nyamuk adalah tahap dehidrasi, yang dilakukan melalui perendaman larva kedalam alkohol. Banyaknya variasi pada prosedur perendaman etanol menjadikan belum adanya standar baku untuk proses dehidrasi dalam pembuatan preparat permanen larva nyamuk. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui perbandingan 3 metode dehidrasi alkohol terhadap kualitas preparat permanen larva nyamuk. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan menggunakan variasi dehidrasi etanol bertingkat. Jenis data yang diperoleh berupa data kategorik ordinal dan uji statistika yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan uji Mann-Whitney U, pada kejernihan preparat didapatkan hasil, perlakuan alkohol 70% vs 30%,50%,96% nilai p = 0,609, alkohol 70% vs 60%,80%,90% nilai p = 0,159, antar alkohol bertingkat = 30%,50%,96% alkohol bertingkat 60%,80%,90% didapatkan nilai p = 0,357. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan, tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara metode perendaman alkohol terhadap kualitas preparat permanen lava nyamuk
Prevalensi dan Hubungan Higiene Sanitasi Terhadap Kontaminasi Telur STH pada Sayur Kemangi (Ocimum basilicum L.) yang Dijual Sebagai Hidangan Lalapan di Kecamatan Semarang Barat Yamin, Benaya; Priaryuningtyas, Rizka Anindya; Galuh, Reswari
Jurnal Analis Medika Biosains (JAMBS) Vol 8, No 2 (2021): JURNAL ANALIS MEDIKA BIOSAINS (JAMBS)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32807/jambs.v8i2.227

Abstract

Sayur lalapan merupakan makanan pendamping yang umum dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia, khususnya yang berada di Pulau Jawa. Salah satu jenis sayuran yang umum dikonsumsi sebagai lalapan adalah kemangi (Ocimum basilicum L.). Sayur lalapan dapat berperan sebagai sumber infeksi Soil Transmitted Helminth (STH) karena dikonsumsi dalam keadaan mentah. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui prevalensi dan pengaruh hygiene sanitasi terhadap kontaminasi STH pada daun kemangi yang dijual sebagai lalapan di Kecamatan Semarang Barat. Peneltian dilakukan secara deskriptif dan eksperimental. Penelitian deskriptif merupakan penelitian cross-sectional pada 40 pedagang kaki lima (PKL) ayam goreng yang menggunakan kemangi sebagai lalapan di Kecamatan Semarang Barat. Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan metode sedimentasi. Penelitian eksperimental dilakukan pada sampel kemangi dengan 4 perlakuan: control, pencucian air terendam, pencucian air mengalir, dan pencucian dengan sabun pencuci sayuran. Hasil penelitian menunjukkan terdapat prevalensi kontaminasi STH sebesar 25% pada lalapan kemangi di Semarang Barat. Hasil uji Regresi Ordinal menunjukkan kebiasaan mencuci sayuran dan sumber air tidak menunjukkan pengaruh signifikan (p > 0,05), sementara perilaku mencuci tangan menunjukkan pengaruh signifikan (p < 0,05) terhadap kontaminasi STH pada lalapan kemangi. Uji chi-square menunjukkan perlakuan pencucian air terendam dan air mengalir tidak menunjukkan perbedaan signifikan. Pencucian dengan sabun sayur dapat menghilangkan 100% kontaminasi telur STH pada kemangi. PKL sebaiknya melakukan pencucian kemangi dengan air sabun untuk menurunkan resiko infeksi STH pada para konsumen.