Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

CEMARAN LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) PADA DAGING IKAN CENDRO (Tylosurus crocodilus) DI PESISIR KRUENG RAYA KABUPATEN ACEH BESAR (Contamination of Heavy Metal Lead (Pb) in Flesh of Needlefish (Tylosurus crocodilus) at Krueng Raya Aceh Besar) Sucia Fadillah
JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER Vol 1, No 3 (2017): MEI - JULI
Publisher : JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (339.177 KB) | DOI: 10.21157/jim vet..v1i3.3374

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi cemaran logam berat timbal (Pb) pada daging ikan cendro (Tylosurus crocodilus) yang ditangkap di pesisir Krueng Raya Aceh Besar. Sampel penelitian ini adalah ikan cendro yang diperoleh dari tempat penjualan ikan di Desa Lamnga Kecamatan Mesjid Raya Kabupaten Aceh Besar. Sebanyak 9 ekor ikan dibagi atas 3 kelompok dan 3 ulangan menurut ukuran tubuh, yaitu ikan cendro kecil dengan bobot 500 g (P1), ikan cendro sedang dengan bobot 500-1000 g (P2), dan ikan cendro besar dengan bobot 1000 g (P3). Prosedur pengujian logam berat timbal mengacu pada SNI 2354.5-2011 dan dianalisis menggunakan alat Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS). Hasil uji  memperlihatkan rata-rata (±SD) konsentrasi Pb pada daging ikan cendro yaitu, (P1) (-0,2192±0,1189), (P2) (-0,2001±0,0980), dan (P3) (-0,1967±0,0741). Disimpulkan bahwa konsentrasi Pb pada daging ikan cendro yang berasal dari pesisir Krueng Raya masih di bawah nilai batas ambang baku Pb pada ikan.  ABSTRACT The study aimed to identify the contamination of lead (Pb) on flesh of needlefish (Tylosurus crocodilus) at Krueng Raya Aceh Besar. The sample of this research was needlefish which was taken from fish distributor in desa Lamnga Kecamatan Mesjid Raya Kabupaten Aceh Besar. Atotal of 9 fish were divided into 3 groups with 3 replications based on their size. Group P1 was small needlefish 500 g ,P2 was medium needlefish 500-1000 g, and P3 was big needlefish 1000 g. The procedure to test the heavy metal contamination refer to SNI 2354.5-2011 then samples analized by Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS). The result showed that the average (±SD) of Pb levels in flesh of needlefish were, (-0.2192±0.1189), (-0.2001±0.0980) and (-0.1967±0.0741). In Conclution, the concentration of Pb in flesh of needlefish collected from Krueng Raya is below the standard value of Pb in fish.
Pemanfaatan Ekstrak Daun Kelor (Moringa oleifera lamk) untuk Penyembuhan Luka Tikus Ovariektomi yang Diberi Diet Tinggi Lemak Sucia Fadillah; Dhirgo Aji; Devita Anggraeni
Jurnal Sain Veteriner Vol 41, No 1 (2023): April
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jsv.77161

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pemberian salep ekstrak etanol daun kelor 20% (EEDK 20%) pada penyembuhan luka berdasarkan gambaran histopatologi yang meliputi jumlah leukosit pada jaringan luka dan ketebalan epitel. Enam belas ekor tikus Sprague-Dawley betina, umur 3-4 bulan dengan berat 150-200 g, dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan (A,B,C dan D) secara acak. Seluruh tikus diovariektomi dan diberi perlakuan pakan selama 8 minggu. Kelompok A dan C diberi pakan normal, sedangkan kelompok B dan D diberi pakan tinggi lemak. Setelah 8 minggu, dilakukan pengambilan darah untuk analisis kadar lemak (kolesterol dan trigliserida) dan pembuatan luka di area punggung dengan biopsy punch (8 mm). Perawatan dilakukan dengan pemberian salep selama 7 hari dan injeksi antibiotik. Kelompok A dan B diberi salep basis, sedangkan C dan D diberi salep EEDK 20%. Hari ke-7 dilakukan pengambilan jaringan kulit untuk analisis histopatologi dengan pengecatan Hematoksilin Eosin. Kadar lemak darah (kolesterol dan trigliserida) dianalisis secara statistik dengan one way ANOVA, sedangkan jumlah leukosit di jaringan dan ketebalan epitel dianalisis dengan two way ANOVA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah leukosit di jaringan dipengaruhi oleh jenis salep (P<0.05), sedangkan ketebalan epitel dipengaruhi oleh jenis salep dan pakan (P<0,05). Salep EEDK 20% dapat menurunkan jumlah leukosit di jaringan, meningkatkan ketebalan epitel dan memiliki gambaran histopatologi kulit yang baik.  Dapat disimpulkan bahwa pemberian salep EEDK 20% dapat meningkatkan proses penyembuhan luka tikus yang diovariektomi dan diberi pakan tinggi lemak.  Kata kunci : daun kelor; luka; penyembuhan; salep EEDK 20%; tinggi lemak
PEMERIKSAAN KESEHATAN HEWAN KURBAN DI KOTA BUKITTINGGI: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS DAN KEAMANAN PRODUK HEWANI Widia Safitri; Rita Suzana; Fitria Susanti; Sedrisa Lidya Pertiwi; Nur Rahmi; Sucia Fadillah
Journal of Community Service Vol 6 No 2 (2024): JCS, December 2024
Publisher : Ikatan Dosen Menulis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56670/jcs.v6i2.284

Abstract

Pemeriksaan kesehatan hewan kurban merupakan langkah krusial dalam menjamin kualitas dan keamanan produk hewani, khususnya di Kota Bukittinggi yang memiliki tradisi kurban tahunan yang kuat. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan pengabdian masyarakat dengan fokus pada pemeriksaan kesehatan hewan kurban melalui prosedur antemortem dan postmortem. Pemeriksaan dilakukan dengan tujuan mengidentifikasi kesehatan fisik hewan, mengedukasi masyarakat mengenai risiko penyakit zoonosis, serta meningkatkan kesadaran akan pentingnya memilih hewan kurban yang sehat. Metode yang digunakan mencakup pemeriksaan langsung pada beberapa pasar hewan utama di Bukittinggi, melibatkan tim kesehatan hewan dan pendampingan bagi peternak dan pedagang. Hasil pemeriksaan menunjukkan sebagian besar hewan kurban dalam kondisi baik dan layak konsumsi, tetapi ditemukan beberapa kasus parasit eksternal dan infeksi parasit cacing pita pada beberapa ekor sapi. Temuan ini menunjukkan pentingnya pemeriksaan komprehensif sebagai langkah pencegahan dalam menekan risiko penyebaran penyakit yang dapat membahayakan konsumen. Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat serta memberikan dampak positif dalam menjaga kualitas dan keamanan produk hewani bagi kesehatan publik. Selain itu, kegiatan ini menghasilkan rekomendasi untuk pengembangan kebijakan kesehatan hewan di tingkat lokal, guna mendukung keamanan pangan di masa depan.